Anda di halaman 1dari 22

KAPAL LAUT SEBAGAI OBJEK

JAMINAN HIPOTIK
Disusun oleh :
M Fiqri dzulfadli (8111419332)
Agustinus Michael Suryanto (8111419349)
Faiz Azza Wijaya (8111419354)
Ari Prabowo (8111419353)
Nur Afni Farhannida (8111419369
Kedudukan Hukum Hipotek
Kapal Laut Dalam Jaminan
Kebendaan
Kedudukan Hukum Hipotek Kapal Laut
Dalam Jaminan Kebendaan

Secara yuridis hipotek kapal laut diatur didalam kitab undang-undang hukum dagang
serta UU No 17 tahun 2008 tentang pelayaran. Didalam ketentuan 1164 kitab undang-
undang perdata dijelaskan bahwa objek hipotek yaitu benda-benda yang tidak bergerak
(tetap). Akan tetapi diluar ketentuan tersebut benda-benda bergerak dapat dibebani
hipotek sebagai syarat jaminan utang. Pasal 314 kitab undang-undang hukum dagang
menjelaskan bahwa kapal laut yang merupakan benda bergerak dapat dikenakan hipotek
dengan ketentuan ukuran minimal 20 m. Selain itu regulasi terkait hipotek kapal laut
juga dijabarkan secara rinci dalam UU No 17 Tahun 2008 tentang pelayaran.
Kedudukan Hukum Hipotek Kapal Laut
Dalam Jaminan Kebendaan

Kekacauan yuridis aturan hipotik kapal terjadi setelah UU Pelayaran Tahun 1992
menderogasi dan mencabut aturan-aturan hukum pelayaran produk kolonial yang telah
diberlakukan sampai dikeluarkannya Undang-undang tersebut. Pencabutan tersebut
sebenarnya diikuti dengan kehendak untuk melakukan penggantian dengan cara
memuat ketentuan akan adanya peraturan pelaksana pada pasal-pasal yang berkaitan
namun sayangnya hingga UU Pelayaran 1992 diganti dengan UU Pelayaran 2008
hanya satu peraturan pelaksana yang berhasil disusun, yaitu Peraturan Pemerintah
Nomor 51 Tahun 2002 tentang Perkapalan
Kedudukan Hukum Hipotek Kapal Laut
Dalam Jaminan Kebendaan

Derogasi peraturan yang tidak diikuti dengan pembentukan peraturan pengganti itu
akhirnya menimbulkan kekosongan hukum, oleh karenanya PP Perkapalan Tahun 2002
memberlakukan kembali aturan-aturan mengenai hipotek dalam KUHD dan
KUHPerdata yang dirasa lebih komprehensif dibandingkan dengan aturanaturan dalam
UU Pelayaran 1992 maupun PP Perkapalan 2002 sendiri. Menyadari kekurangan
tersebut, dalam Pasal 33 Ayat 5 PP Perkapalan 2002 dinyatakan bahwa ketentuan-
ketentuan hipotek yang diatur di dalam KUH Perdata dan KUHD tetap berlaku bagi
pembebanan hipotek atas kapal. Aturan-aturan tersebut menunjukkan adanya
kekacauan logika yuridis di mana aturan yang mempunyai kedudukan lebih rendah (PP
tentang Pelayaran Tahun 2002) memberlakukan kembali ketentuan yang kedudukannya
lebih tinggi (KUH Perdata dan KUHD)setelah secara dinyatakan akan diganti
sebagaimana disebutkan dalam Pasal 49 Ayat 2 UU Pelayaran 1992
Kedudukan Hukum Hipotek Kapal Laut
Dalam Jaminan Kebendaan

Dalam pasal 314 ayat (3) Kitab Undang-undang Hukum Dagang berbunyi atas kapal-
kapal yang didaftar dalam register kapal, kapal dalam pembangunan dan porsi-porsi
dalam kapal-kapal, pula porsi-porsi pada kapal dalam pembangunan seperti itu dapat
dibebani hipotik. Dalam pasal (4) atas kapal seperti itu tidak dapat dibebani dengan
gadai, atas kapal-kapal yang terdaftar tidak berlaku pasal 1977 kitab Undang-undang
Hukum Perdata. Apabila kapal tersebut belum didaftarakan maka masih dianggap
berada dalam sifat aslinya sebagai benda bergerak, yang oleh pasal 1167 Kitab Undang-
undang Hukum Perdata menegaskan bahwa benda bergerak tidak dapat dibebani hipotik
Dasar Hukum Jaminan Hipotik
Pada Umumnya dan Hipotik
Kapal Laut Pada Khususnya
Dasar Hukum Jaminan Hipotik Pada Umumnya dan
Hipotik Kapal Laut Pada Khususnya

Pada umumnya jaminan hipotek dasar hukumnya ada pada KUH PERDATA Pasal 1164
yang berisi yang dapat dibebani dengan hipotek hanyalah:

1. Barang-barang tak bergerak yang dapat diperdagangkan, beserta semua yang termasuk
bagiannya, sejauh hal yang tersebut terakhir ini dianggap sebagai barang tak bergerak.
2. Hak pakai hasil barang-barang itu dengan segala sesuatu yang termasuk bagiannya:
3. Hak numpang karang dan hak usaha;
4. Bunga tanah yang terutang, baik dalam bentuk uang maupun dalam bentuk hasil tanah;
5. Hak sepersepuluhan;
6. Bazar atau pekan raya, yang diakui oleh pemenntah, beserta hak istimewanya yang
melekat
Dasar Hukum Jaminan Hipotik Pada Umumnya dan
Hipotik Kapal Laut Pada Khususnya

Hipotek kapal memiliki dasar hukum yang berbeda dari hipotik pada umumnya,
hipotik kapal berdasar pada KUHD pasal 314 (3) yang berbunyi “Atas kapal-kapal
yang dibukukan dalam register kapal, kapal-kapal dalam pembukuan, dan andil-andil
dalam kapal-kapal dan kapal-kapal dalam pembuatan itu dapat diletakkan hipotek.”
Dalam hal ini kapal dibagi lagi menjadi 2 jenis yaitu:
1. Dengan ukuran dan berat tertentu (diatas 20 m kubik)
2. Kapal di bawah ukuran itu
Sedangkan untuk dasar hukum KUHD pasal 314 (3) lebih spesifik untuk kapal yang
memiliki ukuran dan berat 30 m kubik dan telah memiliki akta tersendiri(Pejabat
Pendaftar dan Pencatatan Balik Nama). Sedangkan untuk kapal yang memiliki berat
dibawah itu dan tidak memiliki akta masuk kedalam gadai bukan hipotik.
Akibat Hukum Penetapan
Hipotek Kapal Laut Untuk
Jaminan Kredit
Akibat Hukum Penetapan Hipotek Kapal Laut
Untuk Jaminan Kredit

M. Bahsan dalam bukunya “Hukum Jaminan dan Jaminan Kredit Perbankan Indonesia,”
mengatakan bahwa:
“Salah satu kegiatan usaha perbankan adalah berupa pemberian kredit. Pemberian kredit
merupakan pemberian pinjaman uang oleh bank kepada anggota masyarakat yang
umumnya disertai dengan penyerahan jaminan kredit oleh debitur (peminjam). Terhadap
penerimaan jaminan kredit tersebut terkait dengan berbagai ketentuan hukum jaminan.”
Saat sekarang ini, dalam pemberian jaminan berupa hipotek atas kapal harus taat pada
aturan Pasal 314 ayat (3) KUHD serta Konvensi Internasional tentang Piutang Maritim
dan Mortgage 1993 yang ditetapkan dalam Peraturan Presiden No. 44 Tahun 2005
tentang Pengesahan International Convention on Maritime Liens and Mortgages 1993.
Akibat Hukum Penetapan Hipotek Kapal Laut
Untuk Jaminan Kredit

Salah satu ciri dari jaminan atas utang adalah jaminan atas utang tersebut yang menganut
asas publisitas, yaitu:
“Asas bahwa semua hak, baik hak tanggungan, hak fidusia, dan hipotek harus
didaftarkan. Pendaftaran ini dimaksudkan supaya pihak ketiga dapat mengetahui bahwa
benda jaminan tersebut sedang dilakukan pembebanan jaminan. Pendaftaran hak
tanggungan di Kantor Badan Pertanahan Nasional Kabupaten/ Kota, pendaftaran fidusia
dilakukan di Kantor Pendaftaran Fidusia pada Kantor Departemen Kehakiman dan Hak
Asasi Manusia, sedangkan pendaftaran hipotek kapal laut dilakukan di depan pejabat
pendaftar dan pencatat balik nama, yaitu syahbandar.”
Asas publisitas yang dianut dalam jaminan hipotek atas kapal, bisa lebih melindungi
kepentingan kreditur sebagai penerima jaminan hipotek atas kapal, apalagi objek fisik
jaminan hipotek atas kapal tidak diserahkan kepada kreditur
Akibat Hukum Penetapan Hipotek Kapal Laut
Untuk Jaminan Kredit

Dalam menentukan hipotek kapal laut dapat didasari atas UU No.17 Tahun 2008
tentang Pelayaran, sebagaimana diatur dalam Pasal 1 angka 12, hipotek kapal
sebagai agunan mensyaratkan kapal yang terdaftar untuk menjamin pelunasan
utang.
Status hukum kapal laut dalam Pasal 154 UU No.17 Tahun 2008 ditentukan
setelah melalui proses :
1. Pengukuran kapal
2. Pendaftaran kapal
3. Penetapan kebangsaan kapal
Akibat Hukum Hipotik
Kapal Laut
someone@example.com
Akibat Hukum Hipotik Kapal Laut

Kapal sebelum menjadi jaminan pelunasan hipotik tentu mengalami beberapa


tahapan salah satunya pendaftaran kapal, pendaftaran kapal merupakan salah satu
syarat yang harus dilakukan agar kapal dapat menjadi jaminan pelunasan hipotik
dimana kapal laut sudah dibukukan atau didaftarkan di Indonesia. Pendaftaran
kapal merupakan salah satu perbuatan hukum sehingga menimbulkan hubungan
hukum dan menimbulkan akibat hukum.
Adapun akibat hukum yang timbul dari pendaftaran kapal yaitu :
1. Cara peralihan, penyerahan hak milik kapal atau kapal dalam pembuatan, andil
dalam kapal dilakukan oleh orang yang berwenang dalam hal ini yaitu pejabat
pendaftaran kapal.
2. Pengikatan kapal tersebut, sebgaimana jaminan harus dengan hipotik
Akibat Hukum Hipotik Kapal Laut

Menurut Pasal 1162 KUH Perdata menjelaskan bahwa hipotik adalah suatu hak
kebendaan atas benda-benda tak bergerak, untuk mengambil penggantian dari padanya
bagi pelunasan suatu perikatan .
Tidak semua kapal laut dapat dimasukan menjadi jaminan pelunasan kredit dalam bentuk
Hipotik. Adapun syarat-syarat agar kapal dapat menjadi jaminan pelunasan hipotik yaitu:
1. Berat kapal laut diatas 20m3 .
2. Adanya hak kebendaan ,sesuai dengan maksud dalam Pasal 1175 KUH Perdata
dimana kapal tersebut harus sudah ada (tidak dalam proses pembangunan) dan
terdaftar sehingga haknya sudah lahir.
3. Kapal laut sudah dibukukan atau didaftarkan di Indonesia.
4. Diberikan dengan akta autentik, akta yang dibuat oleh pejabat berwenan
Akibat Hukum Hipotik Kapal Laut

Melihat keempat syarat diatas dapat kita ketahui bahwa hipotik kapal laut termasuk
dalam perbuatan hukum sekaligus hubungan hukum yang berintikan suatu perjanjian
atau kontrak. Dimana saat kita mendengar hubungan hukum tententu didalamnya
selalu menyangkut hak dan kewajiban pihak-pihak yang melakukan perbuatan hukum
dalam hal ini yaitu pembebanan hipotik kapal laut. Hak dan kewajiban hipotik kapal
laut merupakan aspek hukum utama dalam adanya suatu hubungan hukum dengan
akibat hukum tertentu. Dalam pembebanannya dengan hipotik kapal laut hanya hak-
hak kebendaan atas kapal laut itulah yang berada di tangan lembaga perbankan,
sedangkan operasionalisasinya sehari-hari tetap berada di tangan pemilik kapal
tersebut.
Akibat Hukum Hipotik Kapal Laut
Adapun hak pemberi hipotik kapal laut adalah:
1. Tetap menguasai bendanya.
2. Mempergunakan bendanya.
3. Melakukan tindakan penguasaan asal tidak merugikan pemegang hipotik.
4. Berhak menerima uang pinjaman.
Disamping pemilik kapal memiliki hak-hak disisi lain pemilik kapal juga memiliki kewajiban kewajiban
pemegang Hipotek kapal laut, adalah:
5. Membayar pokok beserta bunga pinjaman uang dari jaminan hipotek.
6. Membayar denda atas keterlambatan melakukan pembayaran pokok pinjaman dan bunga.
Selain Hak dan Kewajiban pemberi hipotik, Penerima Hipotek juga memiliki Hak penerima hipotek,
diantaranya:
a. Memperoleh penggantian daripadanya untuk pelunasan piutangnya (vershaals-recht) jika debitur
wanprestasi.
b. Memindahkan piutangnya, karena hipotek bersifat accesoir, maka dengan berpindahnya hutang pokok,
hipotek ikut berpindah.
Status Hukum Kapal Laut Dalam Hukum Publik
Dan Hukum Privat
Status Hukum Kapal Laut Dalam Hukum Publik
Dan Hukum Privat

1. Dalam Hukum Publik


Sifat karakteristik dan suatu kapal menurut Hukum Publik diberi tanda
kebangsaan satu negara tertentu yang di Indonesia diatur dalam Zeebrieven en
Scheeppassen Besluit 1934 dan Ordonantie 1935 sebagai Hukum Nasional
warisan Hindia Belanda. Dengan memenuhi persyaratan hukum nasional status
kapal dalam hukum publik akan memberi suatu tanda bukti
nasionalitas/kebangsaan yang disebut dengan surat laut dan atau pas kapal. Ini
berarti nasionalitas kapal laut menunjuk kepada adanya hubungan khusus antara
kapal laut dan engara tertentu.
Status Hukum Kapal Laut Dalam Hukum Publik
Dan Hukum Privat
2. Dalam Hukum Perdata
Melihat pada sifat dan hakikatnya, kapal dengan ukuran 20m3 isi kotor lebih, merupakan
benda bergerak yang terdaftar (registered movable property). Oleh sebab itu, hukum perdata
yang pertama-tama menguasai suatu kapal laut adalah pengaturan hukum kependataan yang
menguasai benda tidak bergerak. Kebanyakan perundang-undangan nasional beberapa
negara, memperlakukan aturan hukum benda tidak bergerak terhadap kapal terdaftar.
Di Indonesia, BW Pasal 510 mengatur kapal laut sebagai benda bergerak, tetapi WvK Pasal
314 mengatur bahwa kapal laut 20 m3 isi kotor dapat didaftarkan dan akan ditentukan dalam
suatu ordonansi tersendiri. WvK Pasal 314 alinea 3 menyatakan bahwa kapal laut perlu
didaftar, para ahli hukum sependapat untuk mengualifikasikan kapal laut sebagai benda
bergerak terdaftar (registered movable property). Ketentuan bahwa pada kapal laut harus
diberikan tanda nasionalitas atau kebangsaan dan pendaftarannya pada register umum serta
implikasinya dalam hukum publik sebagaimana uraian di atas, dan pendaftaran kapal laut
tersebut mempunyai arti administratif rechtelijk dan bukan privat rechtelijk
Terima Kasih
Sehat Selalu

Anda mungkin juga menyukai