Anda di halaman 1dari 14

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 1

Nama Mahasiswa : Khoirum Nisa Ayu Wijayanti Sutopo

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 042334398

Kode/Nama Mata Kuliah : MKDU4111/Pendidikan Kewarganegaraan

Kode/Nama UPBJJ : UPBJJ-UT Batam

Masa Ujian : 2019/20.2 (2020.1)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
1. Sebutkan keluesan Pancasila sebagai dasar negara RI bila dikaitkan dengan relevansinya
terhadap perkembangan jaman (era globalisasi)

Pancasila sebagai ideologi terbuka artinya pancasila mengandung nilai dasar yang selalu
relevan sepanjang zaman ( perkembangan Globalisasi).
- Pancasila mampu menyesuaikan perkembangan zaman tanpa mengubah nilai-nilai
dasarnya.
- Pancasila mampu dikembangkan secara kreatif sesuai dinamika kehidupan
masyarakat Indonesia tanpa kehilangan makna dari nilai-nilai dasarnya.
- Pancasila mampu menjadi pemandu bangsa Indonesia dalam menghadapi era
keterbukaan, globalisasi yang identik dengan saling ketergantungan antar negara.
Apabila kita cermati nilai-nilai dasar pancasila,maka kita temui lima nilai yang kuat namun
terbuka: Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Musyawarah, dan Keadilan Sosial. Kelima
nilai tersebut selalu relevan meskipun konteks sosial dinamis dan senantiasa berubah.
Adanya kelima nilai dasar tersebut membuat pancasila senantiasa fleksibel untuk diterapkan
di tiap zaman.

Di Indonesia, ideologi pancasila secara resmi ditetapkan sebagai ideologi negara sejak era
proklamasi. Saat ini, pidato-pidato kenegaraan selalu mendorong penguatan implementasi
nilai-nilai pancasila. Ideologi lain yang tidak selaras dengan pancasila tidak boleh eksis di
Indonesia karena bisa mengancam fondasi berdirinya Bangsa Indonesia.
Gagasan pancasila sebagai ideologi terbuka mulai banyak dibahas sejak 1985. Namun
demikian, pesan bahwa pancasila adalah ideologi terbuka sudah disampaikan secara implisit
pada penjelasan UUD 1945, sebagai berikut:
”Maka telah cukup jika Undang-Undand Dasar hanya memuat garis-garis besar sebagai
instruksi kepada pemerintah pusat dan lain-lain penyelenggara negara untuk
menyelenggarakan kehidupan negara dan kesejahteraan sosial, terutama bagi negatra baru
dan negara muda, lebih baik hukum dasar yang tertulis itu hanya memuat aturan-aturan
pokok, sedang aturan-aturan yang menyelenggarakan aturan pokok itu diserahkan kepada
Undang-Undang yang lebih mudah cara membuat, mengubah, dan mencabutnya.”
Dari pernyataan tersebut, kita dapat pahami bahwa, UUD 1945 memiliki penjelasan tentang
unsur keterbukaan yang terkandung dalam pancasila. Nilai-nilai dasar pancasila tetap, namun
aturan-aturan yang bersumber dari nilai-nilai dasar tersebut senantiasa mampu
menyesuaikan konteks zaman.
2. Demokrasi memiliki atau mengandung prinsip – prinsip landasan moralitas dalam
pemerintahan, sehingga hal tersebut dapat berdampak positif pada pemerintahan.
Sebutkan minimal 3 prinsip yang saudara ketahui ?

- Kedaulatan Rakyat
Salah satu prinsip demokrasi secara universal yang utama adalah adanya kedaulatan rakyat.
Hal ini sesuai dengan definisi demokrasi yakni pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan
untuk rakyat.
Dalam penerapannya, rakyat berhak maju ke parlemen sebagai wakil rakyat untuk
menyalurkan aspirasi rakyat secara umum. Rakyat juga menjadi pemegang kedaulatan
tertinggi dalam pemerintahan.

- Persamaan di Depan Hukum


Dalam negara demokrasi, penting untuk menerapkan prinsip persamaan di depan hukum.
Hukum harus bisa ditegakkan setegak-tegaknya, tanpa pandang bulu siapa orang yang diadili
dalam sistem peradilan.
Artinya semua orang memiliki kedudukan yang sama di mata hukum, tanpa memandang
status, kasta, jabatan, atau kekayaan. Pejabat, pengusaha, atau rakyat kecil memiliki
kedudukan yang sama pada proses pengadilan.
Dengan demikian, setiap orang harus diperlakukan sama di bawah hukum tanpa
memandang ras, gender, kebangsaan, warna kulit, etnis, agama, difabel, atau karakteristik
lain, tanpa hak istimewa, diskriminasi, atau bias.
Dalam konstitusi Indonesia dengan tegas memberikan jaminan adanya persamaan
kedudukan. Hal tersebut dijelaskan dalam Pasal 27 ayat (1) ”Segala warga negara
bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum
dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya”.

- Pembatasan Pemerintah Secara Konstitusional


Prinsip demokrasi berikutnya adalah pembatasan pemerintah secara konstitusional. Adanya
konstitusi penting sebagai dasar hukum negara yang harus dipatuhi segenap elemen bangsa.
Konstitusi memuat aturan-aturan yang harus dijalankan, sekaligus menjadi instrumen untuk
membatasi kekuasaan pemerintah. Dengan kata lain, pemerintah tidak bisa sewenang-
wenang menjalankan kuasanya karena dibatasi oleh aturan konstitusi.
- Pemilihan yang Bebas, Adil, dan Jujur
Adanya pemilihan yang bebas, adil, dan jujur. Dalam menjalankan pemilu baik pilpres (pemilu
presiden), pilkada (pemilu kepala daerah), atau pileg (pemilu legislatif), dilaksanakan asas
luber jurdil (langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, adil).
Asas luber jurdil ini harus ditegakkan dan diterapkan oleh tiap warga negara. Pemilihan harus
bersifat bebas tanpa adanya paksaan, jujur tanpa adanya kecurangan, serta adil tanpa
adanya tekanan.

3. Pendidikan memiliki peranan penting dalam mempersiapkan mental yang kuat terutama
dalam menghadapi kemajuan pembangunan bangsa, karena itu sikap tradisi bangsa
belum tentu cocok dengan kemajuan pembangunan bangsa, oleh karena itu perlu adanya
perombakan, perombakan tersebut tidak bisa dilakukan dalam waktu yang singkat, dan
juga tidak boleh meninggalkan kepribadian bangsa yang sudah tertanam dengan baik.
Terkait hal tersebut jelaskan beberapa peran penting pendidikan dalam menciptakan
mental pribadi bangsa yang kuat dan berkarakter tersebut

- Untuk Menciptakan Generasi Penerus Bangsa Yang Unggul


Manfaat pendidikan bagi generasi muda lainnya adalah bisa menciptakan generasi penerus
bangsa yang ahli di berbagai bidang. Hal ini sangat berhubungan dengan tersedianya
berbagai jenjang pendidikan serta penjurusan yang ada. Jika hal ini dapat tercipta, maka
pendidikan akan dapat melahirkan banyak generasi muda yang unggul.
- Sebagai Wadah Untuk Memperdalam Suatu Ilmu Pengetahuan
Tak hanya menciptakan generasi muda yang cerdas dan berbudi, pendidikan pun bisa
bermanfaat bagi seseorang yang ingin memperdalam suatu disiplin ilmu yang disukainya. Hal
ini dapat dirasakan jika orang tersebut terjun langsung ke dalam masyarakat. Orang tersebut
akan mengabdikan dirinya kepada masyarakat dan berusaha untuk memecahkan problema
yang terjadi di dalamnya.
- Menciptakan Generasi Muda Bangsa Yang Cerdas
Tentu akan sangat membanggakan jika negara kita memiliki generasi muda yang cerdas. Hal
itu bisa terjadi melalui pendidikan. Tak hanya cerdas dari sisi akademik, pendidikan pun dapat
membuat generasi muda mempunyai nilai moral serta integritas yang tinggi. Bila hal itu terjadi,
tidak mengherankan jika negara ini dapat menjadi negara yang besar dan hebat.
- Menciptakan Jiwa Nasionalisme
Semakin sedikit generasi yang mengenyam pendidikan di sekolah maka semakin sedikit
generasi yang memiliki jiwa nasionalisme. Oleh sebab itu dengan mengenyam pendidikan di
sekolah jiwa nasionalisme generasi muda akan terbentuk. Nasionalisme adalah rasa memiliki
bangsa dan negara ini. Jika rasa nasionalisme semakin sedikit bisa menyebabkan generasi
muda menjadi cuek akan nasib bangsa dan negara ini ke depannya.
- Memberantas Kebodohan
Pentingnya pendidikan sekolah selanjutnya adalah memberantas kebodohan. Kebodohan ini
disebabkan oleh ketidaktahuan, sempitnya wawasan, dan open minded. Kebodohan adalah
musuh yang nyata sehingga harus diberantas dan diantisipasi. Dengan mengenyam
pendidikan di sekolah wawasan akan menjadi luas, pikiran menjadi terbuka, dan ilmu yang
didapatkan semakin bertambah.
- Membangun Karakter
Pendidikan sekolah bisa membangun karakter bagi generasi muda. Pendidikan karakter ini
sangat penting karena mengajarkan norma kesopanan, norma keagamaan, dan norma yang
lainnya. Dengan mengikuti semua norma tersebut generasi muda akan memiliki karakter yang
kuat dimana diperlukan untuk membangun dan memajukan bangsa.

Hal ini sesuai dengan Undang – undang Nomor 20 tahun 2003, yang menyatakan bahwa
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran, agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan,pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,akhlak
mulia, serta keterampilan yang di perlukan dirinya,masyarakat,bangsa dan negara.
Oleh sebab itu generasi muda harus mampu memperkuat wawasan kebangsaan,
membangkitkan kesadaran atas tanggungjawab, hak, dan kewajiban yang dikembangkan
melalui pendidikan.Peran aktif generasi muda diwujudkan dengan menumbuhkembangkan
aspek etik dan moralitas dalam bertindak pada setiap dimensi kehidupan, memperkuat iman
dan takwa serta ketahanan mental-spiritual, dan meningkatkan kesadaran hukum agar
menjadikan generasi muda yang berpendidikan dan berkarakter
4. Dalam otonomi daerah paradigma sentralistik di Indonesia begitu kuat dan telah terbina
begitu lama, sehingga segala sesuatunya hampir selalu menunggu instruksi dari
pemerintah pusat, Apa yang saudara ketahui terkait hal tesebut, dan apa yang perlu
dilakuan oleh Pemerintah daerah sendiri

Sentralisasi adalah pengaturan kewenangan dari pemerintah daerah kepada pemerintah


pusat untuk mengurusi urusan rumah tangganya sendiri berdasarkan prakarsa dan aspirasi
dari rakyatnya dalam kerangka negara kesatuan Republik Indonesia. Desentralisasi
sebenarnya adalah istilah dalam keorganisasian yang secara sederhana di definisikan
sebagai pengaturan kewenangan. Di Indonesia sistem sentralisasi pernah diterapkan pada
zaman kemerdekaan hingga orde baru.
Sentralisasi adalah memusatkan seluruh wewenang kepada sejumlah kecil manajer atau
yang berada di posisi puncak pada suatu struktur organisasi. Sentralisasi banyak digunakan
pada pemerintahan lama di Indonesia sebelum adanya otonomi daerah. Kelemahan dari
sistem sentralisasi adalah di mana seluruh keputusan dan kebijakan di daerah dihasilkan oleh
orang-orang yang berada di pemerintah pusat, sehingga waktu yang diperlukan untuk
memutuskan sesuatu menjadi lama. Kelebihan sistem ini adalah di mana pemerintah daerah
tidak terlalu terbebani pada permasalahan yang timbul akibat perbedaan pengambilan
keputusan atau pendapat, karena seluruh keputusan dan kebijakan dikoordinasi seluruhnya
oleh pemerintah pusat.
Perkembangan dan Awal mulai Sentralisasi Otonomi Daerah di Indonesia
UU 1/1957 sendiri boleh dibilang sebagai peletak dasar otonomi daerah pada 1999 yakni
dengan menerapkan sistem otonomi riil sebagai paradigma otonomi daerah. Adapun yang
dimaksudkan dengan sistem otonomi riil adalah pemberian hak otonomi beradasarkan
karakteristik asali daerah berikut segala potensi yang ada dikandungnya. Sama seperti halnya
UU Pemerintahan Daerah sebelumnya, pembentukan daerah bertingkat dengan dibentuknya
daerah tingkat I, II, dan III dengan pemerintah pusat masih memiliki hak intervensi langsung
berupa pengawasan preventif dan pengawasan represif. Dualisme juga masih diberlakukan
dimana terdapat kepala daerah dan juga kepala wilayah yang merupakan wakil pemerintah
pusat di daerah.
Aroma paradigma sentralisasi daerah oleh pemerintah pusat dalam otonomi daerah kian
menguat dengan diterbitkannya UU 18/1965 sebagai pengganti UU 1/1957. UU ini terlahir
sebagai respon atas kondisi sosial-politik negara paska diterapkannya Dekrit Presiden 5 Juli
1959 yang kemudian melahirkan era Demokrasi Terpimpin. Implikasinya kemudian adalah
pusat semakin menguasai pemerintahan daerah termasuk rekrutmen kepala daerah selaku
lembaga eksekutif dan DPRD selaku lembaga legislatif.
Paradigma sentralisme dalam penataan otonomi daerah memuncak manakala Orde Baru
berkuasa pada tahun 1967. Penyelenggaraan UU Pemerintahan Daerah sendiri diatur dalam
Undang-undang 5/1974 yang mengatur Pokok-pokok Pemerintah Daerah. Adapun prinsip
otonomi daerah yang digunakan dalam UU ini adalah “otonomi nyata dan bertanggung
jawab”. Maksudnya nyata dalam arti pemberian otonomi kepada daerah haruslah didasrkan
pada faktorfaktor, perhitungan, dan tindakan yang dapat menjamin daerah bersangkutan
secara nyata mampu mengurus rumah tangganya sendiri. Dikatakan bertanggung jawab
dalam arti bahwa pemberian otonomi itu benar-benar sejalan dengan tujuannya, yaitu
melancarkan pembangunan yang tersebar di seluruh pelosok negeri dan serasi dengan
pembinaan politik dan kesatuan bangsa. Frase “otonomi” menjadi krusial untuk dibincangkan
dalam pengaturan otonomi daerah menurut UU ini. Otonomi sendiri sejatinya mengajak
daerah untuk menjadi daerah yang mandiri disertai dengan hak-hak yang mengikatnya. Bagi
Orde Baru, otonomi sendiri justru mengurangi kekuasaan pusat yang justru akan
menimbulkan ancaman terhadap disintegrasi bangsa.

Praktiknya yang terjadi lapangan otonomi daerah justru melahirkan rezim oligarkis berbasis
nepotisme, politik klientelisme, semangat neo-primordialisme, serta kolusi dan korupsi yang
kian terdesentralisasi merata di daerah. Hal itu terjadi dikarenakan adanya kontestasi
kepentingan antara elite pusat dan daerah sehingga tujuan sebenarnya otonomi daerah untuk
mensejahterakan masyarakat kian jauh dari harapan. Dengan melihat berbagai fakta yang
terjadi di lapangan tersebut, prospek otonomi daerah untuk menuju masyarakat lokal yang
sejahtera masih jauh sekali untuk digapai. Para elite pusat dan daerah yang justru
disejahterakan oleh otonomi daerah, namun hasilnya tidak merembes ke bawah. Jika sudah
demikian adanya, akan sangatlah sulit mengharapkan otonomi daerah menjadi jalan keluar
bagi kesejahteraan masyarakat. Beberapa kalipun ada proses revisi UU Pemerintahan
Daerah, namun substansinya masih menyenangkan elite daripada masyarakat. Sama saja
otonomi daerah hanyalah rekayasa politik untuk menyembunyikan kepentingan politik
tertentu. Diperlukan adanya kesadaran bersama baik itu pusat, daerah, maupun masyarakat
bahwa otonomi daerah harus kembali pada jalannya semula yakni mensejahterakan
masyarakat. Jika semua pihak belum sadar, otonomi daerah sama saja dengan retorika politik
yang menghabiskan banyak anggaran negara.

Apa yang perlu di lakukan pemerintah daerah untuk memperbaiki Otonomi daerah yang
ada ?
- Memperbaiki Kualitas Pemimpin
Solusi yang dapat diberikan antara lain tentang kualifikasi pimpinan atau kepala daerahnya.
Tidak bisa dipungkiri, peran kepala daerah dalam menentukan arah pembangunan daerah
sangatlah besar. Jika tidak ada political will dari pimpinan, usaha-usaha perbaikan tidak bisa
dilaksanakan. Selain itu, diperlukan kepala daerah yang memang mampu dibidangnya,
tanggap, kritis, mempunyai kreatifitas dan inovasi yang tinggi serta kemauan yang kuat untuk
merubah daerahnya lebih baik.
Karena itu diperlukan pembinaan kader-kader politik dengan cara membekali pendidikan dan
pengetahuan yang luas tentang kearifan lokal serta pentingnya daya saing daerah. Selama
ini sebagian besar kepala daerah berasal dari parpol, dengan demikian pembinaan kader
politik bisa dilakukan oleh partai yang bersangkutan dan juga memberikan mereka
tanggungjawab untuk melahirkan kader-kader politik yang berkualitas.
- Memperbanyak Peranan Masyarakat
Selain dari segi kepemimpinan yang harus diperbaiki, peningkatan keterlibatan masyarakat
di berbagai kalangan, bukan hanya pada golongan masyarakat elit saja. Peningkatan
keterlibatan bisa dilakukan melalui pemberian akses seluas-luasnya pada seluruh
masyarakat tanpa menimbulkan diskriminiasi bagi beberapa pihak serta dengan memberikan
tata cara partisipasi mereka secara jelas dan juga tersosialisasi.
Pemberian hak seluas-luasnya pada masyarakat untuk mendapatkan informasi tentang
penyelenggaraan pemerintah daerah juga sebagai kewajiban pemerintah. Menyediakan
tempat dan juga SOP mekanisme pengaduan masyarakat, bukan hanya dengan melalui
kotak pengaduan, via email, call center ataupun surat pos, namun menyediakan
wadah/lembaga yang secara khusus melayani pengaduan masyarakat disertai usaha
merealisasikannya.
Penguatan partisipasi masyarakat bisa diwujudkan melalui optimalisasi kegiatan
Musrembang, dimulai dari Musrenbangdes, Musrenbangcam sampai Musrnebang tingkat
kabupaten. Dengan demikian, kesepakatan di Musrembang harus bisa dijawab oleh pihak
pemerintah, sehingga masyarakat akan merasa keberadaan dan partisipasi mereka
dibutuhkan dalam proses pembangunan didalam otonomi daerah. Pemerintah juga harus
cerdas, kreatif serta inovatif dalam merumuskan suatu kebijakan, terutama kemampuan untuk
memprioritaskan program-program di daerah, supaya jangan sampai menimbulkan
kecemburuan social di lingkungan masyarakat sendiri.
- Memperketat Rekrutmen Pegawai Pemerintah
Solusi lain dari masalah otonomi daerah yakni tentang perekrutan pegawai pemerintahan.
Selama ini rekrutmen PNS di daerah, hanya melalui seleksi secara umum saja, belum ada
sistem perekrutan sesuai dengan spesialisasi kerja (disesuaikan formasi dan latar belakang
pendidikan), sehingga ketika mereka ditempatkan di pemerintahan, kinerja yang dimiliki
hanya sebatas tugas yang dibebankan sebagai pegawai tanpa adanya kontribusi dan inovasi
yang lebih dalam menentukan atau pelaksanaan program-program pemerintah.
Selain itu, banyak terjadi kasus KKN di daerah ketika perkrutan PNS. Tidak sedikit dari
mereka membayar uang ratusan juta pada calo supaya bisa diterima sebagai PNS. Jadi,
dampak buruknya dirasakan oleh masyarakat yang tidak mendapatkan pelayanan dengan
baik.

Beberapa prinsip otonomi daerah antara lain sebagai berikut :


1) Otonomi seluas-luasnya
2) Otonomi yang nyata
3) Otonomi yang bertanggung jawab
4) Otonomi yang dinamis
5) Otonomi yang serasi
Pemerintah daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah
dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-
luasnya dalam sistem dan prinsip kesatuan NKRI sebagaimana dimaksud dalam UUD Tahun
1945. Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonomi untuk
mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintah dan kepentingan masyarakat setempat
sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Daerah otonom adalah kesatuan masyarakat
hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus
urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakasa sendiri
berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan RI.
Hal ini sesuai UU Nomor 32 Th. 2004 Bab I Pasal 1

5. Apa yang saudara ketahui tentang


a. Politik Bebas Aktif
b. Dwi fungsi ABRI dan Jelaskan

Politik Bebas Aktif


Menurut Mukhtar Kusumaatmadja yaitu sebuah politik yang tidak memihak kepada suatu
kekuatan mana pun yang tidak sesuai atau tidak sejalan dengan Pancasila, di mana dengan
tidak memihak tersebut negara tetap aktif melakukan hubungan internasional dan kebijakan
luar negeri, negara tetap ikut serta secara tanggap dalam segala permasalahan dunia yang
ada.
Politik Bebas-Aktif adalah sebuah konsep dan juga sebuah kebijakan resmi politik luar negeri
Indonesia semenjak awal berdirinya Republik Indonesia. Konsep ini digagas oleh
Mochammad Hatta pada tanggal 2 September 1948, yaitu di saat ia menyampaikan pidato di
Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP). Politik Bebas-Aktif diadopsi dalam kebijakan politik
luar negeri Indonesia hingga hari ini berdasarkan UUD 1945, Tap MPRS No. XII Tahun 1966,
Tap MPR No. II Tahun 1978, Tap MPR No. IV Tahun 1978, Tap MPR No. II Tahun 1983. Tap
MPR No. IV Tahun 1999, UU No. 37 Thn. 1999 Tentang Hubungan Luar Negeri, dan UU No.
24 Thn. 2000 Tentang Perjanjian Internasional.
Konsep Politik Bebas-Aktif lahir dari pidato terkenal Mochammad Hatta yang berjudul
“Mendajoeng di Antara Doea Karang.” Saat itu, politik mancanegara sedang berada di dalam
keadaan Perang Dingin yaitu perang pengaruh antara blok barat (pimpinan Amerika Serikat
dan sekutunya yang berideologi liberalisme dan kapitalisme) dengan blok timur (pimpinan Uni
Soviet dan sekutunya yang berideologi sosialisme dan komunisme). Indonesia tentu tidak
mudah menerima uluran tangan blok barat yang notabenya adalah kekuatan penjajah
(imperialis) lama, namun berpihak kepada blok timur yang berideologi komunis juga bukan
pilihan bijak bagi bangsa Indonesia. Untuk itulah, Indonesia diharapkan bisa berpolitik luar
negeri secara bebas (dalam arti tidak berpihak ke suatu sisi) dan aktif (dalam arti giat
melaksanakan perdamaian dan ketertiban dunia).
Tujuan sekaligus contoh politik luar negeri bebas aktif tersebut, yaitu :
- Melindungi segenap Bangsa Indonesia, ini dapat disebut sebagai tujuan pertahanan
dan keamanan. Politik bebas aktif harus dalam rangka melindungi segenap bangsa
Indonesia, baik yang berada di Indonesia atau yang sedang berada di wilayah negara
lain.
- Memajukan kesejahteraan umum, ini merupakan tujuan secara ekonomi. Artinya
politik bebas aktif harus dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat. Misalnya,
dalam kegiatan ekspor dan impor yang saling menguntungkan.
- Mencerdaskan kehidupan bangsa yang juga merupakan tujuan politik bebas aktif
dalam bidang pendidikan dan kebudayaan. Politik bebas aktif yang meningkatkan
kebudayaan dan pendidikan, misalnya adanya pertukaran budaya dalam sesama
anggota ASEAN.
- Ikut serta melaksanakan ketertiban dunia, seperti telah dikemukakan sebagai arti dari
kata aktif bagi Indonesia. Dan salam perjalanannya Indonesia sudah banyak berperan
dalam hal ini, misalnya pemrakarsa dan banyak peran Indonesia dalam Gerakan Non
Blok dan ikut serta mengirimkan pasukan perdamaian di perbatasan Vietnam

Fungsi politik Bebas Aktif

- Meningkatkan Kerjasama yang Saling Menguntungkan


Makna pertama bagi Indonesia dari politik bebas aktif adalah meningkatkan kerjasama yang
saling menguntungkan. Kerjasama tersebut khususnya dapat dilakukan dengan negara
tetangga, misalnya negara-negara pendiri ASEAN, dan sebagainya. Setiap kerjasama,
umumnya memberi keuntungan satu sama lain. Yang paling sederhana, misalnya Indonesia
mengimpor bahan baku karoseri dari Jepang yang berarti memenuhi kebutuhan negara.
Keuntungannya bagi negara Jepang adalah meningkatkan produksi karoseri dan devisa
negara.
- Mempererat Persaudaraan Antar Bangsa
Persaudaraan antar bangsa dapat ditingkatkan. Apalagi dengan negara-negara tetangga
yang bisa dikatakan sebagai negara satu rumpun, berasal dari nenek moyang bersama.
Dengan meningkatnya rasa persaudaraan, maka selanjutnya kan timbul rasa senasib
sepenanggungan. Ini pertama kali dirasakan ketika pertama kali mengadakan Konfrensi Asia
Afrika, tahun 1955 di Bandung. Di mana negara yang hadir adalah negara-negara beru
merdeka seperti Indonesia. Negara bekas jajahan ini kemudian merasakan rasa senasib dan
sepenanggungan dan melahirkan Gerakan Non Blok.
- Promosi Produk dan Wisata Indonesia
Indonesia termasuk negara yang mempunyai wilayah yang sangat besar. Wilayah Indonesia
juga sangat kaya akan keindahan alamnya. Dari kekayaan alam, maka lahir juga
produk=produk kreatif yang dapat dikatakan belum tentu ada di negara lain. Dengan
hubungan luar negeri yang bebas aktif, Indonesia dapat mempromosikan kekayaan budaya,
kekayaan alam, dan produk-produk yang dihasilkan. Misalnya, dengan diselenggarakannya
KTT ASEAN di Bali, Indonesia sebagai wujud politik bebas aktif. Di sana sekaligus para
petinggi negara ASEAN akan sekaligus melihat kebudayaan Bali, keindahannya, dan
berbagai produk yang dihasilkan oleh masyarakat Bali. Hal tersebut akan dibawa pulang
sebagai cerita ke negaranya.
- Menambah Wawasan Generasi Muda
Politik bebas aktif memberi kesempatan kepada generasi muda untuk menambah
wawasannya. Dengan adanya politik bebas aktif, generasi muda Indonesia bebas untuk
belajar di negara mana saja. Ditambah lagi dengan diselenggarakannya berbagi pertukaran
pelajaran dari negara-negara yang bekerja sama. Diharapkan dengan belajar ke negara lain,
generasi muda dapat mengambil pelajaran dan dapat membangun Indonesia ke arah lebih
baik.
- Antisipasi Terhadap Segala Perubahan Dunia
Politik bebas aktif, memungkinkan Indonesia mengetahui segala perkembangan dunia saat
ini. Indonesia dapat berperan di dalamnya. Sekaligus pada saat itu, Indonesia dapat
mengantisipasi segala perubahan di dunia yang mungkin akan mempengaruhi Indonesia dan
kondisi dalam negeri. Contohnya, jika di Amerika sedang mengalami krisis ekonomi.
Indonesia yang dalam hubungan internasionalnya menggunakan dollar Amerika seharusnya
dapat mengantisipasi. Jangan sampai krisis tersebut meningkatkan nilai tukar dolar terhadap
rupiah yang juga akan berdampak pada perekonomian Indonesia.
- Mendorong Peningkatan Sumberdaya Manusia
Berhubungan dengan negara lain membuat Indonesia, khususnya generasi muda terdorong
utnuk meningkatkan sumberdayanya. Ingin mengikuti pertukaran pelajar, berarti harus
mempunyai prestasi. Selanjutnya politik ini juga memungkinkan seseorang bersaing secara
global. Dengan demikian semua individu diharapkan meningkatkan kualitas dirinya agar siap
dengan kondisi tersebut.
- Memajukan Ekspor
Politik bebas aktif memajukan ekspor Indonesia. Setelah Indonesia dapat memperkenalkan
produknya ke negara lain, tentunya akna ada permintaan atas barang-barang produksi
Indonesia. Oleh sebab itu, makna politik bebas aktif Indonesia salah satunya adalah
memajukan dan meningkatkan ekspor Indonesia.
- Memenuhi Kebutuhan dalam Negeri
Politik bebas aktif terselenggara salah satunya juga untuk memenuhi kebutuhan dalam
negeri. Karena tidak ada satu negara mana pun di dunia yang tersedia lengkap sumber
dayanya. Negara saling membutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dalam negerinya. Contoh
memenuhi kebutuhan beras dengan mengimpor beras Vietnam.
- Sejajar dengan Bangsa-Bangsa di Dunia
Politik bebas aktif seharusnya membuat Indonesia sejajar dengan bangsa-bangsa lain di
dunia. Jika sudah demikian, maka kedaulatan Indonesia akan diakui secara penuh. Tidak ada
campur tangan negara lain dalam segala urusan. Sejajar dengan bangsa-bangsa di dunia
dibuktikan dengan keanggotaan Indonesia di PBB.
- Berperan Aktif dalam Perdamaian Dunia
Hubungan antar negara tidak selamanya baik. Begitu pula kondisi dalam negeri suatu negara.
Untuk itu Indonesia dapat berperan aktif dalam menjaga perdamaian dunia. Peran aktif
Indonesia bukan dalam rangka ikut campur urusan dalam negeri suatu negara. Tetapi dengan
ikut menjaga perbatasan dua negara yang sedang konflik. Atau dengan memberi saran dan
masukan. Indonesia dapat mengecam suatu negara yang menjajah negara lain.

Apa yang anda ketahui tentang Dwi Fungsi ABRI ?


Dwifungsi adalah gagasan yang diterapkan oleh Pemerintahan Orde Baru yang menyebutkan
bahwa TNI memiliki dua tugas, yaitu pertama menjaga keamanan dan ketertiban negara dan
kedua memegang kekuasaan dan mengatur negara. Dwifungsi sekaligus digunakan untuk
membenarkan militer dalam meningkatkan pengaruhnya di pemerintahan Indonesia,
termasuk kursi di parlemen hanya untuk militer, dan berada di posisi teratas dalam pelayanan
publik nasional secara permanen.

Asal mula munculnya adanya dwi fungsi ABRI


Setelah penyerahan kedaulatan 1949, Angkatan Darat menerima kekuasaan sipil. Melihat
bahwa kelemahan sistem politik menjadi jelas, perwira semakin merasa mereka memiliki
tanggung jawab untuk melibatkan diri dalam politik untuk "menyelamatkan bangsa". Ketika
darurat militer dideklarasikan pada tahun 1957 sampai sekarang, Angkatan Darat
memperluas perannya dalam bidang ekonomi dan administrasi politik.
Jendral A.H. Nasution, pimpinan TNI-AD pada saat itu berbicara kepada Presiden Soekarno,
bahwa sangat ingin melanjutkan peran ini setelah darurat militer dicabut, dan karena itu
mengembangkan konsep "Jalan Tengah" di mana Angkatan Darat diberikan peluang bagi
peranan terbatas di dalam pemerintahan sipil.
“ ...memberikan cukup saluran pada tentara kita bukan sebagai organisasi, tetapi
sebagai perorangan-perorangan yang menjadi eksponen daripada organisasi kita,
(untuk) turut serta menentukan, kebijaksanaan negara kita pada tingkat-tingkat
yang tinggi ”
Dari 25-31 Agustus 1966, Seminar Angkatan Darat Kedua diadakan. Para peserta yang
perwira Angkatan Darat senior dan lebih dari 100 peserta dari SESKOAD. Ini revisi dari doktrin
Angkatan Darat, yang dipandang mengandung terlalu banyak pengaruh komunis. Doktrin
baru ini menetapkan fungsi Angkatan Darat di luar militer, yaitu "untuk berpartisipasi dalam
setiap usaha dan kegiatan masyarakat di bidang ideologi, politik dan ekonomi dan bidang
sosial budaya".
Hal ini juga menghasilkan dokumen berjudul "Kontribusi Angkatan Darat dari Ide untuk
Kabinet Ampera". Ini memiliki dua bagian:
- Rencana untuk stabilisasi politik
- Rencana untuk stabilisasi ekonomi
Pada masa pemerintahan Soeharto, konsep ini mengalami perubahan dan menjadikan TNI
secara organisatoris (bukan perorangan) menduduki jabatan-jabatan strategis di lingkungan
pemerintahan seperti menteri, gubernur, bupati, serta lembaga-lembaga legislatif dalam
wadah Fraksi ABRI/TNI.

Akhir dan di hapuskannya Dwi Fungsi ABRI


Dwifungsi ABRI secara perlahan-lahan dihapuskan menyusul runtuhnya rezim Soeharto.
Pada rapat pimpinan ABRI tahun 2000, disepakati untuk menghapus doktrin ini yang akan
dimulai setelah Pemilu 2004 dan diharapkan selesai pada Pemilu 2009.

Anda mungkin juga menyukai