Anda di halaman 1dari 11

WASIAT DAN PEMBAGIAN

HARTA WARIS

Disusun Oleh :

Riri Anggrianingsih 1701270048


Willy Yowansyah 1701270118
Putra Dewan Pratama 1801270036
Indah Savira Muda Lubis 1801270071
PENGERTIAN WASIAT
 Kata wasiat terambil dari kata washshaitu, asy-
syaia, uushiihi, artinya aushaituhu (aku
menyampaikan sesuatu). Secara istilah wasiat
adalah pemberian seseorang kepada orang lain
(berupa barang, piutang atau manfaat) untuk
dimiliki oleh si penerima sesudah orang yang
berwasiat mati. Sebagian ahli fikih
mendefinisikan wasiat itu adalah pemberian
hak milik secara sukarela yang dilaksanakan
setelah pemberinya mati.
DASAR HUKUM WASIAT
 a. Wajibnya wasiat Itu wajib dalam keadaan bila manusia mempunyai kewajiban
syara’ yang dikawatirkan akan disia-siakan bila dia tidak berwasiat, seperti adanya
titipan, hutang kepada Allah dan hutang kepada manusia.
 b. Sunahnya wasiat Wasiat itu disunatkan apabila ia diperuntukkan bagi kebijakan,
kaarib kerabat, orangorang fakir dan orang-orang saleh.
 c. Haramnya wasiat Wasiat haram apabila ia merugikan ahli waris. Wasiat yang
maksudnya merugikan ahli waris seperti ini adalah batil, sekalipun wasiat itu tidak
mncapai sepertiga harta. Diharamkan pula mewasiatkan khamar, membangun
gereja, atau tempat hiburan.
 d. Makruhnya wasiat Wasiat itu makruh, bila orang yang berwasiat sedikit
hartanya, sedang dia mempuyai seorang atau banyak ahli waris yang
membutuhkan hartanya. Demikian pula dimakruhkan wasiat kepada orang-orang
yang fasik jika diketahui atau diduga dengan keras bahwa mereka akan
menggunakan harta itu didalam kefasikan dan kerusakan. Akan tetapi apabila
orang yang berwasiat tahu atau menduga keras bahwa orang yang diberi wasiat
akan menggunakan harta itu untuk ketaatan, maka wasiat yang demikian ini
menjadi sunat.
 e. Jaiznya wasiat Wasiat itu diperbolehkan bila ia ditujukan kepada orang yang
kaya, baik orang yang diwasiati kerabat atupun orang yang jauh (bukan kerabat).
RUKUN WASIAT
Orang yang menerima wasiat :
a) Ia bukan merupakan ahli waris orang yang berwasiat .
b) Orang yang menerima wasiat itu orang tertentu, maksutnya orang yang mempunyai
arti yang sebenarnya pada waktu yang di wasiatkan.
c) Orang yang menerima wasiat tidak pernah membunuh orang yang berwasiat
kepadanya

Objek yang diwasiatkan :


a) Harta yang diwasiatkan telah ada setelah orang yang berwasiat meninggal dunia dan
telah dapat dialihmilikkan kepada oaring yng menerima wasiat, sesuia dengan syarat
yang telah di tentukan.
b) Yang diwasiatkan haruslah harta yang suci, bias di manfaatkan oleh orang yang
menerimanya.
c) Jumlah harta yang diwasiatkan tidak boleh lebih dari 1/3 harta yang dimilikinya.
Hadits yang artinya kurang lebih : Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Sesungguhnya Allah subhanahu wa ta’ala memberikan kepadamu saat wafatmu
sepertiga dari hartamu sebagai tambahan amal ibadahmu.”(Diriwayatkan oleh ath-
Thabrani)
PENGERTIAN WARISAN
 Warisan dalam bahasa Arab dari kata warisa-yarisu-irsan-mirasan
yang berarti berpindahnya sesuatu dari seseorang kepada orang lain,
atau dari suatu kaum kepada kaum yang lain. Warisan berdasarkan
pengertian diatas tidak hanya terbatas pada hal-hal yang berkaitan
dengan harta benda saja namun termasuk juga yang non-harta
benda.

 Adapun menurut istilah , warisan adalah berpindahnya hak


kepemilikan dari orang yang meninggal kepada ahli warisnya yang
masih hidup, baik yang ditinggalkan itu berupa harta, tanah , atau
yang lainya.Ilmu mawaris biasa disebut dengan ilmu faraidh, yaitu
ilmu yang membicarakan segala sesuatu yang berhubungan dengan
harta warisan yang mencakup masalah-masalah orang yang berhak
menerima warisan, bagian masing-masing dan cara melaksanakan
pembagian warisannya.
HADITS TENTANG WARIS
 Hadis dari Abdullah bin Amr, bahwa Nabi saw. bersabda :
" Ilmu itu ada tiga macam dan yang selain yang tiga macam itu sebagai
tambahan saja : ayat muhkamat, sunnah yang datang dari nabi dan
faraidh yang adil"
(H.R. Abdu Daud dan Ibnu Majah)

 Hadis dari Ibnu Mas'ud :


" Dari Ibnu Mas'ud, katanya : bersabda Rasulullah saw.. "Pelajarilah Al-
Qur'an dan ajarkanlah kepada manusia, dan pelajarilah al faraidh dan
ajarkanlah kepada manusia. Maka sesungguhnya aku ini manusia yang
akan mati, dan ilmu pun akan diangkat. Hampir saja nanti akan terjadi
dua orang yang berselisih tentang pembagian harta warisan dan
masalahnya, maka mereka berdua pun tidak menemukan seseorang yang
memberitaukan pemecahan masalah kepada mereka. "
(H.R Ahmad)
RUKUN WARIS
Rukun Waris ada tiga:
1. Pewaris, yakni orang yang meninggal dunia, dan
ahli warisnya berhak untuk mewarisi harta
peninggalannya.
2. Ahli waris, yaitu mereka yang berhak untuk
menguasai atau menerima harta peninggalan
pewaris dikarenakan adanya ikatan kekerabatan
(nasab) atau ikatan pernikahan, atau lainnya.
3. Harta warisan, yaitu segala jenis benda atau
kepemilikan yang ditinggalkan pewaris,baik
berupa uang, tanah, dan sebagainya.
PEMBAGIAN HARTA WARIS
I. DARI PIHAK LAKI” : II. DARI PIHAK PR :
Anak laki-laki Anak perempuan
Ayah Ibu
Kakek (kakek dari ayah)
Nenek
Saudara laki-laki
Saudara perempuan
Keponakan laki-laki
Paman Istri
Sepupu laki-laki Perempuan yang
Suami memerdekakan budak
Laki-laki yang
memerdekakan budak
PEMBAGIAN HARTA WARIS
 Pembagian tertentu menurut alquran ada
enam:
a. 1/2 (setengah)
b. 1/4 (seperempat)
c. 1/8 (seperdelapan)
d. 1/3 (sepertiga)
e. 2/3 (dua pertiga)
f. 1/6 (seperenam)
KESIMPULAN
 Wasiat adalah pemberian secara penuh kesadaran akan haknya terhadap harta miliknya yang
akan diperoleh orang yang menerimanya setelah terjadinya kematian si pemberi wasiat.
Pendapat lain mengatakan wasiat adalah pesan terakhir dari seseorang yang mendekati
kematiannya, dapat berupa pesan tentang apa yang harus dilaksanakan para penerima wasiat
terhadap harta peninggalannya atau pesan lain diluar harta peninggalan.Sementara Dasar
hukum wasiat dalam hukum kewarisan islam, yakni al-qur’an surah al-baqarah ayat 180 dan
surah Al-Maidah ayat 106.

 Harta warisan adalah harta yang dalam istilah fara’id dinamakan Tirkah (peninggalan)
merupakan sesuatu atau harta kekayaan oleh yang meninggal, baik berupa uang atau materi
lainya yang dibenarkan oleh syariat islam untuk diwariskan kepada ahli warisnya.dan dalam
pelaksanaanya atau apa-apa yang yang ditinggalkan oleh yang meninggal harus diartikan
sedemikian luas sehingga mencakup hal-hal yang ada pada bagianya. Kebendaan dan
sifatsifatnya yang mempunyai nilai kebendaan. hak-hak kebendaan dan hak-hak yang bukan
kebendaan dan benda-benda yang bersangkutan dengan hak orang lain.

 Pentingnya pembagian warisan untuk orang-orang yang ditinggalkan dengan seadiladilnya


sudah diatur dalam Islam, mencegah terjadinya konflik antar ahli waris dan menghindari
perpecahan ukhuwah persaudaraan antar sesama keluarga yang masih hidup. Pembagian
tersebut sudah di atur dalam al-quran dan al hadist Namun ada beberapa ketentuan yang di
sepakati dengan ijma’ dengan seadil-adilnya.
Thank You Bosqu

Anda mungkin juga menyukai