Anda di halaman 1dari 44

KESIMPULAN

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

MUHAMMAD YUSUF AZHAR


C1B120063

JURUSAN SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

T.A 2021
BAB 1

DINAMIKA PENDIDIKAN KEWARGA NEGARAAN DI


PERGURUAN TINGGI

Permasalahan yang paling mendasar bagi bangsa dari Negara imdonesia adalah
berkaitan dengan melemahnya semanga nasionalisme dari munculnya perilaku yang
tidak sesuai dengan nilai budaya bangsa dan norman norma yang berlaku.
Akibatnyaperilaku masyarakat dan segenap komponen bangsa idak lagi
mencerminkan pada nilai nilialuhur yang sejak lama terdapat pada diri bangsa
indonesia tetapi justru yang tampak adalah perilaku anarkis, korupsi, menghujat,
tidak toleran, individualistic ekslusif dan perilaku menyimpang lainnya lainnya.
Sebaliknya nilai kejujuran, keramahan,kesantunan, tolerans,i demokratis, dan nilai
nilai kepribadian yang lain menjadi barang langkahfan sulit di temukan lagi dalam
kehidupan bermasyarakat,berbangsa dan bernegara sekarang ini kondisi ini
menunjukan bahwa kehidupan masyarakat kita mulai mengalami pergeseran ke arah
kehidupan yang mencerminkan perilaku anarkisme,kanibaliseme, liberalism,
individualisme, hedonism,feodalisme,fatalism,eskluvisme, fasisme, rasisme,
separtisme dan isme isme lainnya yang sesungguhnya sanga bertentangan dengan
nilai niliai luhur bangsa indonesia.

Pendidikan kewarganegaraan merupakan bagian dari ilmu pengetahuan yang


bersifat filosofi.
pertama dalam perspektif ontologism materi pendidikan kewarga negaraan
menekankankan pada niali, moral,dan budi pekerti dengan segala dinamikannya pada
masyarakat.

kedua dalam perspektif epistemologis pendidikan kewarganegaraan dikaji dan di


bahas melalui pendekatan akademik pendekatan ini lebih menekankan kepadah olah
karsa, olah rasa dan olah piker yang bersifat komperhensif integrtif dan holistik.
Ketiga dalam perspektif aksiologis eksitensi dan urgrnsi pendidikan dan
pendidikan budi pekerti. Dalam konteks yang lebih luas, pendidikan kewarga
negaraan dapat menjadi saran transformasi pendidikan karaterbangsa mengahadapi
abad millennium.Dengan demikian dalam konteks perspektif aksiologis pendidikan
kewarganegaraan dapat menumbukan kebang semangat cinta tanah air dan bangga
sebagi bangsa yang berkarakter berbudaya bermartabat dan beradab.
BAB 3

IDENTITAS NASIONAL, NASIONALISME DAN NEGARA


BANGSA ( NATION STATE )

Winarto (2007) yang mengatakan bahwa Identiras itu menurutnnya secara entimologis
berasal dari kata identitas dan nasional kata identitas berasal dari bahasa inggris identity
yang mengandung arti harafia ciri tanda atau jati diri yang melekat pada seorang kelompok
atau sesuatu sehimgga membedakan dengan yang lain. Dengan demikian identitas adalah
ciri – cirri atau tanda – tanda yang dimiliki seorang kelompok , masyarakat, bahksn suatu
bangsa sehingga dengan identitas itu bisa membedakan dengan yang lain kata nasional,
menurutnya merujuk pada konsep kebangsaan. Kata nasionalmenujuk pada lelompok –
kelompok persekutuan hidup manusia yang lebih besar dari sekedar pengelompokan
berdasarkan ras, agama, bahasa dan sebagainya.

Konsep identitas nasional memiliki banyak dimensi, dimensi baik dimensi politik,sosial
budaya ekonomi ideology maupun pertahanan dan keamanan.

Dimensi politik, identitas nasional merupakan suatu konsep politik untuk


mempersatukan dan menyatukan berbagai kelompok masyarakat yang berbeda dari segi
suku, ras, agama budaya dan adat istiadat.

Dimensi ekonomi identitas nasional merupakan suatu konsep ekonomi nasional yang
berlandaskan pada konsep ekonomi pancasila suatu model ekonomi yang berasaskan
kekeluargaan denga dijiwai pada sila kelima pancasila yaitu keadilan sosial bagi seluruh
rakyat indonesia.

Dimensi ideologi, identitas nasional dicirikan melalui ideology pancasila yang


kemudian membedakan dengan ideology nasional bangsa dan Negara lain sepeeti ideologi
liberalis kapitali Negara- negara barat dan ideology komunis sosialis Negara cina korea
utara dan Negara – negara komunis lainnya.

Dimensi pertahanan dan keamanan , dimensi nasional dicirikan melalui konsep system
pertahanan dan kemanan rakyat semesta dalam rangka menjaga eksistensi keutuhan negara
persatuan republik indonesia.
BAB 4

HUBUNGAN NEGARA DENGAN WARGA NEGARA

Pasal 26 UUD 1945 Memberiakan batasan atau penegertian atau pendudukdan


warga negara. Menurut Pasal 26 ayat (1) disebutkan bahwa yang menjadi warga
negara ialah orang orang bangsa indonesia asli dan oaring orang bangsa lain yang
disahkan sebagai warga negara indonesia, dan orang asing yang bertempat tinggal di
indonesia.

UU Nomor 12 Tahun 2006 tentang kewarganegaraan republik indonesia telah


mengatur hal – hal yang berkaitan dengan kewarga negaraan, Meliputi : (a) siapa
yang menjadi warganegara indonesia (b) syarat dan tatacara memperoleh kewargaga
negaraan republik indonesia,(c) Kehilangan kewarga negaraan Republik indonesia
(d) Indonesia dan (e) ketentuan pidana.

Adapaun asas – asas kewarganegaraan ang bersifat umum ( universal ) yang di


uraikan di dalam penjelasan UU Nomor 12 Tahun 2006 adalah sebagai berikut :

1. Asas ius sanguinus ( law of the blood) adalah adalah asas yang menentukan
kewarganegaraan seseoarang berdasaekan keturunan, bukan berdasarkan negara
tempat kelahiran.
2. Asas ius soli (law of the soil) secara terbatas adalah yang menentukan
kewarganegaraan seseorang berdasarkan negara tempat kelahiran, yang di
berlakukan terbatas bagi anak – anak sesyai dengan ketentuan yang di atur dalan
UU Nomor 12 Tahun 2006.
3. Asas kewarganegaraan tunggal adalah yang menetukan suatu kewarga negaraan
bagi setiap orang
4. Asas kewarganegaraan ganda terbatass adalah asas yang menentukan kewarga
negaraan ganda bagi anak – anak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam UU
Nomor 12 Tahun 2006.
Selain asas tersebut di atas beberapa asas khusus juga menajadi dasar
penyusunan UU Nomor 12 Tahun 2006 salah satunya adalah

1. Asas kepentingan nasional adalah asas menentukan bahawa peratuaran


kewarganegaraan mengutamakan kepentingan nasional indonesia yang bertekad
yang mepertahakan kedaulatan – nya sebagai negara kesatuan yang memiliki
cita – cita dan tujuaanya sendiri.
BAB 5

HAK ASASI MANUSIA DAN PROBLEMATIKANYA

Franzs Magnis Suseno (2001) Mengemukakan bahwa hak asasi manusia adalah hak –
hak yang dimiliki manusai bukan karena di berikan kepadanya oleh masyarakat, jadi bukan
diberikan oleh hukum positif yang berlaku, melainkan bedasrkan martabatnya sebagai
manusia.

Pengertian lain mengenai HAM juga dikemukakan oleh aktivis penggiat HAM seperti
Todung Mulya Lubis (Cholisin 2005). Dikaitkan dengan Perkembangan HAM itu sendiri.
Menurutnya bahwa penegertian HAM itu Mencakup generasi I sampai III dan pendekatan
Struktural (generasi IV). Konsep HAM Menurut generasi I sarak dengan hak – hak
juridis seperti tidak di siksa dan di tahan hak akan persaamaan di depan hukum (equality be
fore the law) hak akan peradilan yang jujur fair trial paraduga tak bersalah dan sebagainnya.
KOnsep HAM menurut generasi II meruapakan perluasasn secara horizontal generasi I
sehingga Konsep HAM mencakup juga di bidang sosial, ekonomi, politik dan budaya.
Konsep HAM Menurut Generasi III meruapakan ramuan dari hak hukum, sosial, ekonomi,
politik dan budaya sehingga disebuat sebagai hak akan pembangunan ( the right to
deveploment).

Menurut Pasal 1 Butir 2 UU Nomor 39 Tahun 1999 mennyebutkan bahwa kewajiban


dasasr manusia adalah seperangkat kewajiban yang apabila tidak dilaksanakan tidak
memungkinkan terlaksanadan tegaknya hak asasi manusia. Begitu pula pasal 69 ayat (2) UU
Nomor 39 Tahun 1999 menyebutkan bahwa setiap ahak asasi manusia seorang
menimbulkan kewajiban dasar dan tanggung jawab untuk menghormati hak asasi orang lain
secar timbale balik serta menjadi tugas pemerintah untuk menghormati, melindungi,
menegakan dan memajukannya.
BAB 6

DEMOKRASI KONSTITUSI DAN RULE OF LAW

Keberhasilan demokrasi di Indonesia tidak dapat hanya diukur secara kuantitatif dari
terselenggaranya pemilihan presiden dan pemilihan umum legislatif semata, melainkan
bahwa apakah demokrasi itu mampu mewujudkan keadilan sosial dan kesejahteraan bagi
masyarakat, terlaksananya kebebasan berserikat dan berkumpul, adanya akses masyarakat
terhadap sumber-sumber ekonomi nasional, akses politik, jaminan keamanan, dan
kenyamanan , terlindunginya hak-hak minoritas, peradilan yang mandiri, bebas, dan
merdeka, adanya jaminan HAM, terciptanya pemerintahan yang “clean nad good
governance”, dan terselenggaranya pemerintah yang menjunjung tinggi prinsip “Rule of
Law” serta terwujudnya

“equality before the law” dalam penegakan hukum.


BAB 7
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK

Dengan demikian wawasan nusantara dapat diartikan sebagai cara pandang sebagai cara
pandang bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya berdasarkan Pancasila dan UUD
1945 dalam rangka mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional sebagaimana cita-cita dan
tujuan nasional yang tercantum di dalam alinea keempat pembukaan UUD 1945.
BAB 8

KETAHANAN NASIONAL DAN ANCAMAN NEGARA

Secara filosofis, ketahanan nasional mengandung makna yang sangat dalam dan
mendasar bagi kedaulatan dan keutuhan NKRI, sedangkan secara empiris ketahanan
nasional menghadapi berbagai masalah yang dinamis seiring dengan dinamika kehidupan
bangsa dan negara Indonesia, baik karena dinamika perubahan yang terjadi di dalam negeri
maupun perubahan global di luar negeri.
MAKALAH

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

MUHAMMAD YUSUF AZHAR

C1B120063

Kelas: A

JURUSAN SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

T.A 2021
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................... 3
BAB I ...................................................................................... 4
PENDAHULUAN ................................................................. 4
Latar Belakang ..................................................................... 4
BAB II .................................................................................... 5
PEMBAHASAN .................................................................... 5
A. Pengertian Warga Negara................................................ 5
B. Kewarganegaraan ............................................................ 8
C. Penentuan Kewarganegaraan .......................................... 9
D. Cara Memperoleh dan Kehilangan Kewarganegaraan .11
E. Warga Negara Dan Kewarganegaraan Di Indonesia..... 13
F . Hak Dan Kewajiban Warga Negara Indonesia ............. 19
G. Masalah Kewarganegaraan .......................................... 21
BAB III ................................................................................. 27
PENUTUP ............................................................................ 27
Kesimpulan......................................................................... 27
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kita

berbagai macam nikmat , sehingga aktifitas hidup yang kita ini akan selalu

membawa keberkahan . baik kehidupan di alam dunia ini , lebih - lebih lagi pada

kehidupan akhirat kelak , sehingga semua cita - cita serta harapan yang ingin kita

capai menjadi lebih mudah dan penuh manfaat .

Dalam tulisan ini hendak diuraikan perihal tentang pengertian warganegara.

perbedaannya dengan orang asing serta penduduk .Kemudian diuraikan perihal

kewarganegaraan yang akan memuat asas kewarganegaraan , warga negara

republik indonesia , cara memperoleh kewarganegaraan , bagaimana kehilangan

kewarganegaraan dan cara memperoleh kembali kewarganegaraan serta hak dan

kewajiban warganegara.

Harapan yang paling besar dari penyusunan makalah ini ialah , mudah -

mudahan apa yang saya susun ini penuh manfaat , baik untuk pribadi , teman -

teman , serta orang lain yang ingin mengambil atau menyempurnakan lagi atau

mengambil hikmah dari judul ini (KEWARGANEGARAAN ) sebagai tambahan

dalam menambah referensi yang telah ada.


BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Rakyat merupakan suatu unsur bagi terbentuknya suatu negara , di

samping unsur wilayah dan unsur pemerintah . Suatu negara tidak akan terbentuk

tanpa adanya rakyat . walaupun mempunyai wilayah tertentu dan pemerintahan

yang berdaulat . Rakyat yang tinggal di wilayah negara menjadi penduduk negara

yang bersangkutan Warga negara adalah bagian dari penduduk suatu negara

Warga negara memiliki hubungan dengan negaranya . Kedudukannya sebagai

warga negara menciptakan berupa hak dan kewajiban yang bersifat timbal balik .

Setiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban terhadap negaranya .

Sebaliknya negara juga mempunyai hak dan kewajiban terhadap warganya


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Warga Negara

Orang - orang sebagai bagian dari suatu penduduk yang menjadi unsur

negara dahulu biasa disebut hamba atau kawula negara. Namun sekarang ini lazim

disebut warga negara , karena sesuai dengan kedudukannya sebagai orang yang

merdeka la tidak lagi sebagai hamba raja , melainkan anggota atau warga dari suatu

negar . Jadi warga secara sederhana dapat di artikan sebagai anggota dari suatu

Negara.

Dalam keseharian ( bahasa awam ) pengertian warga negara sering

disamakan dengan rakyat atau penduduk . Padahal tidaklah demikian . Terkait

dengan hal ini maka perlu dijelaskan pengertian masing - masing dan

perbedaannya.

Orang yang berada disuatu wilayah negara dapat dibedakan menjadi dua

yaitu penduduk dan bukan penduduk . Penduduk adalah orang - orang yang

bertempat tinggal disuatu wilayah negara dalam kurun waktu tertentu . Sedangkan

yang bukan penduduk adalah orang - orang yang hanya tinggal sementara waktu

saja di wilayah suatu Negara.


Selanjutnya penduduk dalam suatu negara dapat dipilah lagi menjadi dua

yaitu warga negara dan orang asing . Austin Raneymenyatakan bahwa setiap

negara memiliki sejumlah orang tertentu yang dianggap sebagai warga negaranya

dan yang lainnya adalah sebagai orang asing.

Warga negara adalah orang - orang yang menurut hukum atau secara resmi

merupakan anggota dari suatu negara tertentu . Mereka memberikan kesetiaannya

pada negara itu , menerima perlindungan darinya , serta menikmati hak untuk ikut

serta dalam proses politik . Mereka mempunyai hubungan secara hukum yang

tidak terputus dengan negaranya meskipun yang bersangkutan telah

didomisilidiluar negeri , asalkan ia tidak memutuskan kewarganegaraannya.

Sedangkan orang asing adalah orang-orang yang untuk sementara atau

tetap bertempat tinggal di negara tertentu , tetapi tidak berkedudukan sebagai

warga negara. Mereka adalah warga negara dari negara lain yang dengan izin dari

pemerintah setempat menetap di negara yang bersangkutan. Mereka mempunyai

hubungan secara hukum dengan negara dimana ia tinggal hanya ketika ia masih

bertempat tinggal di wilayah negara tersebut.


Di dalam suatu negara terdapat sejumlah orang - orang yang berstatus

sebagai warga negara sekaligus sebagai penduduk dan sejumlah penduduk yang

berstatus bukan sebagai warga negara (orang asing).

Perbedaan status atau kedudukan sebagai penduduk dan bukan penduduk ,

juga penduduk warga negara dan bukan penduduk warga negara menimbulkan

perbedaan hak dan kewajiban.

Kebanyakan negara menentukan bahwa hanya mereka yang berstatus

sebagai penduduk sajalah yang boleh bekerja dinegara yang bersangkutan , sedang

bagi mereka yang berstatus bukan penduduk dilarang melakukan pekerjaan

apapun.

Demikian juga di indonesia misalnya , hanya warga negara yang boleh

mempunyai hak milik atas tanah , dan hak untuk memilih atau dipilih dalam

pemilihan umum.

Sedang orang asing baik yang berstatus sebagai penduduk maupun bukan

penduduk tidak diperbolehkan melakukan hal - hal tersebut.

Di indonesiadiantara sesama warga negara masih dibedakan lagi anatara

warga negara asli dan wargan negara keturunan asing . Hal ini dinyatakan dalam

pasal 26 ayat 1 UUD 1945 yang berbunyi : " yang


menjadi warga negara ialah orang - orang bangsa indonesia asli dan orang - orang

bangsa lain yang disahkan dengan undang - undang sebagai warga negara " .

Perbedaan tersebut juga menimbulkan hak dan kewajiban , walaupun hanya

terbatas pada bidang tertentu.

Selanjutnya mengenai istilah rakyat . Heuken SJ dkk ( 1988 ) mencatat ada

empat arti dari istilah rakyat . Pertama , rakyat adalah kelompok orang yang

diperintah atau lapisan bawah dalam masyarakat

. Kedua . adalah kaum proletar . Ketiga , rakyat adalah semua penduduk disuatu

tempat , negeri , atau daerah . Keempat , rakyat adalah golongan orang yang

memiliki ikatan bersama yang kuat , karena memiliki warisan seperti sejarah ,

bahasa , nasib . adat , kebudayaan dan tujuan bersama . Istilah rakyat dan warga

negara sebenanya menunjuk kepada subjek yang sama , hanya saja rakyat

merupakan sebutan sosiologis sedangkan warga negara merupakan sebutan

yuridis.

B . Kewarganegaraan

Pengertian Kewarganegaraan dapat dibedakan dalam dua arti yaitu

kewarganegaraan dalam arti formal dan kewarganegaraan dalam arti material.

Kewarganegaraan dalam arti formal menunjuk pada hal ikhwal masalah

kewarganegaraan yang umumnya berada pada ranah hukum


publik. Kewarganegaraan dalam arti formal membicarakan hal ikhwal masalah

kewarganegaraan seperti siapakah warga negara , bagaimana cara memperoleh

kewarganegaraan, pewarganegaraan , bagaimana kehilangan kewarganegaraan,

dan seterusnya. Sedangkan kewarganegaraan dalam arti material adalah akibat

hukur dari pengertian kewarganegaraan itu sendiri.

Kewarganegaraan dalam arti material menunjuk pada akibat hukum dari

status kewarganegaraan yaitu adanya hak dan kewajiban warga negara.

Kewarganegaraan dalam arti material ini merupakan isi dari

kewarganegaraan itu sendiri yaitu masalah hak dan kewajiban warga negara ,

Kewarganegaraan seseorang mengakibatkan orang tersebut memiliki pertalian

hukum serta tunduk pada hukum negara yang bersangkutan.

C. Penentuan Kewarganegaraan
Dalam menentukan kewarganegaraan sescorang dikenal dengan adanya

asas kewarganegaraan yaitu asas iussoli dan asas iussanguinis. Asas ius

adalah asas yang menentukan kewarganegaraan sescorang

menurut daerah atau negara tempat dimana orang tersebut dilahirkan. Asas

iussoli disebut juga asas daerah kelahiran. Sedang asas


iussanguinis ialah asas yang menentukan kewarganegaraan seseorang menurut

pertalian daerah atau keturunan dari orang yang bersangkutan. Asas iussolidan asas

iussanguinis dianggap sebagai asas yang utama dalam menentukan status

hukum kewarganegaraan. Pada sekarang ini umumnya negara

menganut kedua asas tersebut secara

simultan.

Negara-negara imigran yaitu negara yang sebagian besar warganya

merupakan kaum pendatang atau cendenung didatangi orang asing, maka

kecendenungannya menggunakan asas iussoli sebagai asas kewarganegaraannya.

Adapun dasar pertimbangannya adalah negara menghendaki warga baru segera

melebur diri sebagai warga negara di negara tersebut. Contoh: Amerika Serikat

menerapkan asas iussoli, yaitu menentukan kewarganegaraan berdasarkan faktor

tanah kelahiran.

Sebaliknya negara-negara emigran yaitu negara yang warganya cendenung

keluar dari negara, maka kecenderungannya lebih menggunakan asas iussanguinis.

Penentuan asas kewarganegaraan yang berbeda-beda oleh setiap warga negara

dapat menimbulkan masalah kewarganegaraan bagi scorang warga. Masalah

kewarganegaraan tersebut adalah timbulnya apatride dan bipatride.


Apatride berasal dari a yang artinya tidak dan patride yang artinya

kewarganegaraan.Jadi patride adalah orang-orang yang tidak memiliki

kenegaraan. Apatride ini bisa dialami oleh orang yang dilahirkan dari orang tua

yang negaranya menganut asas iussoli dinegara atau dalam wilayah negara yang

menganut asas iussanguinis. Kemudian Bipatride berasal dari kata bi yang

artinya dua dan patride yang berarti kewarganegaraan. Jadi bipatride adalah

orang-

orang yang memiliki kewarganegaraan rangkap (ganda).

Bipatride ini bisa dialami pada orang yang dilahirkan dari orang tua yang

negaranya menganut asas iussanguinisdidalam wilayah negara yang menganut asas

iussoli. Oleh negara asal orang tuanya orang itu dianggap sebagai warga negara

karena ia adalah keturunan dari warga negaranya.

D. Cara Memperoleh dan Kehilangan Kewarganegaraan


Ada beberapa cara orang memperoleh status kewarganegaraan dan

kehilangan kewarganegaraan. Cara memperoleh kewarganegaraan adalah:

Citizenshipbybirth, memperoleh kewarganegaraan karena kelahiran. Jadi setiap

orang yang lahir diwilayah negara dianggap sah sebagai warga negara karena

suatu negara menganut asas iussanguinis.


1. Citizenshipbydescent, memperoleh kewarganegaraan karena keturunan.

Jadi orang yang lahir diluar wilayah negara dianggap sebagai warga negara

apabila orangtuanya adalah warga negara dari negara tersebut karena negaranya

menganut asas iussanguinis.

2. Citizenshipbynaturalization, pewarganegaraan orang asing atas kehendak

sendiri atas permohonan menjadi warga negara suatu negara dengan memenuhi

persyaratan yang telah ditentukan.

3. Citizenshipbyregistration, pewarganegaraan bagi mereka yang telah

memenuhi syaratsyarat tertentu yang dianggap cukup dilakukan melalui prosedur

asministrasi yang lebih sederhana dibandingkan naturalisasi.

4. Citizenshipbyincorporationofterritory, proses kewarganegaraan karena

terjadi perluasan wilayah negara.

Selanjutnya orang dapat kehilangan kewarganegaraan karena tiga

kemungkinan/cara, yaitu:

1. Renunciation, tindakan sukarela seseorang untuk meninggalkan status

kewarganegaraan yang diperoleh di dua negara atau lebih.

2. Temination, penghentian status kewarganegaraan sebagai tindakan hukum

karena yang bersangkutan mendapat kewarganegaraan negara lain.


3. Deprivation, pencabutan secara paksa status kewarganegaraan karena yang

bersangkutan dianggap telah melakukan kesalahan, pelanggaran atau terbukti

tidak setia kepada negara berdasar undang- undang.

E. Warga Negara Dan Kewarganegaraan Di Indonesia


a. Warga Negara Indonesia
Negara Indonesia telah menetukan siapa saja yang menjadi warga negara di dalam

konstitusinya. Ketentuan tersebut tercantum dalam pasal 26 UUD 1945 yang

berbunyi sebagai berikut:

1. Yang menjadi warga negara adalah orang-orang bangsa indonesia asli dan

orangorang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga

negara".

2. Penduduk ialah warga indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di

indonesia".

3. Hal-hal mengenai warga negara dan penduduk diatur dengan undang-

undang".

Ketentuan pasal 26 ayat 1 tersebut memberikan penegasan bahwa untuk orang-

orang bangsa indonesia asli secara otomatis merupakan warga negara, sedangkan

bagi orang-orang bangsa lain untuk menjadi warga negara indonesiahanus

disahkan terlebih dahulu dengan undangundang.


Orang-orang bangsa lain yang dimaksud adalah orang-orang peranakan seperti

peranakan Belanda, Tionghoa, dan Arab yang bertempat tinggal di indonesia, yang

mengakui indonesia sebagai tumpah darahnya dan bersikap setia kepada Republik

Indonesia,

b. Asas Kewarganegaraan Indonesia


Asas-asas umum yang dianut dalam UU No. 12 tahun 2006 adalah sebagai

berikut:

1. Asas iussanguinis (Law Of The Blood) adalah asas yang menentukan

kewarganegaraan seseorang berdasarkan keturunan bukan berdasarkan negara

tempat kelahiran.

2. Asas iussoli (Law Of The Soil) secara terbatas adalah asas yang

menentukan kewarganegaraan seseorang berdasarkan negara tempat kelahiran.

yang diberlakukan terbatas bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur

dalam UU ini.

3. Asas kewarganegaraan tunggal adalah asas yang menentukan satu

kewarganegaraan bagi setiap orang.

4. Asas kewarganegaraan ganda terbatas adalah asas yang menentukan

kewarganegaraan ganda bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur

dalam UU ini.

c. Cara Memperoleh Kewarganegaraan Republik Indonesia


Berdasarkan UU No. 12 tahun 2006 kewarganegaraan Republik Indonesia dapat

di peroleh melalui:

1. Kelahiran
Setiap anak yang lahir dari orang tua (ayah atau ibunya) berkewargaan negara

indonesia akan memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesia.

2. Pengangkatan
Anak warga negara asing yang berumur 5 tahun yang diangkat secara sah menurut

penetapan pengadilan sebagai anak oleh warga negara negaraindonesia

memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesia.

3. Perkawinan/Pernyataan
Orang asing yang menikah dengan warga negara indonesia dapat memperoleh

kewarganegaraan Republik Indonesia apabila memenuhi persyaratan sebagaimana

diatur dalam pasal 19.

4. Turut Ayah atau Ibu


Anak yang belum berusia 18 tahun atau belum kawin, berada dan bertempat

tinggal diwilayah negara Republik Indonesia, dari ayah atau


ibu yang memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesia dengan sendirinya

berkewarganegaraan Republik Indonesia.

5. Pemberian
Orang asing yang telah berjasa kepada negara Republik Indonesia atau dengan

alasan kepentingan negara dapat diberi kewarganegaraan Republik Indonesia oleh

presiden setelah memperoleh petimbangan DPR Republik Indonesia, kecuali

dengan pemberian kewarganegaraan tersebut mengakibatkan yang bersangkutan

berkewarganegaraanganda (pasal 20).

6. Pewarganegaraan
Syarat dan tatacara memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesia melalui

pewarganegaraan diatur dalam pasal 9 s/d 18 Undang-Undang ini.

d. Kehilangan Kewarganegaraan Republik Indonesia


Perihal kehilangan kewarganegaraan Republik Indonesia diatur dalam pasal 123

UU No.12 tahun 2006 yang menyatakan bahwa warga negara indonesia kehilangan

kewarganegaraannya jika yang bersangkutan:

1. Memperoleh kewarganegaraan lain atas kemauannya sendiri.


2. Tidak menolak atau tidak melepaskan kewarganegaraan lain, sedangkan

orang yang bersangkutan mendapatkan kesempatan untuk itu.

3. Dinyatakan hilang kewarganegaraannya oleh Presiden atas pemohonannya

sendiri, yang bersangkutan sudah berusia 18 tahun atau sudah kawin, bertempat

tinggal diluar negeri, dan dengan dinyatakan hilang kewarganegaraan Republik

Indonesia tidak menjadi tanpa kewarganegaraan

4. Masuk dalam dinas tentara asing tanpa ijin terlebih dahulu dari presiden.

5. Secara sukarela masuk dalam dinas negara asing, yang jabatan semacam

itu di indonesia sesuai dengan ketentuan perundang- undangan hanya boleh

dijabat oleh warga negara indonesia. 6. Secara sukarela menyatakan sumpah atau

janji setia kepada negra asing.

7. Tidak diwajibkan tetapi turut serta dalam pemilihan sesuatu yang bersifat

ketatanegaraan untuk suatu negara asing.

8. Mempunyai paspor dari negra asing atau surat yang dapat diartikan

sebagai kewarganegaraan yang masih berlaku dari negara lain atas namanya.
9. Bertempat tinggal diluar wilayah negarm republik indonesia selama 5

tahun terus menerus bukan dalam rangka dinas negara, tanpa alasan yang sah dan

dengan sengaja tidak menyatakan keinginannya untuk tetap menjadi warga negara

indonesia sebelum jangka waktu 5 tahun itu berakhir, dan setiap 5 tahun

berikutnya yang bersangkutan tidak mengajukan pernyataan ingin tetap menjadi

warga negara indonesia kepada perwakilan negara republik indonesia.

e. Cara Memperoleh Kembali Kewarganegaraan Republik Indonesia


Dalam pasal 31 UU No.12 tahun 2006 dinyatakan bahwa seseorang yang

kehilngan kewarganegaraan Republik Indonesia dapat memperoleh kembali

kewarganegaraannya melalui procedur pewarganegaraan dengan mengajukan

permohonan tertulis pada Menteri.

Bila pemohon bertemapat tinggal diluar wilayah negara indonesia,

permohonan disampaikan melalui perwakilan negara Republik Indonesia yang

wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal pemohon.

Pemohonan untuk memperoleh kembali kewarganegaraan Republik Indonesia

dapat juga diajukan oleh perempuan atau laki-laki yang


kehilangan kewarganegaraannya akibat perkawinan dengan orang asing sejak

putusnya perkawinan. Kepala Perwakilan Republik Indonesia akan merumuskan

permohonan tersebut kepada Menteri dalam waktu paling lama 14 hari setelah

menerima permohanan.

F . Hak Dan Kewajiban Warga Negara Indonesia

Warga negara adalah anggota dari suatu negara. Sebagai anggota dari

negara, warga negara mempunyai hubungan dengan negaranya. Warga negara

mempunyai sejumlah hak dan kewajiban terhadap negara. Demikian sebagian

negara mempunyai sejumlah hak dan kewajiban terhadap warganya. Pengaturan

tentang hak dan kewajiban ini umumnya tertuangkan dalam berbagai peraturan

perundang- undangan negara.

1 . Hak Warga Negara Indonesia


Berikut akan disebutkan beberapa hak warga negara indonesia yang diatur dalam

pasal 27 sampai dengan 34 UUD 1945, yaitu:

a. Hak persamaan kedudukan didalam hukum dan pemerintahan.

b. Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak.

c. Hak ikut serta dalam pembelaan negam.


d. Hak berpendapat, berkumpul, dan berserikat.

e. Hak untuk hidup dan mempertahankan hidup dankehidupannya.

f. Hak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunannya

melalui pemikahan yang sah.

g. Hak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.

h. Hak untuk mendapat kesejahteraan.

i. Hak untuk mendapatkan pendidikan.

j. Hak atas status kewarganegaraan.

k. Hak kebebasan memeluk agama dan beribadat sesuai dengan

keyakinannya.

2. Kewajiban Warga Negara Indonesia

Kewajiban warga negara indonesia antara lain diatur diatur dalam pasal 27 ayat I

dan 3.

pasal 28 J,pasal 30 ayat 2 UUD 1945 yaitu:

1. Wajib menjunjung/mentaati hukum dan pemerintahan.

2. Wajib membela negara.

3. Wajib menghormati hak asasi manusia.

4. Wajib tunduk pada pembatasan yang di tetapkan dengan undang- undang.

5. Wajib ikut serta dalam upaya pertahanan dan keamanan negara.


6. Wajib untuk mengikuti pendidikan dasar

Kewajiban warga negara ini pada dasamya adalah hak negara. Oleh karena negara

memiliki sifat memaksa dan mencakup semuanya, maka negara memiliki hak

untuk menuntut warga negaranya untuk mentaati dan melaksankan hukum-hukum

yang berlaku dinegara tersebut.

Sedangkan hak warga negara merupakan kewajiban negara terhadap negaranya.

Hak- hak warga negara wajib diakui, wajib dihormati, dilindungi, dan difasilitasi,

serta dipenuhi oleh negara, Negara didirikan dan dibentuk memang bertujuan untuk

memenuhi kebutuhan hidup warganya.

G. Masalah Kewarganegaraan

Membahas tentang kewarganegaraan seseorang dalam sebuah negara,

maka tidak lepas dari suatu permasalahan yang berkenaan dengan seseorang yang

dinyatakan sebagai warga negara atau bukan warga negara dalam sebuah negara.

Permasalahan tersebut diakibatkan karena setiap negara menganut asas

kewarganegaraan yang berbeda- beda, contoh di negara Jepang yang hanya

menerapkan asas kewarganegaraan bedasarkan tempat kelahiran (ius soli), negara

kita Indonesia menganut kedua asas kewarganegaraan, yaitu ius soli dan ius
sanguinis. Berdasarkan hal di atas ada tiga permasalahan kewarganegaraan, yaitu

apatride, bipatride, dan multipatride .

Apatride merupakan istilah bagi seseorang yang tidak memiliki status

kewaganegaraan. Hal ini disebabkan ada seseorang yang orang tuanya menganut

asas yang berdasarkan tempat kelahiran (ius soli), namun ia lahir di negara

yang menganut asas yang berdasarkan darah keturunan (ius sanguinis). Misalkan,

ada seseorang yang orang tuanya adalah warga negara Brazil yang menganut asas

kewarganegaraan ius soli, namun ia dilahirkan di negara Jepang yang menganut

asas kewarganegaraan yang berdasarkan keturunan (ius sanguinis), maka kedua

negara, baik negara asalnya, maupun negara ia dilahirkan menolaknya untuk

menjadi warga negara.

Bipatride adalah istilah untuk seseorang yang memiliki kewargaegaraan

ganda (rangkap), atau memiliki dua kewarganegaraan. Hal ini dapat terjadi jika

ada seseorang yang orang tuanya menganut asas kewarganegaraan yang

berdasarkan keturunan (ius sanguinis), sedangkan ia sendiri lahir di negara yang

menganut asas kewarganegaraan yang berdasarkan tempat kelahiran (ius soli).

Contoh, ada seseorang yang kedua orang tuanya tinggal di negara Jepang yang

menganut asas kewarganegaraan ius sanguinis. Waktu itu ia belum


lahir, dan kedua orang tuanya pergi ke negara Brazil yang menganut asas

kewarganegaraan ius soli, dan ia pun dilahirkan di negara Brazil, maka ia

mendapatkan kewarganegaraan dari kedua negara tersebut.

Multipatride merupakan suatu istilah untuk seseorang yang memiliki lebih

dari dua kewarganegaraan. Hal tersebut dapat terjadi karena seseorang yang

tinggal di daerah perbatasan antara dua negara atau juga karena seseorang yang

kedua orang tuanya memiliki kewarganegaraan yang berbeda. Misalkan,

seseorang yang ayahnya berkewarganegaraan China yang menganut asas ius

sanguinis dan ibunya berkewarganegaraan India yang juga menganut asas ius

sanguinis, namun ia di lahirkan di Kamboja yang menganut asas ius soli. Jadi, ia

mendapatkan kewarganegaraan dari negara ayahnya, dari negara ibunya, dan

negara ia dilahirkan.

C. Syarat dan Tata Cara Memperoleh Kewarganegaraan RI

Menurut Pasal 9 UU No. 12 Tahun 2006, Permohonan pewarganegaraan

dapat diajukan oleh pemohon jika memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. Telah berusia 18 (delapan belas) tahun;

b. Pada waktu mengajikan permohonan sudah bertempat tinggal di

wilayah negara republik Indonesia paling sedikit


5 (lima) tahun berturut-turut atau paling singkat 10 (sepuluh) tahun

tidak berturut-turut;

c. Sehat jasmani dan rohani;

d. Dapat berbahasa Indonesia serta mengakui Dasar Negara

Pancasila dan undang-undangan Dasar Negara RI tahun 1945; tidak

pernah dijatuhi pdana karena melakukan tindak pidana yang

diancam dengan pidana penjara 1 (satu) tahun atau lebih; jika

memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesia, tidak menjadi

berkewarganegaraan ganda; mempunyai pekerjaan dan atau

penghasilan tetap; dan membayar uang pewarganegaraan ke Kas

Negara.

Adapun prosedur permohonan pewarganegaraan diatur dalam pasal 10

sampai dengan Pasal 22. Prosedur yang dimaksud secara singkat dapat

diterangkan sebagai berikut:

1) Permohonan diajukan di Indonesia secara tertulis dalam bahasa

Indonesia di atas kertas bermaterai cukup kepala Presiden melalui

Mentri;

2) Mentri meneruskan permohonan tersebut disertai pertimbangan

kepada Presiden dalam waktu paling lambat 3 (tiga) bulan terhitung

sejak permohonan diterim


Sehubungan dengan permohonan ini, pemohon dikenai biaya yang diatur dalam

Peraturan Pemerintah;

3) Presiden mengabulkan atau menolak permohonan

pewarganegaraan. Jika permohonan dikabulkan maka ditetapkan

dengan Keputusan Presiden yang ditetapkan paling lambat 3 (tiga)

bulan sejak permohonan diterima oleh mentri dan diberitahukan

kepada pemohon paling lambat 14 (empat belas)hari terhitung sejak

keputusan Presiden ditetapkan. Sedangkan jika ditolak harus

disertai dengan alasan dan diberitahukan oleh Mentrikpada yang

bersangkutan paling lambat 3 (tiga) bulan terhitung sejak tanggal

permohonan diterima oleh Mentri.

4) Keputusan Presiden berkenaan dengan pengabulan permohonan

pewarganegaraan tersebut berlaku efektif terhitung sejak tanggal

pemohon mengucapkan sumpah dan janji setia.

5) Paling lambat 3 (tiga) terhitung sejak Keputusan Presiden

dikirim kepada pemohon, Pejabat memanggil pemohon untuk

mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia.


6) Jika pemohon telah dipanggil secara tertulis oleh Pejabat untuk

mengucapkan sumpah atau menyatakan janji pada waktu yang telah

ditentukan ternyata pemohon tidak hadir tanpa alasan yang sah,

Keputusan Presiden tersebut batal demi hukum.

7) Setelah mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia,

pemohon wajib menyerahkan dokumen atau surat- surat

keimigrasian atas namanya kepada kantor imigrasi dalam waktu

paling lambat 14 (empat belas) hari kerja terhitung sejak tanggal

pengucapan sumpah atau pernyataan janji setia.

8) Salinan Keptusan Presiden tentang pewarganegaraan dan berita

acara pengucapan sumpah atau pernyataan janji setia dari Pejabat

menjadi bukti sah Kewarganegaraan RI seseorang yang

memperoleh Kewarganegaraan.

9) Mentri mengumumkan nama orang yang telah memperoleh


kewarganegaraan dalam Berita Negara Republik Indonesia.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Warga negara adalah orang-orang yang menurut hukum atau secara resmi

merupakan anggota dari suatu negara tertentu. Mereka memberikan kesetiaannya

pada negara itu, menerima perlindungan darinya, serta menikmati hak untuk ikut

serta dalam proses politik.

Mereka mempunyai hubungan secara hukum yang tidak terputus dengan

negaranya meskipun yang bersangkutan telah didomisilidiluar negeri, asalkan ia

tidak memutuskan kewarganegaraannya.


Kewarganegaraan seseorang mengakibatkan orang tersebut memiliki pertalian hukum
serta tunduk pada hukum negara yang bersangkutan.

Kewarganegaraan menghasilkan akibat hukum yaitu adanya hak dan kewajiban warga
negara maupun negara. Disamping itu akibat hukum yang lain adalah bahwa orang yang
sudah memiliki kewarganegaraan tidak jatuh pada kekuasaan atau kewenangan negara
lain.negara lain juga tidak berhak memperlakukan kaidah- kaidah hukum pada orang yang
bukan warga negaranya.

Asasius adalah asas yang menentukan kewarganegaraan seseorang menurut


daerah atau negara tempat dimana orang tersebut dilahirkan. Asas iussoli disebut juga asas
daerah kelahiran. Sedang asas iussanguinis ialah asas yang menentukan kewarganegaraan
seseorang menurut pertalian daerah atau keturunan dari orang yang bersangkutan. Asas
iussolidan asas iussanguinis dianggap sebagai asas yang utama dalam menentukan
status hukum kewarganegaraan. Pada sekarang ini umumnya negara menganut kedua asas
tersebut secarasimultan.

Negara-negara imigran yaitu negara yang sebagian besar warganya


merupakan kaum pendatang atau cenderung didatangi orang
asing, maka kecenderungannya menggunakan asas iussoli sebagai asas

kewarganegaraannya.

Sebaliknya negara-negara emigran yaitu negara yang warganya cenderung

keluar dari negara, maka kecenderungannya lebih menggunakan asas iussanguinis.

Penentuan asas kewarganegaraan yang berbeda-beda oleh setiap warga negara

dapat menimbulkan masalah kewarganegaraan bagi seorang warga. Masalah

kewarganegaraan tersebut adalah timbulnya apatride dan bipatride.


DAFTAR PUSTAKA

* Bambang S. Sulasmono. 2006. Pendidikan Kewarganegaraan. FKIP

UKSW Salatiga

* Dwi Winarno. 2006. Paradigma Baru Pendidikan

Kewarganegaraan. Jakarta. Bumi Aksara

* Winarno. 2009. Kewarganegaraan Indonesia Dari Sosiologi Menuju

Yuridis. Bandung Alfa Beta

* Gultom ( Ed ). 2001. Pendidikan Kewarganegaraan. Pusat Penelitian dan

Pengembangan

* Kewrganegaraan dan Demokrasi Jurusan Studi PPKN-FKIP- UKSW

Salatiga

* Hestu Cipto Handoyo. 2003. Hukum Tata Negara, Kewarganegaraan dan

Hak Asasi Manusia. * Universitas Atma Jaya Yogyakarta


TUGAS

SOAL FINAL

MUHAMMAD YUSUF AZHAR

C1B120063

Kelas: A

JURUSAN SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

T.A 2021
SOAL FINAL

1. Sebutkan dan jelaskan masalah-masalah yang dihadapi oleh bangsa dan Negara Indonesia serta
kemukakan solusinya

2. Jelaskan berdasarkan pemahaman mahasiswa mngenai konsep pendidikan kewarganegaraan

3.Jelaskan secara luas mengenai tujuan memepelajari pendidikan kewarganegaraan

4. Jelaskan berdasarkan pemahaman saudara mengenai pendapat Winarno tentang identitas nasional
5.Jelaskan berdasarkan pemahaman saudara mengenai pendapat Joko Suryo tentang Identitas
Nasional
JAWAB

1) Permasalahan yang paling mendasar bagi bangsa dan negara Indonesia adalah berkaitan
dengan melemahnya semangat nasionalisme, serta perilaku lain seperti Anarkis, korupsi,
menghujat, tidak toleran, individualistik, ekslusif, dan perilaku menyimpang lain contohnya
kanibalisme, liberalisme, individualisme, hedonisme, feodalisme, fatalisme, fasisme, rasisme, dan
separatisme. Secara filosofis, pendidikan kewarganegaraan memiliki tanggung jawab, baik secara
politik, moral, maupun hukum untuk membentengi diri masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia,
dari berbagai pengaruh negatif yang dapat merusak moral dan budi pekerti bangsa serta tatanan
hukum. Untuk solusinya yaitu dengan menerapkan beberapa objek yang ada dalam pendidikan
kewarganegaraan yang meliputi :

a. Objek material yaitu eksistensi warga Negara dan dinamikanya dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara Indonesia yang terus mengalami perubahan dan
perkembangan seiring dengan perkembangan zaman.

b. Objek formal, yaitu yang berkaitan dengan dimensi system ketatanegaraan yang
memfokuskan pada hubungan fungsional Negara dan warga Negara . dimana hubungan tersebut
dapat menimbulkan hak dab jewajiban, baik hak dan kewajiban Negara maupun warga negara

2) Menurut saya konsep pendidikan kewarganegaraan adalah civil education dengan


menekankan pada kajian civilized yang meliputi isu demokrasi, HAM, Rule of law, keadilan sosial,
pemerintahan, serta hak dan keajiban warga Negara. Serta usaha sadar yang dilakukan masyarakat
dan pemerintah melalui proses sosialisasi, pelatiham, pendidikan, pembelajaran, pembimbingan,
penelitian, dan diseminasi terhadap nilai-nilai luhur, budi pekerti, moral bangsa, nation and
character building untuk memecahkan masalah masyarakat, bangsa, dan Negara demi kelangsungan
, kemajuan, dan kejayaan bangsa Indonesia.

3) Secara luas Tujuan mempelajari pendidikan kewarganegaraan yaitu untuk memecahkan


masalah-masalah yang dihadapi masyarakat, bangsa, dan Negara Indonesia. 4) Dari pendapat
winarno tentang identitas nasional menurut saya sudah secara garis besar menjelaskan apa itu
identitas nasional tetapi saya kurang setuju dengan pendapat beliau yang menyamakan identitas
nasional dengan identitas bangsa, karena menurut saya identitas bangsa memili arti atau
pemahaman lain.

5. Mengenai pendapat Joko suryo mengenai identitas nasional sangat menjelaskan secara
tentang faktor;faktor yang mempengaruhi identitas nasional yakni meliputi 5 faktor yaitu :

a. Faktor primer, meliputi etsinitas, teritorial, bahasa, agama, dan lain sebagainya.

b. Faktor Pendorong, meliputi pembangunan komunikasi dan teknologi, lahirnya angkatan


bersenjata modern, sentralisasi, dan pembangunan lainnya dalam kehidupan bernegara.

c. Faktor penarik, meliputi kodifikasi bahasa dalam gramatika yang resmi, tumbuhnya
birokrasi, dan pemantapan sistem pendidikan nasional.

d. Faktor reaktif, meliputi penindasan, dominasi, dan pencarian identitas alternatif melalui
memori kolektif rakyat.

Anda mungkin juga menyukai