Anda di halaman 1dari 5

TUGAS 1

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
Oleh : Nur A.J. Rinwi Bagus Pahlawan
NRP : 2004187
Kelas : 1 I
Jurusan : Pekerjaan Sosial

1. PENGERTIAN DAN TUJUAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Pendidikan kewarganegaraan atau istilah asingnya adalah “Civic Education” dari Amerika,
dijelaskan bahwa Civic Education adalah pendidikan untuk mengembangkan dan memperkuat dalam
atau tentang pemerintahan otonom (self government). Pemerintahan otonom demokratis berarti bahwa
warga negara aktif terlibat dalam pemerintahannya sendiri; mereka tidak hanya menerima didikte
orang lain atau memenuhi tuntutan orang lain. Yang pada akhirnya cita-cita demokrasi dapat
diwujudkan dengan sesungguhnya bila setiap warga negara dapat berpartisipasi dalam
pemerintahannya. Dalam demokrasi konstitusional, civic education yang efektif adalah suatu
keharusan karena kemampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat demokratis, berpikir secara
kritis, dan bertindak secara sadar dalam dunia yang plural, memerlukan empati yang memungkinkan
kita mendengar dan oleh karenanya mengakomodasi pihak lain, semuanya itu memerlukan
kemampuan yang memadai (Benjamin Barber, 1992).

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi
untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, Pendidikan Kewarganegaraan adalah mata pelajaran
yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-
hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter
yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.

Sebagai salah satu bagian integral dari Mata Kuliah Wajib Umum (MKWU), Pendidikan
Kewarganegaraan memiliki beberapa tujuan. Tujuan tersebut secara garis besar adalah untuk
membangan sumber daya manusia yang cerdas, berakhlak, terampil serta memiliki rasa cinta terhadap
tanah air dan patriotisme berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Tujuan dari Pendidikan Kewarganegaraan :

1. Membentuk kepribadian yang baik sebagai manusia


2. Mampu mewujudkan nilai-nilai dasar keagamaan dan kebudayaan
3. Menguasai dan menerapkan ilmu pengetahuan serta ketrampilan atau potensi yang dimiliki
4. Berpikir kritis
5. Bersikap rasional, etis, estetis dan dinamis
6. Berpandangan luas
7. Bersikap demokratis
8. Memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air
9. Menjadi warga negara yang baik dan memiliki daya saing
10. Berdisiplin dan berpartisipasi aktif dalam membangun kehidupan yang damai berdasarkan
nilai pancasila
11. Memahami dan melaksanakan hak dan kewajiban secara santun, jujur, bertanggung jawab,
dan demokratis serta ikhlas sebagai warga negara dalam kehidupan bernegara
12. Mampu menerapkan sikap dan perilaku yang sesuai dengan
nilai-nilai perjuangan serta patriotisme
2. LATAR BELAKANG

Pendidikan kewarganegaran mutlak penting dalam upaya membenttuk masyarakat yang


santun dan berbudaya serta berpribadi baik. Latar belakangnya adalah perjuangan bangsa indonesia di
masa lampau telah melahirkan kekuatan yang amat luar biasa dimana buah hasilnya nyata dan terlihat
sampai kini, semangat juang serta nilai – nilai yang terkandung di dalamnya haruslah terus ada agar
kekuatan suatu negara dapat terjaga dan tiap – tiap individu di dalamnya memahami dan menyadari
hak serta kewajibannya sebagai warga neraga.
Hal tersebut diatas juga telah terkristalisasi dan menjadikan suatu yang besar bagi bangsa
Indonesia yang kemudian tertuangkan dalam pancasila sebagai dasar atau landasan bagi bangsa
Indonesia. Landasan tersebut didasarkan atau dilatarbelakangi oleh hal –hal berikut.

LATAR BELAKANG FILOSOFIS

Landsan filosofis adalah landasan yang berdasarkan atas filsafat atau pandangan hidup.
Pancasila merupakan dasar filsafat negara. Dalam aspek penyelenggaraan negara harus bersumber
pada nilai-nilai pancasila termasuk sistem perundang-perundangan. Pada zaman dahulu saat bangsa
Indonesia belum mendirikan negara adalah sebagai bangsa yang hanya berketuhanan dan
berkemanusiaan, hal ini berdasarkan bahwa manusia adalah makhluk Tuhan, dan pada masa kerajaan-
kerajaan hindu pun adalah bangsa yang sudah menganut kepercayaan terhadap Tuhan YME.

LATAR BELAKANG HISTORIS

Perjalanan panjang sejarah Bangsa Indonesia sejak era sebelum dan selama penjajahan,
dilanjutkan era merebut dan mempertahankan kemerdekaan sampai dengan mengisi kemerdekaan,
menimbulkan kondisi dan tuntutan yang berbeda - beda sesuai dengan zamannya. Kondisi dan
tuntutan yang berbeda - beda diharap bangsa Indonesia berdasarkan kesamaan nilai-nulai kejuangan
bangsa yang dilandasi jiwa, tekad dan semangat kebangsaan. Semangat perjuangan bangsa yang tidak
mengenal menyerah harus dimiliki oleh setiap warga negara Republik Indonesia.

LATAR BELAKANG YURIDIS

Landasan yuridis adalah landasan yang berdasarkan atas peraturan yang dibuat setelah melalui
perundingan serta permusyawarahan. Landasan yuridis pancasila terdapat dalam alinea IV Pembukaan
UUD 1945, antara lain di dalamnya terdapat rumusan sila-sila Pancasila sebagai dasar negara yang
sah sebagai berikut :

1. Ketuhanan Yang Maha Esa


2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang di pimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Batang tubuh UUD 1945 juga merupakan landasan yuridis konstitusional karena dasar Negara
terdapat dalam Pembukaan UUD 1945 yang dijelaskan serta dijabarkan secara rinci dalam pasal-pasal
dan ayat-ayat yang terdapat di dalam Batang Tubuh UUD 1945 tersebut.
Berikut penjabaran pada batang tubuh UUD 1945 :

1) Sila pertama : Pasal 29 ayat (1) UUD 1945: Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa.
Ayat (2) UUD 1945 : Negara menjamin kemerdekaan tiap - tiap penduduk untuk memeluk agamanya
masing - masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.

2) Sila kedua : Pasal 27 ayat (1) UUD 1945 : Segala warga negara bersamaan kedudukannya di
dalam Hukum dan Pemerintahan dan wajib menjunjung Hukum dan Pemerintahan itu dengan tidak
ada kecualinya. Ayat (2) UUD 1945 : Tiap - tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.

3) Sila ketiga : Pasal 30 ayat (1): Tiap - tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pembelaan negara.

4) Sila keempat : Pasal 22E : Pemilihan umum dilaksanakan secara langsung, umum, bebas,
rahasia, jujur, dan adil setiap lima tahun sekali.

5) Sila kelima : Pasal 33 ayat (1) : Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas azas
kekeluargaan. Ayat (2) : Cabang-cabang produksi yang penting bagi Negara dan yang menguasai
hajat hidup orang banyak dikuasai hajat hudup orang banyak dikuasai oleh Negara. Ayat (3) : Bumi
dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalammya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan
untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

LATAR BELAKANG SOSIAL BUDAYA

Latar belakang sosial budaya bisa disebut juga latar belakang kurtural. Ialah Kebudayaan dan
pendidikan, dimana kebudayaan dan pendidikan mempunyai hubungan erat kaitanya dalam timbal
balik, karena budaya dapat dikembangkan dan disebarluaskaan kepada kaum generasi penerus melalui
pendidikan baik pendidikan formal ataupun informal. Sejatinya setiap suku bangsa memiliki
perbedaan dalam pandangan serta filsafat kehidupan dalam kaitanya berbaur dengan masyarakat,
bangsa Indonesia memiliki pandangan hidup dalam bermasyarakat dan bernegara pada kultur budaya
yang dimilikinya. Nilai kemasayarakatan dan kenegaraan yang ada dalam pancasila tidaklah hanya
hasil karya yang tercipata begitu saja atau diciptakan oleh seseorang aja, melaikan sutu buah hasil
benih bangsa Indonesia sendiri yang terkristalisasi dari nilai – nilai kultur yang ada dalam masyarakat
Indonesia yang pada prosesnya dicantumkan dalam 5 sila oleh para pendiri bangsa.

Satu - satunya karya besar bangsa Indonesia yang sejajar dengan karya besar bangsa lain di
dunia adalah pemikiran tentang bangsa dan negara yang berdasarkan pandangan hidup suatu nilai
yang tertuang dalam sila - sila dalam pancasila.

Oleh karena itu sangatlah penting untuk para generasi penerus untuk dapat mengerti dan
memahami isi dari pancasila tersebut dan mengamalkanya dalam kehidupan berbangasa dan
bernegara, sehingga pada akhirnya dapat tercipta suatu negara yang kuat dan paham betul akan
identitas bangsanya. Dalam hal ini mahasiswa atau dapat dikatakan kaum intelektual haruslah
memahami dan mengerti serta mencerminkannya dalam kehidupan bermasyarakat sehingga tidak
hanya tercipta generasi yang cerdas dan terampil namun juga generasi yang bermartabat sesuai
dengan keadaan zaman.
3. METODE AGAR MISI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DAPAT TERCAPAI

Dalam usaha mencapai sebuah misi dibutuhkan sebuah strategi yang tepat. Begitupun dalam
mencapai misi dari Pendidikan Kewarganegaraan, harus mempunyai strategi pembelajaran agar
target yang diharapkan dapat tercapai.
Strategi pembelajaran adalah pendekatan menyeluruh dalam suatu sistem pembelajaran yang
berupa pedoman umum dan kerangka kegiatan untuk mencapai tujuan umum pembelajaran yang
melukiskan prosedur sistematis dalam membantu usaha belajar peserta didik, mengorganisasikan
pengalaman belajar, mengatur dan merencanakan bahan ajar untuk mencapai tujuan pembelajaran
tertentu.
Sedangkan strategi pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yaitu suatu siasat atau
kiat yang digunakan untuk memilih dan mengimplementasikan segala teori, pendekatan, teknik,
metode, model, media, materi dan sumber-sumber belajar dalam proses pembelajaran pendidikan
kewarganegaraan (PKn) untuk mencapai tujuan pembelajaran pendidikan kewarganegaraan yang
telah ditetapkan.
Strategi atau siasat untuk mencapai misi Pendidikan Kewarganegaraan dapat dilakukan
dengan menjalankan beberapa metode. Dengan memilih metode dan strategi yang tepat misi
pembelajaran akan tercapai dengan maksimal.

Ada beberapa macam metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran PKn, diantaranya :

a. Metode Ceramah

Metode ini dalam menyajikan bahan ajar melalui penjelasan dan penuturan lisan pendidik kepada
peserta didik. Metode ini lebih tepat digunakan apabila bahan ajar banyak mengandung informasi
baru dan memerlukan penjelasan dari pendidik. Kekuatan metode ini apabila digunakan dengan
metode lain seperti tanya jawab atau diskusi yang saat ini lebih dikenal dengan ceramah bervariasi,
sehingga peserta didik bukan hanya mendengarkan akan tetapi berbicara dalam kegiatan
pembelajarannya.

b. Metode Cerita

Metode ini merupakan suatu cara untuk menanamkan suatu nilai atau moral kepada para peserta didik
dengan mengungkapkan segala karakter kepribadian tokoh – tokoh tertentu melalui cerita hikayat,
legenda atau dongeng - dongeng sejarah lokal. Metode ini lebih tepat digunakan dalam membantu
penghayatan nilai-nilai dan moral serta sikap para siswa.

c. Metode Tanya Jawab

Metode tanya jawab dalam menyajikan bahan ajar melalui berbagai pertayaan dari pendidik, terutama
apabila dalam proses pembelajaran, pendidik menggunakan Teknik Klarifikasi Nilai. Oleh karena itu
pendidik dituntut menguasai teknik - teknik bertanya (Questioning Skills). Metode ini lebih tepat
digunakan dalam pembelajaran yang menekankan keterlibatan peserta didik atau aktivitas peserta
didik.
d. Metode Diskusi

Metode diskusi digunakan untuk tujuan agar dalam proses pembelajaran terjadi komunikasi banyak
arah (Multiway Trafict Communication). Komunikasi banyak arah yang terdiri dari pendidik-peserta
didik, peserta didik - pendidik dan peserta didik - peserta didik sangat dituntut dalam pembelajaran
yang berorientasi pada Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA). Akan tetapi dalam menggunakan metode
ini salah satu hal yang tidak boleh dilupakan yaitu harus ada masalah yang didiskusikan.

e. Metode Penugasan

Metode ini berusaha melatih peserta didik untuk melaksanakan tugas berdasarkan petunjuk langsung
yang telah dipersiapkan oleh pendidik. Tujuan penggunaan metode ini adalah agar peserta didik
memperoleh pengalaman langsung, nyata, bekerja mandiri dan jujur.

f. Metode Permainan Atau Kompetisi

Metode ini sangat menarik peserta didik dalam membangkitkan motivasi belajar, latihan mengambil
keputusan dan terutama dalam menciptakan suasana senang dalam belajar (joyful learning). Dengan
suasana suasana senang maka materi pembelajaran akan mudah diserap oleh peserta didik. Oleh
karena itu metode ini berusaha dalam menyajikan bahan ajar melalui bentuk permainan atau
kompetisi. Permainan yang dimaksud adalah permainan yang diciptakan sendiri oleh pendidik dan
dapat berupa teka - teki, papan bergambar (sejenis ular bertangga), kotak rahasia, kartu bergambar dan
lain-lain yang diciptakan pendidik. Isi pesan yang dimuat dalam permainan ini hendaknya tetap
berupa nilai, moral dan norma sesuai dengan tuntutan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn).

g. Metode Simulasi

Metode ini merupakan cara penyajian bahan ajar yang dilakukan secara langsung melalui kegiatan
praktek tentang pelaksanaan nilai-nilai dan moral. Melalui metode ini peserta didik dibantu
memahami dan menghayati nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat.

Daftar Pustaka

 Ganeswara, Ganjar M. dkk, “BUKU PANDUAN KULIAH PENDIDIKAN


KEWARGANEGARAAN UNTUK PERGURUAN TINGGI”, https://adoc.tips/buku-panduan-kuliah-
pendidikan-kewarganegaraan-untuk-perguru.html (diakses tanggal 22 Agustus 2020)
 “LATAR BELAKANG PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN”,
https://wekojati.wordpress.com/2013/05/24/1-latar-belakang-pendidikan-dan-kewarganegaraan/
(diakses tanggal 22 Agustus 2020)
 “Strategi, Metode, Media, dan Sumber Belajar dalam Pembelajaran PKn”, http://erlinda-
rochmatin.blogspot.com/2015/10/strategi-metode-media-dan-sumber.html (diakses tanggal 24
Agustus 2020)
DLL

Anda mungkin juga menyukai