Anda di halaman 1dari 5

NAMA : ELNISYAH

NIM : 856048204
KELAS : A-POKJAR PARGARUTAN
TUGAS TUTORIAL 2

1. Dalam upaya menegakkan hukum dan keadilan serta kebenaran, hakim diberi kekuasaan 
yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan.
Artinya hakim tidak boleh dipengaruhi oleh kekuasaan-kekuasaan lain dalam
memutuskan perkara. Apabila hakim mendapat pengaruh dari pihak lain dalam memutuskan
perkara maka cenderung keputusan hakim itu tidak adil dan pada akhirnya akan meresahkan
masyarakat dan wibawa hukum dan hakim akan pudar. lam pasal 5 UU Nomor 14/1970
ditegaskan pengadilan mengadili menurut hukum dengan tidak membeda-bedakan orang .
Demikian pulak dalam pasal 1 disebutkan kekuasaan kehakiman adalah kekuasaan Negara yang
merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan berdasarkan
pancasila, demi diselenggarakannya Negara Hukum RI.1
Hakim atau para hakim memiliki kekuasaan yang besar terhadap para pihak yang
bersengketa berkenaan dengan masalah atau konflik yang dihadapkan kepada hakim atau para
hakim tersebut. Namun dengan demikian berarti pula bahwa para hakim dalam menjalankan
tugasnya sepenuhnya memikul tanggung jawab yang besar dan harus menyadari tanggung
jawabnya tersebut, sebab keputusan hakim dapat membawa akibat yang sangat jauh pada
kehidupan orang-orang lain yang terkena oleh jangkauan keputusan tersebut. Keputusan hakim
yang tidak adil bahkan dapat membekas dalam batin para yastisinbel yang bersangkutan
sepanjang perjalanan hidupnya.2
Kebebasan hakim didasarkan kepada kemandirian dan kekuasaan kehakiman di Indonesia
itu, telah dijamin dalam konstitusi Indonesia, yaitu Undang-undang Dasar 1945 yang selanjutnya
diimplementasikan dalam Undang-undang Nomor 14 Tahun 1970 tentang Pokok-Pokok
Kekuasaan Kehakiman selanjutnya telah dirobah dengan Undang-undang Nomor 4 Tahun 2004.
Independensi diartikan sebagai bebas dari pengaruh eksekutif maupun segala kekuasaan negara
lainnya (legislatif maupun yudikatif) dan kebebasan dari paksaan, direktiva, atau rekomendasi
yang datang dari pihak-pihak extra judisiil, kecuali dalam hal-hal yang diizinkan Undang-
undang.3
1.
Udin S Winataputra, Pembelajaran PKn di SD, (Tangerang Selatan: Universitas Terbuka,2014), hlm. 6.29
2
Firman Floranta Adonara, Prinsip Kebebasan Hakim dalam Memutus Perkara Sebagai Amanat Konstitusi, jurnal konstitusi,
volume 12 nomor 2, Juni 2015
3
Marcselino Hertoni, Indefendensi Hakim Dalam Mencari Kebenaran Materiil, Lex Crimen Vol. V, No. 1, Januari 2016
Hakim di tuntut untuk menegakkan hukum dan keadilan bukan memenangkan perkara-
perkara yang berorientasi pada nilai ekonomi, pragmatis, sehingga dapat mendistorsi moral, nilai
etis, teks UndangUndang, pembelokan pada nilai kebenaran, logika rasionalitas yang berpijak
pada penalaran hukum pada azas legalitas formal Dimana Hakim bebas dalam memutuskan
segala putusannya tanpa ada interpensi atau campur tangan pihak lain. Seorang hakim yang
sangat bebas, tidak bersifat memihak dalam menjalankan tugas memutus suatu perkara di
peradilan (within the exercise of the judicial function). Kebebasan hakim merupakan
kewenangan penting yang melekat pada individu hakim dimana hakim berfungsi sebagai
penerapan teks UndangUndang kedalam peristiwa yang kongkrit, tidak sekedar sustantif, tetapi
juga memberikan penafsiran yang tepat tentang hukum dalam rangka meluruskan peristiwa
hukum yang kongkrit sehingga Hakim dapat bebas memberikan penilaian-penilaian dan
penafsiran hukumnya.4

2. Jelaskan mengapa di negara hukum Republik Indonesia HAM perlu ditegakkan! 


Penegakan HAM Penting dilakukan di Indonesia karena dengan ditegakannya HAM,
maka ini merupakan bentuk dari tindakan preventif terhadap banyaknya penyimpangan segala
bentuk norma yang berlaku di dalam masyarakat seperti halnya norma hukum, norma moral,
norma agama dan norma sosial serta dengan banyak penyimpangan atau pelanggaran HAM yang
lain. Apabila HAM telah ditegakkan dengan benar, maka cita-cita untuk mewujudkan kehidupan
bermasyarakat yang lebih damai, tenteram, adil dan sejahtera bisa secepatnya tercapai dan
terlaksana..
Hal ini sejalan dengan konsep negara hukum yaitu Negara yang berdasarkan atas hukum
pada hakikatnya adalah suatu “Negara hukum” Negara hukuma dalah negara yang berlandaskan
hukum dan keadilan bagi warganya. Karena terdapat bunyi pasal yang ada dalam undang-undang
Republik Indonesia No 39 Tahun 1999 Tentang HAM yaitu :
a. Pasal 2 ayat 1 yang berbunyi :setiap orang dilahirkan bebas dengan harkat dan martabat
manusia yang sama dengan sederajat serta dikaruniai akal dan hati nurani untuk hidup
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dalam semangat persaudaraan.
b. Pasal 2 ayat 2 yang berbunyi : setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan
dan perlakuan hukum yang adil serta mendapatkan kepastian hukum dan perlakuan sama di
depan hukum

4
Ery Setyanegara, Kebebasan Hakim Memutuskan Perkara Dalam Konteks Pancasila (Ditinjau dari Keadilan Subtantif), Jurnal
Hukum dan Pembangunan Tahun ke-43 No.4 Oktober-Desember 2013, hlm 435
c. Pasal 6 ayat 1 yang berbunyi :dalam rangka penegakan HAM, perbedaan dan kebutuhan
dalam masyarakat hukum adat harus diperhatikan dan dilindungi oleh hukum masyarakat,
dan pemerintah.
d. Pasal 8 yang berbunyi :Perlindungan, pemajuan, penegakan, danpemenuhan HAM terutama
menjadi tanggungjawab pemerintah.

Pemahaman hak asasi manusia bagi bangsa Indonesia sangtalah penting di tanamkan bagi
semua masyarakat yang ada di Indonesia. Hak asasi manusia sebagai anugerah dari Tuhan Yang
Maha Esa melekat pada diri manusia, bersifat universal, kodrati, dan abadi, yang berkaitan
dengan harkat dan martabat manusia. Setiap manusia diakui dan dihormati dengan hak asasi
manusia tanpa membedakan warna kulit, jenis kelamin, kebangsaan, agama, usia, pandangan
politik, status sosial, dan bahasa daerah. Bangsa Indonesia menyadari bahwa hak asasi manusia
bersifat historis dan dinamis yang mana pelaksanaannya berkembang dalam kehidupan
berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat. Pentingnya hak asasi manusia bagi seluruh rakyat
Indonesia tentunya memerlukan perlindungan hukum, perlindungan hukum tentang hak asasi
manusia ini diatur dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang hak asasi manusia.
berkaitan dengan perlindungan hak asasi manusia warga negara Indonesia, Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR) dalam ST tahun 2001 memutuskan untuk
mengadakan/memasukkan perubahan mengenai pasal-pasal yang berkaitan dengan hak asasi
manusia dalam perubahan ketiga UUD 1945, hal ini bertujuan untuk semakin dihormati dan
ditegakkannya hak asasi manusia di Indonesia. Penegakanan hak asasi manusia tentunya
merupakan cerminan atau perwujudan dari sila pancasila yang kedua yaitu kemanusiaan yang
adil dan beradap. Penegakan dari hak asasi manusia ini bukan hanya dilakukan oleh para pejabat
negara namun juga harus dilakukan dan dilaksanakan oleh semua rakyat Indonesia.5

3. Paradigma pendidikan demokrasi yang perlu dikembangkan dalam lingkungan sekolah adalah
pendidikan demokrasi yang bersifat multidimensional, jelaskan!
Paradigma pendidikan demokrasi yang perlu dikembangkan dalam lingkungan sekolah
adalah pendidikan demokrasi yang bentuk multidimensial atau bersifat sama. Sifat
multidimensialnya itu anatara lain terletak pada berikut ini
a. Pandangannya yang pluralistic –uniter( bermacam-macam tetapi menyatu dalam
bhinneka tunggal ika)
5
Lilis Eka Lestari, Penegakan dan Perlindungan Hak Asasi Manusia di Indonesia Dalam Konteks Implementasi Sila
Kemanusian Yang Adil dan Bearadab, Jurnal Komunikasi Hukum (JKH), Vol. 5 No. 2, Agustus 2019, hlm.15
b. Sikapnya dalam menempatkan individu, Negara, dan masyarakat global secara
harmonis
c. Tujuannya yang diarahkan pada semua dimensi kecerdasan( spiritual, rasional,
emosional, dan social)
d. Konteks (setting) yang menghasilkanpengalamanbelajarnyya yang terbuka,
fleksibel, atau luwes dan bervariasi merujuk kepada dimensi tujuannya. 6

4. Jelaskan 2 alasan bahwa Pkn sebagai pendidikan nilai dan moral!


A. Berlakunya UU RI No 20 Tahun 2003 pasal 37 ayat 2 tentang sisdiknas tersebut, tidak lagi
mengenalaanya pendidikan pancasila secara tersendiri yang ada hanyalah pendidikan
kewarganegaraan yang harus diartikan pendidikan kewarganegaraan yang berintikan nilai
dan moral yang secara subtantif yang terkandung dalam pancasila.
Menurut UU sisdiknas Pendidikan kewarganegaraan merupakan wahana pedagogic suntuk
mengembangkan rasa atau intuisi kebangsaan dan cinta tanah air atau patriotism serta nilai
dan kebijakan demokratis
B. (Depdikbud : 1993 ) PPKN di SD bertujuan untuk menanamkan sikap dan perilaku dalam
kehidupan sehari – hari yang didasarkan pada nilai –nilai pancasila baik sebagai pribadi
maupun sebagai anggota masyarakat dan memberikan bekal kemampuan untuk mengikuti
pendidikan di SLTP.
5. Dalam rangka pembinaan dan pembentukan pribadi warga negara, penanaman dan
pembiasaan sikap yang berlandaskan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari
sangat perlu dari  usia dini, jelaskan!
Usia dini merupakan waktu yang tepat untuk menanamkan nilainilai Pancasila. Anak usia
dini biasanya cenderung bertindak sesuai dengan keinginannya sendiri tanpa mempedulikan
konsekuensi yang akan diterimanya. Selain itu, anak usia dini mempunyai rasa ingin tahu
yang tinggi, sehingga mereka sering bertanya yang kadangkadang membuat orang kesal.
Pada saat seperti ini, orang tua harus menjawab dengan sabar serta dilandasi nilai-nilai
Pancasila pada jawaban atas pertanyaan tersebut. Dalam setiap tingkah laku dan
perbuatannya juga perlu diberi bimbingan agar sedikit demi sedikit perilakunya sesuai
dengan nilai-nilai Pancasila. Pembentukan moral pada anak sejak usia dini juga sangat
dibutuhkan. Hal ini dimaksudkan agar perilaku anak tidak menyimpang dari nilai-nilai
Pancasila. Pembentukan moral perlu dilakukan sedikit demi sedikit. Dengan dilakukan
sedikit demi sedikit anak bisa mengerti dan meresapinya yang kemudian bisa diterapkan
6.
Udin S Winataputra, Pembelajaran PKn di SD, (Tangerang Selatan: Universitas Terbuka,2014),
dalam tingkah laku dan perbuatannya. Menanamkan nilai-nilai Pancasila pada anak usia dini
bisa dilakukan dengan berbagai cara. Cara itu bisa dimulai dari hal-hal yang kecil yang
mudah ditangkap, dipahami dan dilakukan oleh anak tersebut. Hal ini dimaksudkan agar
anak pun bisa dan mudah untuk melakukannya. Dengan demikian, anak merasa nyaman dan
senang melakukannya tanpa merasa terbebani.7

7
Y CH Nani S, Menananmkan Nilai Pancasila Pada Anak Usia Dini, journal.uny.ac.id, Vol. 9 No. 1, 2019, hlm.107

Anda mungkin juga menyukai