Anda di halaman 1dari 9

Pengertian dan Definisi HAM :

HAM / Hak Asasi Manusia adalah hak yang melekat pada diri setiap manusia sejak awal dilahirkan yang
berlaku seumur hidup dan tidak dapat diganggu gugat siapa pun. Sebagai warga negara yang baik kita
mesti menjunjung tinggi nilai hak azasi manusia tanpa membeda-bedakan status, golongan, keturunan,
jabatan, dan lain sebagainya.
Karena hak asasi adalah murni pemberian tuhan sejak lahir sebagai manusia yang patut dihormati dan
dilindungi, maka hak ini tidak bisa dengan mudah dicabut bahkan diabaikan oleh kekuasaan maupun
sebab lainnya. Jika pencabutan ini terjadi berarti manusia tersebut telah kehilangan martabat dan nilai
yang sebenarnya pada dirinya yang menjadi inti nilai kemanusiaan yakni hak asasi.

Banyak orang yang memerjuangkan hak asasi pribadinya dan mengabaikan hak asasi orang lain dan hal
yang demikian inilah yang membuat terjadinya pelanggaran akan HAM. Hak asasi tidak bisa dengan
mudah dilaksanakan dengan mutlak apalagi harus mengorbankan hak asasi orang lain. Dari pengertian
HAM bisa dikatakan hak asasi pribadi selalu berbatasan dengan hak asasi orang lain, untuk itu perlu
adanya pemahaman akan kehidupan yang lebih baik dan rasa peduli yang tinggi untuk sama-sama
mempertahankan hak pribadi tanpa harus mengabaikan hak asasi orang lain di sekitarnya. Hak pribadi
yang perlu dipertahankan bisa berupa hak hidup, hak kemerdekaan, hak kebebasan, hak memperoleh
sesuatu dan hak untuk salaing menghormati, dihargai serta dilindungi.
Ciri-Ciri Hak Asasi Manusia

a. HAM merupakan sesuatu yang otomatis telah ada pada diri manusia tanpa harus membeli, meminta
ataupun hasil variasi dari orang lain karena HAM mutlak ada pada diri manusia sejaka lahir sebagai
anugerah dari tuhan YME.

b. HAM berlaku untuk siapa saja tanpa memandang jenis kelamin, ras, suku, agama, status sosial, assl-
usul/daerah kelahiran, warna kulit, etni, pandangan politik ataupun budaya yang dianutnya.

c. Hak asasi tidak bisa dan tidak boleh dilanggar. Karena HAM mutlak dimiliki oleh setiap orang sebagai
anugerah dari tuhan YME maka tidak boleh satu orangpun mengabaikan hak asasi orang lain apalagi
untuk mempertahanan haknya sendiri. Meskipun negara telah membuat hukum dan tatanan nilai serta
norma yang telah disepakati, manusia yang ada di dalamnya masih memiki kesempatan untuk
mempertahanka haknya selama tidak melanggar jauh dari hukum dan norma yang telah ditetapkan
tersebut.
Landasan Hukum Hak Asasi Manusia di Indonesia

Bangsa Indonesia mempunyai pandangan dan sikap mengenai Hak Asasi Manusia yang bersumber dari
ajaran agama, nilai moral universal, dan nilai luhur budaya bangsa, serta berdasarkan pada Pancasila
dan Undang-undang dasar 1945.
Pengakuan, jaminan, dan perlindungan Hak Asasi Manusia tersebut diatur dalam beberapa peraturan
perundangan berikut:
A. Pancasila

a) Pengakuan harkat dan martabat manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
b) Pengakuan bahwa kita sederajat dalam mengemban kewajiban dan memiliki hak yang sama serta
menghormati sesamam manusia tanpa membedakan keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin,
kedudukan social, warna kulit, suku dan bangsa.
c) Mengemban sikap saling mencintai sesamam manusia, sikap tenggang rasa, dan sikap tida sewenang-
wenang terhadap orang lain.
d) Selalu bekerja sama, hormat menghormati dan selalu berusaha menolong sesame.
e) Mengemban sikap berani membela kebenaran dan keadilan serta sikap adil dan jujur.
f) Menyadari bahwa manusia sama derajatnya sehingga manusia Indonesia merasa dirinya bagian dari
seluruh umat manusia.

B. Dalam Pembukaan UUD 1945

Menyatakan bahwa kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa, dan oleh karena itu penjajahan diatas
dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan pri kemanusiaan dan pri keadilan. Ini adalah suatu
pernyataan universal karena semua bangsa ingin merdeka. Bahkan, didalm bangsa yang merdeka, juga
ada rakyat yang ingin merdeka, yakni bebas dari penindasan oleh penguasa, kelompok atau manusia
lainnya.

C. Dalam Batang Tubuh UUD 1945

a) Persamaan kedudukan warga Negara dalam hokum dan pemerintahan (pasal 27 ayat 1)
b) Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak (pasal 27 ayat 2)
c) Kemerdekaan berserikat dan berkumpul (pasal 28)
d) Hak mengeluarkan pikiran dengan lisan atau tulisan (pasal 28)
e) Kebebasan memeluk agama dan beribadat sesuai dengan agama dan kepercayaanya itu (pasal 29 ayat
2)
f) hak memperoleh pendidikan dan pengajaran (pasal 31 ayat 1)
g) BAB XA pasal 28 a s.d 28 j tentang Hak Asasi Manusia

D. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia

a) Bahwa setiap hak asasi seseorang menimbulkan kewajiban dasar dan tanggung jawab untuk
menghormati HAM orang lain secara timbale balik.
b) Dalm menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orangbwajib tunduk kepada pembatasan yang
ditetapkan oleh UU.

E. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia

Untuk ikut serta memelihara perdamaian dunia dan menjamin pelaksanaan HAM serta member I
perlindungan, kepastian, keadilan, dan perasaan aman kepada masyarakat, perlu segera dibentuk suatu
pengadilan HAM untuk menyelesaikan pelanggaran HAM yan berat.

F. Hukum Internasional tentang HAM yang telah Diratifikasi Negara RI

a) Undang- undang republic Indonesia No 5 Tahun 1998 tentang pengesahan (Konvensi menentang
penyiksaan dan perlakuan atau penghukuman lain yang kejam, ridak manusiawi, atau merendahkan
martabat orang lain.
b) Undang-undang Nomor 8 tahun 1984 tentang pengesahan Konvensi Mengenai Penghapusan segala
Bentuk Diskriminasi terhadap Wanita.
c) Deklarasi sedunia tentang Hak Asasi Manusia Tahun 1948 (Declaration Universal of Human Rights).
Macam-Macam Hak Asasi Manusia

a) Hak asasi pribadi / personal Right

Hak kebebasan untuk bergerak, bepergian dan berpindah-pndah tempat
Hak kebebasan mengeluarkan atau menyatakan pendapat
Hak kebebasan memilih dan aktif di organisasi atau perkumpulan
Hak kebebasan untuk memilih, memeluk, dan menjalankan agama dan kepercayaan yang diyakini
masing-masing

b) Hak asasi politik / Political Right

Hak untuk memilih dan dipilih dalam suatu pemilihan
Hak ikut serta dalam kegiatan pemerintahan
Hak membuat dan mendirikan parpol / partai politik dan organisasi politik lainnya
Hak untuk membuat dan mengajukan suatu usulan petisi

c) Hak azasi hukum / Legal Equality Right

Hak mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan
Hak untuk menjadi pegawai negeri sipil / pns
Hak mendapat layanan dan perlindungan hokum

d) Hak azasi Ekonomi / Property Rigths

Hak kebebasan melakukan kegiatan jual beli
Hak kebebasan mengadakan perjanjian kontrak
Hak kebebasan menyelenggarakan sewa-menyewa, hutang-piutang, dll
Hak kebebasan untuk memiliki susuatu
Hak memiliki dan mendapatkan pekerjaan yang layak

e) Hak Asasi Peradilan / Procedural Rights

Hak mendapat pembelaan hukum di pengadilan
Hak persamaan atas perlakuan penggeledahan, penangkapan, penahanan dan penyelidikan di mata
hukum.

f) Hak asasi sosial budaya / Social Culture Right

Hak menentukan, memilih dan mendapatkan pendidikan
Hak mendapatkan pengajaran
Hak untuk mengembangkan budaya yang sesuai dengan bakat dan minat
Untuk tidak mengurangi rasa ingin tahu dan ketidakpahaman masyarakat awam, PNS, TNI, dan
Polri soal Pemahaman HAM dan Pelanggaran HAM Berat sesuai dengan UU 39 Tahun 1999
Tentang Hak Azasi Manusia dan 26 Tahun 2000 Tentang Pengadilan HAM. Banyak pihak yang
masih belum paham benar soal HAM dan Pelanggaran HAM Berat, sehingga selalu saja
memojokan LSM yang bergerak dan mengadvokasi masalah HAM dan Pelanggaran HAM Berat
di Indonesia.
Menurut UU.RI No. 39 Tahun 1999 Tentang Hak Azasi Manusia bahwa yang dimaksudkan
dengan HAM adalah seperangkat hak yang melekat pada hakekat dan keberadaan manusia
sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati,
dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, Pemerintah, dan setiap orang demi
kerhormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia. Hak azasi manusia juga
merupakan hak dasar secara kodrati melekat pada diri manusia, bersifat universal dan langgeng,
oleh sebab itu harus dilindungi,dihormati,dipertahankan,dan tidak boleh diabaikan,dikurangi,
atau dirampas oleh siapapun. selain itu; manusia juga mempunyai kewajiban dasar antara
manusia yang satu terhadap yang lain dan terhadap masyarakat secara keseluruhan dalam
kehidupan bermasyarakat,berbangsa, dan bernegara.
Sementara untuk Pelanggaran HAM, adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang
termasuk aparat negara baik disengaja maupun tidak disengaja atau kelalaian, membatasi, dan
atau mencabut hak asasi manusia seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh undang-
undang, dan tidak mendapatkan, atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian hukum
yang adil dan benar, berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku.
Selanjutnya untuk pengertian Pelanggaran HAM Berat sesuai dengan UU.RI.No 26 Tahun 2000
Tentang Pengadilan HAM di Indonesia; sesuai dengan Pasal 7; bahwa Pelanggaran HAM Berat
meliputi :
a. Kejahatan Genosida
b. Kejahatan Terhadap Kemanusiaan;
Sementara pasal 8; menjelaskan bahwa Kejahatan Genosida sebagaimana dimaksud dalam pasal
7 huruf a adalah setiap perbuatan yang dilakukan dengan untuk menghancurkan atau
memusnahkan seluruh atau sebagian kelompok bangsa,ras,kelompok etnis, kelompok agama,
dengan cara :
a. Membunuh anggota kelompok
b. Mengakibatkan penderitaan fisik atau mental yang berat terhadap anggota-anggota kelompok
c. Menciptakan kondisi kehidupan kelompok yang akan mengakibatkan kemusnahan secara fisik
baik seluruh atau sebagiannya.
d. Memaksakan tindakan-tindakan yang bertujuan mencegah kelahiran di dalam kelompok; atau
e. Memindahkan secara paksa anak-anak dari kelompok tertentu ke kelompok lain.
Dalam Pasal 9; bahwa Kejahatan terhadap Kemanusiaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7
huruf b adalah salah satu perbuatan yang dilakukan sebagai bagian dari serangan yang MELUAS
atau SISTEMATIK yang dikatahuinya bahwa Serangan tersebut ditujukan secara langsung
terhadap Penduduk Sipil Berupa :
a. Pembunuhan
b. Pemusnahan
c. Perbudakan
d. Pengusiran atau pemindahan penduduk secara paksa
e. Perampasan kemerdekaan atau perampasan kebebasan fisik lain secara sewenang-wenang
yang melanggar (asas-asas) ketentuan pokok hukum internasional;
f. Penyiksaan
g.Perkosaan,perbudakan seksual,pelacuran secara paksa;pemaksaan kehamilan;pemandulan atau
sterilisasi secara paksa atau bentuk-bentuk kekerasan seksual lain yang setara;
h. penganiayaan terhadap suatu kelompok tertentu atau perkumpulan yang didasari persamaan
paham politik,ras,kebangsaan,etnis,budaya, agama,jenis kelamin atau alasan lain yang telah
diakui secara universal sebagai hal yang dilarang menurut hukum internasional.
i. Penghilangan orang secara paksa; atau
j. Kejahatan Apartheid
Oleh sebab itu, Indonesia sebagai salah satu negara - negara di dunia yang turut juga menjadi
negara anggota dari PBB, maka Indonesia juga ikut serta memelihara perdamaian dunia dan
menjamin pelaksanaan hak asasi manusia serta memberikan perlindungan,kepastian,keadilan,dan
perasaan aman kepada perorangan ataupun masyarakat, perlu dibentuk suatu Pengadilan Hak
Asasi Manusia yang Berat sesuai dengan ketentuan Pasal 104 ayat (1) UU.RI.No.39 Tahun 1999
Tentang Hak Asasi Manusia.
Akhirnya bahwa Indonesia sebagai negara anggota PBB mengemban tanggungjawab moral dan
hukum untuk menjunjung tinggi dan melaksanakan Deklarasi Universal Tentang Hak Asasi
Manusia yang ditetapkan oleh PBB serta berbagai instrumen internasional lainnya mengenai ahk
asasi manusia yang telah diterima oleh Negara Republik Inodnesia.
Untuk hal dimaksud; maka saya sarankan kepada semua sahabat maupun kawan berlawan
supaya kita mau sama-sama belajar dan memahami bersama tentang apa itu HAM, Pelanggaran
HAM, dan Pelanggaran HAM Berat, serta mekanisme penegakan hukumnya sesuai dengan
undang-undang yang berlaku dan dengan demikian , maka saya berpendapat bahwa kita tidak
lagi saling membela diri dan saling menyalahkan, tetapi bagaimana kita sama-sama mengerti
tentang HAM dan Pelanggaran HAM Berat serta mekanismenya di Indonesia.
Sebagai kalimat akhir penulisan ini, saya ingin supaya semua pihak bisa membaca dan
memahami apa yang menjadi tuntutan para korban pelanggaran HAM Berat di seluruh Indonesia
bisa sedikit mengerti dan memahami apa yang menjadi tujuan bersama dalam menegakan hukum
serta memberikan penghormatan dan penghargaan terhadap Hak Asasi Manusia itu sendiri.!
Upaya menghargai perlindungan Hak Asasi Manusia

Perlindungan HAM terutama melalui pembentukan instrument hukum dan kelembagaan Hak Asasi
Manusia. Berbagia faktor yang berkaitan dengan upaya pencegahan HAM yang dilakukuan individu
maupun masyarakat. Sebagaimana hal ini dinyatakan dalam Pembukaan UUD 1945, yang pada intinya
tujuan NKRI : ( 1 ) melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia; ( 2 )
memajukan kesejahteraan umum; ( 3 ) mencerdaskan kehidupan bangsa; ( 4 ) ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Di bidang
hukum masih terlihat lemahnya penegakan hukum, banyak pejabat yang melakukan pelanggaran
hukum. Ketika pelanggaran hukum itu dilakukan oleh orang kecil maka begitu kuat cengkeramannya
terhadap orang kecil, begitu pula sebaliknya jika yang melanggar itu pejabat maka hukum bisa dibeli
oleh mereka.

Kondisi tersebut merupakan salah satu faktor mengapa Indonesia begitu sulit untuk keluar dari krisis
politik, ekonomi, dan sosial. Pelanggaran baik dilakukan penguasa maupun masyarakat, namun ada
kacenderungan pihak penguasa lebih dominan, karena sebagai pemegang kekuasaan dapat secara lelusa
untuk mmemenuhi kepentingan yang sering kali dilakukan dengan cara- cara manipulasi sehingga
mengorbankan hak- hak pihak lain.seperti kebijakan pemerintah mengenai impor beras, dirasa sangat
merugikan para petani. Berbagai kegiatan yang dapat masuk dalam upaya perlindungan HAM antara
lain:

1. Mempelajari peraturan perundang- undangan mengenai HAM maupun peraturan hukum pada
umumnya, karena peraturan hukum yang umum pada dasarnya juga telah memuat jaminan
perlindungan HAM.
2. Mendorong aparat penegak hukun untuk bertindak adil terhadap hukum.
3. Mendorong agar Negara mencegah berbagai tindakan anti pluralisme ( kemajemukan etnis, budaya,
daerah, dan agama).

Cara menanggulangi pelanggaran Hak Asasi Manusia
Berikut ini adalah Cara penanggulangan pelanggaran HAM yang terjadi, di Indonesia dapat ditempuh
dengan cara sebagai berikut :
1. Membawa kasuskasus pelanggaran hak asasi manusia ke pengadilan hak asasi manusia
dengan tetap menerapkan asas praduga tak bersalah.
2. Penegakkan kembali supermasi hukum dan demokrasi, pendekatan hukum dan dialogis harus
dikemukakan dalam rangka melibatkan partisipasi masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.
3. Desentralisasi melalui otonomi daerah dengan penyerahan berbagai kewenangan dari
pemerintah pusat kepada pemerintah daerah, otonomi daerah sebagai jawaban untuk
mengatasi ketidakadilan tidak boleh berhenti, melainkan harus ditindaklanjutkan dan dilakukan
pembenahan atas segala kekurangan yang terjadi.
4. Perlu penyelesaian terhadap berbagai konflik Horizontal dan konflik Vertikal di tanah air yang
telah melahirkan berbagai tindakan kekerasan yang melanggar hak asasi manusia baik oleh
sesame kelompok masyarakat dengan acara menyelesaikan akar permasalahan secara
terencana, adil dan menyeluruh.
5. Badan badan penegak hukum tidak boleh melakukan diskriminasi terhadap perempuan,
lebih konsekuen dalam mematuhi konvensi Perempuan sebagaimana yang telah diratifikasi
dalam Undang Undang No. 7 tahun 1984, mengartikan fungsi Komnas anti kekerasan terhadap
6. Perempuan harus dibuat perundang undangan yang memadai yang menjamin perlindungan
hak asasi perempuan dengan mencantumkan sanksi yang memadai terhadap semua jenis
pelanggarannya.
7. Anak harus mendapatkan perlindungan hukum dalam rangka menumbuhkan suasana phisik
dan psikologis yang memungkinkan anak berkembang secara normal dan baik, untuk itu perlu
dibuat aturan hukum yang memberikan perlindungan hak asasi anak, setiap perlanggarab
terhadap aturan harus ditegakan secara professional tanpa pandang bulu.
Perlu adanya control dari masyarakat dan pengawasan dari masyarakat (sosial control) dan
pengawasan dari lembaga politik terhadap upaya upaya penegak hak asasi manusia yang dilakukan
oleh pemerintah.

Sebab-Sebab terjadinya Pelanggaran HAM
Apabila dicermati secara seksama ternyata faktor penyebab terjadinya pelanggaran HAM antara lain
sebagai berikut:
a) Adanya pandangan HAM bersiifat individualistik yang akan mengaanncam kepentingan umum (
dikhatomi antara indivudualisme dan kolektivisme)
b) Kurang berfungsinya lembaga- lembaga penegak hukum ( polisi, jaksa, dan pengadilan
c) Pemahaman yang belum merata tentang HAM baik dikalangan sipil maupun militer, serta kurang
dan tipisnya rasa tanggung jawab.
d) Kurang adanya penegakan hukum yang benar Seperti yang kita ketahui bahwa penegakan hukum
di Indonesia belum dapat berjalan dengan benar. Masih banyak para penegak hukum yang bersikap
tidak adil. Hal ini dikarenakan menerima suap sudah menjadi budaya bangsa kita. Penegak hukum
yang bersikap tidak adil akan membuat masyarakat pun bertindak sewenang- wenang. Mereka yang
mempunyai cukup uang, tidak lagi takut untuk berbuat salah. Hal ini seharusnya dapat diberantas
karena ini merupakan masalah yang besar. Pemerintah harus bisa bertindak tegas dalam
menyelesaikan masalah ini. Pelanggar HAM seharusnya diberi hukuman yang tegas.
e) Telah terjadi krisis moral di Indonesia, Krisis moral jauh lebih berbahaya dari krisis lainnya. Krisis
moral dapat melumpuhkan segala aspek atau sendi dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Salah satu penyebabnya adalah kurangnya penerapan ideologi Pancasila. Sebenarnya bangsa
Indonesia memliki ideology yang luhur yaitu Pancasila. Akan tetapi, seringkali ideologi ini tidak
dijalankan secara murni dan konsekuen sehingga yang terjadi adalah kekacauan.
Suatu contoh pelanggaran Hak Asasi Manusia yang dialami oleh SUMIATI

Berita menyakitkan kini datang lagi menimpa TKW (tenaga kerja wanita) Indonesia. Terjadi
penyiksaan sadis terhadap Sumiati, TKI (tenaga kerja Indonesia) di Saudi Arabia. Luka berat
menghiasi sekujur tubuhnya. Tubuhnya mengalami luka bakar di beberapa titik, kedua kakinya
nyaris lumpuh, kulit tubuh dan kepalanya terkelupas, jari tengah retak, alis matanya rusak dan yang
lebih parah, bibir bagian atasnya hilang seperti bekas guntingan. Sungguh tidak manusiawi.
Selanjutnya, bagi pemerintah dalam negeri sendiri, hal itu menunjukkan lemahnya perlindungan
terhadap TKI di luar sana. Lemahnya perlindungan terhadap TKI disebabkan antara lain, pertama,
pemerintah melalui aparat terkait di luar negeri selama ini secara diplomatik belum siap melindungi
para TKI yang menghadapi permasalahan. Kedua, perlindungan TKI di luar negeri juga dihadapkan
pada masalah kurang atau tidak adanya kedisiplinan dan pertanggung jawaban yang sungguh-
sungguh dari aparat pemerintah yang bertugas di KBRI(Kedutaan Besar Republik Indonesia) untuk
melindungi TKI di negara-negara tersebut.Dari dua point di atas, maka bagi pemerintah Indonesia,
setidaknya bisa atau harus; pertama, membuat perjanjian bilateral dengan pemerintah Arab Saudi
untuk memastikan perlindungan pekerja migran berbasis HAM. Apalagi, Saudi sangat
berkepentingan terhadap keberadaan pekerja migran. Di negara tersebut, terdapat lebih dari 8 juta
buruh migran (sepertiga penduduk Saudi). Mereka mengisi kekosongan di bidang kesehatan,
konstruksi, dan pekerjaan domestik. Kedua, melakukan perjanjian tertulis (MoU). Baik perjanjian
antara Indonesia dan negara pengguna TKI maupun pemerintah Indonesia dengan pihak-pihak yang
berkepentingan menggunakan jasa TKI. Sampai saat ini tidak ada perjanjian yang lebih khusus antara
pemerintah Indonesia dengan pihak pengguna TKI langsung. Adanya cuma dua bentuk perjanjian,
sebagaimana diatur dalam Perpres No 81 Tahun 2006 berkaitan dengan (BNP2TKI) dan Inpres No 6
Tahun 2006; 1) perjanjian antara Pemerintah Indonesia dan negara tujuan penempatan TKI.

Anda mungkin juga menyukai