PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
Laporan ini disusun dengan tujuan memenuhi salah satu kriteria kelulusan
pada mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan yang dibimbing oleh:
Drs. Darmawan, M.Pd.
Disusun Oleh:
Pashakayla Tirza (2201063)
KAMPUS SERANG
TAHUN 2022
Jl. Ciracas No.38, Serang, Kec. Serang, Kota Serang, Banten 42116
1. (Nabila Kel 11) Bagaimana cara memperkuat ketahanan nasional Indonesia di era
globalisasi sebagai mahasiswa?
Ketahanan nasional dapat diartikan sebagai kemampuan dan usaha bangsa Indonesia untuk
mempertahankan kesatuan dan kedaulatannya dalam menghadapi ancaman, tantangan,
hambatan dan gangguan, baik yang berasal dari luar maupun dari dalam, dan dapat berupa
ancaman militer maupun non-militer.
Dalam buku Pendidikan Kewarganegaraan karya Lasiyo, Reno Wikanaru, dan Hastangka
disebutkan tiga rupa ketahanan nasional ini dirumuskan dalam dokumen kenegaraan, antara
lain dalam naskah Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN). Rumusan ketahanan nasional
dalam GBHN tahun 1998, yakni:
• Ketahanan mencerminkan keterpaduan antara segala aspek kehidupan nasional bangsa
secara utuh dan menyeluruh. Pembangunan nasional diselenggarakan melalui
pendekatan ketahanan nasional yang memungkinkanny menuju pada tujuan yang ingin
dicapai dan dapat secara efektif dielakkan dari hambatan, tantangan, ancaman, dan
gangguan yang timbul, baik dari luar maupun dari dalam.
• Ketahanan nasional adalah kondisi dinamis yang merupakan integrasi dari kondisi tiap
aspek kehidupan bangsa dan negara.
• Ketahanan nasional didasari oleh Astra Gatra yang mencakup aspek material dan sosial,
antara lain ketahanan ideologi, politik, ekonomi, dan sosial-budaya.
• Mempertahankan ketahanan nasional bukan hanya kewajiban pemerintah
ataupun Tentara Nasional Indonesia, tapi kewajiban seluruh warga negara Indonesia.
Keikutsertaan warga negara, khususnya mahasiswa sebagai generasi muda dapat
diwujudkan melalui bela negara.
Sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang No. 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara
"Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya bela negara yang diwujudkan
dalam penyelenggaraan pertahanan negara."
Sebagai generasi muda, mahasiswa haruslah ikut serta berperan dalam mempertahankan dan
meningkatkan ketahanan nasional. generasi muda, khususnya mahasiswa harus bisa membawa
perubahan yang jauh lebih baik bagi bangsa dan negara Indonesia. Hal ini dikarenakan generasi
muda adalah generasi penerus bangsa yang akan menentukan bagaimana nasib negara ini di
masa depan
Mahasiswa sebagai generasi muda yang berpendidikan dengan ilmu yang dimilikinya, dengan
pemikiran kritisnya, dan dengan semangat mudanya selalu menjadi kekuatan utama bagi
bangsa Indonesia alam menghadapi perubahan dan modernisasi.
Peran serta mahasiswa dalam meningkatkan ketahanan nasional dapat dilakukan dengan
banyak hal sebagai wujud konstribusinya. Peran sederhana yang dapat dilakukan mahasiswa
dalam upaya meningkatkan ketahanan nasional dapat dilakukan di mulai dari lingkungan an
diri mahasiswa itu sendiri seperti dengan rajin belajar, tidak menyebarkan berita hoax dan
ujuaran kebencian, tidka melanggar hukum, tidak mencontek, saling bertoleransi, melestarikan
kekayaan buaya, memakai dan mencintai produk Indonesia, serta mempunyai kepribadian dan
akhlak yang terpuji.
Peran lainnya yang dapat dilakukan mahasiswa adalah dengan tetap menjunjung tinggi nilai-
nilai Pancasila dan nilai-nilai kebudayan Indonesia di kehidupan sehari-hari. Hal ini harus terus
dilakukan mengingat di tengah era globalisasi ini paham-paham yang tidak sesuai dengan
Pancasila sengat mudah masuk ke Indonesia.
Mahasiswa sebagai agent of change, harus membuat perubahan kearah yang lebih baik bagi
negara Indonesia. Misalnya saat terapat kebijakan-kebijakan dari pemerintahan yang dirasa
tidak sesuai bagi rakyat atau merugikan rakyat, mahasiswa harus muncul melakukan
perannya.
Mahasiswa harus menjadi garda terdepan dalam menyuarakan aspirasi-aspirasi masyarakat.
Mahasiswa dapat mlekukannya dengan gerakan intelektual maupun aksi di lapangan dengan
tetap mematuhi aturan hukum. Sebagai agent of change juga, mahasiswa harus mempunyai
semangat untuk membuat perubahan di Indonesia agar negara Indonesia menjadi negara yang
lebih maju dan mampu bersiang dengan negara-negara maju.
Jika bukan kita sebagai generasi muda bangsa Indonesia yang akan membuat perubahan di
negeri ini, lalu siapa yang akan melakukannya? Ironisnya, tidak sedikit generasi muda
Indonesia bahkan generasi muda yang terpelajar sepert mahasiswa yang sikapnya seolah tidak
peduli lagi dengan apa yang terjadi di negeri ini.
2. Vidya (Kel 8) Bagaimana cara mengetahui ketahanan nasional suatu negara sudah
dikatakan baik atau belum dan apakah ketahanan nasional di Indonesia sudah terwujud
dengan baik?
Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhannas RI) Letjen TNI
(Purn) Agus Widjojo menjadi dosen tamu di Sekolah Kajian Strategik dan Global Universitas
Indonesia, Senin, 29 Maret 2021. Kegiatan tersebut mengangkat tema Studi Ketahanan
Nasional Menjawab Tantangan Pandemi Covid-19.
Pada kesempatan tersebut, Agus menyampaikan bahwa ketahanan nasional bersifat spesifik
untuk menghadapi tantangan-tantangan yang berbeda dengan karakteristik yang berbeda. Agus
juga menegaskan bahwa secara kultur tradisional, Indonesia memang cepat merasa puas
dengan definisi-definisi dan gagasan-gagasan, termasuk pada ketahanan nasional. Namun,
Indonesia masih kurang cermat dan terampil untuk mentransformasikan dan menjabarkan
definisi-definisi dan gagasan-gagasan tersebut ke dalam sebuah bentuk yang konkret dan
aplikatif untuk bisa digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
“Ketahanan nasional bukan merupakan sebuah disiplin ilmu tunggal,” ujar Agus. Lebih lanjut
Agus menjelaskan bahwa ketahanan nasional diperlukan dalam rangka pencapaian tujuan
nasional. Dalam perjalanan mencapai tujuan nasional, pasti akan menghadapi ancaman,
gangguan, hambatan, dan tantangan. Diharapkan dengan adanya ketahanan nasional dapat
mengatasi ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan yang datang.
“Ketahanan nasional adalah sebuah keadaan, sebuah kondisi, yang dihasilkan oleh sebuah
proses,” tutur Agus. Proses pertama melalui pendekatan panca gatra, yakni ideologi, ekonomi,
politik, sosial budaya, serta pertahanan dan keamanan. Apabila ketahanan ideologi, ketahanan
ekonomi, ketahanan politik, ketahanan sosial budaya, serta ketahanan pertahanan dan
keamanan dalam keadaan baik, maka dapat dikatakan keadaan ketahanan nasional dalam
keadaan baik. Namun, jika salah satu gatra dalam keadaan tidak baik, maka dapat dikatakan
ketahanan nasional tidak baik karena mengalami pelemahan. Proses kedua dapat ditarik
melalui pendekatan berdasarkan keadaan spasial geografis setiap provinsi. Jika ketahanan DKI
Jakarta baik, ketahanan Sulawesi Utara baik, ketahanan Papua baik, ketahanan Aceh baik, dan
ketahanan seluruh provinsi dalam keadaan baik, maka bisa dikatakan ketahanan nasional dalam
keadaan baik. Tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa dalam membangun ketahanan spasial
geografis tiap provinsi, harus menggunakan pendekatan gatra ideologi, ekonomi, politik, sosial
budaya, serta pertahanan dan keamanan.
Agus juga menegaskan bahwa membangun ketahanan nasional harus berdasarkan ilmu
pengetahuan yang berdasarkan dari masing-masing disiplin ilmu. Selanjutnya ilmu tersebut
harus dapat diwujudkan menjadi sebuah kebijakan publik agar bisa dirasakan kehadirannya
oleh masyarakat. Kebijakan yang disusun juga harus dilandasi pengetahuan dan kompetensi
serta didasarkan pada 4 Konsensus Dasar Bangsa, yakni Pancasila, UUD 1945, Bhinneka
Tunggal Ika, dan NKRI. “Semua harus didasarkan kepada konsensus dasar kebangsaan,” tutur
Agus.
“Ketahanan bersifat spesifik untuk krisis tertentu,” ujar Agus. Oleh karena itu, langkah
ketahanan nasional dalam pandemi Covid-19 juga harus spesifik. Mulai dari kemampuan inti
sektor publik harus membuat keputusan yang lebih cepat dengan menggunakan data dan
analitik, menumbuhkembangkan cara yang lebih produktif dan cerdas bagi lingkungan
pegawai pemerintah, dan mengembangkan bentuk baru kemitraan dengan sektor swasta.
Kemudian operasi pemerintahan yang lebih berketahanan dengan mewujudkan pemerintah
nirsentuh dan melembagakan praktik terbaik untuk respons dan bersiap menghadapi krisis yang
akan datang. Selanjutnya dibudayakan masyarakat yang lebih memiliki ketahanan dengan
pengendalian virus dan pemikiran ulang pelayanan kesehatan, revolusi pembelajaran,
pembentukan rantai logistik dan perdagangan yang memiliki ketahanan, dan adanya distribusi
tindakan stimulus yang efektif. “Membangun ketahanan sulit karena setiap ancaman punya
karakteristik yang spesifik, berbeda satu sama lain,” kata Agus.
4. (Salwa Kel 6) Apa keutaman,fungsi dan apa untung nya ketahanan nasional? Dan apakah
pertahanan nasional dan ketahanan nasional itu sama? Jelaskan?
Konsepsi ketahanan nasional adalah sebuah pedoman yang digunakan untuk meningkatkan
daya tahan bangsa dan mengembangkan kekuatan nasional dengan menggunakan pendekatan
kesejahteraan tanpa melepaskan unsur keamanan di dalamnya. Pedoman yang digunakan
dalam konsepsi ketahanan dasar nasional adalah Astagatra. Astagatra merupakan suatu
perangkat hubungan yang saling berkaitan dalam membentuk perilaku masyarakat.
Kesejahteraan dan keamanan memang berbeda, tetapi tidak bisa dipisahkan. Sebab dalam
prakteknya, penyelenggaraan kesejahteraan ini membutuhkan keamanan dan
sebaliknya. Kesejahteraan dan keamanan ini tidak bisa dilepaskan dari kehidupan nasional
karena keberlangsungan suatu negara ditentukan oleh hal tersebut. Kesejahteraan ini
dimaksudkan sebagai kemampuan bangsa untuk mewujudkan kemakmuran bangsa yang adil
dan merata bagi rakyatnya. Sementara keamanan merupakan kemampuan untuk melindungi
dan menjaga nilai-nilai yang dianut terhadap ancaman, gangguan, dan hambatan. yang datang
dari pihak internal maupun eksternal. Tingkat kesejahteraan dan keamanan nasional ini
biasanya dijadikan tolok ukur dalam mencapai kesuksesan ketahanan nasional.
Meski melibatkan seluruh warga negara Indonesia, komponen utama yang berperan dalam
pertahanan negara adalah Tentara Nasional Indonesia atau TNI. Biasanya, pertahanan negara
diselenggarakan oleh pemerintah serta dipersiapkan secara dini melalui usaha membangun dan
membina kemampuan serta daya tangkal negara dalam menanggulangi setiap ancaman. Selain
TNI sebagai komponen utama, ada juga komponen cadangan dan pendukung. Komponen
cadangan yaitu sumber daya nasional yang telah disiapkan untuk dikerahkan melalui mobilisasi
untuk memperbesar dan memperkuat kekuatan komponen utama. Sedangkan komponen
pendukung adalah sumber daya nasional yang dapat digunakan untuk meningkatkan kekuatan
komponen utama dan cadangan. Dalam kaitannya, sumber daya nasional terdiri dari sumber
daya manusia, sumber daya alam, dan sumber daya buatan.