Anda di halaman 1dari 22

HAK-HAK SIPIL DAN POLITIK

Dr. M. Syaiful Aris, S.H., M.H.,


LLM
Bagian HTN
Fakultas Hukum UNAIR
Pokok Bahasan
 Memahami substansi hak-hak sipil dan
politik;
 Memahami teori dan aturan hukum hak-
hak sipil dan politik dalam sistem hukum
internasional;
 Memahami pengaturan hak- hak sipil dan
politik dalam konstitusi dan sistem hukum
Indonesia.
Peraturan Terkait
 Undang-Undang Dasar Negara RI Tahun1945
 UU No. 39 Tahun1999 tentang Hak Asasi
Manusia
 International Covenant on Civil and Political
Rights 1966 (Ratifikasi berdasarkan UU No.
12 Tahun 2005)
 Optional Protocol 1 ICCPR (Mekanisme
Individual untuk Pengaduan Pelanggaran Hak
Sipil dan Politik)
 Optional Protocol 2 ICCPR (Penghapusan
Pidana Mati)
Latar Belakang
 KOVENAN internasional Hak-Hak Sipil dan
Politik atau International Covenan on Civil and
Political Rights (ICCPR) merupakan produk
Perang Dingin : ia merupakan hasil dari
kompromi politik yang keras antara kekuatan
negara blok Sosialis melawan negara blok
Kapitalis.
 Hasilnya adalah pemisahan kategori hak-hak
sipil dan politik dengan hak-hak dalam kategori
ekonomi, sosial, dan budaya ke dalam dua
kovenan atau perjanjian internasional.
 Kovenan Internasional Hak-hak Sipil dan
Politik itu (ICCPR)-1966 telah diratifikasi
lebih dari 95% negara PBB. Telah menjadi
Negara Pihak (State Parties) dari kovenan.
 Termasuk Indonesia telah meratifikasi
konvensi ini dengan UU No 12/2005 Tentang
Pengesahan International Covenant On Civil
and Political Rights (KOVENAN
INTERNASIONAL TENTANG HAK-HAK
SIPIL DAN POLITIK).
Substansi Hak
 ICCPR pada dasarnya memuat ketentuan
mengenai pembatasan penggunaan
kewenangan oleh aparat represif negara;
 Hak-hak negatif (negative rights).: hak-hak
dan kebebasan yang dijamin di dalamnya
akan dapat terpenuhi apabila peran
negara terbatasi atau terlihat minus.
Elemen Dasar Hak Sipil dan Politik

 Self Determination (ps. 1)


 State Obligation (ps. 2)
 Non-Discrimination (ps.2 ayat1)
Perbedaan Hak Sipil Politik
Dan Hak Ekosob (Secara Umum)
1. Hak sipil dan politik
Hak negative
Hak individualis
Pemenuhannya bersifat mutlak dan harus
dijalankan oleh Negara

2. Hak ekonomi social dan budaya


Hak positif
Hak kolektif
Mengupayakan langkah-langkah dan
memaksimalkan sumber daya dalam pemenuhannya
(progessif realization)
Klasifikasi Hak Dalam ICCPR

Non-
Derogable
derogable
Pertanyaan
 Apakah boleh
mengurangi atau
mengekang hak
sipil dan politik?
 Dimana
pengaturannya?
Dan standarnya
apa?
Non-derogable
Hak-hak yang bersifat absolut yang tidak boleh
dikurangi pemenuhannya oleh Negara-Negara Pihak.
Walaupun dalam keadaan darurat sekalipun.
a) hak atas hidup (rights to life);
b) hak bebas dari penyiksaan (rights to be free from
torture);
c) hak bebas dari perbudakan (rights to be free from
slavery);
d) hak bebas dari penahanan karena gagal memenuhi
perjanjian (utang);
e) hak bebas dari pemidanaan yang berlaku surut;
f) hak sebagai subjek hukum; dan
g) hak atas kebebasan berpikir kenyakinan dan agama
Derogable
a) Hak-hak yang boleh dikurangi atau dibatasi
pemenuhannya oleh Negara-negara Pihak.
b) hak atas kebebasan berkumpul secara damai;
hak atas kebebasan berserikat, termasuk
membentuk dan menjadi anggota serikat
buruh;
c) Hak atas kebebasan menyatakan pendapat
atau berekpresi, termasuk kebebasan
mencari, menerima dan memberikan
informasi dan segala macam gagasan tanpa
memperhatikan batas (baik melalui lisan atau
tilisan).
Hak Sipil dan Politik (1)
1. Hak hidup (ps. 6)
2. Bebas dari siksaan dan perlakuan tidak manusiawi
(ps7)
3. Bebas dari perbudakan dan kerja paksa (ps. 8)
4. Hak atas kebebasan dan keamanan pribadi (ps. 9)
5. Hak tahanan atas perlakuan manusiawi (ps. 10)
6. Bebas dari penahanan atas utang (ps. 11)
7. Bebas berpindah dan memilih tempat tinggal (ps. 12)
8. Kebebasan bagi WNA (ps. 13)
9. Hak atas pengadilan yang jujur (ps. 14)
10. Perlindungan dari kesewenang-wenangan hukum
kriminal (ps. 15)
11. Hak atas pengakuan yang sama dihadapan hukum(ps.
16)
12. Hak atas kebebasan pribadi (privasi) (ps. 17)
13. Bebas untuk berfikir, berkeyakinan, dan beragama (ps.
18)
14. Bebas untuk berpendapat dan berekspresi (ps. 19)
15. Arangan propaganda perang dan diskriminasi (ps. 20)
16. Hak untuk berkumpul (ps. 21)
17. Hak untuk berserikat (ps. 22)
18. Hak untuk menikah dan berkeluarga (ps. 23)
19. Hak anak (ps. 24)
20. Hak berpolitik ( ps. 25)
21. Kesamaan dimuka hukum (ps. 26)
22. Hak bagi kaum minoritas (ps. 27)
Pembatasan Hak
Mengurangi atau penyimpanan atas
kewajiban dalam memenuhi hak-hak
tersebut. Hanya dapat dilakukan apabila
sebanding dengan ancaman yang dihadapi
dan tidak bersifat diskriminatif, demi :
(i)Menjaga keamanan nasional atau
ketertiban umum atau kesehatan atau
moralitas umum; dan
(ii)Menghormati hak atau kebebasan orang
lain.
 ICCPR menggariskan bahwa hak-
hak tersebut tidak boleh dibatasi
“melebihi dari yang ditetapkan oleh
Kovenan ini”. Selain diharuskan juga
menyampaikan alasan-alasan
mengapa pembatasan tersebut
dilakukan kepada semua Negara
Pihak ICCPR.
Hak-Hak Sipil dan Politik dalam
UUD 1945
 Sebelum amandemen, ada dua pasal yang
menjamin hak sipil dan politik (pasal28
dan29), yakni:
 Kemerdekaan berserikat dan berkumpul,
mengeluarkan pikiran dengan lisan dan
tulisan.
 Hak untuk beragama dan berkepercayaan.
Sesudah Amandemen
 28A dan 28I ayat (1) -Hak untuk hidup
 28D ayat 1 - Hak atas pengakuan, jaminan,
perlindungan, dan kepastian hukum yang
adil serta perlakuan yang sama di hadapan
hukum.
 28D ayat (3) - Hak atas kesempatan sama
dalam pemerintahan.
 28 D ayat (4) dan 28 E ayat (1) - Hak atas
status kewarganegaraan dan hak
perpindah
 28 E ayat (1) dan 28 I ayat (1)-Kebebasan
beragama
 28 E ayat (2) dan 28 I ayat (1)-Hak atas
kebebasan meyakini kepercayaan,
menyatakan pikiran dan sikap, sesuai
dengan hati nuraninya.
 28 E ayat (3)-Hak atas kebebasan
berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan
pendapat
 28 F-Hak untuk berkomunikasi dan
memperoleh informasi
 28 G ayat (1) -Hak atas rasa aman dan
bebas dari ancaman
 28 G ayat (2) dan 28I ayat (1)-Bebas dari
penyiksaan .
 28 G ayat (2) -Hak memperoleh suaka
politik
 28 I ayat (1)-Hak untuk tidak diperbudak
 28 I ayat (1)-Hak untuk diakui sebagai
pribadi di hadapan hukum
 28I ayat (1)-Hak untuk tidak dituntut atas
dasar hukum yang berlaku surut
 28I ayat (2)-Hak untuk tidak diperlakukan
diskriminatif.
TERIMA KASIH
SEMOGA BERMANFAAT

Anda mungkin juga menyukai