Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Wilayah Indonesia yang sebagian besar adalah wilayah perairan mempunyai banyak
celah kelemahan yang dapat dimanfaatkan oleh negara lain yang pada akhirnya dapat
meruntuhkan bahkan dapat menyebabkan disintegrasi bangsa Indonesia. Indonesia yang
memiliki kurang lebih 13.670 pulau memerlukan pengawasan yang cukup ketat.
Dimana pengawasan tersebut tidak hanya dilakukan oleh pihak TNI/Polri saja tetapi
semua lapisan masyarakat Indonesia. Bila hanya mengandalkan TNI/Polri saja yang
persenjataannya kurang lengkap mungkin bangsa Indonesia sudah tercabik – cabik oleh
bangsa lain. Dengan adannya wawasan nusantara kita dapat mempererat rasa persatuan
di antara penduduk Indonesia yang saling berbhineka tunggal ika.
Wawasan Nusantara pada dasarnya merupakan cara pandang terhadap bangsa
sendiri. Kata “wawasan” berasal dari kata “wawas” yang bearti melihat atau
memandang (S. Sumarsono, 2005). Setiap Negara perlu memiliki wawasan nasional
dalam usaha menyelenggarakan kehidupannya.Wawasan itu pada umumnya berkaitan
dengan cara pandang tentang hakikat sebuah Negara yang memiliki kedaulatan atas
wilayahnya. Fokus pembicaraan pada unsur kekuasaan dan kewilayahan disebut
“geopolitik”.
Kita semua menyadari bahwa setiap bangsa mempunyai cita-cita luhur dan indah
yang ingin dicapainya. Orang mengatakan bahwa cita-cita yang ingin dicapai oleh suatu
bangsa mempunyai fungsi sebagai penentu dari tujuan nasionalnya. Lazimnya dalam
usaha mencapai tujuan tersebut, bangsa bersangkutan menghadapi tantangan, ancaman,
hambatan, dan gangguan yang senantiasa perlu dihadapi ataupun ditanggulangi. Oleh
karena itu, suatu bangsa harus mempunyai kemampuan, kekuatan, ketangguhan dan
keuletan. Umumnya inilah yang dinamakan ketahanan nasional, yang dapat juga disebut
sebagai ketahanan bangsa

1
1.2 Rumusan Masalah
Agar penyusunan makalah ini sesuai dengan apa yang diharapakan, maka penulis
menyusunkan rumusan masalahnya sebagai berikut :
1. Latar belakang apa yang menimbulkan pemberontakan GAM ?
2. Pengaruh apakah yang di timbulkan pemberontakan GAM terhadap ketahanan
nasional indonesia ?
3. Tindakan/ langkah apa yang di lakukan pemerintah untuk mengatasi pemberontakan
GAM ?














2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Latar Belakang Pemberontakan GAM


GAM lahir karena kegagalan gerakan Darul Islam pada masa sebelumnya. Darul
Islam muncul sebagai reaksi atas ketidak berpihakan Jakarta terhadap gagasan
formalisasi Islam di Indonesia. Darul Islam adalah sebuah gerakan perlawanan dengan
ideologi Islam yang terbuka. Bagi Darul islam, dasar dari perlawanan adalah Islam,
sehingga tidak ada sentimen terhadap bangsa-bangsa lain, bahkan ideologi Islam adalah
sebagai perekat dari perbedaan yang ada. Gagasan ini juga berkembang dalam gerakan
Darul Islam di Aceh.
Akan tetapi, paska berhentinya perlawanan Darul Islam Aceh, keinginan Aceh
untuk melakukan Islamisasi di Indonesia menjadi lebih sempit hanya kepada Aceh.
Perubahan ini terjadi disebabkan karena kegagalan Darul Islam diseluruh Indonesia,
sehingga memaksa orang Aceh lebih realistis untuk mewujudkan cita-cita. Yang
menjadi menarik adalah, GAM yang melanjutkan tradisi perlawanan Aceh, ternyata
tidak melanjutkan ideologi Islam yang terlebih dahulu digunakan oleh Darul Islam.
Sebagaimana yang disebutkan bahwa GAM lebih memilih nasionalisme Aceh sebagai
isu populisnya, yang mempengaruhi muculnya GAM berikutnya adalah faktor
ekonomi, yang berwujud ketidakadilan dan ketimpangan ekonomi antara pusat dengan
daerah. Pemerintahan sentralistik Orde Baru menimbulkan kekecewaan berat terutama
di kalangan elite Aceh. Pada era Soeharto, Aceh menerima 1% dari anggaran
pendapatan nasional, padahal Aceh memiliki kontribusi 14% dari GDP Nasional.
Terlalu banyak pemotongan yang dilakukan pusat yang menggarap hasil produksi dari
Aceh. Sebagian besar hasil kekayaan Aceh dilahap oleh penentu kebijakan di Jakarta.
Meningkatnya tingkat produksi minyak bumi yang dihasilkan Aceh pada 1970-an dan
1980-an dengan nilai 1,3 miliar US Dolar tidak memperbaiki kehidupan sosial ekonomi
masyarakat Aceh.
Kemunculan GAM pada masa awalnya langsung mendapat respon oleh pemerintah
Orde Baru dengan melakukan operasi militer yang represif, sehingga membuat GAM
kurang bisa berkembang. Walau demikian, GAM juga melakukan pelebaran jaringan
yang membuat mereka kuat, baik pada tingkat internasional maupun menyatu dengan

3
masyarakat dan GAM bisa terus bertahan.Pada masa Orde Baru GAM memankan dua
wajah; satu wajah perlawanan (dengan pola-pola kekerasan yang dilakukan), dan
strategi ekonomi-politik yang dimainkan (dengan mengambil uang pada proyek-proyek
pembangunan).
.
2.2 Pengaruh yang di Timbulkan Pemberontakan GAM, terhadap Ketahanan
Nasional Indonesia
Pengaruhnya masuk dalam berbagai aspek kehidupan bernegara, terutama terhadap
kesatuan dan persatuan yang secara otomatis akan menimbulkan perpecahan lalu akan
memotivasi daerah lain yang mempunyai keinginan memberontak di saat pemerintah
sedang mengurusi masalah masalah GAM, serta Gerakan separatis di Aceh telah banyak
melibatkan penggunaan sumberdaya nasional, dan akibatnya telah menimbulkan korban
jiwa dan harta benda yang tidak kecil.untuk berikut–berikutnya indonesia harus
mempunyai Langkah-langkah kebijakan dalam pencegahan dan penanggulangan
separatisme adalah (1) pemulihan keamanan untuk menindak secara tegas separatisme
bersenjata yang melanggar hak-hak masyarakat sipil; (2) meningkatkan kesejahteraan
masyarakat di daerah rawan konflik atau separatisme melalui perbaikan akses
masyarakat lokal terhadap sumber daya ekonomi dan pemerataan pembangunan
antardaerah; (3) meningkatkan kualitas pelaksanaan otonomi dan desentralisasi; (4)
mendeteksi secara dini dan pencegahan awal potensi konflik dan separatisme; (5)
melaksanakan pendidikan politik secara formal, informal, dialogis, serta melalui media
massa dalam rangka meningkatkan rasa saling percaya; (6) menguatkan kelembagaan
pemerintah daerah di bidang pelayanan publik; dan (7) menguatkan komunikasi politik
pemerintah dengan masyarakat.
Contoh upaya yang dilakukan dalam pencegahan dan penanggulangan
separatisme ditempuh melalui program-program sebagai berikut :
A. Pengembangan Ketahanan Nasional
Pengembangan ketahanan nasional dimaksudkan sebagai usaha mengembangkan
dan meningkatkan ketahanan nasional, wawasan nasional dan sistem manajemen
nasional, serta wawasan kebangsaan bagi warga negara dalam rangka mengatasi
berbagai aspek ancaman terhadap kehidupan bangsa dan negara.

4
Untuk mencapai tujuan tersebut, telah dilakukan perumusan rancangan kebijakan
nasional dalam rangka pembinaan ketahanan nasional untuk menjamin tercapainya
tujuan dan kepentingan nasional dan keselamatan negara dari ancaman terhadap
kedaulatan, persatuan, dan kesatuan. Untuk itu, peneliteian dan pengkajian strategis
masalah aktual yang berkaitan dengan konsepsi pertahanan dan keamanan nasional,
wawasan nusantara, ketahanan nasional, dan sistem manajemen nasional merupakan
suatu kegiatan yang dilakukan untuk mendukung upaya mencapaian tujuan tersebut.
B. Penyelidikan, Pengamanan dan Penggalangan Keamanan Negara
Penyelidikan, pengamanan, dan penggalangan keamanan negara dimaksudkan
sebagai usaha meningkatkan kemampuan profesionalisme intelijen guna lebih peka,
tajam, dan antisipatif dalam mendeteksi dan mengeliminasi berbagai ancaman,
tantangan, hambatan, dan gangguan yang berpengaruh terhadap kepentingan nasional
dalam hal deteksi dini untuk mencegah dan menanggulangi separatisme.
Untuk mencapai tujuan tersebut, telah dilakukan operasi intelijen dalam hal
deteksi dini untuk mencegah dan menanggulangi separatisme, koordinasi seluruh
badan-badan intelijen pusat dan daerah di seluruh wilayah NKRI dalam hal mencegah
dan menanggulangi separatisme, serta pengkajian analisis intelijen perkembangan
lingkungan strategis, pengolahan dan penyusunan produk intelijen dalam hal deteksi
dini untuk mencegah dan menanggulangi separatisme.
C. Penjagaan Keutuhan Wilayah NKRI
Penjagaan keutuhan wilayah NKRI dimaksudkan sebagai usaha mewujudkan
kesiapan operasional dan penindakan ancaman baik berupa invasi/agresi dari luar dan
ancaman dari dalam baik ancaman militer maupun nonmiliter.
Untuk mencapai tujuan tersebut, dilakukan antisipasi dan pelaksanaan operasi
militer atau nonmiliter terhadap gerakan separatis yang berusaha memisahkan diri dari
NKRI terutama gerakan separatisme bersenjata yang mengancam kedaulatan dan
keutuhan wilayah Indonesia.
Di samping itu, dilakukan pula antisipasi dan pelaksanaan operasi militer atau
nonmiliter terhadap aksi radikalisme yang berlatar belakang primordial etnis, ras, dan
agama serta ideologi di luar Pancasila, baik berdiri sendiri maupun memiliki keterkaitan
dengan kekuatan-kekuatan di luar negeri.

5
D. Pemantapan Keamanan Dalam Negeri
Pemantapan keamanan dalam negeri dimaksudkan sebagai usaha meningkatkan
dan memantapkan keamanan dan ketertiban wilayah Indonesia terutama di daerah
rawan, seperti wilayah laut Indonesia, wilayah perbatasan, dan pulau-pulau terluar, serta
meningkatkan kondisi aman wilayah Indonesia dari tindak kejahatan separatisme.
Untuk mencapai tujuan tersebut, telah dilakukan operasi keamanan dan penegakan
hukum dalam hal penindakan awal separatisme di wilayah kedaulatan NKRI, upaya
keamanan dan ketertiban di wilayah perbatasan dan pulau-pulau terluar, serta
pendekatan persuasif secara intensif kepada masyarakat yang rawan terhadap pengaruh
separatis.
E. Peningkatan Komitmen Persatuan dan Kesatuan Nasional
Peningkatan komitmen persatuan dan kesatuan nasional dimaksudkan sebagai
usaha menyepakati kembali makna penting persatuan nasional dalam konstelasi politik
yang sudah berubah.
Untuk mencapai tujuan tersebut, telah dilakukan pendidikan politik masyarakat
dan sosialisasi wawasan kebangsaan. Di samping itu, diupayakan pula perwujudan dan
fasilitasi berbagai forum dan wacana-wacana sosial politik yang dapat memperdalam
pemahaman mengenai pentingnya persatuan bangsa, mengikis sikap diskriminatif, dan
menghormati perbedaan-perbedaan dalam masyarakat.
F. Peningkatan Kualitas Pelayanan Informasi Publik
Peningkatan kualitas pelayanan informasi publik sebagai usaha meningkatkan
mutu pelayanan dan arus informasi kepada dan dari masyarakat untuk mendukung
proses sosialisasi dan partisipasi politik rakyat.
Untuk mencapai tujuan tersebut, dilakukan implementasi upaya proaktif dalam
penyediaan informasi yang lebih berorientasi pada permintaan dan kebutuhan nyata
masyarakat, serta memperluas jaringan informasi dan penyiaran publik untuk
mempromosikan nilai-nilai persatuan dan persamaan secara sosial.

2.3 Langkah yang Dilakukan Pemerintah dalam Menangani GAM


Dalam rangka menyelesaikan masalah separatisme di Aceh secara damai,
bermartabat dan menyeluruh, Pemerintah Republik Indonesia dan Gerakan Aceh
Merdeka (GAM) dalam kurun waktu terakhir ini secara intensif melakukan perundingan

6
informal di Helsinski yang difasilitasi oleh Crisis Management Inisiative. Berbagai
issue penting yang telah disepakati oleh kedua belah pihak dalam perundingan damai
tersebut diharapkan akan menjadi landasan yang kokoh dalam penyelesaian masalah
separatisme di Aceh. Lalu Pemerintah Republik Indonesia bertekad menyelesaikan
secara damai, komprehensif, dan bermartabat dalam bingkai NKRI. Dengan
berpedoman pada Memorandum of Understanding (MoU) antara Pemerintah RI dengan
GAM yang ditandatangani pada tanggal 15 Agustus 2005 di Helsinki, sebagai langkah
nyata, Pemerintah RI dengan negara Uni Eropa dan negara ASEAN akan
menandatangani MoU tentang keikutsertaan Aceh Monitoring Mission (AMM) sehingga
diharapkan upaya damai dapat diwujudkan secepatnya. Kedua MoU tersebut menjadi
prinsip dasar bagi para pihak dan digunakan sebagai pedoman untuk diimplementasikan
dengan dimonitor oleh AMM.

7
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Gerakan Aceh Merdeka (GAM) merupakan salah satu bagian sejarah yang
mewarnai dinamika sejarah di Indonesia. GAM diproklamirkan pada tanggal 4
Desember 1976 oleh Hasan Tiro. Sebenarnya GAM sendiri sebagai wahana pergerakan
baru didirikan pada 20 Mei 1977. Namun Hasan Tiro sendiri memilih hari lahir GAM
adalah pada tanggal yang disebut paling awal, disesuaikan dengan proklamasi
kemerdekaan Aceh Sumatera. Proklamasi ini dilangsungkan di Bukit Cokan, pedalaman
Kecamatan Tiro, Pidie. Prosesi ini dilakukan secara sederhana, dilakukan di suatu
tempat yang tersembunyi, menandakan bahwa awal-awalnya, gerakan ini adalah
gerakan bawah tanah yang dilakukan secara diam-diam.
Tujuan berdirinya gerakan ini lebih mengarah terhadap konsepsi tujuan negara
yang diajukan oleh Imanuel kant bahwa negara berfungsi memberikan kebebasan
memperoleh hak dan [kewajiban warganya. Dalam hal ini kultur masyarakat Aceh yang
islami memberikan ruh ideologis dalam membentuk Negara Aceh merdeka yang
dinaungi atas payung teokrasi. Yang mana menjadikan kedaulatan satu-satunhya berada
di tangan Tuhan (Allah SWT).

3.2 Saran
Pemerintah harus mengambil keputusan yang tepat dan bertindak tegas terhadap
gerakan separatis itu, agar kedaulatan NKRI tetap dapat dipertahankan. Sudah terlalu
lama rakyat menunggu terwujudnya keamanan dan kedamaian di negeri ini, khususnya
di provinsi Aceh. Jangan sampai apa yang terjadi di Aceh menjalar ke daerah lain di
negeri tercinta ini.

8
DAFTAR PUSTAKA

1. http://id.wikipedia.org/wiki/Gerakan_Aceh_Merdeka
2. http://www.kumpulansejarah.com/2013/04/sejarah-lahirnya-gerakan-aceh-merdeka.html
3. http://holan-hukum.blogspot.com/p/gerakan-aceh-merdeka-gam.html
4. http://story4l0ve.blogspot.com/2011/11/organisasi-gam-gerakan-aceh-merdeka.html
5. http://abdienkrez.blogspot.co.id/

Anda mungkin juga menyukai