Anda di halaman 1dari 4

TUGAS TUTORIAL KE-2

MATA KULIAH
PEMBELAJARAN PKN DI SD

NAMA :AYU YULIHANDARI


NIM : 857450989
KELAS :A
POKJAR : PANGANDARAN

UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ BANDUNG
1. Hak dan kewajiban warga Negara sesuai dengan pasal 27 ayat 1 dan 2 UUD 1945 yaitu
Pasal 1 berbunyi segala warga Negara bersamaan kedudukannya didalam hukum dan
pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintah itu dengan tidak ada
kecualinya.
Pasal 2 berbunyi Tiap-tiap warga Negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang
layak bagi kemanusiaan.
2. Faktor yang menjadi penghambat dalam penegakan HAM di Indonesia, yaitu :
a. Faktor Kondisi Sosial Budaya.
b. Faktor Aparat dan Penindakannya.
c. Faktor Perangkat Perundangan.
d. Faktor Komunikasi dan Informasi.
e. Faktor Kebijakan Pemerintah.
3. Hukum adalah Himpunan peraturan-peraturan hidup yang bersifat memaksa,brisikan
suatu perintah, larangan atau izin untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu serta dengan
maksud untuk mengatur tata tertib dalam kehidupan masyarakat.

Unsur-unsur Hukum yaitu sebagai berikut :


1. Peraturan mengenai tingkah laku manusia dalam pergaulan masyarakat
2. Peraturan itun diadakan oleh badan-badan resmi yang berwajib
3. Peraturan itu bersifat memaksa
4. Sanksi terhadap pelanggaran peraturan tersebut adalah tegas
4. faktor tersebut yaitu :
1. lemahnya political will dan political action para pemimpin negara ini, untuk menjadi
hukum sebagai panglima dalam penyelenggaraan pemerintahan. Dengan kata lain,
supremasi hukum masih sebatas retorika dan jargon politik yang didengung-
dengungkan pada saat kampanye
2. peraturan perundang-undangan yang ada saat ini masih lebih merefleksikan
kepentingan politik penguasa ketimbang kepentingan rakyat.
3. rendahnya integritas moral, kredibilitas, profesionalitas dan kesadaran hukum aparat
penegak hukum (Hakim, Jaksa, Polisi dan Advokat) dalam menegakkan hukum.
4. minimnya sarana dan prasana serta fasilitas yang mendukung kelancaran proses
penegakan hukum.
5. tingkat kesadaran dan budaya hukum masyarakat yang masih rendah serta kurang
respek terhadap hukum.
6. paradigma penegakan hukum masih positivis-legalistis yang lebih mengutamakan
tercapainya keadilan formal (formal justice) daripada keadilan substansial
(substantial justice).
7. kebijakan (policy) yang diambil oleh para pihak terkait (stakeholders) dalam
mengatasi persoalan penegakan hukum masih bersifat parsial, tambal sulam, tidak
komprehensif dan tersistematis.
5. Winataputra (2001) ,menyimpulkan bahwa “Demokrasi dilihat sebagai konsep yang
bersifat multidimensional, secara fisiologis demokrasi sebagai ide, norma, prinsip,
secara sosiologi sebagai sistem sosial, dan secara psikologis sebagai wawasan, sikap,
dan perilaku individu dalam hidup bermasyarakat”.
6. Pendidikan demokrasi sangat diperlukan agar warga negaranya mengerti,
menghargaikesempatan dan tanggung jawab sebagai warga Negara yang berdemokrasi.
Dalam kepustakaanasing PKn disebut sebagai Civic Education. Menurut Soemantri
(2001) batasan demokrasi adalahseluruh kegiatan sekolah, rumah, dan masyarakat yang
dapat menumbuhkan demokrasi. Pknmerupakan pendidikan demokrasi atau pendidikan
demokrasi merupakan esensi dari PKn.
Gandal dan Finn (1992) mengatakan bahwa pendidikan bukan hanya sekadar
memberikan pengetahuan dan praktik demokrasi, tetapi juga menghasilkan warga
Negara yang berpendirian teguh, mandiri, selalu ingin tahu, berpandangan jauh ke
depan. Gandal dan Finn juga menyatakan bahwa demokrasi tidak dapat diajarkan,
namun demokrasi harus dipahami dandihayati, alternatif model yang dapat
dikembangkan :
a. Landasan dan bentuk demokrasi
b. Ide demokrasi
c. Kurikulum yang tepat
d. Memahami demokrasi dalam berbagai konteks
7. Konsep :
Ø Nama : Musyawarah
Ø Contoh : Warga desa Sumber Fajar sedang melakukan musyawarah di balai desa
Ø Ciri : Setiap warga berhak mengeluarkan pendapat. Kita tidak boleh memaksakan
kehendak kepada orang lain. Musyawarah bertujuan untuk mencapai mufakat
Ø Aturan : Musyawarah dilaksanakan untuk kepentingan bersama
Nilai : Dalam bermusyawarah kita diajarkan tentang nilai keadilan dan nilai
kebersamaan. Dimana musyawarah harus dapat menghasilkan keputusan yang seadil-
adilnya demi kepentingan bersama.

Moral : Dalam bermusyawarah, kita dianjurkan untuk mematuhi setiap peraturan yang
berlaku demi kelancaran jalannya musyawarah. Sikap yang harus dilakukan misalnya
menghormati pendapat orang lain meskipun bertentangan dengan pendapat kita, tidak
boleh memotong pendapat orang lain serta harus tertib dalam bermusyawarah.

Norma : Norma yang terkait dengan kegiatan bermusyawarah adalah norma hokum
(keadilan), norma kesopanan, dan norma agama.

Anda mungkin juga menyukai