Anda di halaman 1dari 6

Nama : Alfira Fratiwi

Nim : 2261201033
Mata Kuliah : Pendidikan Kewarganegaraan
Program Studi : Manajemen
Dosen Pengampu : H. Muhammad Taufik Saiman, S.Ag., M.E
Hari/Tanggal/Waktu : Minggu/ 28-05-2023/ 19.00 WIB

Resume Materi

Materi : Hakikat Kewarganegaraan Dalam Pengembangan Kemapuan Utuh


Sarjana/Profesional Dan Tantangan Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Masa Depan

Secara etimologis, pendidikan kewarganegaraan berasal dari kata “pendidikan” dan


kata “kewarganegaraan”. Pendidikan berarti usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya, sedangkan kewarganegaraan adalah segala hal ihwal yang berhubungan
dengan warga negara.
Secara yuridis, pendidikan kewarganegaraan dimaksudkan untuk membentuk peserta didik
menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air.
Secara terminologis, pendidikan kewarganegaraan adalah program pendidikan yang
berintikan demokrasi politik, diperluas dengan sumber-sumber pengetahuan lainnya:
pengaruh-pengaruh positif dari pendidikan sekolah, masyarakat, dan orang tua. Kesemuanya
itu diproses guna melatih para siswa untuk berpikir kritis, analitis, bersikap dan bertindak
demokratis dalam mempersiapkan hidup demokratis berdasarkan Pancasila dan UUD 1945

Negara perlu menyelenggarakan pendidikan kewarganegaraan karena setiap generasi


adalah orang baru yang harus mendapat pengetahuan, sikap/nilai dan keterampilan agar
mampu mengembangkan warga negara yang memiliki watak atau karakter yang baik dan
cerdas (smart and good citizen) untuk hidup dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara sesuai dengan demokrasi konstitusional.

Secara historis, PKn di Indonesia awalnya diselenggarakan oleh organisasi


pergerakan yang bertujuan untuk membangun rasa kebangsaaan dan cita-cita Indonesia
merdeka. Secara sosiologis, PKn Indonesia dilakukan pada tataran sosial kultural oleh para
pemimpin di masyarakat yang mengajak untuk mencintai tanah air dan bangsa Indonesia.
Secara politis, PKn Indonesia lahir karena tuntutan konstitusi atau UUD 1945 dan sejumlah
kebijakan Pemerintah yang berkuasa sesuai dengan masanya.

Pendidikan Kewarganegaraan senantiasa menghadapi dinamika perubahan dalam


sistem ketatanegaraan dan pemerintahan serta tantangan kehidupan berbangsa dan bernegara.
PKn Indonesia untuk masa depan sangat ditentukan oleh pandangan bangsa Indonesia,
eksistensi konstitusi negara, dan tuntutan dinamika perkembangan bangsa.
Materi : Esensi Dan Urgensi Identitas Nasional Sebagai Salah Satu Determinan
Pembangunan Karakter Bangsa

Pengertian Esensi Dan Urgensi


Pengertian Esensi adalah inti atau hakikat yang bisa disebut sebagai hal yang pokok dari
sesuatu. Pengertian mengenai esensi mengalami perubahan sesuai dengan konsep
penggunaannya, sehingga esensi ialah pada konsepnya sendiri.- Pengertian menurut Thomas
Aquinas :esensi adalah apanya sesuatu yang terlepas dari persoalan apakah sesuatu itu ada
atautidak. Pengertian Urgensi, Istilah Urgensi menunjuk pada sesuatu yang mendorong
kita,yang memaksa kita untuk diselesaikan..dengan demikian mengandaikan ada suatu
masalahdan harus segera dilanjuti. Jadi pengertian urgensi adalah keharusan yang mendesak
atau halyang sangat penting.

DEFENISI IDENTITAS NASIONAL


Definisi identitas nasional adalah suatu kelompok masyarakat yang memiliki ciri dan
melahirkan tindakan secara kolektif yang diberi sebutan nasional. Identitas
nasional itu
sebagai jati diri,ciri,sifat khas yang tumbuh dan berkembang di suatu negara-bangsa
sehingga
menjadi pembeda dengan negara- bangsa lainnya.
Defenisi Identitas Nasional
Definisi identitas nasional adalah suatu kelompok masyarakat yang memiliki ciri
danmelahirkan tindakan secara kolektif yang diberi sebutan nasional. Identitas
nasional itusebagai jati diri,ciri,sifat khas yang tumbuh dan berkembang di suatu negara-
bangsa sehinggamenjadi pembeda dengan negara- bangsa lainnya.

Jati Diri Sebuah Bangsa Atau Identitas Nasional Bangsa


Indonesia
Identitas nasional yang menunjukkan jati diri Indonesia diantaranya adalah
sebagai berikut :
1. Bahasa Nasional atau Bahasa Persatuan yaitu Bahasa Indonesia
2. Bendera negara yaitu Sang Merah Putih
3. Lagu Kebangsaan yaitu Indonesia Raya
4. Lambang Negara yaitu Garuda dengan Dasar Negara Pancasila
5. Semboyan Negara yaitu Bhineka Tunggal Ika
6. Konstitusi (Hukum Dasar) Negara Yaitu UUD 1945
7. Konsepsi Wawasan Nusantara
8. Kebudayaan Daerah Yang Telah Diterima Sebagai Kebudayaan Nasional

Hakikat Identitas Nasional


Hakikat identitas nasional Indonesia adalah Pancasila yang diaktualisasikan dalam
berbagai kehidupan berbangsa. Aktualisasi ini untuk menegakkan Pancasila dan UUD 1945
sebagaimana dirumuskan dalam pembukaan UUD 1945 terutama alinea ke-4.
Intinya, hakikat Identitas Nasional kita sebagai bangsa di dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara adalah Pancasila yang aktualisasinya tercermin dalam
penataan kehidupan kita dalam arti yang luas, misalnya di dalam aturan perundang-
undangan atau moral yang secara normative diterapkan di dalam pergaulan, baik itu
di dalam tataran nasional maupun internasional dan sebagainya. Dengan demikian
nilai-nilai budaya yang tercermin di dalam identitas nasional tersebut bukanlah
barang jadi yang sudah selesai dalam kebekuan normatif dan dogmatis, melainkan
sesuatu yang terbuka yang cenderung terus-menerus bersemi karena adanya hasrat
menuju kemajuan yang dimiliki oleh masyarakat. Konsekuensi dan implikasinya
adalah identitas nasional merupakan sesuatu yang terbuka untuk ditafsir dengan
diberi makna baru agar tetap relevan dan fungsional dalam kondisi actual yang
berkembang dalam masyarakat.

Materi : Nilai Dan Norma Konstitusional UUD RI 1945 Dan Konstitusionalitas


Ketentuan Perundang-Undangan Dibawah UUD 1945

Dalam upaya menjaga nilai dan norma konstitusional UUD RI 1945 serta konstitusionalitas
ketentuan perundang-undangan dibawah UUD 1945, diperlukan peran aktif dari seluruh
pihak terutama lembaga-lembaga negara. Beberapa saran yang dapat diambil untuk menjaga
nilai dan norma konstitusional UUD RI 1945 serta konstitusionalitas ketentuan perundang-
undangan dibawah UUD 1945 adalah sebagai berikut:

1. Penguatan Sistem Hukum Nasional

Diperlukan penguatan sistem hukum nasional untuk memastikan bahwa seluruh ketentuan
perundang-undangan yang dikeluarkan oleh pemerintah selaras dengan nilai dan norma
konstitusional yang terkandung dalam UUD RI 1945. Selain itu, penguatan sistem hukum
juga dapat memperkuat independensi lembaga-lembaga negara seperti Mahkamah Konstitusi
untuk mengambil keputusan yang adil dan mengikat.

2. Pendidikan Kewarganegaraan yang Berorientasi pada Konstitusi

Pendidikan kewarganegaraan yang berorientasi pada konstitusi perlu ditingkatkan untuk


meningkatkan kesadaran masyarakat akan nilai dan norma konstitusional yang terkandung
dalam UUD RI 1945. Hal ini akan membantu membangun masyarakat yang sadar akan hak
dan kewajiban sebagai warga negara yang baik serta mampu mengawasi jalannya
pemerintahan secara demokratis.

3. Pengawasan Publik yang Intensif

Pengawasan publik yang intensif terhadap setiap kebijakan dan program pemerintah dapat
membantu mencegah adanya ketentuan perundang-undangan yang bertentangan dengan nilai
dan norma konstitusional dalam UUD RI 1945. Pengawasan publik juga dapat membantu
memperkuat akuntabilitas dan transparansi dalam penyelenggaraan negara.

Kesimpulannya, nilai dan norma konstitusional dalam UUD RI 1945 serta konstitusionalitas
ketentuan perundang-undangan dibawah UUD 1945 merupakan hal yang sangat penting
untuk dijaga dalam kehidupan berkonstitusi di Indonesia. Dalam menjaga hal tersebut,
diperlukan peran aktif dari seluruh pihak terutama lembaga-lembaga negara untuk
memperkuat sistem hukum nasional, meningkatkan pendidikan kewarganegaraan yang
berorientasi pada konstitusi, dan melakukan pengawasan publik yang intensif.

Materi : Kewajiban dan Hak Negara dan Warga Negara

Hak adalah segala sesuatu yang pantas dan mutlak untuk didapatkan oleh individu
sebagai anggota warga negara sejak masih berada dalam kandungan. Kewajiban adalah
segala sesuatu yang dianggap sebagai suatu keharusan / kewajiban untuk dilaksanakan oleh
individu sebagai anggota warga negara guna mendapatkan hak yang pantas untuk didapat .
Warga Negara adalah penduduk yang sepenuhnya dapat diatur oleh Pemerintah Negara
tersebut dan mengakui Pemerintahnya sendiri. Adapun pengertian penduduk menurut Kansil
adalah mereka yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu yang ditetapkan oleh peraturan
negara yang bersangkutan, diperkenankan mempunyai tempat tinggal pokok (domisili) dalam
wilayah negara itu.

Hak negara atau pemerintah adalah meliputi :


1. Menciptakan peraturan dan UU untuk ketertiban dan keamanan.
2. Melakukan monopoli sumber daya yang menguasai hajat hidup orang banyak.
3. Memaksa warga negara taat akan hukum yang berlaku.

Kewajiban negara berdasarkan UUD 1945 :


1. Melindungi wilayah dan warga negara.
2. Memajukan kesejahteraan umum.
3. Mencerdaskan kehidupan bangsa

Materi : Hakikat, Instrumentasi dan Praksis Demokrasi Berlandaskan Pancasila dan


UUD 1945

Demokrasi secara bahasa demokrasi adalah keadaan negara di mana dalam sistem
pemerintahannya kedaulatan berada di tangan rakyat, kekuasaan tertinggi berada dalam
keputusan bersama rakyat, rakyat berkuasa, pemerintahan rakyat, dan kekuasaan oleh rakyat
Hakekat pada Demokrasi Indonesia yang berlandas pada Pancasila dan juga UUD RI
1945 yakni kedudukan penting masyarakat pada cara sosial politik. Instrumen Demokrasi di
Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 yakni MPR (Majelis Permusyawaratan
Rakyat), DPR (Dewan Perwakilan Rakyat), dan DPD (Dewan Perwakilan Daerah).

Materi : Dinamika Historis, Konstitusional, Sosial-Politik, Kultural, Serta


Konteks Kontemporer Penegakan Hukum Yang Berkeadilan

Pengertian Konstitusi
Kata Konstitusi berarti "pembentukan", berasal dari kata kerja "Constituer" (bahasa Prancis)
yang berarti membentuk. Yang dibentuk adalah sebuah negara. Maka, Konstitusi
mengandung permulaan dari segala peraturan mengenai suatu negara

Menurut K. C. Wheare (2003), konstitusi adalah kumpulan hukum, institusi dan adat
kebiasaan, yang ditarik dari prinsip-prinsip rasio tertentu yang membentuk sistem umum
dengan mana masyarakat setuju untuk diperintah.
K.C Wheare mengemukan bahwa macam konstitusi terdiri atas:
a. konstitusi tertulis dan tidak tertulis,
b. konstitusi fleksibel dan rigid/kaku.
c. Konstitusi derajat tinggi dan bukan derajat tinggi,
d. Konstitusi serikat dan kesatuan
e. Konstitusi sistem presidensial dan parlementer.
Konstitusi negara Indonesia termasuk konstitusi tertulis.
Perkembangan konstitusi Indonesia terjadi dalam 4 tahap :
a. Konstitusi UUD 1945
b. Konstitusi Republik Indonesia Serikat (RIS 1949)
c. Konstitusi UUDS 1950
d. Konstitusi UUD 1945 (amandemen)

Makna Intergrasi Nasional


Marilah kita telusuri istilah integrasi nasional ini. Kita dapat menguraikan istilah tersebut dari
dua pengertian: secara etimologi dan terminologi. Etimologi adalah studi yang mempelajari
asal usul kata, sejarahnya dan juga perubahan yang terjadi dari kata itu. Pengertian etimologi
dari integrasi nasional berarti mempelajari asal usul kata pembentuk istilah tersebut. Secara
etimologi, integrasi nasional terdiri atas dua kata integrasi dan nasional.
Sejarah Adanya Konstitusi Di Indonesia
Konstitusi disusun oleh sebuah panitia yang terdiri dari pemimpin-pemimpin politik dan
pakar-pakar hukum. Panitia ini bekerja terburu-buru menjelang pernyataan kemerdekaan.
Akibatnya banyak hal yang tidak diatur secara rinci sehingga mudah dimanipulasi oleh
pemerintah. Inilah yang terjadi selama 25 tahun kekuasaan Orde Baru.
Sejarah Terbentuknya Uud 1945
Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang dibentuk pada
tanggal 29 April 1945 adalah badan yang menyusun rancangan UUD 1945. Pada masa sidang
pertama yang berlangsung dari tanggal 28 Mei 1945 s/d 1 Juni 1945, Ir. Soekarno
menyampaikan gagasan tentang "Dasar Negara" yang diberi nama Pancasila. Pengesahan
UUD 1945 dilakukan oleh Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) yang bersidang pada
tanggal 29 Agustus 1945. Naskah rancangan UUD 1945 Indonesia disusun pada masa sidang
kedua Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPK). Nama badan ini tanpa
kata " INDONESIA", karena hanya diperuntukkan untuk tanah Jawa saja. Tanggal 18
Agustus 1945, PPKI mengesahkan UUD 1945 sebagai Undang-Undang Dasar Republik
Indonesia

Menggali Sumber Historis, Sosiologis, Politik Tentang Integrasi Nasional


Perkembangan Sejarah Integrasi Di Indonesia

Menurut Suroyo (2002), ternyata sejarah menjelaskan bangsa kita sudah mengalami
pembangunan integrasi sebelum bernegara Indonesia yang merdeka. Menurutnya, ada tiga
model integrasi dalam sejarah perkembangan integrasi di Indonesia, yakni 1) model integrasi
imperium Majapahit, 2) model integrasi kolonial, dan 3) model integrasi nasional Indonesia.
- Model Integrasi Imperius Majapahit
Model integrasi pertama ini bersifat kemaharajaan (imperium) Majapahit. Struktur
kemaharajaan yang begitu luas ini berstruktur konsentris. Dimulai dengan konsentris pertama
yaitu wilayah inti kerajaan (nagaragung): pulau Jawa dan Madura yang diperintah langsung
oleh raja dan saudarasaudaranya. Konsentris kedua adalah wilayah di luar Jawa
(mancanegara dan pasisiran) yang merupakan kerajaan-kerajaan otonom. Konsentris ketiga
(tanah sabrang) adalah negara-negara sahabat di mana Majapahit menjalin hubungan
diplomatik dan hubungan dagang, antara lain dengan Champa, Kamboja, Ayudyapura
(Thailand).
- Model Integrasi Kolonial
Model integrasi kedua atau lebih tepat disebut dengan integrasi atas wilayah Hindia Belanda
baru sepenuhnya dicapai pada awal abad XX dengan wilayah yang terentang dari Sabang
sampai Merauke.
- Model Integrasi Nasional Indonesia
Model integrasi ketiga ini merupakan proses berintegrasinya bangsa Indonesia sejak
bernegara merdeka tahun 1945. Meskipun sebelumnya ada integrasi kolonial, namun
integrasi model ketiga ini berbeda dengan model kedua. Integrasi model kedua lebih
dimaksudkan agar rakyat jajahan (Hindia Belanda) mendukung pemerintahan kolonial
melalui penguatan birokrasi kolonial dan penguasaan wilayah.

Integrasi model ketiga dimaksudkan untuk membentuk kesatuan yang baru yakni bangsa
Indonesia yang merdeka, memiliki semangat kebangsaan (nasionalisme) yang baru atau
kesadaran kebangsaan yang baru. Model integrasi nasional ini diawali dengan tumbuhnya
kesadaran berbangsa khususnya pada diri orang-orang Indonesia yang mengalami proses
pendidikan sebagai dampak dari politik etis pemerintah kolonial Belanda.

Mereka mendirikan organisasi-organisasi pergerakan baik yang bersifat keagamaan,


kepemudaan, kedaerahan, politik, ekonomi perdagangan dan kelompok perempuan. Para
kaum terpelajar ini mulai menyadari bahwa bangsa mereka adalah bangsa jajahan yang harus
berjuang meraih kemerdekaan jika ingin menjadi bangsa merdeka dan sederajat dengan
bangsa-bangsa lain.

Mereka berasal dari berbagai daerah dan suku bangsa yang merasa sebagai satu nasib dan
penderitaan sehingga bersatu menggalang kekuatan bersama. Misalnya, Sukarno berasal dari
Jawa, Mohammad Hatta berasal dari Sumatera, AA Maramis dari Sulawesi, Tengku
Mohammad Hasan dari Aceh.

Anda mungkin juga menyukai