Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM 3 FISIOLOGI HEWAN

“KERJA ENZIM PTIALIN”

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Pada Praktikum Fisiologi Hewan
Pada Program Studi Pendidikan Biologi

Dosen Pengampu:
Dr. Rer. Nat. Ama Rustama
Cita Tresnawati, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh:
Kelas B
Kelompok 1

Dede Sobarwati (185040068)


Uki Nupasari (185040078)
Bela Aprilia (185040104)
Anggun Prihatin (185040108)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2020
LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM 3

A. JUDUL
“Kerja Enjim Ptialin”
B. TUJUAN
Mengetahui efektifitas kerja enzim ptialin dari kelenjar saliva
C. TEORI PENDUKUNG (SUMBER)
Pada organ pencernaan makanan pada manusia dibedakan menjadi dua
yaitu organ utama dan organ tambahan. Organ tambahan berupa kelenjar
pencernaan makanan. Kelenjar ini berperan membantu dalam mencerna
makanan. Kelenjar pencernaan dalam proses pencernaan berfungsi
menghasilkan enzim-enzim yang digunakan membantu pencernaan makanan
secara kimiawi. Salah satu enzim yang terpenting dalam sistem pencernaan
manusia adalah enzim ptialin yang hanya bekerja untuk enzim amilase. Enzim
ini terdapat dalam saliva atau air liur manusia. Saliva yang disekresi oleh
kelenjar liur selain mengandung enzim amilase juga mengandung 99,5% air,
glikoprotein, dan mesin yang bekerja sebagai pelumas atau hidrolisis awal pada
waktu mengunyah dan menelan makanan.
Amilase dapat dihasilkan dibeberapa kelenjar eksoskrin didalam tubuh,
diantaranya air liur, pankreas dan lain-lain. Amilase yang terdapat dalam saliva
adalah α-amilase liur yang mampu membuat polisakarida (pati) dan glikogen
dihidrolisis menjadi maltosa dan oligosakarida lain dengan menyerang ikatan
glikosodat α. Amilase liur akan segera terinaktivasi pada pH 4,0 atau kurang
sehingga kerja pencernaan makanan dalam mulut akan terhenti apabila
lingkungan lambung yang asam menembus partikel makanan.
Pencernaan yang terjadi di dlam tubuh manusia terjadi secara mekanik
dan kimiawi. Secara umum, dalam mulut makanan dihancurkan secara mekanis
oleh gigi dengan jalan dikunyah. Makanan yang dimakan dalam besar diubah
menjadi ukuran lebih kecil. Selama penghancuran secara mekanis berlangsung,
kelenjar yang ada disekitar mulut mengeluarkan cairan yang disebut saliva atau
ludah. Ada tiga kelenjar yang mengeluarkan saliva yaitu kelenjar parotid,
kelenjar submandibular dan kelenjar sublingual. Didalam saliva terdapat enzim
saliva yaitu suatu enzim amilase yang berfungsi untuk memecah molekul
amilum menjadi maltosa dengan proses hidrolisis. Proses ini berjalan lebih baik
apabila makan dikunyah lebih halus. Enzim ptialin bekerja secara optimal pada
pH 6,6. selain itu, saliva juga berfungsi untuk membasahi makanan
sehingga dapat mempermudah proses menelan makanan (Poedjiadi, 2006). Liur
juga mengandung enzim amilase dan lipase. Amilase akan memecah pati dan
glikogen menjadi maltosa dan oligosakarida, sedangkan enzim lipase liur pada
manusia kurang mempunyai peran pada proses pencernaan. Selain mengandung
enzim ptialin, air liur juga mengandung senyawa penyangga derajat keasaman
(bufer) yang berguna untuk memecah terjadinya penurunan pH agar proses
pencernaan dapat berjalan normal (Kent, 1994). Setelah melalui mulut makanan
menuju ke esophagus (Zona Progresif) melalui faring. Dan kemudian ke
lambung.
D. ALAT DAH BAHAN
 Alat Praktikum
No. Nama Alat Gambar Kegunaan Jumlah
Untuk
Tabung menempatkan
1. 6
Reaksi bahan yang akan
direaksikan
Untuk
Rak tabung meletakkan/
2. 1
Reaksi menyimpan
tabung reaksi

Untuk meneteskan
3. Pipet tetes bahan-bahan yang 2
akan direaksikan

Untuk menyimpan
4. Beaker Glass sampel yang akan 1
diuji
Untuk memberi
11. Label nama pada tabung 4
reaksi

Untuk menghitung
12. Stopwatch lamanya sampel 1
yang akan diuji

 Bahan Praktikum
N
Nama Bahan Gambar Kegunaan Jumlah
o
Sebagai bahan
yang akan
1. Larutan Kanji digunakan pada 3 tetes
praktikum kerja
enzim
Sebagai bahan
yang akan
2. Larutan Iodin digunakan pada 3 tetes
praktikum kerja
enzim
Sebagai bahan
yang akan
3. Air Liur digunakan pada 3 tetes
praktikum kerja
enzim

E. LANGKAH KERJA

Bersihkan mulut dan tampunglah ludahnya dalam beaker glass

Siapkan 6 buah tabung reaksi kemudian beri label 1, 2, 3, 4, 5, dan 6

Isi setiap tabung dengan larutan kanji masing-masing 3 tetes


Tetesi tabung 1 dengan iodin

Tambahkan 3 tetes air liur ke dalam tabung 2. 3. 4. 5 dan 6

Setelah 1 menit masukan 3 tetes iodin hanya kedalam tabung 2.


Amati tabung

Setelah 3 menit masukan 3 tetes iodin hanya kedalam tabung 3.


Amati tabung

Setelah 5 menit masukan 3 tetes iodin hanya kedalam tabung 4.


Amati tabung

Setelah 7 menit masukan 3 tetes iodin hanya kedalam tabung 5.


Amati tabung

Setelah 9 menit masukan 3 tetes iodin hanya kedalam tabung 6.


Amati tabung

F. HASIL PENGAMATAN
Tabun Waktu Setelah Ditetesi Iodine
Larutan
g Reaksi Indikator Warna
Kontrol Ungu pekat (+ + + + +
1 Kanji
+)
2 Kanji + air liur 1 menit +++++
3 Kanji + air liur 3 menit ++++
4 Kanji + air liur 5 menit +++
5 Kanji + air liur 7 menit ++
6 Kanji + air liur 9 menit +
Keterangan: Semakin banyak (+) warna semakin pekat

G. ANALISIS HASIL
Setelah menganalisis hasil pengamatan dapat diketahui bahwa pada tabung
2 warna setelah diberi iodin menunjukkan hasil yang agak pudar dari tabung 1
(control), lalu pada tabung ke- 3 juga lebih pudar dari tabung ke 2, tabung ke 4
lebih pudar lagi dari tabung ke 3, sampai pada tabung ke 6 warna larutan hampir
mendekati bening. Hal ini menunjukkan bahwa air liur (enzim ptyalin) yang
dibiarkan bereaksi dengan larutan kanji akan memecah amilum yang terkandung
dalam larutan kanji menjadi karbohidrat yang lebih sederhana. Jika tidak ada
enzim ptyalin maka amilum yang masuk ke dalam sistem pencernaan tidak akan
bisa di pecah menjadi karbohidrat yang lebih sederhana. Penambahan iodin dalam
reaksi ini bisa menyebabkan reaksi antara air liur dan larutan kanji terhenti karena
iodin termasuk garam dan air liur (enzim ptyalin) memiliki batas pH untuk tetap
bereaksi memecah karbohidrat.

H. DISKUSI
1. Mengapa semakin lama waktu reaksinyansemakin pudar warna hasil
reaksinya?
Jawab: Air liur (enzim ptyalin) yang dibiarkan bereaksi dengan larutan kanji
akan memecah amilum yang terkandung dalam larutan kanji menjadi
karbohidrat yang lebih sederhana. Jika tidak ada enzim ptyalin maka
amilum yang masuk ke dalam sistem pencernaan tidak akan bisa di
pecah menjadi karbohidrat yang lebih sederhana. Penambahan iodin
dalam reaksi ini bisa menyebabkan reaksi antara air liur dan larutan
kanji terhenti karena iodin termasuk garam dan air liur (enzim
ptyalin) memiliki batas pH untuk tetap bereaksi memecah
karbohidrat.
2. Bagaimana kehadiran enzim bisa menjadi sangat penting dalam pencernaan
suatu organisame?
Jawab: Mereka bertugas memecah komponen makanan seperti lemak,
karbohidrat, dan protein. Tujuannya adalah agar nutrisi yang berasal
dari makanan dapat diserap ke dalam aliran darah untuk menunjang
fungsi sel-sel tubuh.
3. Berikan pembahasan dan simpulkan!
 Pembahasan
- Pada tabung 2 warna setelah diberi iodin menunjukkan hasil yang agak
pudar dari tabung 1 (control),
- Pada tabung ke- 3 juga lebih pudar dari tabung ke 2,
- Tabung ke 4 lebih pudar lagi dari tabung ke 3,
- Sampai pada tabung ke 6 warna larutan hampir mendekati bening.
Hal ini menunjukkan bahwa air liur (enzim ptyalin) yang dibiarkan
bereaksi dengan larutan kanji akan memecah amilum yang terkandung dalam
larutan kanji menjadi karbohidrat yang lebih sederhana. Jika tidak ada enzim
ptyalin maka amilum yang masuk ke dalam sistem pencernaan tidak akan bisa
di pecah menjadi karbohidrat yang lebih sederhana. Penambahan iodin dalam
reaksi ini bisa menyebabkan reaksi antara air liur dan larutan kanji terhenti
karena iodin termasuk garam dan air liur (enzim ptyalin) memiliki batas pH
untuk tetap bereaksi memecah karbohidrat.
Enzim Ptialin diproduksi oleh air liur yang letaknya berada pada rahang
bawah, bawah telinga dan lidah bagian bawah lidah. Selain itu, enzim ini
termasuk ke dalam enzim Amilase yang bertugas mengelola makanan di
dalam rongga mulut. Enzim ini bertugas untuk memecahkan saripati dalam
karbohidrat menjadi bagian-bagian kecil dalam bentuk glukosa atau gula.Gula
yang berada pada tubuh ini berfungsi sebagai sumber energi yang dapat
digunakan ketika beraktivitas. Waktu yang diperlukan oleh enzim Ptialin
dalam memecah dan memproses makanan yang mengandung karbohidrat
menjadi gula sangatlah cepat.
Pemecahan tersebut terjadi pada rongga mulut, tetapi apabila makanan
belum sampai pada proses tersebut dan langsung ditelan maka beberapa
enzim Ptialin ini dapat masuk pada tenggorokan untuk melanjutkan tugasnya
kembali. Pada percobaan diatas kita membuktikan Larutan kanji yang diberi
saliva pada waktu 1 menit dan di tetesi iodine menunjukan warna ungu pekat
artinya masih terdapat banyak amilum , sedangkan pada larutan kanji yang
diberi waktu lebih dari satu menit kepekatannya semakin memudar hal ini
menunjukkan bahwa semakin tinggi pH yang bereaksi maka semakin banyak
substrat yang telah terdegradasi atau terhidrolisis. Iodine sendiri merupakan
suatu indikator adanya amilum, semakin sedikit amilum dalam larutan uji
(semakin banyak amilum yang telah tehidrolisis) maka warna yang dihasilkan
juga akan semakin pudar.
 Kesimpulan
Dari praktikum diatas dapat kita simpulkan bahwa efektivitas kerja enzim
ptialin pada kelenjar saliva bertugas memecah pati atau karbohidrat menjadi
gula. Proses pemecahan ini terjadi melalui proses biokimiawi untuk
menghasilkan zat gula oligosakarida dan maltosa. Gula ini kemudian akan
digunakan sebagai sumber energi bagi tubuh. Saliva diibaratkan sebagai
rumah bagi ptialin yang bertugas memperlancar proses pencernaan.Kehadiran
enzim ini pun memungkinkan zat pati pada makanan dapat dicerna. Apabila
produksi enzim ptialin terganggu, maka nutrisi dalam makanan dan minuman
tidak dapat diserap dengan baik oleh usus.
Enzim dapat mengalami perubahan struktur apabila dipengaruhi pada
suhu yang ekstrem. Bila terjadi perubahan struktur, enzim menjadi tidak
berfungsi. Supaya dapat bekerja secara optimal, enzim memerlukan kondisi
pH, suhu, kepekatan yang sesuai.

DAFTAR PUSTAKA

Aryulina, D., Muslim, C., Manaf , S., & Winarni, E. W. (2004). Biologi SMA dan
MA untuk kelas XII. Erlangga.
Darmadi, G. (2006). Bahan Makanan dan Enzim Pencernaan. In G. Darmadi,
Praktikum Fisiologi Hewan (p. 17). Jakarta: Universitas Terbuka.
Sumardjo, D. (2009). Pengantar Kimia: Buku Panduan Kuliah Mahasiswa
Kedokteran Dan Program Strata I Fakultas Bioeksakta. Buku Kedokteran
EGC.

Anda mungkin juga menyukai