PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
Laporan ini disusun dengan tujuan memenuhi salah satu kriteria kelulusan
pada mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan yang dibimbing oleh:
Drs. Darmawan, M.Pd.
Disusun Oleh:
Pashakayla Tirza (2201063)
KAMPUS SERANG
TAHUN 2022
Jl. Ciracas No.38, Serang, Kec. Serang, Kota Serang, Banten 42116
A. HASIL DISKUSI
Berikut adalah Pertanyaan yang ditujukan pada Kelompok 5 beserta jawaban dan
sanggahan dari anggota kelompok lain.
TERMIN 1
1. Dimas kelompok 3
Lalu bagaimana pengimplementasian hak anak tersebut pada anak anak yang
kurang berpendidikan/anak jalanan
2. Wawan kelompok 5
Bagaimana analisis kalian mengenai hak asasi manusia di Indonesia?
catatan penegakan hak asasi manusia pada 2019 yang diterima oleh Komnas
HAM. Sepanjang 2019, Komnas HAM menerima 2.757 (dua ribu tujuh ratus
lima puluh tujuh) aduan yang datang dari seluruh Indonesia. Wilayah terbanyak
pengadu datang dari DKI Jakarta, Sumatera Utara dan Jawa Timur dengan isu
yang paling banyak diadukan adalah hak atas kesejahteraan terkait sengketa
lahan, sengketa ketenagakerjaan, serta kepegawaian.
di samping hak atas kesehatan, pelayanan publik dan penyelesaian keadilan yang
berkaitan dengan pengaduan, sengketa dan konflik antara lembaga pemerintah
dengan masyarakat juga terdampak. Pemerintah harus mampu meyakinkan
masyarakat bahwa mereka menghormati kebebasan sipil dan hak asasi manusia.
Dengan begitu, ketika ada kritik, masukan dan partisipasi tidak direspon negatif
dan bahkan berujung pada proses hukum.
3. Rifki kelompok 2
Apakah kasus Ferdi sambo termasuk pelanggaran HAM, apabila termasuk
pelanggaran ham, sebutkan apa saja pelanggan tersebut
4. Hikmal kelompok 4
bagaimana pendapat kelompok 6 mengenai hukuman mati yang bertentangan
dengan prinsip dan nilai hak asasi manusia?
Hukuman mati itu tidak melanggar HAM, bahkan hukuman mati itu juga
merupakan bagian dari penegakan HAM, karena HAM juga harus ditegakkan
secara adil untuk semua pihak tanpa kecuali. Artinya, eksekusi mati bukan
berarti eksekusi HAM.
5. Yasmin kelompok 9
Apa pandangan Anda soal “tes keperawanan” yang sekarang dipakai dalam
seleksi para gadis di beberapa sekolah maupun pekerjaan di Indonesia?
Ada beberapa poin yang patut dijadikan alasan mengapa tes keperawanan
ini patut dihapuskan. Pertama, tes keperawanan adalah sebuah penghinaan
terhadap martabat perempuan. Pasal (1) Convention on The Elimination of All
Forms of Discrimination Against Women (CEDAW) menyatakan bahwa
“diskriminasi terhadap perempuan” berarti setiap pembedaan, pengucilan atau
pembatasan yang dibuat atas dasar jenis kelamin, yang mempunyai pengaruh
atau tujuan untuk mengurangi atau menghapuskan pengakuan, penikmatan atau
penggunaan hak-hak azasi manusia dan kebebasankebebasan pokok di bidang
politik, ekonomi, sosial, budaya, sipil atau apapun lainnya oleh kaum
perempuan, terlepas dari status perkawinan mereka, atas dasar persamaan antara
laki-laki dan perempuan. Tes ini tentu sangat diskriminatif, karena disini budaya
patriarki terlihat begitu mencolok dengan menjadikan perempuan sebagai objek
dan komoditas, sangat jauh dari kesetaraan.
Kedua, tes keperawanan adalah salah satu bentuk penyiksaan fisik dan
mental terhadap perempuan. Dalam rilis yang dilakukan Human Rights Watch,
salah seorang calon polwan menyatakan bahwa “tes dua jari” yang dialaminya
di sebuah aula dengan 20 orang peserta membuatnya merasa amat malu karena
harus menanggalkan seluruh pakaiannya, bahkan ada seorang peserta pingsan
setelah menjalaninya. [4] pengaturan perihal penyiksaan ini telah tercantum
dalam Pasal (1) Convention Againts Torrture & Others Cruel, Inhuman or
Degraing Punishment (CAT) yang telah diratifikasi Indonesia dengan UU
Nomor 5 tahun 1998 menyatakan bahwa “penyiksaan” berarti setiap perbuatan
yang dilakukan dengan sengaja sehingga menimbulkan rasa sakit atau
penderitaan yang hebat, baik jasmani maupun rohani, pada seseorang untuk
memperoleh pengakuan atau keterangan dari orang itu atau dari orang ketiga,
6. Rahma kelompok 11
Apa tantangan hak perempuan di Indonesia? Langkah apa yang harus diambil
guna melindungi dan meningkatkan perlindungan hak perempuan? Apakah
Anda dukung RUU Kesetaraan dan Keadilan Gender?
Dan saya setuju dengan adanya RUU Kesetaraan dan Keadilan Gender,
Dalam kenyataan kehidupan masyarakat Indonesia, berbagai studi
menunjukkan, persamaan dan keadilan dalam memperoleh manfaat yang sama
dan adil dari hasil-hasil pembangunan antara laki-laki dan perempuan
(termasuk anak perempuan) belum tercapai, terutama disebabkan masih
sangat kuatnya budaya patriarki dan perspektif laki-laki dalam mempengaruhi
pola pikir, pola perilaku, dan pengambilan keputusan termasuk pengambilan
kebijakan.
7. Hawila kelompok 1
Pada UU 2000 pasal 8 dijelaskan bahwa hukuman bagi pelanggaran HAM
berat yaitu hukuman mati, pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara
paling lama 25 tahun, mengapa pada kasus marsinah pelaku tersebut di
bebaskan, hanya dengan uang jaminan, dan apa jaminan pemerintah bagi
pelaku agar tidak melakukan pelanggaran ham tersebut lagi?
8. Alna kelompok 8
Hak relativisme budaya memandang Hak Asasi Manusia berbedabeda, terbatas
pada wilayah tempat tinggal dan kebudayaan, mengapa terbatas?