NIM : 010001800538
B. Akan dilakukannya Gadai, yaitu suatu hak yang diperoleh seorang berpiutang atas suatu
barang bergerak, yang diserahkan kepadanya oleh seorang yg berutang (sesuai Pasal 1150
KUHPerdata). Dan sesuai dengan Pasal 1152 KUHPerdata, Hak gadai tersebut akan
timbul dengan cara menyerahkan benda gadai tersebut kepada kreditur, hak gadai
tersebut hapus apabila lepas dari kekuasaan pemegang gadai. Berikut cara penyerahan
benda Gadai:
- Benda bergerak yang berwujud serta piutang yang berbentuk toonder , cara
penyerahan bendanya dengan penyerahan nyata / fisik(langsung) (pasal 1152 ayat
(1) KUHPer ) -> secara nyata.
- Piutang atas nama dan saham atas nama , cara penyerahan bendanya dengan
cessie dan pemberitahuan perihal penggadaian kepada orang terhadap siapa hak
yang digadaikan itu harus dilaksanakan (pasal 1153 KUHPer) -> cessie dan
pemberitahuan.
- Hak paten, cara penyerahan bendanya dengan akta yang didaftarkan dalam daftar
umum paten. Dalam akta harus dinyatakan untuk jumlah uang berupa banyak hak
paten itu digadaikan (UU paten)
C. Lahirnya gadai sejak barang gadai dilepaskan debitur kepada kreditur, yaitu: (1) ada
perjanjian pemberi gadai, (2) ada penyerahan kebendaan, dan (3) sejak barang gadai
dilepaskan debitur kepada kreditur.
2. A. Yang dilakukan Umar merupakan Jaminan Kebendaan, karena Umar akan menjadikan
suatu benda tertentu sesuai yang ditentukan UU sebagai objek jaminan untuk suatu ketika
dapat dieksekusi atau dilelang bagi pelunasan atau pembayaran hutang Debitur apabila
Debitur melakukan cidera janji atau inkar janji.
B. Jaminan Kebendaan merupakan hak mutlak atas suatu benda tertentu yang dijadikan objek
jaminan untuk suatu ketika dapat dieksekusi atau dilelang bagi pelunasan atau
pembayaran hutang Debitur apabila Debitur melakukan cidera janji atau inkar janji,
Sedangkan Jaminan Perorangan merupakan perjanjian jaminan antara Kreditur dengan
pihak ketiga untuk kepentingan Debitur, Pihak ketiga bertindak sebagai penjamin Debitur
dalam pelunasan hutang Debitur, apabila Debitur ingkar janji (wanprestasi) di kemudian
hari tidak ada benda tertentu milik Debitur yang diikat (hanya kesanggupan pihak ketiga).
3. A.
- Menurut Pasal 314 KUHD, kapal-kapal indonesia yang berukuran paling sedikit
dua pulumeter kubik isi kotor dapat dibebankan dengan hipotik.
- Menurut pasal 154 UU No.17 th 2008 ttg pelayaran status hukum kapal dapat
ditentukan setelah melalui proses: (1) pengukuran kapal, (2) pendaftaran kapal,
dan (3) penetapan kebangsan kapal.
- Bentuknya tertulis
Tahapan 2 : Perjanjian pemberian (pembebanan) hipotik. Kreditur bersama debitur atau bank
sendiri berdasarkan surat kuasa memasang hipotik menghadap penjabat pendaftar kapal
dan minta dibuatkan akta hipotik kapal.
- Penjabat pendaftaran kapal membuat akta hipotik, yang selanjutnya dibawa ke inspeksi
pajak untuk memperoleh skum bea materai dan BM di bayar ke kas negara