1. HIBAH
2. HIBAH WASIAT
Hibah wasiat merupakan pemberian barang atau barang-barang tertentu oleh pewaris
(orang yang memiliki harta) kepada orang tertentu yang telah disebutkan oleh pewaris dalam
surat wasiat yang dibuatnya. Hibah wasiat itu sendiri dalam hukum Islam hampir sama dengan
shadaqah, yang mana merupakan pemberian tak bersyarat berdasarkan sukarela dengan
mengharapkan pahala dari Allah. Hibah wasiat di dalam pasal 875 KUH Perdata disebutkan
sebagai suatu akta yang memuat pernyataan seseorang tentang apa yang dikehendakinya akan
terjadi setelah ia meninggal dunia dan yang olehnya dapat dicabut kembali.
Hibah wasiat adalah bagian dari wasiat, tetapi bukan wasiat seutuhnya karena. wasiat sendiri
terdiri dari dua jenis yaitu wasiat pengangkatan waris dan hibah wasiat. Menurut Pasal 954
KUHPer wasiat pengangkatan waris, adalah suatu wasiat, dengan mana si yang mewasiatkan,
kepada seorang atau lebih, memberikan harta kekayaan yang akan ditinggalkannya apabila ia
meninggal dunia baik seluruhnya maupun sebagian seperti misalnya, setengah, sepertiganya.
Menurut pasal 957 KUHPerdata, hibah wasiat adalah suatu penetapan wasiat yang khusus,
dengan mana si yang mewariskan kepada seorang atau lebih memberikan beberapa barang-
barangnya dari suatu jenis tertentu, seperti misalnya, segala barang bergerak, barang tidak
bergerak atau memberikan hak pakai hasil atas seluruh atau sebagian harta peninggalannya.
Artinya, dalam hibah wasiat Pemberi Hibah Wasiat menjelaskan secara spesifik barang apa yang
mau diwasiatkan. Hibah wasiat dibuat pada saat Pemberi Hibah Wasiat masih hidup, tetapi
pelaksanaannya dilakukan pada saat Pemberi Hibah Wasiat telah meninggal dunia.
Dapat disimpulkan, perbedaan hibah dan hibah wasiat terletak pada waktu pelaksanaannya. Jika
hibah dibuat dan dilakukan pada saat pemberi hibah masih hidup, sedangkan pada hibah wasiat
dibuat pada saat pemberi hibah wasiat masih hidup, tetapi pelaksaannya dilakukan pada saat
pemberi hibah wasiat telah meninggal dunia.