PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dengan fokus perusahaan untuk memastikan dan meningkatkan imbal hasil yang baik
pada investasi IT dan berlalunya Sarbanes-Oxley Act (SOX) di Amerika Serikat pada tahun 2002,
gagasan penerapan IT Governace menjadi perhatian penting dalam dunia bisnis. Banyak
organisasi yang menerapkan praktik IT Governance dalam operasi sehari-hari sebagai strategi
untuk mendorong dan mengontrol IT, terutama untuk memastikan bahwa investasi IT diarahkan
dan dilaksanakan dengan cara yang tepat demi tercapainya peningkatan nilai bisnis perusahaan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. LANDASN TEORI
1. STAKEHOLDER TEORI
3
2. IT GOVERNANCE MECHANISMS
4
Information Economics
Metode ekonomi informasi yang dikembangkan oleh Benson dan Parker dapat
digunakan sebagai penyelaras dimana bisnis dan TI dapat menghasilkan proyek-
proyek TI dengan cara ini dapat diprioritaskan dan proyek mana yang dapat ipilih.
Ekonomi informasi berawal dari Return On Investment (ROI) dimana akan dihitung
suatu pengembalian modal dari investasi yang dilakukan meliput berapa lama, berapa
jumlahnya dan dampak yang akan didapati.
c. Relational Mechanisms
Mekanisme lain untuk IT Governance adalah komunikasi dua arah yang efektif dan
partisipasi yang baik / hubungan kerjasama antara bisnis dan departemen TI, karena
sering adanya kekurangan kesadaran bisnis pada bagian TI atau sedikit apresiasi TI
pada bagian bisnis
3. IT GOVERNANCE DOMAINS
Dalam penelitian ini untuk IT Governance domains terdiri dari 5 indikator, yaitu:
a) IT Strategic Alignment
b) IT Value Delivery
ITGI (2003) menyoroti bahwa nilai tambah IT untuk bisnis adalah fungsi dari tingkat
dimana unit IT mempunyai tujuan yang sesuai dengan strategis dan memenuhi harapan
manajemen bisnis. Tujuan IT Governance adalah untuk memastikan bahwa nilai bisnis
memandu pilihan dan implementasi investasi IT. Perusahaan telah menekankan
penggunaan strategi yaitu mekanisme IT Governance dalam membangun kemampuan dan
meningkatkan nilai bisnis dengan menciptakan struktur yang fleksibel dan proses yang
menyertainya serta mekanisme relasional untuk meningkatkan efektivitas TI pemerintahan
(Wilkin, Campbell, dan Moore 2013).
5
c) IT Risk Management
Risiko semacam itu ada di area sistemik dan operasional di mana keamanan informasi dan
infrastruktur IT sangatlah penting (Maizlish dan Handler 2005). Oleh karena itu, agar
efektif, IT Governace harus divalidasi dalam mengelola risiko, yang berarti memastikan
ada kontrol untuk mengidentifikasi kemungkinan penyebab masalah, menghilangkan atau
mentransfernya, dan memantau peristiwa pemicu untuk mengurangi dampaknya, sehingga
memastikan kegagalan IT tidak membahayakan tujuan bisnis strategis.
d) IT Resource Management
e) IT Performance Management
IT Performance Management memiliki peran penting dalam evaluasi kinerja dan nilai
operasional IT (Schwarz dan Hirschheim 2003). Pemantauan kinerja IT dapat digunakan
untuk memastikan bahwa tindakan yang direncanakan sedang dilakukan dan untuk
mengidentifikasi apa yang perlu dilakukan (ITGI 2005). Menilai apakah suatu proyek IT
sesuai jadwal, sesuai anggaran, untuk mencapai itu tujuan, dan apakah infrastruktur IT
memenuhi kebutuhan pengguna dapat membantu organisasi mengidentifikasi sejauh mana
6
kontribusi TI terhadap pencapaian tujuan strategis (Love, Irani, Standing, Lin, dan Burn
2005).
B. KERANGKA KONSEPTUAL
C. PENGEMBANGAN HIPOTESIS
7
BAB III
METODE PENELITIAN
B. VALIDITAS PENGUKURAN
Data dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif dan analisis faktor eksplorasi
(EFA) untuk mengidentifikasi dan memvalidasi item kontribusi untuk masing-masing konstruk
dalam model. Partial Least Square (PLS) digunakan untuk menguji hubungan hipotesis dalam
penelitian ini. Validitas dan reliabilitas item dan konstruksi dinilai dengan memeriksa beban dari
item pada variable masing-masing.
8
Peneliti menilai keandalan skala menggunakan reliabilitas komposit (CR). CR
menawarkan perkiraan yang lebih baik dari varians bersama oleh indikator dan karena
menggunakan beban barang yang diperoleh dalam jaringan nomological[18]. Seperti ditunjukkan
pada Tabel 2, skor CR untuk semua skala melebihi ambang batas minimum 0,70, menunjukkan
keandalan skala yang digunakan dalam penelitian ini.
9
BAB IV
HASIL PENELITIAN
10
menerapkan mekanisme IT Governance akan mengalami peningkatan dalam hal
keselarasan stategi IT nya (IT Strategic Alignment). Wong et al. [54], misalnya, menemukan
bahwa komunikasi karyawan memiliki hubungan langsung dan positif dengan keselarasan
bisnis-IT sedemikian rupa yang dapat digunakan untuk membina dan mendorong
pelaksanaan penyelarasan bisnis-IT ke keadaan yang diinginkan.
H3 : Terdapat hubungan positif IT Value Delivery dengan IT Governance
Efectivity
Peneliti menemukan bahwa tingkat IT Value Delivery memiliki hubungan yang signifikan
dan positif terhadap efektivitas IT Governance (β = 0,15; p <0,05), Sehingga mendukung
Hipotesis 3. Dalam hal ini, semakin tinggi tingkat IT Value Delivery, semakin tinggi pula
efektivitas penggunaan IT Governance dalam organisasi.
H4 : Terdapat hubungan positif IT Governace Mechanism dengan IT Value
Delivery
Peneliti menemukan bahwa tingkat IT Governace Mechanism memiliki hubungan yang
signifikan dan positif terhadap IT Value Delivery (β = 0,35; p <0,000), Sehingga
mendukung Hipotesis 4. Penerapan yang efektif dari mekanisme ini dapat membantu
perusahaan dalam hal pengurangan biaya, peningkatan kualitas produk dan layanan,
keuntungan dalam keunggulan kompetitif, dan peningkatan operasional efisiensi. Bowen
et al. (2007) menganalisis dampak dari beberapa mekanisme pada kinerja tata kelola TI,
menunjukkan, misalnya, bahwa tingkat pemahaman bersama tentang TI dan tujuan bisnis
yang ditunjukkan oleh anggota komite pengarah TI berdampak pada IT Value Delivery.
H5 : Terdapat hubungan positif IT Risk Management dengan IT Governance
Efectivity
Peneliti menemukan bahwa tingkat IT Risk Management memiliki hubungan yang
signifikan dan positif terhadap efektivitas IT Governance (β = 0,19; p <0,01), Sehingga
mendukung Hipotesis 5. Hal ini berarti semakin efektif IT Risk Management, semakin
tinggi pula tingkat efektivitas IT Governance bagi organisasi. Keberadaan lingkungan yang
terkendali untuk tindakan dan perilaku yang diinginkan terkait dengan IT dapat mengarah
pada penggunaan IT yang lebih baik (Weill dan Ross 2004).
H6 : Terdapat hubungan positif IT Governace Mechanism dengan IT Risk
Management
Peneliti menemukan bahwa tingkat IT Governace Mechanism memiliki hubungan yang
signifikan dan positif terhadap IT Risk Management (β = 0,29; p <0,05), Sehingga
mendukung Hipotesis 6. Hal ini menujukan bahwa perusahaan yang menerapkan
11
mekanisme IT Governance akan mengurangi adanya risiko di dalam manajemen IT nya.
Risiko sendiri dapat dikelola secara proaktif dengan menerapkan proses dan struktur dari
sudut pandang manajemen (Wallace et al. 2004).
H7: Terdapat hubungan positif IT Resource Management dengan IT Governance
Efectivity
12
H10 : Terdapat hubungan positif IT Governace Mechanism dengan IT
Performance Management
Peneliti menemukan bahwa tingkat IT Governace Mechanism memiliki hubungan yang
signifikan dan positif terhadap IT Performance Management (β = 0,48; p <0,000),
Sehingga mendukung Hipotesis 8. Penggunaan mekanisme relasional, misalnya,
memfasilitasi pengiriman dan pelaksanaan IT Governance, menciptakan lingkungan di
mana pekerja proyek, misalnya, didorong melalui organisasi oleh beberapa mekanisme ini
dengan dukungan atau pelatihan minimum dapat membantu perusahaan untuk mengelola
proyek dan kinerjanya (Huang et al. 2010).
13
BAB V
Dalam studi ini, peneliti bertujuan untuk menguji anteseden efektivitas IT Governance,
dengan mempertimbangkan dua variabel IT Governance Domains dan IT Governance
Mechanisms. Hasil penelitian menujukan bahwa IT Startegic Alignment (SA), IT Value Delivery
(VD), IT Risk Management (RK) dan IT Performance Management (PM) adalah positif dan
signifikan terkait dengan efektivitas IT Governance (ITG), menunjukkan bahwa semakin tinggi
kinerja domain ini, semakin tinggi pula tingkat efektivitas IT Governance. Sedangkan IT
Resource Management tidak berpengaruh terhadap efektivitas IT Governance. Hal ini agak
mengherankan, dimana adanya pengoptimalan infrastruktur organisasi IT dan pengetahuan, dan
kemampuan IT (aplikasi, informasi dan personil) tidak menjamin penggunaan efektif IT dalam
organisasi. De Haes dan Van Grembergen (2009) mengemukakan bahwa sumber daya itu sendiri
tidak menciptakan nilai bisnis dan memerlukan kompetensi organisasi.
Secara keseluruhan, di dalam model penelitian ini menyajikan nilai dari R square sebesar
0,62, dimana menunjukkan bahwa 62 persen dari total varian efektivitas IT Governance dapat
dijelaskan oleh lima domain IT Governance dan mekanismenya. Temuan di dalam penelitian ini
memiliki implikasi bagi praktisi dan peneliti.
Peneliti menyarankan bahwa adopsi mekanisme struktural, prosedural, dan relasional dapat
meningkatkan IT Governance dalam organisasi dengan cara yang berbeda, terutama dengan
cara adanya peningkatan pada IT Startegic Alignment, IT Value Delivery, IT Risk
Management dan IT Performance Management.
Penelitian ini memberikan gambaran ke dalam domain IT Governance dan bagaimana
dampaknya pada efektivitas IT Governance. Peneliti menemukan bahwa empat dari lima
elemen paling umum dari IT Governance memiliki efek positif dan signifikan terhadap
efektivitas IT Governance, menunjukkan semakin tinggi kinerja dalam domain ini, semakin
tinggi efektivitas IT Governance. Akhirnya, peneliti mengusulkan dan memvalidasi kerangka
kerja untuk mengevaluasi kinerja dan efektivitas IT Governance, yang dapat mendukung para
eksekutif dalam manajemen IT yang lebih baik dan membimbing mereka melalui penerapan
berbagai mekanisme tata kelola TI.
14
B. KETERBATASAN
15