Anda di halaman 1dari 4

Nama : Istiqomah Adi Luhung

Nim : B200200293

Prodi / Kelas : Akuntansi / G

GERAKAN ACEH MERDEKA

Gerakan Aceh Merdeka ( GAM ) merupakan pelanggaran pancasila sila ketiga “persatuan
Indonesia”. Konflik atau Pemberontakan di Aceh antara tahun 1976 hingga tahun 2005
dikobarkan oleh Gerakan Aceh Merdeka (GAM) hal tersebut untuk mendapatkan
kemerdekaan dari Indonesia. Gerakan Aceh Merdeka atau yang sering disebut dengan GAM,
merupakan organisasi separatisme yang telah berdiri di Aceh sejak tahun 1976. Tujuan
didirikannya GAM adalah untuk mengupayakan Aceh dapat lepas dari Negara Kesatuan
Republik Indonesia, dan membuat negara kesatuan sendiri. Gerakan ini juga dikenal dengan
nama Aceh Sumatera National Liberation Front (ASNLF).Secara umum latar belakang
Konflik di aceh yang paling jelas adalah Perbedaan budaya antara Aceh dan banyak daerah
lain di Indonesia. Disamping itu, banyak kebijakan sekuler dalam administrasi pada masa
Presiden Soeharto (Orde Baru) sangat tidak disukai di Aceh, di mana banyak tokoh Aceh
tidak menyukai kebijakan pemerintahan Orde Baru yang mempromosikan satu "budaya
Indonesia". Kemudian lokasi provinsi Aceh yang terletak di ujung Barat Indonesia
menimbulkan anggapan yang meluas di provinsi Aceh bahwa para pemimpin di Jakarta yang
jauh tidak mengerti dan memperhatikan masalah yang dimiliki Aceh serta tidak bersimpati
pada kebutuhan dan adat istiadat di Aceh yang berbeda.

Selain itu, Kecenderungan sistem sentralistik pemerintahan Soeharto dan berbagai


permasalahan lainnya akhirnya mendorong tokoh Aceh Hasan di Tiro (Teungku Hasan
Muhammad di Tiro) untuk membentuk Gerakan Aceh Merdeka (GAM) pada tanggal 4
Desember 1976 dan memproklamasikan kemerdekaan Aceh. Permasalahan utama yang
dianggap melatarbelakangi hal ini adalah budaya pemerintah Indonesia yang dianggap "neo-
kolonial", dan makin banyaknya jumlah transmigran dari pulau Jawa ke provinsi Aceh serta
Distribusi pendapatan yang tidak adil dari sumber daya alam yang diambil dari Aceh. Sebab
lain terjadinya gerakan separatisme GAM di Aceh, di perkuat oleh dukungan yang datang
dari para tokoh Darul Islam (DI) di Aceh yang belum terselesaikan secara tuntas di zaman
orde lama. beberapaTokoh DI/TII yang gagal melakukan pemberontakan di Aceh. Serangan
pertama GAM pada tahun 1977 dilakukan terhadap Mobil Oil Indonesia yang merupakan
pemegang saham PT Arun NGL, dimana PT Arun NGL adalah operator ladang gas Arun
yang berlokasi di Lhokseumawe, Aceh Utara. Pada saat itu jumlah pasukan yang dimobilisasi
oleh GAM sangatlah terbatas. Meskipun sudah ada ketidakpuasan cukup besar di Aceh
namun hal tersebut tidak mengundang partisipasi aktif massa untuk mendukung GAM.
Dalam pengakuan Hasan di Tiro sendiri, pada awalnya hanya 70 orang yang bergabung
dengannya dan mereka kebanyakan berasal dari kabupaten Pidie, terutama dari desa di Tiro
sendiri, yang bergabung karena loyalitas pribadi kepada keluarga Hasan di Tiro, sementara
sisanya bergabung karena faktor kekecewaan pada pemerintah pusat.Pada akhir tahun 1979,
tindakan penekanan yang dilakukan militer Indonesia telah memukul telak GAM, para
komandan GAM banyak yang berakhir di dibunuh, pengasingan, atau dipenjara. pengikut
GAM lantas tercerai berai, bersembunyi dan melarikan diri. Para pemimpinnya seperti Dr
Husaini M. Hasan (menteri pendidikan GAM), Malik Mahmud (menteri luar negeri GAM)
dan Di Tiro, Zaini Abdullah (menteri kesehatan GAM) sudah kabur ke luar negeri dan
kabinet GAM tang resmi tidak lagi menjalankan fungsinya.

Langkah Pemberlakuan DOM di Aceh meskipun secara taktik sukses menghancurkan


kekuatan gerilya GAM. Karena merasa terasing dari Republik Indonesia setelah operasi
militer tersebut, penduduk sipil Aceh kemudian mendukung dan membantu GAM
membangun kembali organisasinya saat militer Indonesia hampir seluruhnya ditarik dari
Aceh atas perintah presiden B.J. Habibie pada akhir era 1998 setelah kejatuhan Soeharto,
saat itu Jakarta dilanda kerusuhan dan terjadi ketidak stabilan pemerintahan dan politik di
indonesia.Turunnya Soeharto dari kursi kepresidenan, menandakan berakhirnya era orde
baru. Berbagai upaya untuk meredam pemberontakan di Aceh masih terus diusahakan oleh
presiden-presiden RI berikutnya. Sejak era presiden B.J. Habibie sampai dengan presiden
Megawati telah mengupayakan berbagai kebijakan. Namun sayangnya kebijakan-kebijakan
tersebut tidak berjalan secara efektif. Pada tahun 1999 saat terjadi kekacauan di Jawa dan
pemerintah pusat yang tidak efektif hal tersebut memberikan kesempatan bagi GAM untuk
melancarkan pemberontakan kembali di Aceh, namun kali ini dengan dukungan yang besar
dari masyarakat Aceh. Sebenarnya pada tahun 1999 diumumkan penarikan pasukan, namun
karena situasi keamanan yang memburuk di Aceh kemudian menyebabkan pengiriman ulang
tentara dalam jumlah yang besar ke Aceh. pada pertengahan 2002 GAM dikatakan telah
menguasai 70 persen pedesaan di penjuru Aceh.

Memburuknya kondisi keamanan di Aceh menyebabkan tindakan pengamanan keras


dilakukan pada tahun 2001-2002. Pemerintah Megawati pada tahun 2003 juga meluncurkan
operasi militer untuk mengakhiri konflik dengan GAM untuk selamanya dan keadaan darurat
diberlakukan di Provinsi Aceh. Pada November 2003 darurat militer diperpanjang lagi selama
6 bulan karena GAM belum dapat dihancurkan sepenuhnya. Menurut laporan Human Rights
Watch akibat dari di adakannya darurat militer di Aceh menyebabkan sekitar 100.000 orang
mengungsi pada 7 bulan pertama darurat militer dan beberapa pelanggaran HAM.Konflik ini
sebenarnya masih berlangsung pada akhir 2004, namu saat itu tiba-tiba bencana Tsunami
terjadi pada 24 Desember 2004 dan memporakporandakan segala infrastruktur di provinsi
Aceh, sehingga secara tidak langsung bencana alam terbesar dalam sejarah Indonesia tersebut
berhasil membekukan konflik yang terjadi di Aceh.

Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari penjelasan mengenai gerakan aceh merdeka bahwa
pemerintah berhasil atau dapat menyatukan kembali aceh dengan republic Indonesia sehingga
aceh tidak berdiri sendiri sebagai Negara. Gerakan yang dilakukan untuk memisahkah diri
tersebut adalah gerakan aceh merdeka ( GAM ). Gerakan Aceh Merdeka atau yang sering
disebut dengan GAM, merupakan organisasi separatisme yang telah berdiri di Aceh sejak
tahun 1976. Tujuan didirikannya GAM adalah untuk mengupayakan Aceh dapat lepas dari
Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan membuat negara kesatuan sendiri. Gerakan ini
juga dikenal dengan nama Aceh Sumatera National Liberation Front (ASNLF). Faktor –
faktor yang menyebabkan adanya GAM adalah Perbedaan budaya antara Aceh dan banyak
daerah lain di Indonesia. Disamping itu, banyak kebijakan sekuler dalam administrasi pada
masa Presiden Soeharto (Orde Baru) sangat tidak disukai di Aceh. Kemudian lokasi provinsi
Aceh yang terletak di ujung Barat Indonesia menimbulkan anggapan yang meluas di provinsi
Aceh bahwa para pemimpin di Jakarta yang jauh tidak mengerti dan memperhatikan masalah
yang dimiliki Aceh serta tidak bersimpati pada kebutuhan dan adat istiadat di Aceh yang
berbeda. Selain hal tersebut GAM muncul karena adanya di perkuat oleh dukungan yang
datang dari para tokoh Darul Islam (DI) di Aceh yang belum terselesaikan secara tuntas di
zaman orde lama. beberapaTokoh DI/TII yang gagal melakukan pemberontakan di Aceh,
merasa bahwa dengan memberikan dukungan terhadap GAM, nantinya Aceh dapat
memperoleh kemerdekaannya. Serangan pertama GAM pada tahun 1977 dilakukan terhadap
Mobil Oil Indonesia yang merupakan pemegang saham PT Arun NGL, dimana PT Arun
NGL adalah operator ladang gas Arun yang berlokasi di Lhokseumawe, Aceh Utara. Pada
akhir tahun 1979, tindakan penekanan yang dilakukan militer Indonesia telah memukul telak
GAM, para komandan GAM banyak yang berakhir di dibunuh, pengasingan, atau dipenjara.
pengikut GAM lantas tercerai berai, bersembunyi dan melarikan diri. Para pemimpinnya
seperti Dr Husaini M. Hasan (menteri pendidikan GAM), Malik Mahmud (menteri luar
negeri GAM) dan Di Tiro, Zaini Abdullah (menteri kesehatan GAM) sudah kabur ke luar
negeri dan kabinet GAM tang resmi tidak lagi menjalankan fungsinya.Konflik ini sebenarnya
masih berlangsung pada akhir 2004, namun saat itu tiba-tiba bencana Tsunami terjadi pada 24
Desember 2004 dan memporakporandakan segala infrastruktur di provinsi Aceh, sehingga
secara tidak langsung bencana alam terbesar dalam sejarah Indonesia tersebut berhasil
membekukan konflik yang terjadi di Aceh.

Solusi

Dari penjelasan gerakan aceh merdeka dapat diketahui masalah yang menyebabkan gerakan
tersebut adalah karena kekecewaan masyarakat aceh terhadap pemerintah saat itu. Pada
waktu itu, pemerintah kurang memperhatikan masyarakat yang berada di Aceh. Tidak hanya
itu gerakan ini juga disebabkan karena perbedaan budaya masyarakat aceh dengan
masyarakat daerah lainnya. Permasalahan tidak berhenti disitu saja tetapi masih ada persoalan
yang dipermasalahkan lainnya. Solusi yang tepat untuk masalah yang terjadi ini adalah
dengan pemerintah lebih memperhatikan masyarakatnya walapun terletak jauh dari pusat
pemerintahan . contohnya yaitu seperti aceh yang terletak di ujung utara pulau Sumatra.
Ketika diamati letak tersebut jauh dari pusat pemerintahan yang berada di pulau jawa.
sehingga masyarakat pun membutuhkan perhatian pemerintah. Ketika pemerintah mampu
memberikan perhatian untuk masyarakat daerah aceh ini, mereka akan merasa diberlakukan
secara merata atau adil oleh pemerintah. pemerintah harus mempunyai cara bagaimana
supaya Aceh mendapatkan hal yang sama seperti, pada masyarakat Jawa. Pembangunan –
pembangunan juga dilakukan agar aceh tidak keterbelakang atau tertinggal dibandingkan
dengan daerah lainnya di Indonesia. Pemerintah juga harus memberikan fasilitas yang cukup
untuk masyarakat aceh. Masyarakat juga harus mendukung upaya yang dilakukan pemerintah
ini. Masyarakat dituntut tidak mudah percaya dengan berita – berita yang belum pasti
kebenarannya dan supaya tidak mudah termakan oleh provokasi. Dengan itu semua, aceh pun
merasa di perhatikan dan tidak timbul lagi gerakan – gerakan untuk memisahkan diri dari
republik Indonesia ini.

Anda mungkin juga menyukai