Anda di halaman 1dari 7

RINGKASAN BUKU HAK ASASI MANUSIA : HAKEKAT, KONSEP, DAN

IMPLIKASINYA DALAM PERSPEKTIF HUKUM DAN MASYARAKAT


Penulis / Pengarang : Prof. Dr. H. Muladi, SH
Penerbit : Refika Aditama
Tahun terbit : 2009
Kota Penerbit : Bandung

Oleh :
Andi Nima Amalia ( 2172375 )

PROGRAM STUDI D III ADMINISTRASI PERADILAN

SEKOLAH TINGGI ILMU HUKUM LITIGASI PENGAYOMAN

2019
Negara Indonesia merupakan negara hukum. Begitulah bunyi batang tubuh
Undang-Undang Dasar tahun 1945 pasal 1 ayat 3. Melalui dasar hukum konstitusi
Indonesia tersebut Indonesia mengukuhan diri sebagai negara yang di tiap
berjalannya megedepankan visi hukum yang dicita citakan yang tertuang dalam
Pancasila. Melalui nilai nilai luhur yang berada pada  5sila pancasila inilah nilai
nilai kebudayaan Indonesia berada. Indonesia yang mendeklarasikan diri sebagai
negara hukum bukan tanpa sebab. Hukum dipandang sebagai a tool of social
engineering dimana apa yang diatur dalam hukum harus dipatuhi dan
dilaksanakan oleh seluruh warga Indonesia tanpa terkecuali. Dalam
pembentukannya, Hukum Indonesia awalnya merupakan produk kolonial
belanda. Meskipun hukum turunan ini bertentangan dengan norma norma dasar
negara Indonesia, secara terpaksa memang harus diterapkan agar tidak terjadi
kekosongan hukum di Indonesia yang dikhawatirkan jika tidak diterapkan hukum
yang pasti akan membuat ketidak-mampuan negara untuk mewujudkan
ketertiban dan keamanan warga negara. Dari sinilah perjalanan pembentukan
hukum Indonesia mulai dijalankan dengan proses menemukan nilai nilai yang 
terkandung dalam  mansyarakat  untuk dijadikan suatu sumbe rhukum. Selain itu
Indonesia yang pada masa  awal kemerdekaan namun juga sudah mulai aktif
dalam percaturan politik dunia. Hal inilah salah penyebab hukum di Indonesia
mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Ini disebabkan karena demi
menunjukkan kepatuhan Indonesia pada hukum yang dibuat oleh warga
internasional dengan diratifikasinya hukum hukum internasional dan
memasukan hukum hukum internasional yang telah di ratifikasi ke dalams istem
hukum nasional dengan salah satunya adalah tentang hak asasi manusia yang
terdapat dalam Undang Undang Dasar tahun 1945 pasal 28 A sampai J ,
Undang-Undang nomor 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, Undang-
Undang nomor 26 tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia, Undang-
Undang nomor 9 tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat
di Muka Umum serta Undang yang mengatur tentang hak hak warganegara
lainya. Dalam buku ini dijelaskan secara rinci tentang bagaimana halang rintang
pengkonsepan hak asasi manusia serta penerapannya yang mengalami konflik dan
kontra di masyarakat. Pada awalnya hak asasi manusia hanya muncul pada
negara negara maju. Dengan adanya PBB dan melihat kebelakang dengan sudah
terjadinya perang dunia ke-2 maka Instrumen Hak Asasi Manusia mulai
menjadi bahasan utama PBB sehingga munculah

Universal Declaration of Human Right

(UDHR) atau Pernyataan Sedunia tenang Hak-Hak Asasi Manusia oleh seluruh
anggotaPerserikatan Bangsa-Bangsa pada 10 Desember 1948 di Paris . Deklarasi
umum ini mennjukan

 Betapa  seriusnya  dunia  untuk  memperbaiki 


tatanan hak asasi manusia dengan menunjukkan komitmen untuk sama sama
menjamin kemerdekaan hak asasi manusia di seluruh dunia. Mereka sadar bahwa
hak asasi manusia bukan diberikan oleh negara ataupun manusia namun
merupakan hak hak dasar yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa sejak
manusia lahir sampai ke liang lahat. Tiap manusia memiliki hak yang berbeda
antara yang satu dengan yang lainnya. Selain itu yang menjadi patokan dalam
pembentukan hukum dasar perlindungan hak asasi manusia di Indonesia adalah
Statuta Roma dimana nilai nilai hak asasi manusia yang bernilai dan berbudaya
barat tentang hak asasi manusia yang berlaku di Indonesia. Padahal negara negara
seperti China dan Malaysia yang kultur budayannya begitu kuat begitu hati-hati
dalam menerapkan prinsip-prinsip hak asasi manusia internasional karena melihat
corak kebudayaan yang dituangkan dalam prinsip-prinsipitu. Hak asasi manusia
produk PBB dinilai terlalu Individualis dan bebas serta kental dengan nilai nilai
liberalisik sehingga ditakutkan dapat merusak dasar negara Indonesia yang
mengedepankan nilai kekeluargaan. Dalam sejarahnya sebenarnya Indonesia
secara tidak langsung telah mencantumkan nilai nilai hak asasi manusia dalam
ideologi pancasila. Mulai dari nilai ketuhanan,kemanusiaan, persatuan, kerakyatan
melalui musyawarah mufakat, serta keadilan. Maka dariitu sebenarnya para
founding father negara ini sudah memikirkan bagaimana sebenarnya hak hak
warga negara harus dijamin. Sejarah perumusan Hak Asasi Manusia pada sidang
BPUPKI telah menujukan betapa seriusnya perumusan serta pertentangan hak asasi
manusia yang akan diterapkan seperti apa. Diceritakan dalam buku ini melalui
sumber sekretaris negara mengenairisalah sidang BPUPKI tentang perdebatan
perdebatan yang terjadi selama rapat BPUPKI. Pada saat itu paham hak asasi
manusia terbagi menjadi 2 kubu yaitu antara kubu Muhammad Yamindan kubu
Soepomo mengenai apakah perlu atau tidaknya hak asasi manusia dimasukan
dalam konstitusi negara Indonesia. Dari pandangan Muhammad Yamin bahwa hak
asasi perlu ada dalam konstitusi dan tidak ada dasar apapun yang dapa dijadikan
alasan untuk tidak memasukan hak asasi manusia. Namun pemikiran Muhammad
Yamin ini ditolak oleh kubu Soepomo yang menyangkal dengan paham bahwa hak
asasi itu bersifat liberal dan mereka sudah trauma dengan paham paham liberal
yang ditanamkan pemerinah kolonial. Menurut Soepomo konstitusi tidak perlu
dimasuki oleh paham paham liberal yang cenderung individualistic sehingga tidak
mencederai budaya bangsa Indonesia yaitu kekeluargaan dan gotong royong.
Setelah terjadi kompromi dengan pertentangan yang ada akhirnya dicapai
kesepakatan dengan memasukan beberapa prinsip hak asasi manusia ke dalam
konstitusi negara Indonesia. Ketika pada waktu itu terjadi agresi belanda ke I dan
II sehingga membuat negara Indonesia tersudutkan sehingga pada waktu itu
berdirilah Republik Indonesia Serikat yang tersusun dari16 negara bagian dimana
salah satunya adalah negara bagian republik Indonesia yang berpusatdi
Yogyakarta. Akhirnya parlemen RIS meresmikan konstitusi mereka yaitu
Konstitusi RIS dimana salah satu perancangnya adalah Soepomo yang
memasukan prinsip prinsip tentang hak asasi manusia yang dikemas dengan nama
hak hak warga negara dalam konstitusi RIS pada waktu itu. Namun kelihatannya
RIS tidak bertahan di Indonesia karena tidak sesuai dengan semangat perjuangan
untuk merdeka sehingga ke-16 negara bagian terebut kembali mendeklarasikan diri
sebagai wilayah dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Maka padawaktu itu
konstitusi Indonesia kembali ke UUD ’45.

Hal unik yang terjadi dalam perumusan dasar hukum hak asasi manusia di
Indonesia pada waktu itu dengan diaturnya Undang Undang nomor 39 tahun 1999
tentang Hak Asasi Manusia serta Undang Undang nomor 26 tahun 2000 tentang
Pengadilan Hak Asasi Manusiaoleh presiden B.J. Habibie hasil dari ratifikasi
hukum hak asasi manusia internasional. Yang menjadi keunikan adalah MPR
yang pada waktu itu mengadakan amandemen dengan memasukan norma norma
dasar hak asasi manusia ke dalam batang tubuh Undang UndangDasar tahun 1945
sehingga menyibak fakta janggal bahwa Undang Undang tentang hak asasi
manusia sudah diatur terlebih dahulu sebelum akhirnya Undang Undang Dasar
mengaturnya.Memang secara tersirat hak asasi manusia sudah tertuang dalam
Pancasila dan Pembukaan Undang Undang Dasar tahun 1945 namun  seakan
anak yang tidak mempunyai garis keturunanyang jelas sehingga dasar hukum
Undang Undang Hak Asasi Manusia dan seperangkatnya jika tidak diatur dalam
konstitusi  maka kedudukan secara hirarki per undang undangan menjadi lemah
dan tidak ada dasar dari Undang Undang Dasar. Tinjauan ilmu hukum di buku
ini tidak hanya mengenai disiplin ilmu hak asasi manusiaitu sendiri serta
sejarahnya, namun juga terkait cabang cabang ilmu hukum lainnya. Ilmu ilmulain
yang terkait diantaranya disiplin ilmu hukum internasional, hukum pidana,
hokum perdata hukum tata negara dan hukum administrasi negara. Alasan
mengapa hak asasi manusia dikaitkan karena memang dalam pelaksanaan suatu
disiplin ilmu karena hukum hakikatnya dibuat untuk manusia itu sendiri sehingga
peraturan yang dibuat harus bersifat memanusiakanmanusia. Meskipun dalam
pelaksanaan suatu hukum hanya sebuah produk politik penguasadan hal ini
memang tidak dapat dipungkiri. Kentalnya aroma politik dalam penegakan hak
asasi manusia sangat terlihat jelas. Dalam buku ini diterangankan bahwa hak asasi
manusia dibuat oleh para negara maju untuk mengontrol negara berkembang. Dan
hal ini tidak dibantah sama sekali karena pada dasarnya mereka merasa bahwa
sistem hukum dan masyarakatnya lebihmapan dan teruji sehingga dituangkan
dalam prinsip-prinsip hak asasi manusia. Sedangkan masalah yang akan timbul
akan sifat ini adalah ketidak-mampuan prinsip tersebut diterapkan dalam
lingkungan negara berkembang karena perbedaan kultur pada negara berkembang.
Negara berkembang sendiri dipandang suatu negara dengan pelanggaran hak
asasi manusia yang tinggi. Namun bagaimana dengan negara maju yang ternyata
melakukan pelanggaran hak asasi manusia yang justru lebih buruk seperti
penyadapan dan agresi yang melanggar kebebasandari rasa takut yang tertuang
dalam prinsip hak asasi manusia. Negara berkembang hanya sebagai alat politik
dalam penegakan hak asasi manusia. Bagi negara berkembang suatu hokum
dipandang suatu ke-ideal-an namun bagi negara maju suatu hukum dipandang
suatu  cita cita. Dalam hukum internasional hak asasi manusia memiliki
kedudukan yang tinggi dalam perumusan suatu keputusan suatu perjanjian
internasional. Tulisan yang menarik saya temukandalam buku ini dimana
disebutkan bahwa Universal Declaration of Human Right memang tidak mengikat
secara yuridis namun memiliki pengaruh moril yang besar terhadap keputusan-
keputusan hakim, undang undang atau pun undang undang dasar suatu negara
serta oleh Perserikatan Bangsa Bangsa. Penyerapan hukum Internasional oleh
negara Indonesia sebenarnya sudah begitu banyak namun belum adanya tindak
serius oleh pemerintah dan perangkatnya untuk menggunakannya sebagai hukum
yang harus dilaksanakan karena sudah diratifikasi. Perlunya kesadaran bersama
dalam penjaminan hak asasi manusia sebagai warga negara yang merdeka bahwa
satu sama lain harus saling menjaga hak asasi manusia masing masing. Secara
kekuatan hukum memang hukum internasional belum bisa secara signifikan
berpengaruh untuk mengaturseluruh anggota politik internasional
kecuali perjanjian  yang  bersifat  bilateral  dan  perjanjian 
lain yang bersifat kuat karena memang tujuan negara yang melaukan kerjasama
memiliki kejelasan di dalam tujuan perjanjian dan pihak pihak yang terlibat pun
juga memang benar benar ikut andil dalam penyusunan tiap poin yang tercantum
dalam butir perjanjian. Hal yang membuat deklarasi deklarasi umum yang bersifat
menyeluruh kepada seluruh anggota belum sepenuhnya dipatuhi adalah adanya
rasa canggung dan tidak cocok dengan butir kesepakatan yang dituangkan
dalam perjanjian itu. Contoh yang paling nyata adalah Deklarasi Hak Asasi
Manusia melalui Universal Declaration of Human Right  ataupun dalam statuta
Roma. Meskipun sebenarnya prinsip-prinsip Universal Declaration of Human
Right 

Anda mungkin juga menyukai