Anda di halaman 1dari 35

HUKUM PERDATA

DALAM PERSPEKTIF ISLAM

WASIAT HUKUM Dr. TAUFAN FAJAR


RIYANTO SH.MKn
PERDATA FAKULTAS HUKUM
UNISSULA SEMARANG
081390999391
PENGERTIAN WASIAT

Wasiat adalah berpesan tentang suatu kebaikan yang akan dijalankan


sesudah orang meninggal dunia. Wasiat berasal dari kata washa yang berarti
menyampaikan atau memberi pesan atau pengampuan.
Dengan arti kata lain, wasiat adalah harta yang diberikan oleh pemiliknya
kepada orang lain setelah si pemberi meninggal dunia
WASHA
WASHIYYAH
Wasiat juga diartikan menjadikan harta untuk orang lain. Arti kata washa
merupakan bentuk jamak dari kata washiyyah, mencakup wasiat harta,
sedang iishaa’, wishayaa dan washiyyah dalam istilah ulama fiqih diartikan
kepemilikkan yang disandarkan kepada keadaan atau masa setelah
kematian seseorang dengan cara tabbaru’ atau hibah, baik sesuatu yang
akan dimiliki tersebut berupa benda berwujud atau hanya sebuah nilai guna
barang.
WASIAT >< HIBAH

Wasiat berbeda dengan hibah yang merupakan tabbaru’ atau pemberian


kepemilikkan tanpa ganti, karena wasiat dilaksanakan setelah kematian
sedang hibah dilaksanakan semasa hidup. Definisi ini juga mencakup
pembebasan hutang karena pembebasan hutang adalah memberikan
kepemilikkan piutang kepada orang yang berhutang.
Dasar hukum wasiat ada dalam
surat al-maidah ayat 106 yang
DASAR HUKUM WASIAT artinya : “hai orang-orang yang
beriman, apabila salah seorang
kamu menghadapi kematian,
Berbagai batasan tentang wasiat dibidang harta bisa kita sedangkan dia akan berwasiat,
temukan dalam buku-buku fiqh yang semuanya dapat maka hendaklah (wasiat itu)
disimpulkan kepada satu pengertian, yaitu satu praktik disaksikan oleh dua orang yang
pemberian cuma-cuma yang realisasinya baru berlaku setelah adil diantara kamu”. Ayat
wafat yang berwasiat. Wasiat berbeda dengan hibah, yaitu tersebut menunjukkan bahwa
bahwa hibah merupakan perpindahan hak milik terjadi pada wasiat boleh dilakukan.
masa hidup yang melakukan hibah.
AL BAQARAH AYAT 180
Wasiat didasari dari firman Allah di dalam Al-Quran Surat Al- Baqarah
ayat 180. : “Diwajibkan atas kamu, apabila seorang di antara kamu
kedatangan (tanda-tanda) maut, jika ia meninggalkan harta yang
banyak, berwasiat untuk ibu-bapak dan karib kerabatnya secara
ma´ruf, (ini adalah) kewajiban atas orang-orang yang bertakwa.”
Rasulullah dalam sebuah hadist qudsi menceritakan firman Allah, bahwa ada dua hal yang
diberikan kepada umat Muhammad yang tidak diberikan kepada umat sebelumnya.
Pertama, Allah menentukan sebagian dari harta seseorang khusus untuk seseorang ketika ia
wafat (dengan jalan wasiat) untuk membersihkan dirinya (dari dosa);
Kedua, Doa seorang hamba buat seorang yang telah wafat (HR. Abdullah bin Humaid).
Hadist diatas jelas menyatakan bahwa wasiat berfungsi sebagai amal kebajikan yang bisa
membersihkan diri dari beban dosa. Dan hal tersebut diantaranya mendorong mengapa
seseorang mewasiatkan sebagian hartanya, disamping bertujuan membantu saudara-
saudaranya yang sedang membutuhkan, atau untuk kepentingan umum yang diridhai Allah.
SUNNAH
• Hukum berwasiat tidak hanya didasari oleh Al-Quran saja, malahan banyak
hadis yang berbicara tentang wasiat. Terdapat beberapa hadis yang
menjelaskan tentang wasiat. Antaranya hadis Rasulullah dari Ibnu Umar :
“Telah menceritakan kepada kami Abu Khaitsamah Zuhair bin Harb dan
Muhammad bin al-Mutsanna al-‘Anazi dan ini adalah lafaz Ibnu Mutsanna,
keduanya berkata, telah menceritakan kepada kami Yahya yaitu Ibnu Sa’id
al-Qatthan dari Ubaidillah, telah menkhabarkan kepadaku Nafi’ dari Ibnu
Umar Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
bersabda: "Seorang muslim tidak berhak mewasiatkan sesuatu yang ia miliki
kurang dari dua malam (hari), kecuali jika wasiat itu tertulis disisinya."
IJMA

• Dari sudut ijma, telah berlaku ijmak para fuqaha semenjak zaman sahabat
lagi telah bersepakat bahwa hukum wasiat adalah mubah dan tiada
seorang pun daripada mereka yang meriwayatkan tentang larangannya.
AMALAN SAHABAT NABI

• Para sahabat pula sering mewasiatkan sebahagian harta mereka kerana


ingin mendekatkan diri dengan Allah s.w.t. Antara para sahabat yang
melaksanakan wasiat ialah Saidina Abu Bakar dan Saidina Ali telah
berwasiat sebanyak 1/5 daripada harta mereka. Saidina Umar pula telah
berwasiat sebanyak ¼ daripada hartanya. Antara lainnya, Abdul Razzak
meriwayatkan dengan sanad yang sahih bahwa Anas r.a berkata: “Para
sahabat menulis di awal wasiat mereka: Dengan nama Allah yang maha
pemurah lagi lagi maha pengasih”. Ini adalah wasiat fulan bin fulan
bahawa dia bersaksi tiada tuhan melainkan Allah dan tiada sekutu baginya.
Dia juga bersaksi bahawa hari akhirat pasti akan datang dan Allah
akanmembangkitkan manusia dari kubur. Dia mewasiatkan ahli
keluarganya yang masih tinggal agar takutkan Allah dan saling memelihara
hubungan mereka.
PEWARISAN SECARA AB INTESTATO
(UNDANG-UNDANG)

• Pewarisan berdasarkan Undang-Undang adalah suatu bentuk pewarisan


dimana hubungan darah merupakan faktor penentu dalam hubungan
pewarisan antara pewaris dan ahli waris, yang dibagi 2 yaitu:
a. mewaris berdasarkan kedudukan sendiri (Uit Eigen Hoofde),
sebagaimana ketentuan Pasal 852 ayat (2) KUHPerdata;

b. mewaris berdasarkan penggantian (Bij Plaatsvervulling) sebagaimana


ketentuan Pasal 841 KUHPerdata sampai dengan Pasal 848 KUHPerdata.
PEWARISAN SECARA TESTAMENTER
(WASIAT).
• Pewarisan secara Testamentair, yaitu pewarisan karena ditunjuk dalam surat wasiat.

Menurut pasal 874 KUHPerdata, bahwa harta peninggalan seorang yang meninggal
adalah kepunyaan ahli waris menurut Undang-Undang, sepanjang pewaris tidak
menetapkan sebagai lain dengan surat wasiat.

Pada prinsipnya, pembentuk undang-undang mengadakan Hukum Kewarisan


berdasarkan surat wasiat atau testamen berpangkal pada pikiran bahwa harta
kekayaan seseorang itu pada hakekatnya adalah hasil dari jerih payahnya selama
hidup, karena itu adalah wajar adanya jika mereka pun diberikan kebebasan didalam
menentukan kepada siapa hartanya itu dapat diberikan atau yang disukai selama
tidak merugikan ahli waris yang berkedudukan sebagai ahli waris yang harus
mendapatkan bagian mutlak (legitieme portie).
Surat wasiat atau testament adalah suatu akta yang memuat suatu
pernyataan seseorang tentang apa yang dikehendakinya akan
terjadi setelah ia meninggal dunia dan dapat dicabut kembali
(pasal 875 kuhperdata).

Syarat-syarat membuat surat wasiat :

• Orang yang hendak membuat surat wasiat harus dalam keadaan sehat
pikirannya (Pasal 895 KUHPerdata)
• Berusia sekurang-kurangnya 18 tahun (Pasal 897 KUHPerdata)
• Yang menerima wasiat harus sudah ada dan masih ada ketika pewaris
• meninggal dunia (Pasal 899 KUHPerdata).
UNSUR DAN SYARAT WASIAT

a. pemberi wasiat (mushiy),


Orang yang berwasiat itu haruslah orang yang waras (berakal), bukan orang
yang gila, baligh.
b. penerima wasiat (mushan lahu),
Penerima wasiat bukanlah ahli waris, kecuali jika disetujui oleh para ahli waris
lainnya.
c. barang yang diwasiatkan (mushan bihi).
Barang yang diwasiatkan haruslah yang bisa dimiliki, seperti harta atau rumah
dan kegunaannya
d. Kalimat wasiat (lafadz)
Sebanyak-banyaknya wasiat adalah sepertiga dari harta dan tidak boleh
lebih dari itu kecuali apabila diizinkan oleh semua ahli waris sesudah orang
yag berwasiat itu meninggal.
SUATU TESTAMENT MENURUT ISINYA DAPAT DIBEDAKAN
MENJADI DUA :

Suatu testament menurut isinya dapat dibedakan menjadi dua jenis:


a. Penunjukan sebagai ahli waris (erfstelling) yaitu penunjukkan satu atau
beberapa orang menjadi ahli waris yang akan mendapat sebagian atau
seluruh harta warisan (Pasal 954 KUHPerdata).

b. Hibah Wasiat (Legaat) yaitu suatu penetapan wasiat yang khusus, dengan mana
pewasiat kepada seorang atau lebih memberikan beberapa barang atau harta
kekayaannya dari jenis tertentu, seperti misalnya memberikan semua barang bergerak
atau semua barang tidak bergerak atau memberikan hak pakai hasil atas seluruh atau
sebagian harta peninggalan (Pasal 957 KUHPerdata).
Terhadap isi surat wasiat itu ada larangan-larangan baik yang bersifat
umum (fidei komis), maupun yang bersifat khusus.

1. LARANGAN BERSIFAT KHUSUS, DIATUR DALAM :


a. larangan wasiat antara suami atau isteri yang kawin tanpa izin yang sah
dari si pewaris telah meninggal pada saat keabsahan perkawinan itu masih
menjadi sengketa di Pengadilan karena persoalan tersebut (Pasal 901
KUHPerdata);

b. larangan wasiat antara suami atau isteri yang kawin untuk kedua kalinya, jika
ada anak atau anak-anak dari perkawinan yang pertama (Pasal 902
KUHPerdata).
c. Larangan hibah wasiat oleh anak dibawah umur kepada walinya
(Pasal 904 KUHPerdata)

d. Larangan hibah wasiat oleh anak dibawah umur kepada gurunya atau
pengasuhnya (Pasal 905 KUHPerdata)

e. Larangan wasiat oleh seseorang kepada dokter, ahli penyembuhan, ahli


obat-obatan dan orang-orang lain yang menjalankan ilmu penyembuhan
yang merawat orang itu dan akhirnya dia meninggal, demikian pula terhadap
guru agama yang telah membantunya selama sakit (Pasal 906 KUHPerdata)
f. Larangan wasiat terhadap notaris yang membuat akta wasiat (openbaar
testament) dan terhadap para saksi yang hadir (Pasal 907 KUHPerdata).

g. Larangan wasiat antara mereka yang terbukti berzina dengan putusan


hakim (Pasal 909 KUHPerdata).

h. Larangan hibah wasiat kepada mereka yang tidak cakap mewaris (Pasal
911 ayat (1) KUHPerdata).

i. Larangan membuat surat wasiat bersama, baik untuk kepentingan Pihak


ketiga atau kepentingan timbal balik atau bersama dalam suatu akta yang
sama (Pasal 930 KUHPerdata)
Fidei Komis (mewaris dengan lompat tangan) ialah suatu pemberian
2.
warisan kepada seorang waris dengan ketentuan ia wajib menyimpan
LARANGAN
warisan itu dan setelah lewat waktu tertentu atau apabila si waris itu
BERSIFAT
sendiri telah meninggal, warisan itu harus diserahkan kepada orang lain
UMUM
(FIDEI yang sudah ditetapkan dalam testamen.

KOMIS)
Pasal 879 KUHPerdata melarang hal tersebut karena:
1. Dapat mengganggu atau merugikan lalu lintas perekonomian
masyarakat.
2. Terdapat kekhawatiran ahli waris yang dibebani (bezwaarde) tidak
merawat harta itu dengan baik, sehingga dapat terjadi tanah
menjadi terlantar atau bangunannya tidak terawat dengan baik.
Melanggar asas le mort saisit le vif, karena hak atas harta warisan
tetap melekat pada pewaris walaupun ia sudah meninggal
MENURUT BENTUKNYA ADA 3
MACAM WASIAT (TESTAMENT),

Testament dibuat oleh seorang notaris. Orang yang akan


meninggalkan warisan menghadap kepada notaris dan
1. SURAT
WASIAT UMUM menyatakan kehendaknya.
(OPENBAAR
TESTAMENT) Dengan demikian maka pejabat pembuat akta secara
notarial dapat mengawasi, memberi nasihat sehingga
isinya tidak bertentangan dengan Undang-Undang.
Dalam pembuatannya harus disertai dua orang saksi
(Pasal 938 KUHPerdata).
Testament ini harus ditulis tangan oleh pembuat
testament, kemudian diserahkan kepada notaris

2. Surat wasiat untuk disimpan dan harus dihadiri dua orang saksi.
yang ditulis Penyerahan bisa terbuka ataupun tertutup. Bila
sendiri penyerahan tertutup, notaris harus menyerahkan
(olografis
pada Balai Harta Peninggalan, jika pembuat
testament)
testament itu telah meninggal dunia (Pasal 932, 933
KUHPerdata).
Suatu testament yang dibuat sendiri oleh orang yang
akan meninggalkan warisan, tetapi tidak diharuskan
menulis dengan tangannya sendiri, namun harus
3. TESTAMENT
TERTUTUP selalu tertutup dan disegel. Dalam penyerahannya
(RAHASIA) harus dihadiri empat orang saksi (Pasal 940
KUHPerdat 0a).
BENTUK DAN HUKUM WASIAT

WASIAT MUTLAK
Wasiat mutlak ialah wasiat yang dilakukan dengan bebas atau tidak terikat
dengan syarat-syarat tertentu yang dikenakan ke atas harta yang
diwasiatkan oleh pewasiat. Oleh karena menurut mazhab Syafie dan Hanbali,
kesan dari wasiat mutlak ini adalah ia akan berkuasa selamalamanya.
WASIAT BERSYARAT
Wasiat bersyarat adalah wasiat yang mempunyai syarat-syarat tertentu yang
diberikan oleh pewasiat. Para fuqaha’ berpendapat bahwa sah adanya
syarat-syarat dalam wasiat asalkan ia tidak menyalahi syarak baik yang
berkaitan dengan harta, tujuan atau cara mengerjakannya dan hendaklah
wasiat itu membawa kebaikan kepada penerima, pewasiat atau selainnya
WASIAT AM
Wasiat am adalah wasiat yang dibuat berbentuk umum seperti kepada penduduk
sesebuah kampung atau bandar. Wasiat ini untuk semua penduduk tempat yang
diwasiatkan tersebut baik yang beragama Islam maupun tidak beragama Islam.
Menurut Imam Syafie, jumlah penduduk sesuatu tempat tersebut yang menerima
wasiat paling kurang tiga orang. Mazhab Hanafi, Abu Yusuf berpendapat cukup
hanya diberikan kepada satu orang saja. Sedangkan Muhammad Hasan al-Syaybani
sekurang- kurangnya diberikan dua orang dari mereka.
WASIAT KHAS
adalah wasiat yang dikhususkan untuk pihak tertentu. Terdapat kemungkinan
pewasiat dalam berwasiat kepada seseorang yang tertentu membuat
perbandingan kadar yang hendak diwasiatkan dengan kadar yang
sepatutnya diterima oleh salah seorang ahli waris pewasiat. Sebagai contoh,
pewasiat mewasiatkan supaya memberikan hartanya kepada seseorang
tertentu dengan kadar yang sama banyak dengan kadar anak laki-lakinya.
Maka perlu dipastikan pewasiat ada meninggalkan anak laki-laki atau tidak.
Orang yang menjadi saksi pada pembuatan atau penyerahan suatu testemen
kepada seorang pejabat pembuat akta wasiat, harus orang yang sudah dewasa,
penduduk Indonesia dan mengerti benar bahasa yang digunakan dalam testament
tersebut.
Untuk dapat membuat testament, seseorang harus sudah mencapai umur 18 tahun
atau sudah kawin meskipun belum berumur 18 tahun.
Selain itu orang yang membuat suatu testament harus sungguh-sungguh mempunyai
pikiran yang sehat. Jika dapat buktikan, bahwa pada waktu orang itu membuat
testament pikirannya tidak sehat atau sedang terganggu, testament itu dapat
dibatalkan oleh hakim.
Kuhperdata memperkenankan pembuatan ketetapan lain secara di bawah
tangan, yakni akta ini sering dinamakan olografis codicil (kodisil olografis).
Kodisil ini harus seluruhnya di tulis dan ditandatangani oleh si pewaris dan
selain itu harus diberi tanggal.

Ketentuan-ketentuan lainnya mengenai kodisil tidak ada, hal mana berarti


bahwa si pewaris boleh menyimpan sendiri akte tersebut.
Hanya tiga jenis ketetapan yang boleh dibuat dengan bentuk kodisil:
• mengangkat pelaksana wasiat
• mengatur penguburan
• menghibahkan pakaian, perhiasan badan tertentu dan perkakas rumah
tangga yang khusus.

Surat wasiat berisikan keinginan atau
PENCABUTAN TESTAMENT, ADA 2 MACAM, kehendak terakhir pewaris sebelum meninggal
YAITU: dunia. Ungkapan keinginan atau kehendak
terakhir pewaris mempunyai dua arti yakni, arti
• Secara tegas, yaitu dengan membuat materil dan arti formil.
testament baru dan diterangkan Arti materil bahwa keinginan terakhir dari
bahwa testament yang dibuat terdahulu


pewaris tersebut menunjuk pada pemberian
tidak berlaku lagi. pada waktu meninggal, sedangkan arti formil
menunjukan arti bahwa, surat wasiat itu
• Secara diam-diam, yaitu dengan merupakan akta yang harus memenuhi bentuk
membuat testament baru yang isinya yang disyaratkan menurut peraturan
berlawanan dengan testament perundang- undangan.
terdahulu dan tidak secara tegas
mencabutnya.
Kalimat “surat wasiat sebagai suatu akta”,
sebagaimana di dalam Pasal 875 KUHPerdata,
hal ini menunjukan bahwa suatu surat wasiat
bentuknya tertulis, maka di dalam cara
membuatnya memerlukan campur tangan
pejabat resmi pembuat akta Wasiat yaitu
notaris.
“ Surat wasiat atau testamen berisi pernyataan kehendak bagi almarhum, ini berarti
bahwa surat wasiat atau testamen itu merupakan suatu perbuatan hukum sepihak
yaitu, berupa tindakan atau pernyataan kehendak satu orang saja sudah cukup
untuk timbulnya akibat hukum yang dikehendaki.

Suatu surat wasiat atau testamen baru mempunyai efek (baru berlaku) setelah ”
pewaris meninggal dunia, itu sebabnya surat wasiat disebut berisi pernyataan terakhir
almarhum.
Kata “dapat dicabut kembali” mengandung konsekuensi bahwa surat wasiat atau
testamen itu pembuat wasiat dapat meninjau kembali terhadap apa yang menjadi
keinginannya itu, termasuk misalnya untuk menetapkan apakah tindakan hukum
seperti itu harus dibuat dalam bentuk surat wasiat atau cukup dalam bentuk lain.

Pasal 940 dan 941 kuhperdata menyebutkan hal-hal yang harus dituruti dalam
pembuatan surat wasiat tertutup atau rahasia :


a. Pewaris menulis ketetapannya sendiri atau oleh orang lain dan kemudian. Tidak
perlu dibubuhi tanggal, karena sesuai dengan ketentuan dalam pasal 933 kuhperdata
tanggal surat wasiat yang demikian adalah tanggal penyerahan kepada notaris.
B. Kertas yang memuat surat wasiat atau sampulnya harus ditutup dan
dilak.
C. Surat wasiat yang ditutup dan dilak kemudian oleh pewaris diserahkan
kepada notaris dihadiri 4 orang saksi.
“ Pewaris harus menerangkan bahwa kertas itu memuat kemauannya
terakhir, ditulis dan ditanda-tangani sendiri atau ditulis oleh orang lain dan


ditanda-tangani sendiri.
Mengenai pernyataan ini notaris membuat akta yang disebut superskripsi.
Akta ini harus ditanda-tangani oleh pewaris, notaris dan para saksi. Semua
formalitas yang dilakukan dihadapan notaris dan para saksi harus dipenuhi
tanpa selingan.
“ Apa yang dimaksud dengan wasiat olografis?
Wasiat olografis menurut pasal 932kuhperdata harus seluruhnya ditulis
dan ditanda-tangani oleh pewaris. Surat wasiat tersebut harus diserahkan kepada


notaris dengan 2 (dua) orang saksi dalam keadaan terbuka atau tertutup (dilak)
untuk disimpan.

Bilamana diserahkan dalam keadaan tertutup pewaris dengan dihadiri oleh notaris
dan saksi-saksi harus menyatakan pada sampulnya dan menegaskan dengan
membubuhi tanda-tangannya bahwa sampul itu berisi wasiat
“ Bilamana diserahkan dalam keadaan terbuka formalitas ini tidak perlu.
• Setelah diserahkan untuk disimpan, notaris harus membuat akta yang
ditanda-tangani oleh pewaris, notaris dan 2 orang saksi.
• Bilamana surat wasiat diserahkan secara terbuka, maka akta penyimpanan

dibuat dibagian bawah surat wasiat itu.
• Bilamana surat wasiat diserahkan secara terbuka maka akta penyimpanan
dibuat sendiri yaitu diatas kertas yang terpisah.

Surat wasiat olografis yang disimpan menurut ketentuan-ketentuan dalam pasal 932
adalah sama kuatnya dengan surat wasiat yang diselenggarakan dengan akta umum


dan dianggap dibuat pada hari pembuatan akta penyimpanan dan dianggap benar
seluruhnya ditulis dan ditanda-tangan sendiri oleh pewaris, kecuali kemudian terbukti
sebaliknya.

Wasiat olografis sewaktu waktu bisa dicabut (pasal 934 kuhperdata) dengan meminta
kembali surat wasiat itu, asal guna tanggung jawab notaris dari permintaan kembali itu
dibuat suatu akta otentik.

Anda mungkin juga menyukai