Anda di halaman 1dari 5

1.

Penyerahan/levering/op-dracht/overdracht/trans/cessie/inbreng
Penyerahan adalah cara memperoleh hak eigendom dengan cara penyerahan suatu benda oleh
eigenaar atau atas namanya kepada orang lain sehingga orang lain itu memperoleh hak
eigendom atas benda itu.
Menurut B.W. setiap perbuatan hukum tanpa adanya penyerahan (belum adanya
penyerahan) belum dikatakan terjadi baru menimbulkan perjanjian obligatoir saja belum ada
perjanjian zakelijk. Seperti kita ketahui bahwa benda itu ada bermacam-macam ada yang
berwujud dan tidak berwujud ada juga benda bergerak dan tidak bergerak. Oleh karena itu
leveringnya juga berbeda-beda tergantung dari macam bendanya.
Untuk benda bergerak yang berwujud leveringnya dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai
berikut:
1. Penyerahan dari tangan ke tangan atau penyerahan secara nyata
2. Penyerahan secara simbolis
3. Penyerahan secara tradition brevu manu
4. Penyerahan secara constitutum posessorium
Penyerahan benda bergerak yang tidak berwujud dengan cara:
1. Piutang atas nama (op naam) dilakukan dnegan cessie yaitu dengan membuat akte authentic
atau akta di bawah tangan dalam mana dinyatakan bahwa piutang itu telah dipindahkan kepada
seseorang
 Kreitur lama disebut cessus
 Kreditur baru disebut cedent
 Perpindahan atau perbuatan disebut cessie
1. Piutang atas bawah atau atas tunjuk (aan toonder), penyerahannya dilakukan dengan
penyerahan nyata
2. Piutang atas perintah (aan order) penyerahannya dilakukan dengan penyerahan dari surat
disertai dengan endossemen (ditulis di belakang surat itu bahwa piutang itu telah dialihkan
pada seseorang).
Penyerahan benda tidak bergerak
Dilakukan dnegan balik nama dengan pendaftaran dilaksanakan di tempat RVJ dan dihadapan
HAakim RVJ.
Harus ada ijin dari Menteri Kehakiman dan harus dikutip dalam register eigendom dan
didelegasikan kepada Jaksa Pengadilan Negeri (dulu).
Penyerahan benda tak bergerak diatur dalam S. 1834 No.27 yaitu dalam Overschrijving
Ordonantie.
Pada tahun 1947 pendaftarannya harus dilakukan dihadapan kepala Seksi pendaftaran Tanah
(Kadaster) diatur dalam UU No.53/1974.
Pada tahun 1954 dikeluarkan UU No.24, L. 1954 No. 78 yang mengatur tentang penyerahan
benda tak bergerak yaitu harus mendapat ijin dari Menteri Kehakiman yang dikuasakan kepada
Jaksa Pengadilan Negeri.
Sekarang setelah berlakunya UUPA No. 5 tahun 1960 perpindahan hak milik atas sebidang tanah
harus dilakukan dan dihadapkan PPAT (Pejabat Pembuat Akta Tanah) dan didaftarkan ke seksi
Pendaftaran Tanah, diatur dalam PP No. 10 tahun 1961 tentang Pendaftaran Tanah yang
disempurnakan dengan PP No. 24/1977 tentangPendaftaran tanah.

Syarat-syarat Penyerahan
1. Harus ada perjanjian zakelijk yaitu perjanjian yang menyebabkan pindahnya hak-hak
kebendaan
2. Harus ada title atau alas hak atau alas perdata.
Tentang title ini ada dua teori, yaitu:
1. Teori casual
Menurut teori ini sahnya penyerahan tergantung pada alas hak jika alas haknya sah maka
penyerahannya sah dan sebaliknya. Jadi harus ada titel yang nyata .Pengikutnya antara lain
Diephuis, Scholten
2. Teori abstrak
Menurut teori ini penyerahan dan alas hak itu merupakan hal yang terpisah satu sama lain.
Untuk sahnya penyerahan tidak tergantung pada alas hak yang nyata. Jika bisa terjadi bahwa
penyerahan itu akan sah juga sekali pun titelnya tidak sah tanpa title sekalipun.
Menurut pasal 584 KUHPerdata penyerahan itu harus memenuhi adanya titel tapi bisa nyata atau
titel tanggapan.
Oleh karena itu baik ajaran causal maupun ajaran abstrak untuk sahnya suatu penyerahan
memerlukan adanya titel hanya bedanya menurut ajaran causal titelnya harus nyata/riil sedang
dalam ajaran abstrak titelnya cukup dengan titel anggapan saja.
1. Harus dilakukan oleh orang yang wenang menguasai benda tadi. Syarat ini merupakan
pelaksanaan dari asas hukum yaitu asas nemoplus yang mengatakan bahwa seseorang itu tidak
dapat memperalihkan hak melebihi apa yang menjadi haknya. Lazimnya yang wenang untuk
menguasai benda itu adalahn pemiliknya atau kuasanya.
2. Harus ada penyerahan atau formalitas tertentu yaitu adanya penyerahan nyata dan penyerahan
yuridis, feitelijke dan jurische levering.
Dalam bahasa Perancis ada dua macam istilah yaitu:
1. Tradition (juridische levering)
2. Deliverance (penyerahan nyata)
Untuk benda bergerak penyerahan nyata dan penyerahan juridis bersamaan terjadinya. Untuk
benda tak bergerak antara penyerahan nyata dengan penyerahan juridis tidak bersamaan.
Misalnya jual beli sebidang tanah penyerahan juridisnya terjadi pada waktu dibuatnya akte
perpindahan hak dihadapan PPAT sedang penyerahan nyatanya pada waktuakte tersebut
diserahkan kepada yang berhak.
Cara-cara memperoleh hak eigendom dalam Pasal 584 KUHPerdata itu bersifat limitative atau
terbatas terbukti dari kata-kata:
“hak milik atas sesuatu kebendaan tak dapat diperoleh dengan cara lain melainkan”
Hal ini tidak benar karena diluar Pasal tersebut masih ada cara lain untuk memperoleh hak milik
jadi tidak hanya lima cara saja seperti yang disebutkan

Ada tiga jenis piutang :

a. Piutang atas nama (613 ayat 1 dan 2).

Yang membedakan Piutang atas nama dengan Piutang yang berbentuk surat-order dan Piutang yang

berbentuk surat-toonder adalah bhw kedua piutang yg disebut belakangan ini adalah surat2 berharga atau

surat2 perniagaan, yg tujuannya memang untuk mempermudah peralihan hak tagihan kpd seorang lain.

Suatu piutang atas nama tidak bertujuan untuk dialihkan kepada seorang lain.
Namun hukum memungkinkan juga untuk menjual, menukarkan atau mengibahkan sesuatu piutang atas

nama. Penyerahan piutang atas na- ma dinamakan cessie, dan dilakukan dgn suatu akta otentik atau diba-

wah tangan dlm mana dinyatakan penyerahan piutang itu (613 ayat 1).

Agar supaya penyerahan berlaku terhdp yg berhutang, mk penyerahan itu harus diberitahukan kpdnya atau

yg berhutang mengakuinya secara tertulis (613 ayat 2). Tetapi dgn adanya akta cessie, mk perpindahan hak

tagihan sdh terjadi mskpun belum ada pemberitahuan kpd yg berhutang.

Dalam piutang atas nama mempunyai 2 segi, yaitu :

- segi nilainya piutang itu sbg bahagian dari harta-kekayaan kreditur, atau dgn kata lain sbg ”benda tak

bertubuh”, yg dpt dialihkannya kpd seorang lain, maka tepatlah penempatan cessie dlm Hukum Benda. Inilah

sistim B.W.

- segi perhubungan hukumnya, yaitu sebagai perikatan antara kreditur dan debitur, maka peralihan piutang itu

sebenarnya adalah suatu pergantian kreditur dan tempatnya ialah dalam Hukum Perikatan.

Inilah sistim B.G.B. Jerman.

b. Piutang yang berbentuk surat-order (613 ayat 3).

Penyerahan piutang yg berbentuk surat-order dilakukan dgn endossemen dan penyerahan kertas atau surat-

order tsb. Endossemen berarti suatu keterangan yg ditulis disebelah belakang surat-order itu yang berbunyi

: “ Untuk saya kpd Tuan …. atau order” dgn tanggal dan tanda-tangan dari yg menyerahkan.

Mis. wesel, cek-order, konossemen-order, dsb

c. Piutang yang berbentuk surat-toonder (613 ayat 3).

Penyerahan piutang yg berbentuk surat-toonder dilakukan dgn penyerahan surat tsb. (uang kertas, cek-

toonder, konossemen-toonder, saham-toonder, dsb).

Penyerahan benda tak bertubuh lainnya.

Yang termasuk benda tak bertubuh lainnya (613 ayat 1) ialah antara lain hak cipta, hak oktroi, HKI dan

saham-atas-nama.

Penyerahan hak cipta diatur dalam pasal 2 UU Hak Cipta (S. 1912 No. 600), yaitu dengan akta otentik atau

dibawah tangan.

Penyerahan hak oktroi diatur dalam pasal 38 Undang-undang Oktroi (S. 1911 No. 136 juncto S. 1922 No. 54),

yaitu dengan akta. Dalam akta ini harus dicantumkan harga penjualan hak oktroi. Peralihan hak oktroi baru
berlaku terhadap pihak ketiga setelah pendaftaran peralihan itu dalam daftar bersangkutan di Departemen

Kehakiman.

Penyerahan HKI diatur dalam UU HKI yang bersangkutan,yaitu dengan akta atau perjanjian tertulis dan harus

didaftarkan di dirjen HKI.

Penyerahan saham atas nama tidak diatur dalam KUH Dagang dalam pasal-pasal mengenai

perseroan terbatas. Jadi cara penyerahannya dapat dilihat dalam anggaran dasar dari tiap perseroan

terbatas.

Anda mungkin juga menyukai