Pendahuluan
Setiap manusia pasti memiliki hak yang telah diberikan oleh Tuhan Yang Maha
Esa. Hak tersebut merupakan Hak Asasi Manusia (HAM) yang melekat dari sejak
manusia itu lahir hingga wafat. Hal tersebut juga secara lengkap tercantum dalam
BAB XA UUD NRI 1945 tentang Hak Asasi Manusia. Seiring berkembangnya
zaman, peraturan-peraturan mengenai Hak Asasi Manusia semakin banyak
macamnya, termasuk negara yang ikut berperan dalam melaksanakan maupun
menjaga hak setiap manusia. Namun beberapa tahun belakangan, tepatnya sejak
diumumkan bahwa terdapat virus yang disebut dengan COVID-19 dan menjadi
sebuah pandemi di seluruh dunia, Hak Asasi Manusia kini dipertanyakan perihal
pembatasannya.
Karena pada fakta di lapangan, hak setiap manusia atas kebebasan berserikat,
berkumpul, serta hak kebebasan beragama dan berkeyakinan dibatasi oleh negara.
Salah satu produk dari pemerintah untuk membatasi mobilitas warga negaranya
adalah dengan diterapkannya PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) dan
PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat). Meskipun hal tersebut
termasuk dalam kategori derogable rights, namun tidak menutup kemungkinan
sebagian masyarakat merasa dirugikan oleh peraturan pemerintah karena kesulitan
untuk sekedar memenuhi kebutuhan hidup yang notabene dilakukan diluar rumah.
Oleh karena itu, essai ini dibuat untuk menjelaskan secara rinci tentang hal – hal
yang dapat membatasi Hak Asasi Manusia dan penerapannya di masa pandemi
COVID-19. Penulisan essay ini bertujuan untuk mengkaji tentang Limitasi Hak
Asasi Manusia dalam lingkup Kebijakan Pembatasan Kegiatan Masyarakat.
Pendahuluan
Setiap manusia pasti memiliki hak yang telah diberikan oleh Tuhan Yang
Maha Esa. Hak tersebut merupakan Hak Asasi Manusia (HAM) yang melekat dari
sejak manusia itu lahir hingga wafat. Hal tersebut juga secara lengkap tercantum
dalam BAB XA UUD NRI 1945 tentang Hak Asasi Manusia. Seiring
berkembangnya zaman, peraturan – peraturan mengenai Hak Asasi Manusia
semakin banyak macamnya, termasuk negara yang ikut berperan dalam
melaksanakan maupun menjaga hak setiap manusia. Namun beberapa tahun
belakangan, tepatnya sejak diumumkan bahwa terdapat virus yang disebut dengan
COVID-19 dan menjadi sebuah pandemi di seluruh dunia, Hak Asasi Manusia
kini dipertanyakan perihal pembatasannya. Karena pada fakta di lapangan, hak
setiap manusia atas kebebasan berserikat, berkumpul, serta hak kebebasan
beragama dan berkeyakinan dibatasi oleh negara. Salah satu produk dari
pemerintah untuk membatasi mobilitas warga negaranya adalah dengan
diterapkannya PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) dan PPKM
(Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat). Meskipun hal tersebut
termasuk dalam pembatasan hak asasi manusia,, namun tidak menutup
kemungkinan sebagian masyarakat merasa dirugikan oleh peraturan pemerintah
karena kesulitan untuk sekedar memenuhi kebutuhan hidup yang notabene
dilakukan diluar rumah. Oleh karena itu, esai ini ditujukan untuk mengkaji
limitasi ham dalam penerapan kebijakan PPKM ( Pemberlakuan Pembatasan
Kegiatan Masyarakat).
Pembahasan
Tidak hanya dalam kovenan hak sipil dan politik, pembatasan hak
asasi manusia juga beberapa kali diatur dalam peraturan yang berlaku di
negara Indonesia. Berikut adalah beberapa hukum positif yang mengatur
tentang pembatasan hak asasi manusia ;
2 Mata Kuliah, Hak Asasi Manusia, dan DR ABDUL RAZAK, “PERBEDAAN HAM DIBAWAH UUD
1945 SEBELUM AMANDEMEN, KONSTITUSI RIS 1949, UUDS 1950, DAN UUD 1945 SETELAH
AMANDEMEN,” t.t.
terhadap hak asasi manusia serta kebebasan dasar orang lain,
kesusilaan, ketertiban umum, dan kepentingan bangsa”.3
lahirlah Prinsip-Prinsip Siracusa dari konvensi tersebut. Prinsip ini dihasilkan oleh
sekelompok ahli hukum internasional yang bertemu di Siracusa, Italia pada April
dan Mei 1984 yang isinya sebagai berikut:
4 Veronica Sianipar Agnes, Eddy Mulyono, dan Rosita Indrayati, “TINJAUAN YURIDIS
PERLINDUNGAN HUKUM HAK ASASI MANUSIA DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN
2013 TENTANG ORGANISASI KEMASYARAKATAN,” t.t.
klausul ini tidak boleh menyimpang dari maksud dan tujuan Kovenan
Sipol.
5 Ibid, hlm 6.
6 Os Matompo, Loc.Cit.Hlm 66
Dalam penerapan PPKM, Pemerintah menggunakan dasar aturan Immendagri
No 39 tahun 2021 Tentang Pemberlakuan Pembatasan kegiatan Masyarakat Level
4, Level 2, dan Level 2 Corona Virus Disease 2019 di Wilayah Jawa dan Bali.
Dalam aturan ini, terdapat beberap substansi yang dapat dipahami sebagai
implementasi pembatasan hak asasi manusia terhadap masyarakat. Namun hal ini
dilakukan untuk dapat menyelamatkan hak dan nyawa orang lain dari wabah
pandemi COVID-19. Contoh aturan yang termaktub dalam Immendagri ini yang
dilakukan yang membatasi hak asasi manusia untuk kebaikan bersama adalah
penerapan sanksi pidana bagi masyarakat yang melanggar PPKM7. Aturan ini
termaktub dalam diktum kelima belas yang berisi bahwa “Setiap orang dapat
dikenakan sanksi bagi yang melakukan pelanggaran dalam rangka pengendalian
wabah penyakit menular berdasarkan”:
1. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Pasal 212 sampai dengan Pasal 218
2. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular
3. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan;
dan
4. Peraturan Daerah Peraturan Kepala Daerah; serta
5. Ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya yang terkait.
7 Nurria Maskurin Ulfa, Diyan Isnaeni, dan M Taufik, “PENEGAKAN HUKUM TERHADAP
PELANGGARAN PROTOKOL KESEHATAN COVID-19 DI KABUPATEN TRENGGALEK” 27 (2021): 15. 8
“Dampak Covid-19, Presiden Disarankan Keluarkan Maklumat atau Perppu,” Hukumonline.com,
diakses 12 September 2021,
http://m.hukumonline.com/berita/baca/lt5e7a2b903eb16/dampakcovid-19--presiden-
disarankan-keluarkan-maklumat-atau-perppu/.
kondisi darurat seperti semula dan menyelamatkan banyak jiwa masyarakat.
Memang pastinya akan terjadi implikasi dengan diterapkannya peraturan
tersebut, implikasi yang terjadi adalah menurunnya penghasilan UMKM dan
juga mengancam eksistensi UMKM di Indonesia sebagai salah satu penopang
perekonomian di Indonesia. Menurut Akumindo ( Asosiasi UMKM di
Indonesia) Berkaca pada pada kebijakan sebelum PPKM yakni Pembatasan
Sosial Berskala Besar (PSBB), sekitar 30 juta unit UMKM berhenti operasi
atau bangkrut maka dapat diperkirakan bahwa akan terjadi hal yang sama pada
UMKM dengan diterapkannya PPKM. Hal tersebut nyatanya bukan omong
kosong belaka, pada masa PPKM penghasilan UMKM nyatannya turun anjlok
sampai 80% (delapan puluh persen ). Menurut ikhsan sebagai salah satu
pemilik UMKM, dia mengalami penurunan omzet 80 persen imbas dari
perpanjangan kebijakan PPKM level 4 di Jawa dan Bali. Ia juga
menambahkan meskipun terdapat solusi untuk berjualan secara online, namun
solusi tersebut hanya dapat meningkatkan 10-15 persen omzetnya saja8.
Dampak dari penurunan omzet tersebut adalah para pemilik UMKM harus
merumahkan beberapa pekerjanya karena tidak dapat menggaji mereka.
Apaila hal ini terjadi tanpa ada respon yang baik dari pemerintah maka yang
akan terjadi akan meingkatkan jumlah pengangguran di Indonesia. Namun
kebijakan PPKM juag tak lupa untuk mengatur tentang bantuan sosial yang
dapat diberikan untuk masyarakat, pedagang, pemilik UMKM untuk
menunjang kebutuhan sehari-hari mereka.
Beberapa bansos yang dikucurkan pemerintah untuk masyarakat adalah
diskon tarif listrik, Bantuan Subsidi Tunai (BST), PKH ( Program keluarga
Harapan), BLT Dana Desa, Kartu Prakerja, dan Kartu Sembako. Dengan
penganggaran dana sekitar Rp 39,19 trilliun yang secara total anggaran
program Pemulihan Ekonomi Nasional telah naik sebesar Rp 55,21 trilliun
dari 699,43 trilliun meningkat menjadi Rp 744,75 trilliun 9. Dengan adanya
bansos ini diharapkan masyarakat dapat bertahan dalam menghadapi pandemi
COVID-19. Meskipun realisasi bansos pada bulan juli menurut Menko Bidang
Perekonomian Aialangga Hartanto masih dalam proses yakni, bansos berupa
program keluarga harapan (PKH) telah terealisasi Rp 5,15 trilliun untuk 7,44
juta KPM (keluarga Penerima Manfaat), lalu program kartu sembako telah
terelaisasi 9,4 trilliun untuk 15,67 juta KPM, sementara untuk program
bantuan langsung tunai masih terealisasi 1,48 trilliun untuk 2,18 juta KPM dan
8 “Tak Sanggup Bertahan di Masa PPKM karena Omzet Anjlok 80 Persen, Asosiasi UMKM Minta
Bantuan Uang Tunai untuk Makan,” VOI - Waktunya Merevolusi Pemberitaan, diakses 12
September 2021, https://voi.id/ekonomi/73236/tak-sanggup-bertahan-di-masa-ppkm-
karenaomzet-anjlok-80-persen-asosiasi-umkm-minta-bantuan-uang-tunai-untuk-makan.
9 Kompas Cyber Media, “Ini Ragam Bansos yang Bisa Anda Dapat Selama PPKM Level 4 Halaman
all,” KOMPAS.com, 27 Juli 2021,
https://money.kompas.com/read/2021/07/27/110800826/iniragam-bansos-yang-bisa-anda-
dapat-selama-ppkm-level-4.
juga bantuan susbsidi upah serta Program Banpres Produktif Usaha Mikro
(BPUM) juga sudah mulai berjalan10.
Kesimpulan
10 Kompas Cyber Media, “PPKM Level 4 Diperpanjang Lagi, Bagaimana Realisasi Pencairan
Bansos?,” KOMPAS.com, 3 Agustus 2021,
https://money.kompas.com/read/2021/08/03/081000126/ppkm-level-4-diperpanjang-
lagibagaimana-realisasi-pencairan-bansos-.
pembatasanpembatasan tadi dengan memberikan jaminan pemenuhan hak asasi
lainnya yang dibutuhkan secara mendasar dan sehari-hari oleh warganya dengan
prinsip nondiskriminasi, partisipatif, pemberdayaan, dan akuntabel. Penerapan
sanksi pidana bagi masyarakat pelanggar kebijakan PPKM merupakan penerapan
doktrin proportional necessity dan juga doktrin self preservation yang
menjelaskan tentang apabila adanya bahaya seperti bahaya bencana alam,
kecelakaan dahsyat, atau wabah penyakit atau pandemi yang dapat menimbulkan
kepanikan. Presiden dapat mengeluarkan suatu aturan yang dapat mengatasi
berbagai hambatan hukum, kebijakan strategis, dan berbagai subsatnsi dari sektor
fiskal, keuangan, ketatanegaraan, moneter dan administrasi publik lain . Dengan
tujuan untuk dapat memulihkan kembali kondisi seperti semula. Senada dengan
nama peraturannya, kebijakan ini juga mengatur pembatasan kegiatan sosial
masyarakat. dalam diktum keempat dijelaskan bagaiamana pelaksanaan kegiatan
sektor esensial dan non esensial. Salah satu contoh kegiatan yang diatur adalah
pembatasan jam operasional supermaket, hypermarket, pasar tradisional, toko
kelontong dan pasar swalayan yang dibatas sampai pukul 21.00 dan dengan
kapasitas 50% (lima puluh persen) saja.
Daftar Pustaka
Jurnal
Situs Web