TUGAS 1
Pancasila sebagai ideologi terbuka artinya pancasila mengandung nilai dasar yang selalu
relevan sepanjang zaman ( perkembangan Globalisasi).
- Pancasila mampu menyesuaikan perkembangan zaman tanpa mengubah nilai-nilai
dasarnya.
- Pancasila mampu dikembangkan secara kreatif sesuai dinamika kehidupan
masyarakat Indonesia tanpa kehilangan makna dari nilai-nilai dasarnya.
- Pancasila mampu menjadi pemandu bangsa Indonesia dalam menghadapi era
keterbukaan, globalisasi yang identik dengan saling ketergantungan antar negara.
Apabila kita cermati nilai-nilai dasar pancasila,maka kita temui lima nilai yang kuat namun
terbuka: Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Musyawarah, dan Keadilan Sosial. Kelima
nilai tersebut selalu relevan meskipun konteks sosial dinamis dan senantiasa berubah.
Adanya kelima nilai dasar tersebut membuat pancasila senantiasa fleksibel untuk diterapkan
di tiap zaman.
Di Indonesia, ideologi pancasila secara resmi ditetapkan sebagai ideologi negara sejak era
proklamasi. Saat ini, pidato-pidato kenegaraan selalu mendorong penguatan implementasi
nilai-nilai pancasila. Ideologi lain yang tidak selaras dengan pancasila tidak boleh eksis di
Indonesia karena bisa mengancam fondasi berdirinya Bangsa Indonesia.
Gagasan pancasila sebagai ideologi terbuka mulai banyak dibahas sejak 1985. Namun
demikian, pesan bahwa pancasila adalah ideologi terbuka sudah disampaikan secara implisit
pada penjelasan UUD 1945, sebagai berikut:
”Maka telah cukup jika Undang-Undand Dasar hanya memuat garis-garis besar sebagai
instruksi kepada pemerintah pusat dan lain-lain penyelenggara negara untuk
menyelenggarakan kehidupan negara dan kesejahteraan sosial, terutama bagi negatra baru
dan negara muda, lebih baik hukum dasar yang tertulis itu hanya memuat aturan-aturan
pokok, sedang aturan-aturan yang menyelenggarakan aturan pokok itu diserahkan kepada
Undang-Undang yang lebih mudah cara membuat, mengubah, dan mencabutnya.”
Dari pernyataan tersebut, kita dapat pahami bahwa, UUD 1945 memiliki penjelasan tentang
unsur keterbukaan yang terkandung dalam pancasila. Nilai-nilai dasar pancasila tetap, namun
aturan-aturan yang bersumber dari nilai-nilai dasar tersebut senantiasa mampu
menyesuaikan konteks zaman.
2. Demokrasi memiliki atau mengandung prinsip – prinsip landasan moralitas dalam
pemerintahan, sehingga hal tersebut dapat berdampak positif pada pemerintahan.
Sebutkan minimal 3 prinsip yang saudara ketahui ?
- Kedaulatan Rakyat
Salah satu prinsip demokrasi secara universal yang utama adalah adanya kedaulatan rakyat.
Hal ini sesuai dengan definisi demokrasi yakni pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan
untuk rakyat.
Dalam penerapannya, rakyat berhak maju ke parlemen sebagai wakil rakyat untuk
menyalurkan aspirasi rakyat secara umum. Rakyat juga menjadi pemegang kedaulatan
tertinggi dalam pemerintahan.
3. Pendidikan memiliki peranan penting dalam mempersiapkan mental yang kuat terutama
dalam menghadapi kemajuan pembangunan bangsa, karena itu sikap tradisi bangsa
belum tentu cocok dengan kemajuan pembangunan bangsa, oleh karena itu perlu adanya
perombakan, perombakan tersebut tidak bisa dilakukan dalam waktu yang singkat, dan
juga tidak boleh meninggalkan kepribadian bangsa yang sudah tertanam dengan baik.
Terkait hal tersebut jelaskan beberapa peran penting pendidikan dalam menciptakan
mental pribadi bangsa yang kuat dan berkarakter tersebut
Hal ini sesuai dengan Undang – undang Nomor 20 tahun 2003, yang menyatakan bahwa
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran, agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan,pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,akhlak
mulia, serta keterampilan yang di perlukan dirinya,masyarakat,bangsa dan negara.
Oleh sebab itu generasi muda harus mampu memperkuat wawasan kebangsaan,
membangkitkan kesadaran atas tanggungjawab, hak, dan kewajiban yang dikembangkan
melalui pendidikan.Peran aktif generasi muda diwujudkan dengan menumbuhkembangkan
aspek etik dan moralitas dalam bertindak pada setiap dimensi kehidupan, memperkuat iman
dan takwa serta ketahanan mental-spiritual, dan meningkatkan kesadaran hukum agar
menjadikan generasi muda yang berpendidikan dan berkarakter
4. Dalam otonomi daerah paradigma sentralistik di Indonesia begitu kuat dan telah terbina
begitu lama, sehingga segala sesuatunya hampir selalu menunggu instruksi dari
pemerintah pusat, Apa yang saudara ketahui terkait hal tesebut, dan apa yang perlu
dilakuan oleh Pemerintah daerah sendiri
Praktiknya yang terjadi lapangan otonomi daerah justru melahirkan rezim oligarkis berbasis
nepotisme, politik klientelisme, semangat neo-primordialisme, serta kolusi dan korupsi yang
kian terdesentralisasi merata di daerah. Hal itu terjadi dikarenakan adanya kontestasi
kepentingan antara elite pusat dan daerah sehingga tujuan sebenarnya otonomi daerah untuk
mensejahterakan masyarakat kian jauh dari harapan. Dengan melihat berbagai fakta yang
terjadi di lapangan tersebut, prospek otonomi daerah untuk menuju masyarakat lokal yang
sejahtera masih jauh sekali untuk digapai. Para elite pusat dan daerah yang justru
disejahterakan oleh otonomi daerah, namun hasilnya tidak merembes ke bawah. Jika sudah
demikian adanya, akan sangatlah sulit mengharapkan otonomi daerah menjadi jalan keluar
bagi kesejahteraan masyarakat. Beberapa kalipun ada proses revisi UU Pemerintahan
Daerah, namun substansinya masih menyenangkan elite daripada masyarakat. Sama saja
otonomi daerah hanyalah rekayasa politik untuk menyembunyikan kepentingan politik
tertentu. Diperlukan adanya kesadaran bersama baik itu pusat, daerah, maupun masyarakat
bahwa otonomi daerah harus kembali pada jalannya semula yakni mensejahterakan
masyarakat. Jika semua pihak belum sadar, otonomi daerah sama saja dengan retorika politik
yang menghabiskan banyak anggaran negara.
Apa yang perlu di lakukan pemerintah daerah untuk memperbaiki Otonomi daerah yang
ada ?
- Memperbaiki Kualitas Pemimpin
Solusi yang dapat diberikan antara lain tentang kualifikasi pimpinan atau kepala daerahnya.
Tidak bisa dipungkiri, peran kepala daerah dalam menentukan arah pembangunan daerah
sangatlah besar. Jika tidak ada political will dari pimpinan, usaha-usaha perbaikan tidak bisa
dilaksanakan. Selain itu, diperlukan kepala daerah yang memang mampu dibidangnya,
tanggap, kritis, mempunyai kreatifitas dan inovasi yang tinggi serta kemauan yang kuat untuk
merubah daerahnya lebih baik.
Karena itu diperlukan pembinaan kader-kader politik dengan cara membekali pendidikan dan
pengetahuan yang luas tentang kearifan lokal serta pentingnya daya saing daerah. Selama
ini sebagian besar kepala daerah berasal dari parpol, dengan demikian pembinaan kader
politik bisa dilakukan oleh partai yang bersangkutan dan juga memberikan mereka
tanggungjawab untuk melahirkan kader-kader politik yang berkualitas.
- Memperbanyak Peranan Masyarakat
Selain dari segi kepemimpinan yang harus diperbaiki, peningkatan keterlibatan masyarakat
di berbagai kalangan, bukan hanya pada golongan masyarakat elit saja. Peningkatan
keterlibatan bisa dilakukan melalui pemberian akses seluas-luasnya pada seluruh
masyarakat tanpa menimbulkan diskriminiasi bagi beberapa pihak serta dengan memberikan
tata cara partisipasi mereka secara jelas dan juga tersosialisasi.
Pemberian hak seluas-luasnya pada masyarakat untuk mendapatkan informasi tentang
penyelenggaraan pemerintah daerah juga sebagai kewajiban pemerintah. Menyediakan
tempat dan juga SOP mekanisme pengaduan masyarakat, bukan hanya dengan melalui
kotak pengaduan, via email, call center ataupun surat pos, namun menyediakan
wadah/lembaga yang secara khusus melayani pengaduan masyarakat disertai usaha
merealisasikannya.
Penguatan partisipasi masyarakat bisa diwujudkan melalui optimalisasi kegiatan
Musrembang, dimulai dari Musrenbangdes, Musrenbangcam sampai Musrnebang tingkat
kabupaten. Dengan demikian, kesepakatan di Musrembang harus bisa dijawab oleh pihak
pemerintah, sehingga masyarakat akan merasa keberadaan dan partisipasi mereka
dibutuhkan dalam proses pembangunan didalam otonomi daerah. Pemerintah juga harus
cerdas, kreatif serta inovatif dalam merumuskan suatu kebijakan, terutama kemampuan untuk
memprioritaskan program-program di daerah, supaya jangan sampai menimbulkan
kecemburuan social di lingkungan masyarakat sendiri.
- Memperketat Rekrutmen Pegawai Pemerintah
Solusi lain dari masalah otonomi daerah yakni tentang perekrutan pegawai pemerintahan.
Selama ini rekrutmen PNS di daerah, hanya melalui seleksi secara umum saja, belum ada
sistem perekrutan sesuai dengan spesialisasi kerja (disesuaikan formasi dan latar belakang
pendidikan), sehingga ketika mereka ditempatkan di pemerintahan, kinerja yang dimiliki
hanya sebatas tugas yang dibebankan sebagai pegawai tanpa adanya kontribusi dan inovasi
yang lebih dalam menentukan atau pelaksanaan program-program pemerintah.
Selain itu, banyak terjadi kasus KKN di daerah ketika perkrutan PNS. Tidak sedikit dari
mereka membayar uang ratusan juta pada calo supaya bisa diterima sebagai PNS. Jadi,
dampak buruknya dirasakan oleh masyarakat yang tidak mendapatkan pelayanan dengan
baik.