Anda di halaman 1dari 18

Abd Mu’id Aris Shofa

Universitas Negeri Malang


 Filsuf Yunani Kuno / pemikir demokrasi Solon
(638 SM), Chleitenes (508 SM) dan
Demosthenes (385 SM)
 Demokrasi adalah sebagai sistem politik dan
pemerintahan yang terbaik
 Penerapannya secara langsung (Direct
Democracy)
 Setelah masa kejayaan demokrasi di zaman
Athena, demokrasi sebagai suatu spesies
politik seolah-olah lenyap dan tidak pernah
ada yang melirik konsep demokrasi dalam
pemerintahannya.
 Karena masa setelah zaman athena yang paling
mendominasi adalah sistem monarki,
kesultanan, dan negara-negara teokrasi.
 Di abad 17 dan 18 pemikiran-pemikiran demokrasi
muncul kembali dengan tokoh-tokoh seperti John
Locke, J.J Rousseau, Montesquieu dan tokoh-tokoh
lain menolak absolutisme monarki dan kekuasaan
suci dari penguasa.
 Meraka ingin menekankan pada aspek kedaulatan,
tema-tema pemikiran politik pada zaman
pencerahan berkisar pada masalah-masalah
kebebasan, keadilan, hak-hak asasi manusia,
pembatasan atas kekuasaan, hak untuk
memberontak terhadap kesewang-wenangan
 Masa ini dapat dikatakan sebagai masa
peletakan fondasi bagi demokrasi modern
seperti sekarang ini.
 abad 17 dan 18 secara langsung ataupun tidak
langsung telah membawa pengaruh cukup
besar terhadap perubahan-perubahan di
Amerika dan Prancis.
 Revolusi Amerika mengukuhkan cita-cita
demokrasi dalam deklarasi kemerdekaan pada
tahun 1776
 Revolusi Prancis yang terjadi tahun 1789
dengan semboyan yang sangat terkenal yaitu,
(Liberte, egalite, fraternite).
 Tiga semboyan inilah yang kemudian menjadi
akar dari demokrasi itu menyebar ke berbagai
penjuru dunia untuk menumbuhkan inspirasi
pada banyak bangsa untuk mencari alternatif
demokrasi bagi sistem politik lama.
 Demos kratia kembali di anggap sebagai suatu
sistem politik dan pemerintahan yang paling
baik untuk saat ini.
 masyarakat internasional modern tampak
berkecenderungan kuat menerima gagasan
pokok bahwa pemerintahan diciptakan untuk
kepentingan rakyatnya (government of role by the
people)
 Siklus
MONARKI

MOBOKRA
TIRANI
SI

DEMOKR
ASI ARISTOK
RASI
OLIGAR
KI
 Government of the people: berhubungan dengan
pemerintahan yang sah dan diakui (legitimate
government) berarti pemerintahan yang mendapat
pengakuan dan dukungan dari rakyat.
 Government by the people: suatu pemerintahan
menjalankan kekuasaan atas nama rakyat dan
tunduk kepada pengawasan rakyat.
 Government for the people: kekuasaan yang
diberikan oleh rakyat harus dijalankan untuk
kepentingan rakyat, bukan golongan, kelompok,
partai atau kepentingan pribadi.
 Demokrasi atau kerakyatan yang berdasarkan
atas Pancasila adalah tercantum didalam sila
keempat.
 Esensi pentingnya adalah suatu sistem
pemerintahan rakyat dalam menggunakan
hak-hak demokrasi harus selalu disertai
dengan tanggung jawab kepada Tuhan Yang
Maha Esa, menjunjung tinggi nilai-nilai
kemanusiaan, menjamin persatuan dan
kesatuan, dengan tujuan mewujudkan keadilan
sosial bagi seluruh rakyat.
 Prinsip Kerakyatan: negara Indonesia menganut
paham kedaulatan Rakyat, sehingga kedaulatan
tertinggi berada ditangan seluruh rakyat
Indonesia.
 Prinsip Hikmat-kebijaksanaan: dalam
melaksanakan kedaulatan rakyat pimpinan terikat
oleh aturan-aturan. Hikmat ialah suatu kebenaran
yg mengandung manfaat bagi kepentingan umum,
kebijaksanaan ialah melakukan perbuatan atas
dorongan kehendak berdasarkan putusan akal
yang sesuai rasa kemanusiaan.
 Prinsip Permusyawaratan: didalam proses
pengambilan kebijakan harus dilakukan
melalui musyawarah yakni rapat sebagai
forum pembicaraan, pertukaran pikiran untuk
mendapat kesepakatan dari semua pihak.
 Prinsip Perwakilan: kedaulatan rakyat itu
pelaksanaannya diamanatkan untuk dijalankan
oleh wakil-wakil rakyat yang dipilih melalui
pemilihan umum
 Demokrasi Parlementer (1945-1959)
1. Parlemen memegang kekuasaan politik sangat
besar (Legislative Heavy)
2. Sistem multipartai, parlemen terdiri dari
wakil-wakil partai yang berasal dari bergam
aliran ideologi
3. Kabinet pemerintahan tidak stabil dan kerap
berganti
 Demokrasi Terpimpin (1959-1966)
1. Kekuasaan presiden sangat kuat dan besar
(Executive Heavy)
2. Sistem kepartaian melemah direduksi
kekuasaan presiden
3. Peran kontrol DPR GR melemah
4. Pemilu tidak pernah diselenggarakan selama
periode ini.
 Demokrasi Pancasila (1966-1998)
1. Kekuasaan presiden sangat tinggi dan kuat
2. Partai politik dibatasi jumlahnya
3. Pemilu diselenggarakan sebagai seremonial
formalitas saja
4. Rekrutmen politik bersifat tertutup
5. Peran militer sangat kuat dengan konsep
dwifungsi ABRI
6. Kebebasan pers dibatasi, pembredelan media
massa kerap terjadi
 Demokrasi Era Transisi (1998-sekarang)
1. Sistem pemerintahan presidensial dipertegas
2. Parlemen terdiri dari banyak partai
(multipartai)
3. Sistem pemilihan langsung untuk presiden
dan kepala daerah
4. Lembaga perwakilan dibagi menjadi DPR dan
DPD
5. Kebebasan pers semakin terbuka
 Peningkatan kesejahteraan ekonomi rakyat
secara keseluruhan
 Pemberdayaan dan pengembangan kelompok-
kelompok masyarakat bagi pertumbuhan
demokrasi
 Hubungan internasional yang adil dan
seimbang
 SOSIALISASI PENDIDIKAN PANCASILA
DAN KEWARGANEGARAAN
 Esensi demokrasi permusyawaratan
adalah pelibatan/partisipasi rakyat
dalam pengambilan kebijakan-
kebijakan negara sebagai pemegang
kedaulatan tertinggi;
 Pelibatan civil society, parpol, media dan
perguruan tinggi (mahasiswa) dalam
ruang publik.
 Jalan untuk mewujudkan kesejahteraan
dan kemakmuran rakyat

Anda mungkin juga menyukai