Anda di halaman 1dari 20

i

Resume Mata Kuliah Kewarganegaraan

Disusun Oleh
Berendlit Eiqiren Purba
D-III Keperawatan
P07120122102
1.3 / 19

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK Indonesia


POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR JURUSAN KEPERAWATAN
2022
Hakikat pendidikan kewarganegaraan dalam mengembangkan
kemampuan utuh sarjana atau profesional

Seperti ketentuan yang telah diatur dalam UU RI nomor 12 tahun 2012


tentang Pendidikan Tinggi dan UU RI nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen pendidikan program sarjana diharapkan menjadi tenaga ahli profesional
yang mampu menciptakan lapangan kerja.
Menurut Undang-Undang No. 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan
Indonesia, yang dimaksud warga negara adalah warga suatu negara yang
ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan. Pendidikan
Kewarganegaraan adalah program pendidikan yang berintikan demokrasi,
memberikan pengaruh positif dari pendidikan sekolah, masyarakat, dan orang
tua, dan diharapkan peserta didik menjadi manusia yang lebih baik dan sesuai
ketentuan Pancasila dan UUD RI 1945. PKn sebagai mata kuliah wajib karena
untuk membentuk jiwa nasionalis dan cinta tanah air.
Secara historis, pendidikan kewarganegaraan telah dimulai jauh sebelum
Indonesia diproklamasikan sebagai negara merdeka. Dengan berdirinya
organisasi Boedi Oetomo (1908) disepakati sebagai Hari Kebangkitan Nasional
dan pada saat itu mulai tumbuh jiwa nasionalisme.
Secara sosiologis, PKn dilakukan oleh para pemimpin di masyarakat yang
mengajak untuk mencintai tanah air dan bangsa Indonesia.
Secara politis, pendidikan kewarganegaraan mulai dikenal pada kurikulum
tahun 1957 isi mata pelajaran PKn membahas cara pemerolehan dan kehilangan
kewarganegaraan, sedangkan dalam Civics (1961) lebih banyak membahas
tentang sejarah Kebangkitan Nasional, UUD, pidato-pidato politik kenegaraan
yang terutama diarahkan untuk "nation and character building” bangsa
Indonesia. Pada awal pemerintahan Orde Baru, dalam kurikulum baru
tercantum mata pelajaran Pendidikan Kewargaan Negara yang berisi materi atau
metode yang menghilangkan sifat indoktrinatif dan diubah dengan materi dan
metode pembelajaran baru yang dikelompokkan menjadi Kelompok Pembinaan
Jiwa Pancasila,
Kurikulum pendidikan kewarganegaraan selalu berubah sebab mata kuliah PKn
harus selalu menyesuaikan/sejalan dengan dinamika dan tantangan sikap serta
perilaku warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara
Esensi dan urgensi identitas nasional sebagai salah satu determinan
pembangunan bangsa dan karakter

Identitas nasional berkaitan dengan nilai-nilai, sejarah, dan cita-cita


yang menyatukan suatu kelompok masyarakat dalam suatu ikatan.
Identitas nasional sebagai ciri khas yang membedakan sebuah bangsa dari
bangsa yang lain, maksudnya dengan definisi dari identitas nasional bahwa
dikatan identitas nasional sebagai pembeda, ciri-ciri, dan jati diri suatu
bangsa. Salah satu faktor yang mempengaruhi dinamika identitas nasional
adalah globalisasi. Globalisasi dimaknai sebagai kebebasan masyarakat
dunia dalam mengembangkan berbagai aspek kehidupan seperti ilmu
pengetahuan, teknologi, nilai-nilai, dan budaya. Dalam berbagai
kepentingan, manusia tidak bisa bekerja sendiri tetapi sangat diperlukan
kebersamaan yang lebih luas antara manusia dengan manusia yang lain.
Semboyan dalam lambang Negara Republik Indonesia "Bhinneka Tunggal
Ika" yang memiliki makna berbeda-beda namun tetap satu jua. Interaksi
masyarakat dunia yang semakin mudah menyebabkan proses transmisi
nilai-nilai budaya. Penelitian menggunakan metode studi literatur dengan
mengumpulkan berbagai referensi baik sumber primer dan sekunder yang
relevan dengan penguatan identitas nasional. Hasil dari kajian penelitian
menunjukkan bahwa identitas nasional sebagai determinan karakter bangsa
Indoneisa dengan perilaku kebarat-baratan yang cenderung pragmatis,
hedonis, dan konsumtif. Ideologi tersebut bertentangan dengan ideologi
Pancasila yang mengancam bagi bangsa Indonesia dalam penguatan
identitas nasional. Dengan demikian, perlu upaya untuk menguatkan
identitas nasional khususnya pada penerus bangsa yang sudah terpapar
dengan budaya barat.
Esensi dan urgensi identitas nasional sebagai salah satu determinan
pembangunan bangsa dan negara

Identitas nasional merupakan ciri khas yang menjadi jati diri suatu negara

Fungsi Identitas Nasional

1. Alat pemersatu bangsa


Fungsi pertama dari identitas nasional yang pertama adalah sebagai alat
untuk mempersatukan bangsa, sehingga kehidupan sosial yang dijalani
bisa berjalan dengan aman dan damai.

2. Sebagai landasan negara


Setiap negara pastinya memiliki landasan negara supaya bisa membuat
suatu negara terus berkembang. Landasan negara itu menjadi fungsi kedua
dari identitas nasional. Adanya landasan negara bisa membuat cita-cita
bangsa dan negara menjadi terwujud.

3. Sebagai karakteristik bangsa dan pembeda dari bangsa lain


Fungsi ketiga dari identitas nasional yang ketiga adalah sebagai
karakteristik bangsa, sehingga berbeda dengan negara lain. Dengan begitu,
suatu negara tidak pernah kehilangan jati dirinya dan tetap
mempertahankan nilai-nilai kebudayaannya.

Cara menjaga identitas nasional sebagai salah satu determinan


pembangunan bangsa dan karakter :
1. Menggunakan barang-barang hasil bangsa sendiri.
2. Menghargai perjuangan para pahlawan dalam
mempertahankan bangsa ini.
3. Merevitalisasi kedaulatan politik, ekonomi dan budaya agar
berada pada jalur yang benar.
Urgensi integrasi nasional sebagai salah satu parameter
persatuan dan kesatuan bangsa

Integration" berarti kesempurnaan atau keseluruhan. Kata ini berasal dari


bahasa latin integer, yang berarti utuh atau menyeluruh. Berdasarkan arti
etimologisnya itu, integrasi dapat diartikan sebagai pembauran hingga
menjadi kesatuan yang utuh atau bulat.

“Nation” artinya bangsa sebagai bentuk persekutuan dari orang-orang


yang berbeda latar belakangnya, berada dalam suatu wilayah dan di bawah
satu kekuasaan politik

Integrasi Nasional :
Upaya menyatukan seluruh unsur suatu bangsa dengan pemerintah dan
wilayahnya
Pembentukan suatu identitas nasional dan penyatuan berbagai kelompok
sosial dan budaya ke dalam suatu kesatuan wilayah
Bersatunya suatu bangsa yang menempati wilayah tertentu dalam
sebuah negara yang berdaulat
Proses penyatuan berbagai kelompok sosial budaya dalam satu kesatuan
wilayah dan dalam suatu identitas nasional

Jenis intergrasi
Integrasi Bangsa : Integrasi bangsa menunjuk pada proses penyatuan
berbagai kelompok budaya dan sosial dalam satu kesatuan wilayah dan
dalam suatu pembentukan identitas nasional

Integrasi Wilayah : Integrasi wilayah menunjuk pada masalah


pembentukan wewenang kekuasaan nasional pusat di atas unit-unit sosial
yang lebih kecil yang beranggotakan kelompok kelompok sosial budaya
masyarakat tertentu

Integrasi Nilai : Integrasi nilai menunjuk pada adanya konsensus terhadap


nilai yang minimum yang diperlukan dalam memelihara tertib sosial

Integrasi Elit Massa : menunjuk pada masalah penghubungan antara


pemerintah dengan yang diperintah. Mendekatkan perbedaan-perbedaan
mengenai aspirasi dan nilai pada kelompok elit dan massa.
Integrasi Perilaku: Integrasi tingkah laku (perilaku integratif)menunjuk
pada penciptaan tingkah laku yang terintegrasi dan `yang diterima demi
mencapai tujuan bersama.

faktor yang menentukan tingkat integrasi suatu negara


Adanya ancaman dari luar
Gaya politik kepemimpinan
Kekuatan lembaga–lembaga politik Ideologi Nasional
Kesempatan pembangunan ekonomi.

Integrasi bangsa diperlukan guna membangkitkan kesadaran akan identitas


bersama, menguatkan identitas nasional, dan membangun persatuan
bangsa

Nilai dan norma konstitusional UUD NRI 1945 dan konstitusionalitas


ketentuan perundang-undangan di bawah

1. Nilai Normatif
Suatu konstitusi yang telah resmi diterima oleh suatu bangsa dan
bagi mereka konstitusi tersebut bukan hanya berlaku dalam arti
hukum, akan tetapi juga merupakan suatu kenyataan yang hidup
dalam arti sepenuhnya diperlukan dan efektif. Dengan kata lain,
konstitusi itu dilaksanakn secara murni dan konsekuen.

2. Nilai Nominal
Konstitusi yang mempunyai nilai nominal berarti secara hukum
konstitusi itu berlaku, tetapi kenyataannya kurang sempurna, sebab
pasal-pasal tertentu dari konstitusi tersebut dalam kenyataannya
tidak berlaku.

3. Nilai Semantik
Suatu konstitusi mempunyai nilai semantik jika konstitusi tersebut
secara hukum tetap berlaku, namun dalam kenyataannya adalah
sekedar untuk memberikan bentuk dari temapat yang telah ada, dan
dipergunakan untuk melaksanakan kekuasaan politik. Jadi, konstitusi
hanyalah sekedar istilah saja sedangkan pelaksanaannya hanya
dimaksudkan untuk kepentingan pihak penguasa.
Harmoni kewajiban dan hak negara dan warga negara dalam demokrasi yang bersumbu pada
kedaulatan rakyat dan musyawarah untuk mufakat

Kewajiban negara
1. Menjaga keamanan dan ketertiban dalam pelaksanaan pemilu
2. Patuh dan taat pada tata tertib maupun undang undang yang berlaku
3. Menghormati pendapat orang lain
4. Mewujudkan kehidupan bermasyarakat yang demokratis dan damai

Hak masyarakat
1. Hak memilih pilihan nya sesuai dengan hati nurani
2. hak memilih untuk secara bebas memberikan suara dalam pemilihan
pejabat publik
3. Hak setiap individu untuk memperebutkan suara secara bebas dalam
suatu pemilihan pejabat publik

Hakikat, Instrumentasi, Dan Praksis Demokrasi Indonesia


Berlandaskan Pancasila Dan UUD NRI 1945

A. Hakikat demokrasi Indonesia berlandaskan pancasila dan UUD NKRI


1945 adalah peran utama rakyat dalam pross sosial politik, hal ini sesuai
dengan tiga pilar penegak demokrasi yaitu pemerintahan dari rakyat,
pemerintahan oleh rakyat dan pemerintahan untuk rakyat.
B. Instrumentasi demokrasi Indonesia berlandaskan pancasila dan UUD
NKRI 1945 adalah Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR), dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD).
C. Praktik demokrasi Pancasila berjalan sesuai dengan dinamika
perkembangan kehidupan kenegaraan Indonesia.
Dinamika Historis Konstitusional, Sosial-Politik, Kultural, Serta Konteks
Kontemporer Penegakan Hukum Yang Berkeadilan

Dinamika dan tantangan penegakan hukum yang berkeadilan Indonesia

Sampai saat ini, penegakan hukum di Indonesia masih bisa dibilang sangat
lemah. Bisa dilihat dari banyaknya masyarakat yang tetap melanggar hukum
yang berlaku. Tidak hanya masyarakat biasa, para pejabat pun masih banyak
yang melakukan pelanggaran hukum. Ada beberapa penyebab lemahnya
penegakan hukum di Indonesia, yang pertama ialah ketidak tegasan para
penegak hukum Indonesia. Maraknya kasus suap pada penegak hukum lah
penyebab utamanya, sehingga para pelanggar hukum pun bisa dengan
mudahnya bebas dan kembali melanggar hukum. Kesadaran para masyarakat
akan hukum juga menjadi salah satu penyebab. Hukum hanya dilihat sebagai
peraturan tertulis saja namun tidak ditaati dan dilaksanankan. Hukum-hukum
yang rancu juga menyebabkan lemahnya penegakan hukum di Indonesia.

Pemerintah harus berupaya melakukan sosialisasi untuk mendidik masyarakat


serta aparat penegak hukum agar kesadaran akan hukum mereka bisa lebih baik
lagi, sehingga penegakan hukum di Indonesia bisa adil seadil-adilnya. 5.
Deskripsi esensi dan urgensi penegakan hukum yang berkeadilan Indonesia

Penegakan hukum haruslah dilakukan. Adanya hukum, namun tidak ditegakkan,


tidak akan ada artinya. Beberapa alasan mengapa hukum perlu ditegakkan ialah,
mengatur hak dan kewajiban agar serasi dengan timbal balik yang baik untuk
seluruh masyarakat, mengatur syarat akan kewenangan setiap individu, dan
mengatur larangan untuk mencegah terjadinya penyimpangan dari kewenangan
yang telah ditentukan. Oleh karena itu, penegakan hukum yang adil haruslah
diterapkan dan diharapkan bisa konsisten agar ketertiban negara bisa tercapai
dan terwujudnya kemakmuran dalam kehidupan berbangsa dan benegara sesuai
dengan tujuan Indonesia.
Dinamika Historis, Dan Urgensi Wawasan Nusantara Sebagai Konsepsi Dan Pandangan
Kolektif Kebangsaan Indonesia Dalam Konteks Pergaulan Dunia

Konsep dan Urgensi Wawasan Nusantara

Sebelumnya dikatakan bahwa wawasan nusantara merupakan wawasan nasional


bangsa Indonesia. Namun, demikian timbul pertanyaan apa arti wawasan
nusantara dan apa pentingnya kehidupan berbangsa dan bernegara. Wawasan
Nusantara bisa kita bedakan dalam dua pengertian, yakni pengertian etimologis
dan pengertian terminologi

Secara etimologi, kata wawasan nusantara berasal dari dua kata wawasan dan
nusantara. Wawasan dari kata wawas (bahasa jawa) yang artinya
pandangan.sementara kata "nusantara" merupakan gabungan kata nusa yang
artinya pulau atau kepulauan. sedangkan dalam bahasa latin kata lusa berasal
dari katanaesos yang dapat berarti semenanjung, bahkan suatu bangsa. Kata
kedua yaitu "antara" memiliki padanan dalam bahasa latin, in dan terra yang
berarti antara atau dalam suatu kelompok. "antara" juga mempunyai makna
yang sama dengan kata inter dalam bahasa inggris yang berarti antar (antara)
dan relasi. Sedangkan dalam bahsa sanskerta. Kata "antara" dapat diartikan
sebagai laut

Ada pendapat lain yang menyatakan nusa berarti pulau. Dan antaranya berarti
dilapit atau berada ditengah-tengah. Nusantara beraeti gugusan pulau
yangdilapit atau berada ditengah-tengah antara benua dan dua samudra (pasha,
2008) tersebut dikemukakan.

Pengertian terminologis umumnya adalah pengertian istilah menurut para ahli


atau tokoh dan lembaga yang mengkaji konsep tersebut. Pada uraian
sebelumnya, anda telah mengakaji konsep wawasan nusantara secara
termonologis.

Berdasarkan sejarah, wawasan nusantara bermula dari wawasan kewilayahan.


Ingat deklarasiDjuanda 1957 sebagai perubahan atas ordonasi 1939 berintikan
mewujudkan wilayah Indonesia sebagai satu kesatuan wilayah, tidak lagi
terpisah-pisah.sebagai konsepsi kewilayahan, bangsa Indonesia mengusahakan
dan memandang wilayah sebagai satu kesatuan.
Namun seiring tuntunan perkembangan, konseepsi wawasan nusantara
mencakup pandangan akan satu kesatuan politik, ekonomi, social budaya, dan
pertahanan keamanan, termasuk persatuan sebagai satu bangsa. Sebagaimana
dalam urusan GBHN 1998 dikatakan wawasan nusantara adalah cara pandang
dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya, dengan
mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam
penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Ini berarti lainnya konsep wawasan nusantara juga dilator belakangi oleh
kondisi sosiologis masyarakat Indonesia.

Hal diatas, keadaan sosiologis masyarakat Indonesia dan juga keberlangsungan


penjanjahan yang memecah belah bangsa, telah melatarbelakangi tumbuhnya
semangan dan tekad-tekad orang wilayah dinusantara ini untuk bersatu dalam
satu nasionalitas, satu kebangsaan yakni bangsa Indonesia.

Latar belakang politis wawasan nusantara Selanjutnya secara politis, ada


kepentingan nasional bagaimana agar wilayah yang utuh dan bangsa yang
bersatu ini dapat dikembangkan, dilestarikan, dan dipertahankan secara terus
menerus. Kepentingan nasional itu merupakan turunan lanjut dari cita-cita
nasional, tujuan nasional, maupun visi nasional. Cita-cita nasional bangsa
Indonesia sebagaimana tertuang dalam pembukaan UUD 1945 alinea II adalah
untuk mewujudkan negara Indonesia, yang merdeka, bersaatu berdaulat, adil
dan makmur sedangkan tujuan nasional Indonesia sebagaimana tentang dalam
pembukaan UUD 1945 alinea IV salah satunya adalah melindungi segenap
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia.

C. Dinamika dan Tantangan Konstitusi dalam kehidupan Berbangsa-Negara


Indonesia

Dengan adanya konsepsi Wawasan Nusantara wilayah Indonesia menjadi sangat


luas dengan beragam isi flora, fauna, serta penduduk yang mendiami wilayah
itu. Namun demikian, konsepsi wawasan nusantara juga mengajak seluruh
warga negara untuk memandang keluasan wilayah dan keragaman yang ada di
dalamnya sebagai satu kesatuan. Kehidupan politik, ekonomi, sosial budaya,
pertahanan dan keamanan dalam kehidupan bernegara merupakan satu kesatuan.

Luas wilayah Indonesia tentu memberikan tantangan bagi bangsa Indonesia


untuk mengelolanya. Hal ini dikarenalan luas wilayah memunculkan potensi
ancaman dan sebaliknya memiliki potensi keunggulan dan kemanfaatan.
Wawasan nusantara telah menjadi landasan visiponal bagi bangsa Indonesia
guna memperkokoh kesatuan wilayah dan persatuan bangsa akan terus meneruis
dilakukan. Hal ini dikarenakan visi tersebut dihadapkan pada dinamika
kehidupan yang selalu berkembang dan tantangan yang berbedavsesuai dengan
perubahan zaman./

Dinamika yang berkembang itu misalnya, jika pada masalalu penguasaan


wilayah dilakukan dengan pendudukan militer maka sekarang ini lebih
ditekankan pada upaya perlindungan pelestarian diwilayah tersebut. Tantangan
yang berubah, misalnya adanya perubahandari kejahatan konvensional menjadi
kejahatan didunia maya.

Wawasan nusantara pada dasarnya menjadi cara pandang suatu bangsa yang di
dalamnya menampakkan bagaimana suatu bangsa itu melakukan dialogis
dengan kondisi geografis dan sosial budayanya. Wawasan nasional, juga di
artikan sebagai cara pandang nasional yang merupakan salah satu gagasan
falsafah hidup bangsa yang berisikan dorongan-dorongan motifasi dan
rangsangan di dalam merealisasikan dan mencapai aspirasi serta tujuan
nasional. Bangsa indonesia memiliki wawasan nasional dan pada
perkembangannya yang terakhir wawasan tersebut merupakan suatu konsepsi
kewilayahan dan konsepsi politik ketatanegaraan bagi bangsa indonesia dan
bukanlah semata-mata sebagai suatu konsepsi pertahanan keamanan belaka.
Dnegan demikian maka konsepsi wawasan nusantara mencakup seluruh bidang
kehidupan sosial bangsa yang menjadi pedoman bagi pembinaan kelangsungan
hidup bangsa indonesia. Sebagai umat yang beragama kita percaya bahwa
Tuhan Yang Maha Esa telah menciptakan empat golongan mahluk, yaitu:

a) benda mati yang hanya memiliki bentuk dan wujud

b) flora yang memiliki bentuk wujud dan kehidupan.

c) fauna yang memiliki bentuk, wujud, kehidupan daya reaksi dan naluri

d) manusia yang memiliki bentuk, wujud, kehidupan daya reaksi dan naluri
dengan ahlak dan daya pikir

Wawasan nusantara dalam peundang-undangan negara republik indonesia yang


merupakan suatu pandangan, sikap pendirian dan keyakinan bangsa imdonesia
yang telah lama dikenal dan dianutnya, dan bahkan telah mempunyai leglaitas
dalam kehidupan kita sebagai bangsa dan negara yang telah merdeka dan
berdaulat. Wawasan dalam mencapai tujuan pembangunan nasional adalah
wawasan nusantara yang mencakup:

a) perwujusan kepulauan nusantara sebagai suatu kesatuan politik

b) perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan sosial dan budaya.

c) perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan ekonomi.

d) perwujudan kepulauan nusantara sebahai satu kesatuan pertahanan dan


keamanan.

Implementasi wawasan nusantara dalam kehidupan nasional, Wawasan


nusantara dalam kehidupan nasional yang mencakup kehidupan politik,
ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan harus tercermin dalam pola
pikir, pola sikap, dan pola tindakan yang senantiasa mengutamakan kepentingan
bangsa dan negara kesatuan republik indonesia diatas kepentingan pribadi dan
golongan.

D. Pentingnya Dinamika Dan Tantangan Wawasan Nusantara

Salah satu persyaratan mutlak harus dimiliki oleh sebuah negara adalah wilayah
kedaulatan, disamping rakyat dan pemerintah yang diakui. Konsep dasar
wilayah kepulauan telah diletakkan melalui Deklarasi Djuanda 13 Desember
1957. Deklarasi tersebut memiliki nilai sangat strategis bagi bangsa Indonesia,
karena telah melahirkan konsep wawasan nusantara yang menyatukan wilayah
Indonesia, karena telah melahirkan konsep wawasan nusantara yang
menyatukan wilayah Indonesia. Wawasan ialah cara pandang bangsa Indonesia
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 tentang diri dan
lingkungannya. Unsur-unsur dasar wawasan nusantara itu adalah wadah, isi, dan
tata laku. Dalam kehidupannya, bangsa Indonesia tidak terlepas dari pengaruh
interaksi dan interelasi dengan lingkungan sekitar (regional atau internasional).
Salah satu pedoman bangsa Indonesia dalam wawasan nasional yang berpijak
pada wujud wilayah nusantara disebut Wawasan Nusantara.

Wawasan nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai
diri dan bentuk geografinya berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 serta sesuai
dengan geografi wilayah Nusantara yang menjiwai kehidupan bangsa dalam
mencapai tujuan cita-cita nasional. Unsur Dasar Wawasan Nusantara Wadah
(Counter) Wadah kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara meliputi
seluruh wilayah Indonesia yang memiliki sifat serba nusantara dengan kekayaan
alam dan penduduk serta aneka ragam budaya. Isi (Content) Isi adlah aspirasi
bangsa yang berkembang dimasyarakat da cita-cita serta tujuan nasional yang
terdapat dalam pembukaan UUD 1945. Isi ini sendiri menyangkut dua hal yang
esensial, yakni: Relasasi aspirasi bangsa Persatuan dan Kesatuan Tata Laku
(Conduct) Tata Laku merupakan hasil interaksi antara wadah dan isi yang
terdiri dari tata laku batiniah dan lahiriah. Tantangan Implementasi Nusantara
Pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan masyarakat dalam arti memberikan
peranan dalam bentuk aktivitas dan partisipasi masyarakat untuk mencapai
tujuan nasional hanya dalam dilaksankan oleh negara-negara maju dengan
Buttom Up Planning, sedang untuk negara berkembang dengan Top Down
Planning karena adanya keterbatasan kualitas sumber daya manusia, sehingga
diperlukan landasan operasional berupa GBHN.

Kondisi nasional (pembangunan) yang tidak merata mengakibatkan


keterbelakangan dan ini merupakan ancaman bagi integritas. Dunia Tanpa Batas
Perkembangan Iptek dan perkembangan masyarakat global dikaitkan dengan
dunia tanpa batas merupakan tantangan wawasan nusantara. Mengingat
perkembangan tersebut akan mempengaruhi masyarakat

indonesia dalam pola pikir, pola sikap dan pola tindak didalam masyarakat,
berbangsa dan bernegara. Era Baru Kapitalisme Sloan dan Zureker menyatakan
kapitalisme adalah suatu sistem ekonomi yang didasarkan atas hak milik swasta
atas macam-macam barang dan kebebasan individu untuk mengadakan
perjanjian dengan pihak lain dan untuk berkecimpung dalam aktifitas-aktifitas
ekonomi yang di pilihnya sendiri. Lester Thurow menyatakan, "Untuk dapat
bertahan dalam era baru kapitalisme harus membuat strategi baru yaitu
keseimbangan (balance) anatara paham individu dan paham sosialis".
Kesadaran Warga Negara Pandangan Indonesia tentang hak dan kewajiban
Masyarakat Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama.
Hak dan kewajiban dpat dibedakan namun tidak dapat dipisahkan. Kesadaran
Bela Negara Dalam mengisi kemerdekaan perjuangan yang dilakukan adalah
perjuangan non fisik untuk memerangi keterbelakangan, kemiskinan,
kesenjangan sosial, membrantas KKN, menguasai Iptek, meningkatkan kuliatas
SDM, transparan, dan memelihara persatuan, Kedudukan, Fungsi, dan Tujuan
Wawasan Nusantara Kedudukan Wawasan Nusantara sebagai wawasan
nasional bangsa Indonesia merupakan ajaran yang diyakini kebenarannnya oleh
seluruh rakyat agar tidak terjadi penyesatan dan penyimpangan dalam upaya
mencapai serta mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional.

E. Esensi dan Urgensi konstitusi dalam Kehidupan Berbangsa-Negara

Sebagaimana telah di kemukakan di muka, esensi atau hakikat dari wawasan


nusantara adalah "kesatuan wilayah dan persatuan bangsa Indonscia. Mengapa
perlu kesatuan wilayah? Mengapa perlu persatuan bangsa? Sebelumnya anda
telah mengkaji bahwa sejarah munculnya wawasan nusantara adalah kebutuhan
akan kesatuan atau keutuhan wilayah Indonesia yang terbentang dari Sabang
sampai Merauke. Wilayah itu harus merupakan satu kesatuan tidak lagi
terpisah-pisah oleh adanya lautan bebas. Sebelumnya kita ketahui bahwa
wilayah Indonesia itu terpecah-pecah sebagai akibat dari aturan hukum kolonial
Belanda yakni Ordonomi 1939. Baru setelah adanya Deklarasi Djuanda tanggal
13 Desember 1957, wilayah Indonesia barulah merupakan satu kesatuan dimana
laut tidak lagi merupakan pemisah tetapi sebagai penghubung. Wilayah
Indonesia sebagai satu kesatuan memiliki keunikan antara lain:

a) Bercirikan negara kepulauan (Archipelago State) dengan jumlah 17.508


pulau

b) Luas wilayah 5.192 juta km2 dengan perincian daratan seluas 2.027 juta km2
dan laut seluas 3.166 juta km2. Negara kita terdiri 2/3 lautan/perairan.

c) Jarak utara selatan 1,888 km dan jarak timur barat 5.110 km d) Terletak
diantara dua benua dan dua samudra (posisi silang) e) Terletak pada garis
katulistiwa

f) Berada pada iklim tropis dengan dua musim

g) Menjadi pertemuan dua jalur pergunungan yaitu Mediterania dan Sirkum


Pasifik h) Berada pada 60 LU-110 LS dan 950 BT - 1410 BT

i) Wilayah yang subur dan habittable (dapat dihuni)

j) Kaya akan flora, fauna, dan sumberdaya alam.


Urgensi Dan Tantangan Ketahanan Nasional Dan Bela Negara Bagi
Indonesia Dalam Membangun Komitmen Kolektif Kebangsaan

PENGERTIAN KETAHANAN NASIONAL

Beberapa pengertian mengenai ketahanan nasional, yaitu:

1. Pengertian secara etimologi

Ketahanan berasal dari kata tahan yang berarti tabah, kuat dan pantang menyerah,

sedangkan Nasional berasal dari kata “nation” yang berarti bangsa, dalam pengertian
politik yaitu persekutuan hidup dari orang-orang yg telah bernegara.Jadi, Ketahanan
Nasional memiliki arti mampu, kuat, dan Tangguh dalam sebuah bangsa.

2. Pengertian secara terminologi

• Ketahanan nasional sebagai konsepsi atau doktrin

• Ketahanan nasional sebagai kondisi

• Ketahanan nasional sebgai strategi, cara atau pendekatan3.

Menurut salah seorang ahli ketahanan nasional Indonesia, GPHS. Suryomataraman,


definisi ketahanan nasional mungkin berbeda-beda karena penyusun definisi
melihatnya dari sudut yang berbeda pula. Menurutnya, ketahanan nasional memiliki
lebih dari satu

3 wajah, dengan perkataan lain ketahanan nasional berwajah ganda, yakni ketahanan
nasional sebagai konsepsi, ketahanan nasional sebagai kondisi dan ketahanan nasional
sebagai strategi (Himpunan Lemhanas, 1980).

Berdasar pendapat di atas, terdapat tiga pengertian ketahanan nasional atau disebut
sebagai wajah ketahanan nasional yakni:

1) Ketahanan nasional sebagai konsepsi atau doktrin

2) Ketahanan nasional sebagai kondisi

3) Ketahanan nasional sebagai strategi, cara, atau pendekatan


Untuk dapat memahami ketahanan nasional sebagai suatu konsepsi, pengertian
pertama, perlu diingat bahwa ketahanan nasional adalah suatu konsepsi khas bangsa
Indonesia yang digunakan untuk dapat menanggulangi segala bentuk dan macam
ancaman yang ada. Konsepsi ini dibuat dengan menggunakan ajaran “Asta Gatra”.
Oleh karena itu, konsepsi ini dapat dinamakan “Ketahanan nasional Indonesia
berlandaskan pada ajaran Asta Gatra”. Bahwa kehidupan nasional ini dipengaruhi oleh
dua aspek yakni aspek alamiah yang berjumlah tiga unsur (Tri Gatra) dan aspe ksosial
yang berjumlah lima unsur (Panca Gatra). Tri Gatra dan Panca Gatra digabung
menjadi Asta Gatra, yang berarti delapan aspek atau unsur.

Pada naskah GBHN tahun 1998 dikemukakan definisi ketahanan nasional, sebagai
berikut:

a) Untuk tetap memungkinkan berjalannya pembangunan nasional yang selalu harus


menuju ke tujuan yang ingin dicapai dan agar dapat secara efektif dielakkan dari
hambatan, tantangan, ancaman dan gangguan yang timbul baik dari luar maupun dari
dalam maka pembangunan nasional diselenggarakan melalui pendekatan Ketahanan
Nasional yang mencerminkan keterpaduan antara segala aspek kehidupan nasional
bangsa secara utuh dan menyeluruh.

b) Ketahanan nasional adalah kondisi dinamis yang merupakan integrasi dari kondisi
tiap aspek kehidupan bangsa dan negara. Pada hakikatnya ketahanan nasional adalah
kemampuan dan ketangguhan suatu bangsa untuk dapat menjamin kelangsungan
hidup menuju kejayaan bangsa dan negara. Berhasilnya pembangunan nasional akan
meningkatkan ketahanan nasional. Selanjutnya Ketahanan Nasional yang tangguh
akan mendorong pembangunan nasional.

c) Ketahanan nasional meliputi ketahanan ideologi, ketahanan politik, ketahanan


ekonomi, ketahanan sosial budaya, dan ketahanan pertahanan keamanan

Esensi dan Urgensi Ketahanan Nasional

Sudah dikemukakan sebelumnya, terdapat tiga cara pandang dalam melihat ketahanan
nasional. Ketiganya menghasilkan tiga wajah ketahanan nasional yakni ketahanan
nasional sebagai konsepsi, ketahanan nasional sebagai kondisi, dan ketahanan
nasional sebagai konsepsi atau doktrin. Ketiganya bisa saling berkaitan karena diikat
oleh pemikiran bahwa kehidupan nasional ini dipengaruhi oleh delapan gatra sebagai
unsurnya atau dikenal dengan nama “Ketahanan nasional berlandaskan ajaran asta
gatra”.
Konsepsi ini selanjutnya digunakan sebagai strategi, cara atau pendekatan di
dalammengupayakan ketahanan nasional Indonesia. Kedelapan gatra ini juga
digunakansebagai tolok ukur di dalam menilai ketahanan nasional Indonesia sebagai
kondisi.Esensi dari ketahanan nasional pada hakikatnya adalah kemampuan yang
dimiliki bangsadan negara dalam menghadapi segala bentuk ancaman yang dewasa ini
spektrumnya semakin luas dan kompleks.Hal yang menjadikan ketahanan nasional
sebagai konsepsi khas bangsa Indonesia adalah pemikiran tentang delapan unsur
kekuatan bangsa yang dinamakan Asta Gatra.Pemikiran tentang Asta Gatra
dikembangkan oleh Lemhanas. Bahwa kekuatan nasional Indonesia dipengaruhi oleh
delapan unsur terdiri dari tiga unsur alamiah (tri gatra) dan lima unsur sosial (panca
gatra).

Tiga aspek kehidupan alamiah (Tri Gatra) yaitu:

1. Gatra letak geografi atau wilayah Berkaitan dengan wilayah negara yg meliputi
bentuk wilayah, luas wilayah, posisi geografis. Astronomis, geologis negara dan daya
dukung wilayah.

2. Gatra keadaan dan kekayaan alam SDA di suatu wilayah sangatlah penting bagi
kehidupan nasional, maka itukeberadaannya harus dijaga, dilestarikan dan digunakan
sebaik mungkin.

3. Gatra keadaan dan kemampuan penduduk Meliputi kuantitas, kualitas, komposisi


dan penyebaran. Penduduk yg produktif disebut sbg SDM yg berkualitas dan
mempunyai kolerasi positif dlm pemanfaatan dan pelestarian SDA.

Lima aspek kehidupan sosial (Panca Gatra) yaitu:

1. Gatra Ideologi

Gatra ini merujuk pada perangkat nilai-nilai yg diyakini baik untuk mempersatukan
bangsa yg beragam ini, seperti yg tercantum pada Pancasila.

2. Gatra Politik

Berkaitan dengan kemampuan mengelola SDA agar tetap stabil dan tidak
menimbulkan perpecahan.

3 Gatra Ekonomi
Ekonomi yang dijalankan oleh suatu negara merupakan kekuatan nasional
negara yang bersangkutan terlebih di era global sekarang ini. Kemajuan di
bidang ekonomi tentu saja menjadikan negara tersebut tumbuh sebagai
kekuatan dunia.

4. Gatra Sosial Budaya

Kondisi sosial budaya masyarakat Indonesia terbilang baik karena disokong oleh
Bhinneka Tunggal Ika, selama slogan ini dijunjung tinggi maka ketahanan sosial
budaya masyarakat akan tetap terjaga.

5. Gatra Pertahanan

Pertahanan negara Indonesia bersifat semesta dengan menempatkan Tentara Nasional


Indonesia sebagai komponen utama pertahanan, didukung komponen cadangan dan
komponen pendukung lainnya, terutama dalam hal menghadapi bentuk ancaman
militer. Sedangkan dalam menghadapi ancaman nonmiliter,sistem pertahanan
menempatkan lembaga pemerintah di luar bidang pertahanansebagai unsur utama
sesuai dengan bentuk dan sifat ancaman yang dihadapi dengan didukung oleh unsur-
unsur lain dari kekuatan bangsa

2. Esensi dan Urgensi Bela Negara

Terdapat hubungan antara ketahanan nasional dengan pembelaan negara atau


belanegara. Bela negara merupakan perwujudan warga negara dalam upaya
mempertahankan dan meningkatkan ketahanan nasional bangsa Indonesia.
Keikutsertaan warga negaradalam upaya menghadapi atau menanggulagi ancaman
dilakukan dalam wujud upaya bela negara. Pada uraian sebelumnya telah dikatakan
bahwa bela negara mencakup pengertian bela negara secara fisik dan nonfisik.

1. Bela Negara Secara Fisik

Menurut undang-undang No 3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara,keikutsertaan


warga negara dalam bela negara secara fisik dapat dilakukan dengan menjadi anggota
Tentara Nasional Indonesia dan Pelatihan Dasar Kemiliteran.Sekarang ini pelatihan
dasar kemiliteran diselenggarakan melalui program Rakyat Terlatih (Ratih), meskipun
konsep Rakyat Terlatih (Ratih) adalah amanat dari Undang-undang No 20 Tahun
1982. Rakyat Terlatih mempunyai empat fungsi yaitu Ketertiban Umum,
Perlindungan Masyarakat, Keamanan Rakyat, danPerlawanan Rakyat. Tiga fungsi
yang disebut pertama umumnya dilakukan padamasa damai atau pada saat terjadinya
bencana alam atau darurat sipil, dimana unsur-unsur Rakyat Terlatih membantu
pemerintah daerah dalam menangani keamanan dan ketertiban Masyarakat. Sementara
fungsi Perlawanan Rakyat dilakukan dalam keadaan darurat perang di mana Rakyat
Terlatih merupakan unsur bantuan tempur bagi pasukan reguler TNI dan terlibat
langsung di medan perang. Ini merupakan perwujudan “konsep bela negara” di mana
tugas pertahanan keamanan negara bukanlah semata-mata tanggung jawab TNI, tapi
adalah hak dankewajiban seluruh warga negara Republik Indonesia.

2. Bela Negara Secara Non-Fisik

Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, bahwa bela negara tidak selalu harus berarti
“memanggul senjata menghadapi musuh” atau bela negara yang militerisitik. Menurut
Undang-undang No. 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara keikutsertaan warga
negara dalam bela negara secara nonfisik dapat diselenggarakan melalui pendidikan
kewarganegaraan dan pengabdian sesuai dengan profesi. Pendidikan kewarganegaraan
diberikan dengan maksud menanamkan semangat kebangsaan dan cinta tanah air.
Pendidikan kewarganegaraan dapat dilaksanakan melalui jalur formal (sekolah dan
perguruantinggi) dan jalur nonformal (sosial kemasyarakatan). Berdasar hal itu
makake terlibatan warga negara dalam bela negara secara nonfisik dapat dilakukan
dengan berbagai bentuk, sepanjang masa, dan dalam segala situasi, misalnya dengan
cara :

a. Mengikuti pendidikan kewarganegaraan baik melalui jalur formal dan nonformal.

b. Melaksanakan kehidupan berdemokrasi dengan menghargai perbedaan pendapat


dan tidak memaksakan kehendak dalam memecahkan masalah Bersama

c. Pengabdian yang tulus kepada lingkungan sekitar dengan menanam,memelihara,


dan melestarikan.

d. Berkarya nyata untuk kemanusiaan demi memajukan bangsa dan negara

e. Berperan aktif dalam ikut menanggulangi ancaman terutama ancaman


nirmiliter,misal menjadi sukerelawan bencana banjir

f. Mengikuti kegiatan mental spiritual di kalangan masyarakat agar dapat menangkal


pengaruh-pengaruh budaya asing yang tidak sesuai dengannorma-norma kehidupan
bangsa Indonesia
g. Membayar pajak dan retribusi yang berfungsi sebagai sumber pembiayaan negara
untuk melaksanakan pembangunan

Anda mungkin juga menyukai