Anda di halaman 1dari 4

NAMA : Ahmad Naufal Miqdad

NIM : 221500180
PRODI : Manajemen

1. Dikutip dari Pendidikan Kewarganegaraan untuk SMP/MTs Kelas VIII Edisi


4, sikap positif dapat diartikan sebagai sikap yang baik dalam menanggapi
sesuatu.

Maka dari itu, sikap positif terhadap nilai-nilai Pancasila adalah sikap yang baik
dalam menanggapi dan mengamalkan nilai-nilai yang ada dalam Pancasila.
Sehingga, seseorang selalu berpedoman pada nilai-nilai Pancasila yang menjunjung
tinggi harkat dan martabat manusia, dalam setiap perilaku sehari-hari.

Orang yang mempunyai sikap seperti ini berarti konsisten dalam ucapan dan
perbuatan. Di samping itu, perilaku sehari-harinya selalu menjunjung tinggi etika
pergaulan bangsa yang luhur serta menjaga hubungan baik antar sesama warga
Indonesia maupun dengan bangsa lain, namun dengan tetap mempertahankan jati
diri bangsa yang cinta perdamaian dan keadilan sosial.

Kembali menurut buku Pendidikan Kewarganegaraan: Kecakapan Berbangsa dan


Bernegara , menerapkan sikap positif terhadap Pancasila memerlukan kesadaran diri
masing-masing dan tidak ada pengaruh dari pihak lain. Dirangkum dari berbagai
sumber, ini dia 10 contoh sikap positif terhadap nilai-nilai Pancasila.
1. Saling menghormati dan bekerja sama dengan penganut agama atau kepercayaan
lain
2. Tidak memaksakan kehendak dalam bermusyawarah
3. Menjunjung tinggi hak asasi manusia dalam kehidupan sehari-hari
4. Mematuhi hukum yang berlaku dengan kesadaran yang tinggi
5. Tidak main hakim sendiri terhadap suatu persoalan
6. Menghormati lembaga-lembaga negara seperti MPR, DPR, DPD, Presiden, MA,
MK sebagai organisasi yang mengatur kehidupan masyarakat
7. Tidak menerima dengan mentah-mentah budaya asing yang masuk ke Indonesia
8. Tidak merusak fasilitas umum dan menghindari konflik antar sesama
9. Melakukan budaya kritik yang sifatnya membangun pada pemerintah atau
lembaga lain, dan sesuai prosedur yang berlaku
10. Ikut dalam pemilihan umum secara rasional dan bertanggung jawab
2. Nasionalisme berasal dari kata nation ( bangsa ). Nasionalisme adalah suatu
gejala psikologis berupa rasa persamaan dari sekelompok manusia yang
menimbulkan kesadaran sebagai bangsa. Bangsa adalah sekelompok manusia
yang hidup dalam suatu wilayah tertentu dan memiliki rasa persatuan yang
timbul karena kesamaan pengalaman sejarah, serta memiliki cita-cita
bersama yang ingin dilaksanakan di dalam negara yang berbentuk negara
nasional.
Sifat nasionalisme sangat penting bagi suatu negara guna menjunjung rasa
patriotisme dan rasa cinta negara. Sementara pengertian nasionalisme menurut
para ahli lebih menekankan pada kesadaran atas hasrat untuk mencapai
kesatuan, kemerdekaan, dan cita-cita bersama. Menurut Ernest Renan pengertian
nasonalisme adalah suatu keinginan untuk bersatu dan bernegara. Dalam hal ini,
nasionalisme merupakan sebuah keinginan besar untuk dapat mewujudkan
persatuan dalam bernegara.
Nesionalisme menjadi penting bagi setiap warga negara
Nasionalisme penting dimiliki setiap bangsa dalam sebuah negara. Hal ini sesuai
pengertian nasionalisme yang memiliki peran sangat kuat untuk memperjuangkan
dan mempertahankan kemerdekaan. Nasionalisme lah yang menciptakan
harmonisasi dan kerukunan dalam berbangsa dan bernegara. Upaya-upaya untuk
meningkatkan semangat nasionalisme pada generasi muda terutama pelajar
Indonesia sebagai penerus bangsa ini. Banyak sekali cara yang dapat dilakukan
dalam meningkatkan rasa nasionalisme. Salah satunya adalah memalui pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan yang diidapat lewat pembelajaran sekolah. Selain
itu juga dapat dilakukan dengan pembiasaan-pembiasaan menyanyikan lagu
nasional, penghormatan bendera merah putih, penggunaan bahasa Indonesia yang
baik dan benar.
Beberapa contoh menumbuhkan sifat nasionalisme adalah dengan Menjunjung
tinggi nilai hukum yang ada, memelihara nilai – nilai luhur,menggunakan
produk dalam negeri,dan melestarikan budaya.

3. Secara teoritik untuk menjelaskan hak kebebasan berpendapat (freedom of speech),


bisa merujuk pendapat dari Frederick Schauer. Schauer berpendapat,

“…when a free speech is accepted, there is a principle according to which speech is less
subject to regulation (within a political theory) than other forms of conduct having the same
or equivalent effects. Under a free speech principle, any govermental action to achieve a
goal, whether that goal be positive or negative, must provide stronger justification when the
attainment of that goal…”
(…ketika kebebasan berpendapat diterima, ada prinsip yang menyatakan bahwa pendapat
kurang tunduk pada regulasi (dalam teori politik) daripada bentuk perilaku lain yang
memiliki efek yang sama atau setara. Berdasarkan prinsip kebebasan berbicara, setiap
tindakan pemerintah untuk mencapai tujuan, apakah tujuan itu positif atau negatif, harus
memberikan justifikasi yang lebih kuat ketika pencapaian tujuan itu …)

Penjelasan di atas tepat untuk menjelaskan kebebasan berpendapat, sebab Schauer


menjelaskan bahwa kebebasan berpendapat berkaitan dengan pendapat yang tidak penuh
pada aturan tertentu, bisa digunakan untuk tindakan pemerintah, dan memiliki tujuan tertentu.
Menimbang beberapa ciri yang disampaikan untuk menjelaskan kebebasan berpendapat,
maka penting untuk melihat kesamaannya sesuai dengan regulasi di Indonesia. Kesamaan
tersebut untuk mencari tahu terkait dengan tujuan dari penggunaan kebebasan berpendapat di
Indonesia.

Tentu harus segera disampaikan bahwa pemenuhan hak asasi atau kebebasan dasar itu tidak
berlaku mutlak. Kebebasan menyatakan pendapat tidak boleh dimaknai sebagai kebebasan
menghujat, menyebarkan permusuhan-kebencian (hate speech) atau dilakukan dengan motif
menghina (libel), mencemarkan nama baik orang lain (defamation) atau fitnah (slander).

Pembatasan kebebasan ini oleh hukum dilakukan dengan tujuan menjaga ketertiban dan
kerukunan pergaulan di dalam masyarakat. Sementara itu di dunia pendidikan formal,
kebebasan mimbar dan akademik, terutama dibatasi oleh etik akademik. Apa yang diajarkan,
diteliti, ditelaah dan dilaporkan sebagai temuan ilmiah harus dilakukan sejalan dengan
kaidah-kaidah keilmuan dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah (scientific-academic
accountability). Contoh kebebasan berndapat yang ada di Indonesia salah satunya Setiap
orang berhak atas kebebasan berekspresi. Hak ini harus mencakup kebebasan untuk memiliki
pendapat dan untuk menerima dan menyampaikan informasi dan ide tanpa campur tangan
oleh otoritas publik dan tanpa batasan. Pasal ini tidak akan menghalangi negara-negara untuk
mewajibkan perizinan perusahaan penyiaran, televisi atau bioskop.

Pelaksanaan kebebasan ini, karena ia menjalankan tugas dan tanggung jawabnya, mungkin
tunduk pada formalitas, kondisi, pembatasan atau hukuman seperti yang ditentukan oleh
hukum dan diperlukan dalam masyarakat demokratis, demi kepentingan keamanan nasional,
teritorial kekacauan atau kejahatan, untuk perlindungan kesehatan atau moral, untuk
melindungi reputasi atau hak orang lain, untuk mencegah pengungkapan informasi yang
diterima secara rahasia, atau untuk menjaga otoritas dan ketidakberpihakan lembaga
peradilan.

Kebebasan berbicara cenderung mengacu pada gagasan bahwa pemerintah tidak akan
menempatkan Anda di penjara karena hanya mengatakan hal yang sewenang-wenang.

Namun, ada beberapa keterbatasan, seperti berteriak “api” di gedung yang ramai, dan
menghasut orang untuk melakukan kekerasan. Pada dasarnya, jika konsekuensi dari pidato
Anda keji atau niat Anda jelas cukup kejam, maka pemerintah akan bertindak.

Kebebasan berbicara bukanlah kebebasan berbicara tanpa konsekuensi. Itu berarti bahwa
orang lain bebas untuk bereaksi, dan kadang-kadang mereka mungkin bertindak dengan cara
yang ilegal / tidak bermoral. Ini juga bukan jaminan platform, atau tempat untuk berbicara itu
bukan hak untuk didengar.
4. Nilai kepastian hukum merupakan nilai yang pada prinsipnya memberikan
perlindungan hukum bagi setiap warga negara dari kekuasaan yang bertindak
sewenang-wenang, sehingga hukum memberikan tanggung jawab pada negara untuk
menjalankannya. Nilai itu mempunyai relasi yang erat dengan instrumen hukum positif
dan peranan negara dalam mengaktualisasikannya dalam hukum positif.

Dalam hal ini kepastian hukum berkedudukan sebagai suatu nilai yang harus ada dalam setiap
hukum yang dibuat dan diterapkan. Sehingga hukum itu dapat memberikan rasa keadilan dan
dapat mewujudkan adanya ketertiban dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.

Negara Indonesia dalam mencapai cita hukumnya, sesuai pada Pasal 27 ayat (1)
Undang-Undang Dasar Negara Republik yang berbunyi “Seluruh warga negara bersama
kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan serta wajib menjunjung hukum &
pemerintahan itu dengan tidak ada pengecualian”. Dengan begitu, bahwa setiap
sikap,kebijakan, dan perilaku alat negara dan penduduk (warga negara dan orang asing) harus
berdasarkan dan sesuai dengan hukum.

Dalam upaya mewujudkan kehidupan yang damai, aman dan tentram, diperlukan
adanya aturan untuk mengatur kehidupan sosial masyarakat agar sesama
manusia dapat berperilaku dengan baik dan rukun. Namun, gesekan dan
perselisihan antar sesama manusia tidaklah dapat dihilangkan. Maka, hukum
diberlakukan terhadap siapapun yang melakukan perbuatan melanggar hukum. Berikut
beberapat contoh asas kepastian hukum :

a) Pungutan pajak harus berdasarkan peraturan perundang undangan, jika tidak dapat
dikatakan pemerasan.
b) Ketika membuat suatu kebijakan, harus berdasar pada peraturan perundang undangan,
misalkan membelanjakan uang negara jika tidak dapat dikatakan KORUPSI

Anda mungkin juga menyukai