Anda di halaman 1dari 13

PEMBELAHAN MITOSIS AKAR BAWANG MERAH

LAPORAN PRAKTIKUM
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
Genetika 1
yang dibimbing oleh Prof. Dr. Hj. Siti Zubaidah, M.Pd

Oleh:
Kelompok 13-14
Offering G
Hilda Dwi Anjani (170342615583)
Lina Anjarwati (170342615523)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
Februari 2019
A. JUDUL
Pembelahan Mitosis Akar Bawang Merah
B. Tujuan
Untuk mengetahui fase-fase mitosis yang terjadi pada akar bawang

C. Rumusan Masalah

Bagaimana proses pembelahan sel secara mitosis yang terjadi pada sel-sel ujung
akar bawang merah (Allium cepa )?
D. Dasar Teori
Mitosis merupakan pembelahan sel yang mana sel anakannya memiliki sifat
yang sama dengan induk selnya. Menurut Suryo (2001) fase pada mitosis terdiri
dari profase, metafase, anafase, dan telofase. Menurut Mader (2011), mitosis pada
sel tumbuhan khusus terjadi pada jaringan meristematik yang terdapat pada ujung
akar dan ujung batang. Pada dasarnya pembelahan ini terjadi duplikasi kromosom
longitudinal dan dibagikan ke sel anak. Mitosis berfungsi dalam mempertahankan
kromosom sel dimana kromosom anak identik dengan kromosom induk dengan
jumlah sel anak berjumlah dua, pembentukan jaringan baru, perbaikan sel-sel yang
rusak (Karp, 2010). Sel-sel yang sedang melakukan mitosis ditemukan pada bagian
tanaman yang aktif mengalami pertumbuhan (meristematis), paling mudah
ditemukan pada bagian ujung akar (Loveless, 1983).
Pembelahan sel tanaman yaitu:
1) Interphase yang dianggap sebagai tahap pertama dan terakhir pembelahan sel
tumbuhan adalah tahap di mana sel tumbuh dalam ukuran dan mereplikasi DNA-
nya sebagai persiapan untuk pembelahan.
2) Profase. Selama Profase, amplop nuklir mulai rusak dan semua kromosom
mulai melilit di tengah sel. Memiliki inti yang jelas.
3) Metafase adalah tahap tengah di mana titik semua pasangan kromosom berbaris
di tengah sel sepanjang serat gelendong yang menarik ke kedua sisi sel.
4) Anafase. Serat spindel menjadi lebih pendek dan menarik setiap pasangan
kromosom terpisah ke ujung sel yang berlawanan.
5) Telofase. Tahap akhir replikasi sel. Amplop nuklir direformasi. Sitokinesis
terjadi. Dinding sel baru dibuat di tengah dan dua sel anak terbentuk. (Joseph C.
Rossi, 2004)
Tanaman bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan sayuran umbi
yang serbaguna yang dapat digunakan sebagai penyedap aneka masakan atau
sebagai obat tradisional. Tanaman ini sering digunakan pada pengamatan mitosis
karena memiliki pertumbuhan yang cepat, mudah didapat, dan harganya
terjangkau. Pada pengamatan mitosis yang menggunakan akar bawang merah akan
memudahkan pengamatan karena memiliki jumlah kromosom yang sedikit dan
berukuran besar (Abidin, 2014). Setyawan dan Sutikno (2000) menyatakan bahwa
tanaman bawang memiliki ukuran kromosom yang cukup besar sehingga sangat
cocok digunakan untuk studi eksperimental mitosis.

E. Alat dan Bahan


Alat : Bahan :
1. Mikroskop cahaya (6 buah) 1. Ujung akar bawang merah
2. Kaca benda (12 buah) (Allium cepa L.)
3. Kaca penutup (12 buah) 2. Kertas lensa
4. Pipet tetes (6 buah) 3. Kertas hisap
5. Pinset (6 buah) 4. Tisu
6. Silet berkarat (6 buah) 5. Alkohol 70 % 100 mL
7. Botol vial (6 buah) 6. FAA 100 mL
7. HCl 1 N 100 mL
8. Acetocarmin 60 mL
F. Prosedur Kerja
1. Pembuatan alat untuk merendam akar bawang merah

Disiapkan 2 botol air mineral kosong ukuran 1 L

Dibuat lubang memanjang pada bagian tengah botol dengan arah dari atas ke
bawah botol (panjang lubang ± 22 cm, lebar lubang ±5 cm).

Direbahkan botol yang telah dilubangi dengan bagian berlubang berada di atas

Diisi botol yang sudah dilubangi dengan air, tapi tidak sampai penuh kira-kira
sampai 4/5 bagian botol
2. Penumbuhan akar bawang merah

Disiapkan 3 siung bawang merah dan lidi.

Dipilih bawang merah yang kondisinya masih baik (tidak busuk)

Ditusuk bawang merah menggunakan lidi dibagian atas bawang

Diletakkan bawang merah yang telah ditusuk ke dalam botol yang telah berisi air

Dipastikan 1/3 bagian bawang merah terendam air

Direndam selama 6 hari hingga tumbuh akar

Setelah akar bawang direndam selama 6 hari, akar bawang dipotong (sepanjang 2 cm)
tepat pukul 21.00, 00.00 dan 03.00 WIB.

Direndam potongan akar bawang pada botol vial yang telah berisi larutan FAA sampai
waktu pengamatan
3. Pengambilan Data

Diambil potongan ujung akar bawang yang telah direndam dalam larutan FAA dengan
pinset dan meletakkannya di atas kaca benda

Direndam potongan akar bawang pada alkohol 70% selama 2 menit diatas kaca benda,
kemudian alkohol dihisap dengan kertas hisap

Direndam potongan akar bawang pada larutan HCl 1N selama 7 menit diatas kaca benda,
kemudian HCl dihisap dengan kertas hisap

Kemudian akan nampak bagian berwarna putih pada ujung akar. Dipotong dan diletakkan
bagian yang terlihat putih di atas kaca benda

Ditetesi potongan akar bawang dengan acetokarmin kemudian dicacah sampai halus
menggunakan silet berkarat

Ditutup preparat dengan kaca penutup dan sedikit ditekan dengan kertas hisap

Diamati fase-fase mitosis di bawah mikroskop cahaya pada perbesaran 40X10 dan
menghitung masing-masing fase pada 3 bidang pandang yang berbeda.

Dihitung sel yang mengalami fase pembelahan mitosis yang teramati.

G. Data dan Hasil Pengamatan


Tabel 1. Hasil Pengamatan Mitosis Akar Bawang Merah
No Gambar Perbesaran Waktu Keterangan
1. 40x10 21.00 Tahap Profase
2. 40x10 00.00 Tahap Profase
3. 40x10 03.00 Tahap Profase
H. Analisis Data
Pada praktikum kali ini, dilakukan pemotongan pada ujung akar bawang yang
bertujuan untuk mengetahui fase-fase pembelahan mitosisnya. Hal pertama yang
dilakukan adalah melakukan perendaman tudung bawang selama 6 hari dengan
menggunakan aquades untuk menumbuhkan akarnya, kemudian pada hari ke 7
dilakukan pemotongan akar bawang sepanjang 2 cm tepat pukul 21.00 WIB, 00.00
WIB, dan 03.00 WIB, kemudian direndam dalam larutan FAA yang sudah
disediakan untuk keesokan harinya di bawa ke laboratorium untuk dilihat fase-fase
pembelahan mitosis yang terjadi pada akar bawang. Akar yang telah direndam
dalam larutan FAA diambil dan diletakkan di kaca benda, kemudian ditetesi
alkohol 70%, ditunggu selama 2 menit. Setelah itu sisa Alkohol dihisap dengan
kertas hisap dan kemudian ditetesi HCl 1 N secukupnya, dan ditunggu selama 7
menit. Selanjutnya, sisa HCl 1 N dihisap juga dengan kertas hisap dan potong
ujung akar yang nampak paling putih. Ujung akar yang sudah dipotong tersebut
kemudian di tetesi dengan Asetocarmin secukupnya, dan dicacah dengan silet yang
berkarat. Tutup dengan kaca benda dan sedikit ditekan kemudian diamati di bawah
mikroskop untuk mencari fase-fase pembelahan mitosisnya.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan terhadap preparat buatan ujung
akar bawang merah, diperoleh data dari ketiga perlakuan tersebut memiliki fase
pembelahan mitosis yang sama yaitu fase profase yang dimana pada fase tersebut
ditandai dengan warna gelap yang merupakan kromatid yang masih saling melekat
ditengah-tengah sel dan sentromer induk masih satu.

I. Pembahasan
Pada praktikum digunakan ujung akar tumbuhan bawang (Allium cepa L.) yang
diamati tahapan pembelahan sel-sel nya. Jenis pembelahan dari akar tersebut yang
akan diamati adalah berupa pembelahan mitosis karena pembelahan dilakukan
pada sel-sel tubuh yang terdapat pada jaringan meristematik seperti pada ujung
akar bawang tersebut. Praktikum kali ini mengguakan metode squash yaitu suatu
metode untuk mendapatkan suatu preparat dengan cara meremas suatu potongan
jaringan atau suatu organisme secara keseluruhan, sehingga didapatkan suatu
sediaan yang tipis yang dapat diamati di bawah mikroskop (Suntoro, 1983). Secara
umum tahapan dalam pembuatan preparat mitosis dengan metode squash yaitu
diawali dengan pemilihan bahan, kemudian memfiksasi, hidrolisis, pemulasan,
dan yang terakhir pembuatan preparat dengan meremas (Squash) (Jones dan
Rickards, 1990).
Sebelumnya, akar bawang ditumbuhkan selama satu minggu kemudian
akar dipotong tepat pukul 21.00 WIB, 00.00 WIB, dan 03.00 WIB. Menurut
Rindyastuti dan Daryono (2009), lama fase mitosis secara khusus diatur oleh gen
dan bervariasi antara spesies yang satu dengan spesies lainnya, antara organ yang
satu dengan organ yang lainnya dalam satu spesies, bahkan antara tipe sel satu
dengan tipe sel yang lainnya. Setelah akar tersebut dipotong kemudian dimasukkan
ke dalam larutan FAA untuk memfiksasi akar agar sel pada akar tetap terjaga
kondisinya dan tidak lisis, penggunaan alkohol untuk membersihkan sisa FAA dan
penambahan HCl digunakan untuk melisiskan lamella tengah (Muhlisyah dkk,
2014). Setelah itu ujung akar yang berwarna putih dipotong dan diberikan larutan
acetokarmin yang berfungsi sebagai pewarna yang digunakan untuk mewarnai
jaringan dan juga dapat diserap oleh benang-benang kromatin. Karena asetokarmin
berwarna merah terang. Sehingga mempermudah mengamati jaringan (Zairin Jr.,
2002).
Berdasarkan pengamatan preparat akar bawang merah yang dilakukan
dibawah mikroskop dengan perbesaran 40x10, hasil dari ketiga perlakuan tersebut
yaitu terlihat ketiga akar bawang tersebut memiliki fase pembelahan mitosis yang
sama, yaitu profase.
Gambar 1. Hasil pengamatan Gambar 2. Tahap profase literatur
(Sumber: Dokumentasi pribadi) (Sumber: Abidin, 2014)

Pada pengamatan sel ujung akar bawang merah (Allium cepa) ini praktikan
mengalami sedikit kesulitan dalam mengidentifikasi hasil dari pengamatan yang
merupakan fase profase. Pada praktikum, tidak dapat ditemukan fase mitosis lainnya
selain profase. Hal ini dapat dikarenakan ketidaktelitian praktikan dalam proses
pengamatan maupun dapat disebabkan pada saat jam pengamatan sel belum memasuki
fase mitosislain selain profase. Pada tahap profase yang teramati pada pengamatan
dengan menggunakan mikroskop cahaya tidak begitu jelas artinya bagian-bagian sel
tidak teramati secara jelas, yang terlihat hanya kromatid pada fase tersebut berkumpul
ditengah-tengah sel. Hasil tersebut sudah sesuai dengan pernyataan Moch. Nasir (1993)
bahwa pada tahap profase, kromosom tampak sebagai benang-benang halus yang
kadang-kadang saling melilit satu sama lain dan ternetang secara maksimal sehingga
kromomer tampak jelas. Kemudian kromosom akan memendek dan menebal sehingga
kromomer terletak begitu dekat satu sama lain. Tiap bagian dari kromosom ganda itu
disebut kromatid yang dihubungkan oleh kinetokor sehingga kromosom tetap tunggal
sampai metafase.

J. Kesimpulan
K. Diskusi
1. Berikut ini adalah larutan yang dipakai dalam praktikum mitosis akar bawang
merah:
 FAA
 Alkohol 70%
 HCl 1N
 Acetocarmin
a. Jelaskan fungsi larutan di atas!
b. Bagaimana proses biologis kerja dari larutan kimia diatas sehingga dapat
menjelaskan fungsi tersebut?
c. Mengapa konsentrasi alkohol yang dipakai adalah 70%? Jelaskan!
Jawab:
A. – FAA : untuk memfiksasi akar agar sel pada akar tetap terjaga
kondisinya sehingga dalam proses pengamatan nanti masih terlihat utuh dan
mencegah plasmolisis sel.
- Alkohol 70%: untuk membersihkan sisa FAA dan mensterilkan mikroba
dari ujung akar yang akan diamati.
- HCl 1N : untuk memperjelas warna putih yang terdapat pada ujung
akar bawang merah dan melunakkan akar agar mudah dicacah dan ditekan
hingga hancur sehingga memudahkan proses pengamatan juga sebaggai
faktor pelisis lamela tengah serta penyedia kondisi asam bagi pewarnaan
acetokarmin.
- Acetocarmin: sebagai pewarna untuk mewarnai jaringan dan juga benang-
benang kromatin yang terdapat pada ujung akar bawang merah.
B. Pada saat pemotongan dilakukan pada jam 00.00 WIB, 21.00 WIB, dan 03.00
WIB dan kemudian dimasukkan ke dalam larutan FAA dimana larutan FAA
tersebut akan mencegah kondisi sel dari lisis, plasmolisis, dan sebagainya untuk
menjaga keutuhan dari pembelahan mitosis yang sudah terjadi pada akar.
Kemudian potongan akar dari ketiga perlakuan tersebut diberi Alkohol 70%
secukupnya selama 4 menit untuk membersihkan kandungan FAA yang
terdapat dalam akar serta mensterilkan mikroba yang mungkin terdapat dalam
akar bawang merah, selanjutnya pemberian HCl 1 N untuk memperjelas bagian
putih pada tujung akar dan melunakkan akar. Terakhir, diberi zat pewarna
Acetocarmin untuk mewarnai kromosom yang terdapat pada ujung akar
sehingga saat dilakukan pengamatan dibawah mikroskop terlihat jelas fase
pembelahannya.
C. Karena alkohol dalam konsentrasi ini merupakan larutan desinfektan terbaik
yang berfungsi membunuh bakteri/ mikroba yang terdapat di dalam akar
bawang sehingga nantinya didapatkan bahan amatan yang steril dan
menghasilkan hasil pengamatan yang jelas.
2. Mengapa dalam pencacahan akar bawang merah digunakan silet berkarat?
Jelaskan!
Jawab:
Karena dalam karat besi terdapat Fe Cl2 yang mampu mengoksidasi sehingga
mampu menyerap air pada saat pencacahan dan acetocarmin dapat akan mudah
diserap oleh sel-sel akar bawang merah.
3. a. Mengapa pada praktikum mitosis akar bawang merah yang dipakai adalah
tudung akar? Kemukakanlah pendapat saudara!
b. Apabila bagian akar yang dipakai selain bagian tudung akar, bagaimana
hasilnya?
Jawab:
a. Pada pengamatan mitosis yang menggunakan ujung akar bawang merah
akan memudahkan pengamatan karena memiliki jumlah kromosom
yang sedikit dan berukuran besar sehingga mudah untuk diamati dan
karena akar merupakan salah satu jaringan yang sel-sel penyusunnya
adalah sel-sel somatik, khusus pada ujung akar terdiri dari sel-sel yang
bersifat meristematik, yaitu sel-selnya selalu aktif membelah, sehingga
diharapkan fase-fase mitosis dapat diamati secara lengkap.
b. Tidak akan terlihat fase-fase mitosisnya karena hanya pada ujung akar
yang bersifat meritematik sehingga dapat terlihat fase-fase mitosis yang
terjadi pada bawang merah.
4. Mengapa pada praktikum mitosis digunakan bawang merah? Apakah pengamatan
mitosis tidak dapat menggunakan jenis tumbuhan yang lain?
Jawab;
L. Daftar Rujukan

Abidin, Achmad Zainal. 2014. “STUDI INDEKS MITOSIS BAWANG UNTUK


PEMBUATAN MEDIA PEMBELAJARAN PREPARAT MITOSIS,” 9.
Jones, Robert Neil dan Rickards, Geoffrey Keith. 1991. Practical Genetics. England:
Open University Press.
Joseph C. Rossi. 2004. “Mic-UK: Onion Root Mitosis.” 2004.
uk.org.uk/mag/artnov04macro/jronionroot.html. diakses pada 23 Februari 2019
Karp, G. C. 2010. Cell Biology: International Students Version Sixth Edition. Wiley,
Singapore.
Loveless, A. R. 1983. Prinsip-prinsip Biologi Tumbuhan untuk Daerah Tropik.
Terjemahan oleh Kartawinata, K., Danimiharja, S., Soetisna, U. 1987. Jakarta:
PT. Gramedia Pustaka Utama.
Mader, S. S. 2011. Inquiry Into Life Thitheentn Edition. McGraw-Hill, Americas New
York.
Muhlisyah, Cut Muthiadin, Baiq Farhatu, Wahidah, Isna Rasdianah Aziz. 2014.
Preparasi Kromosom Fase Mitosis Markisa Ungu (Passiflora edulis) Varietas
Edulis Sulawesi Selatan. Biogenesis Volume 2 2014
Nasir, Muhammad dkk. 1993. Penuntun Praktikum Biologi Umum. Yogyakarta:
Depdikbud
Rindyastuti R dan Daryono BS. 2009. Identifikasi Papasan (Coccinia grandis (L.)
voigt) di Tiga Populasi di Yogyakarta. Jurnal Biologi Indonesia. vol 6 (1): 131-
142
Setyawan, A. D. dan Sutikno.2000. Karyotipe Kromosom pada Allium sativum L.
(BawangPutih) dan Pivum sativum L. (Kacang Kapri).Jurnal Biosmart. 2(1):20-
27.
Suntoro, S. Handari. 1983. Metode Pewarnaan (Histologi dan Histokimia). Jakarta:
Bhratara Karya Aksara.
Suryo. 2001. Genetika Strata I. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Zairin Jr., M. 2002. Sex Reversal Memproduksi Benih Ikan Jantan atau Betina. Jakarta:
Penebar Swadaya.

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai