Anda di halaman 1dari 12

PERAN LEMBAGA BANTUAN HUKUM SEBAGAI LEMBAGA

PERLINDUNGAN HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA

Oleh : M. Faiz Erdiman

Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang menganut sistem negara hukum (rule of law).1
Negara hukum di sini mengisyaratkan bahwa dimana kedudukan seluruh warganya
sama di depan hukum tanpa terkecuali. Selain menganut sistem rule of law, Indonesia
juga merupakan negara yang berdasar hukum (rechtsaat).2 Indonesia juga merupakan
negara yang berdasar hukum (rechtstaat) Dasar pijakan bahwa negara Indonesia
adalah negara hukum tertuang dalam Undang-Undang Dasar 1945. Yang
menyebutkan bahwa “Negara Indonesia adalah Negara Hukum”. 3 Yang menyebutkan
bahwa “Negara Indonesia adalah Negara Hukum”.

Namun berkaitan dengan ketentuan normatif tersebut timbul pertannyaan apakah


dalam praktik nya semua warga negara sama kedudukan dan derajatnya di depan
hukum?.4 Hal ini tentu tidak lepas dari yang namanya keadilan. Seperti yang
dijelaskan Aristoteles, pantas adalah suatu bentuk ‘sama’; yaitu melibatkan prinsip-
prinsip bahwa kasus sama seharusnya diperlakukan dalam cara yang sama dan kasus
yang berbeda diperlakukan dengan cara yang berbeda. Keadilan berlawanan dengan
(a) pelanggaran hukum, penyimpangan, ketidaktetapan, ketidakpastian, keputusan
yang tidak terdua, tidak dibatasi oleh peraturan; (b) sikap memihak dalam penerapan

1 Mustika Prabaningrum Kusumawati, Peranan dan Kedudukan Lembaga Bantuan Hukum Sebagai Acces To Justice
Bagi Orang Miskin, http://dx.doi.org/10.21776/ub.arenahukum.2016.00902.3, Akses tanggal 14 November 2018, hlm 1

2 ibid
3 Pasal 1 ayat 3 Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945

4 Satria Sukananda, Et.al, Sosiologi Hukum Kontemporer Analisis Kritis Terhadap Penegakan Hukum di Indonesia,
(Yogyakarta: Litera, 2018) hlm 5
aturan, dan (c) aturan yang memihak atau sewenang-wenang, melibatkan diskriminasi
yang tidak berdasar, yaitu diskriminasi berdasarkan perbedaan yang tidak relevan.5
Hukum yang seharusnya bersifat netral bagi setiap pencari keadilan atau bagi setiap
pihak yang sedang mengalami permasalahan hukum, seringkali bersifat diskriminatif,
memihak kepada yang kuat, kaya dan berkuasa.

Permasalahan Hukum di Indonesia terjadi karena beberapa hal, antara lain


diakibatkan oleh lemahnya sistem peradilannya, buruknya mentalitas aparatur hukum,
inkonsistensi penegakan hukum, intervensi kekuasaan, maupun produk hukum yang
tidak relevan dan kondisi ini diperburuk dengan rendahnya kesadaran dan pemahaman
hukum masyarakat itu sendiri. Sesungguhnya permasalahan hukum ini menjadi salah
satu penyebab terjadinya Pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia.

Berkaitan dengan permasalahan Pelanggaran HAM kehadiran Lembaga Bantuan


Hukum (LBH) menjadi penting ditengah-tengah masyarakat mengingat prinsip
persamaan di depan hukum atau Equality before the law. Apalagi dengan sebagian
besar anggota masyarakat kita masih hidup dibawah garis kemiskinan, dan minimnya
pengetahuan hukum masyarakat juga merupakan hambatan dalam menerapkan hukum
dalam masyarakat. terlebih lagi budaya hukum dan tingkat kesadaran hukum dan
tingkat kesadaran hukum masyarakat Indonesia yang masih rendah.

Selanjutnya Lembaga Bantuan Hukum juga sebagai perwujudan Jaminan setiap orang
untuk mendapat perlakuan yang sama di hadapan hukum sebagai pencerminan asas
equality protection law dan asas equal justice under the law yang dijamin dalam
Undang-Undang Dasar 1945 pasa 28d ayat (1).6 Hal ini sebagaimana telah di
isyaratkan dalam Pasal 12 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2011 Tentang Bantuan
Hukum membuat penerima bantuan hukum berhak mendapatkan bantuan hukum.

Ketentuan Undang-Undang No. 30 Tahun 1999 tentang HAM khususnya pada Pasal 4
menjadi ketentuan yang berpengaruh besar terhadap lahirnya UUBH yang
meruapakan upaya pemenuhan tanggung jawab negara dalam memberikan

5 T. Mulya Lubis, Bantuan Hukum dan Kemiskinan Struktural, (Jakarta: LP3ES,1986) hlm 15

6 Frans Hendra Winarta, Bantuan Hukum: Suatu Hak Asasi Manusia Bukan Belas Kasihan (Jakarta: PT. Elex Media
Komputindo, 2000) hlm 29.
perlindungan kepada warganya, dimana menyebutkan adanya pengakuan hak untuk
hidup, tidak disiksa, kebebasan pribadi, pikiran dan hati nurani, beragam, tidak
diperbudak, diakui sebagai pribadi dan persamaan dihadapan hukum dan untuk tidak
dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak
dapat dikurangi dalam keadaan apapun dan oleh siapapun yang juga dibuat pada
Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28 I ayat (1).

Perkembangan dari bantuan hukum ini juga memunculkan suatu Lembaga Bantuan
Hukum sebagai salah satu gerakan bantuan hukum di Indonesia karena cirinya yang
sangat dinamik dan juga cara pengelolaannya lebih profesional dibandingkan dengan
pengelolaan di biro-biro konsultasi hukum yang dijalankan oleh fakultas hukum baik
itu universitas swasta maupun negeri.

Perihal inilah yang menjadi inspirasi saya sebagai mahasiswa Fakultas Hukum UII
untuk membahas dan mengkaji dalam hal apa saja mengenai peran lembaga bantuan
hukum sebagai perlindungan hak asasi manusia (HAM) di Indonesia.

1.2 Rumusan Pembahasan

Sehubungan dengan hal tersebut, maka permasalahan yang menjadi fokus kajian
dalam pembahasan ini adalah bagaimana peran lembaga bantuan hukum sebagai
lembaga perlindungan hak asasi manusia (HAM) di Indonesia?

1.3 Tujuan Pembahasan

Tujuan Pembahasan ini secara obyektif adalah untuk menjawab rumusan masalah
yaitu untuk menganalisis peran lembaga bantuan hukum sebagai lembaga
perlindungan hak asasi manusia (HAM) di Indonesia.
BAB II. ANALISA DAN PEMBAHASAN

Peran Lembaga Bantuan Hukum Sebagai Lembaga Perlindungan Hak Asasi


Manusia Di Indonesia

Perlindungan Hak Asasi Manusia merupakan salah satu permasalahan yang tak pernah
luput menjadi sorotan, baik pada tataran Internasional maupun Nasional. Terjadinya
suatu Pelanggaran Hak Asasi Manusia cendrung dialami berbagai negara di dunia.
Seperti ditataran Internasional dan Nasional khususnya, tercatat banyak kasus
pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) atau Kejahatan atas kemanusiaan. 7

Dalam penjelasan umum Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi
Manusia, menyatakan bahwa sejarah bangsa Indonesia hingga kini mencatat berbagai
permasalahan Hak Asasi Manusia (HAM), yang disebabkan oleh perilaku yang tidak
adil dan diskriminatif atas dasar etnis, ras, warna, kulit, budaya, bahasa, agama,
golongan, jenis kelamin, dan status sosial yang lain. Perilaku tidak adil dan
diskriminatif tersebut merupakan pelanggaran hak asasi manusia, baik yang bersifat
vertikal (dilakukan oleh aparat negara terhadap warga negara atau sebaliknya)
maupun horizontal (antar warga negara sendiri) dan tidak sedikit yang masuk kategori
pelanggaran hak asasi manusia yang berat (grossviolation of human rights). 8

Meunurut data terakhir dari Komnas HAM pada tahun 2016 total jumlah Pengaduan
terkait dengan Pelanggaran Hak Asasi Manusia berjumlah 7.188 Berkas Pengaduan.
Pengaduan Pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) tersebut terdiri dari pelanggaran
Hak Asasi Manusia sebagai mana berikut :9

7 Setiaji, Mukhamad Luthfan, Ibrahim, Aminulah, “Kajian Hak Asasi Manusia dalam Negara the Rule of Law :
Antara Hukum Progresif dan Hukum Positif”, Lex Scientia Law Review. Volume 1 No. 1, (November 2017), Hlm 70

8 Sukendar , Hak Asasi Manusia Dalam Kebijakan Luar Negeri Indonesia, http://e-
jurnal.lppmunsera.org/index.php/Sawala/article/download/235/297 Akses tanggal 19 November 2018, hlm 72

9 Komnas HAM, Laporan Tahunan 2016 : Bagian Dukungan Pelayanan Pengaduan Biro Dukungan Penegakan HAM
komisi Nasional Hak Asasi Manusia, https://www.komnasham.go.id/index.php/data-pengaduan/ Akses tanggal 19 November
2018, Hlm. 18
1. Hak untuk hidup;

2. Hak berkeluarga dan melanjutkan Keturunan;

3. Hak mengembangkan diri;

4. Hak memperoleh Keadilan;

5. Hak atas kebebasan Pribadi;

6. Hak atas rasa aman;

7. Hak atas kesejahteraan;

8. Hak turut Serta dalam pemerintahan;

9. Hak perempuan;

10. Hak anak;

11. Hak tidak diperlakukan diskriminatif;

1. Konsep Bantuan Hukum

Bantuan hukum dianggap sebagai bagian yang sangat penting untuk memberikan
keadilan bagi masyarakat. Dalam pemberian bantuan hukum dikenal beberapa bentuk
pelayanan antara lain :

1.legal aid;
2.legal assistance; dan
3.legal service.

Ketiganya memiliki pengertian dan bentuk pelaksanaan yang berbeda. Legal aid
merupakan pemberian bantuan hukum kepada seseorang yang dilakukan secara
Cuma-Cuma dan dikhususkan kepada masyarakan yang tidak mampu. Legal aid
secara konseptual merupakan bentuk upaya penegakan hukum dengan melakukan
pembelaan terhadap kepentingan dan hak-hak asasi masyarakat miskin10

10 Yahya Harahap, Pembahasan dan Penerapan KUHAP, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009) hlm 344
Legal assistance merupakan pemberian bantuan hukum kepada seluruh kelompok
masyarakat. Konsepsi legal assistance adalah memberikan bantuan hukum secara
Cuma-Cuma kepada masyarakat miskin dan memberikan bantuan hukum dengan
imbalan jasa kepada masyarakat yang mampu.

Sedangkan legal service sesuai dengan maknanya adalah pelayanan hukum. legal
service hadir untuk memberikan pelayanan atau bantuan hukum kepada seluruh orang
dengan tujuan untuk menjamin hak seluruh orang untuk mendapatkan nasehat
hukum11

Dalam ketentuan Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 16 tahun 2011 tentang


Bantuan Hukum menyatakan bahwa “Bantuan hukum adalah jasa hukum yang
diberikan oleh Pemberi Bantuan Hukum secara Cuma-Cuma kepada penerima
Bantuan Hukum”. Bantuan hukum dalam pengertiannya yang luas berarti upaya untuk
membantu golongan yang tidak mampu dalam bidang hukum.

Jaminan untuk mendapatkan bantuan hukum telah diatur dalam Undang undang No.
39 tentang Hak Asasi Manusia di dalam Pasal 17, 18, 19, dan 34. Indonesia telah
meratiikasi Kovenan Internasional tentang Hak-hak Sipil dan Politik (Kovenan Hak-
hak Sipil dan politik – International Covenant on Civil and Political Rights), yang
pada Pasal 16 serta Pasal 26 Konvensi tersebut menjamin akan persamaan kedudukan
di depan hukum (equality before the law). Semua orang berhak atas perlindungan dari
hukum serta harus dihindarkan adanya diskriminasi berdasarkan ras, warna kulit, jenis
kelamin, bahasa, agama, pandangan politik berbeda, nasional atau asal muasal
kebangsaan, kekayaan, kelahiran atau status yang lain-lainnya.12

Hak dalam memperoleh suatu bantuan hukum meruapakan hak mendasar atau Hak
Asasi bagi seseorang yang terkena masalah hukum. Dan oleh sebab itu mendapatkan
bantuan hukum merupakan salah satu bentuk akses keadilan bagi merea yang atau
berurusan dengan masalah hukum. Sejalan dengan perinsip Equality Before The Law
yang termuat dalam pasal 28 D ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945 yaitu :

11 Bambang Sunggono dan Aries Harianto, Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia, (Bandung: Mandar Maju,
1994) hlm10

12 A Patra M. Zen dan Daniel Hutagalung, Panduan Bantuan Hukum Di Indonesia, (Jakarta: YLBHI dan PSHK, 2006)
hlm. 47.
“Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum
yang adil serta perlakuan yang sama dihadapan hukum.” Menurut Adnan Buyung
Nasution, upaya ini mempunyai tidak aspek yang saling berkaitan, yaitu: pertama,
aspek perumusan aturan-aturan hukum, kedua, aspek pengawasan terhadap
mekanisme untuk menjaga agar aturan-aturan itu ditaati; dan ketiga, aspek pendidikan
masyarakat agar aturan-aturan itu dihayati.

Melihat rumusan ketentuan bantuan hukum terhadap Hak Asasi Manusia


bahwasannya permberian bantuan hukum merupakan perwujudan Hak Asasi Manusia.
Dalam hal ini pemberian bantuan hukum dapat diberikan oleh lembaga Bantuan
Hukum sebagai Pelaksana pemberian Bantuan Hukum dan juga sebagai perwujudan
pemenuhan terhadap Hak Asasi Manusia. Bantuan hukum diberikan dapat melalui
konsep Bantuan Hukum tradisioal, Konstritusi, maupun Struktural.

2. Realita Peran Lembaga Bantuan Hukum Sebagai Lembaga Perlindungan Hak


Asasi Manusia Di Indonesia

HAM (Hak Asasi Manuasia) merupakan salah satu bagian penting yang wajib
dilindungi oleh hukum dan negara. Untuk menegakkan HAM dan meminimalisir
hambatan penegakan HAM, maka dibuatlah dan ditetapkannya organisasi atau
lembaga-lembaga perlindungan HAM oleh pemerintah maupun swasta. Tegaknya
HAM akan berhasil dengan bantuan seluruh pihak baik pemerintah, keluarga,
masyarakat, aparat, dan lembaga lain yang berwenang. Berikut ini merupakan
penjelasan beberapa lembaga HAM yang ada di Indonesia, adapun diantaranya
adalah:

a. POLRI (Kepolisian Negara Republik Indonesia)

b. Komnas (Komisi Nasional) HAM

c. Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan

d. KPAI (Komnas Perlindungan Anak Indonesia)

e. Pengadilan HAM

f. Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi

g. YLBHI (Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia)


h. LBH (Lembaga Bantuan Hukum) Swasta

Bahwa hukum HAM itu sendiri, yaitu suatu aturan yang memilah tanggungjawab
antara Negara dan manusia yang hidup dalam Negara tersebut. Negara ditempatkan
sebagai pemangku kewajiban karena merupakan pemangku otoritas, sedangkan
manusia merupakan pemangku hak. Konsepsi tersebut juga menjelaskan tentang
lembaga perlindungan HAM yang berarti institusi ataupun badan yang diberikan
tanggungjawab secara legalistik oleh kekuasaan yang berwenang untuk melakukan
perlindungan terhadap hak-hak yang dimiliki setiap orang yang ada dalam satu
negara.

Maka lembaga bantuan hukum merupakan salah satu lembaga perlindungan hak asasi
manusia di Indonesia. Indonesia sebagai sebuah negara hukum harus selalu
menjunjung tinggi hak asasi manusia (selanjutnya disingkat dengan HAM) dalam
segala bentuk. Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh negara sebagai bentuk
perlindungan terhadap HAM adalah dengan memberi jaminan dan perlindungan agar
setiap orang memiliki kedudukan yang sama dihadapan hukum dengan tidak ada
kecualinya. Adanya jaminan dan perlindungan tersebut memberikan petunjuk akan
pentingnya bantuan hukum guna menjamin agar setiap orang dapat terlindungi hak-
haknya dari tindakan hukum yang diskriminatif sehingga apa yang menjadi tujuan
negara untuk menciptakan persamaan dihadapan hukum, dapat terlaksana karena
berjalannya fungsi dari bantuan hukum tersebut. 13

Bantuan hukum merupakan hal yang sangat esensial dalam menciptakan kehidupan
yang adil serta melindungi Hak Asasi Manusia, dimana Bantuan Hukum yang
diberikan bertujuan untuk melindungi hak-hak masyarakat dalam hal tersangkut
masalah hukum guna menghindari dari segala macam tindakan-tindakan yang dapat
membahayakannya atau tindakan sewenang-wenang aparat penegak hukum. Tanpa

13 Dalam Law Asia Conference III/1973, sebagaimana yang dikutip olehAria Zurnetti, Modul Bantuan Hukum.
(Padang: Fakultas Hukum Universitas Andalas, 2003) hlm. 5-6
adanya bantuan hukum yang serius dari pihak-pihak yang memahami liku-liku
hukum, orang- orang miskin akan terdiskriminasi dihadapan hukum.14

Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Yogyakarta mencatat masih banyak pelanggaran


yang terjadi di Yogyakarta dalam hukum maupun HAM. Berdasarkan catatan, LBH
menunjukkan terdapat 198 pengaduan yang masuk sejak Januari sampai Oktober
2016, dengan jumlah pencari keadilan tahun 2016 mencapai 2.143 pengadu baik dari
individu maupun kelompok. Di samping itu, LBH merilis jumlah kasus per sektor
yang masuk baik bersifat privat atau pun struktural diklasifikasikan mencapai empat
sektor, pertama kasus perdata menjadi masalah paling tinggi sepanjang tahun 2016
sejumlah 105 pengaduan. Kedua, kasus pidana dengan jumlah mencapai 58
pengaduan, ketiga kasus ekonomi, sosial, budaya yang mencapai 25 pengaduan,
keempat ada kasus sipil dan politik yang mencapai 10 pengaduan.

Kekerasan HAM juga dialami oleh masyarakat petani seperti warga petani di
Kulonprogo yang terdampak proyek pembangunan bandara baru. Konflik petani
dengan negara kian meningkat di tahun 2016 ini. Hal itu tidak hanya terjadi di
Yogyakarta, tapi juga di beberapa daerah lainnya. Kondisi itu pun masih diperparah
dengan sikap negara atau pihak penggarap bandara yang akan menitipkan uang ganti
rugi masyarakat kepada pengadilan atau melalui jalur kasasi kepada warga- warga
yang masih menolak pembangunan bandara hingga saat ini. Pengecaman keras
terhadap langkah pengosongan paksa warga Temon. Tindakan yang dilakukan dengan
menggunakan upaya paksa melalui mobilisasi aparat negara, menggunakan alat berat,
dan disertai pemutusan akses aliran listrik tersebut adalah tindakan represif yang
jelas-jelas bertentangan dengan prinsip-prinsip negara hukum yang menjunjung tinggi
hak asasi manusia.

LBH sejauh ini hanya memberikan dukungan peningkatan kapasitas bagi masyarakat
dalam memberikan perlawanan. Sebab, sudah terhitung banyak masyarakat yang
sadar akan haknya yang dilanggar dan kemudian mengambil tindakan. LBH lebih
banyak membantu meningkatkan kapasitas dan konsultatif kepada masyarakat.

14 Soetandyo Wignjosoebroto,Kebutuhan Warga Masyarakat Miskin Untuk Memperoleh Bantuan Hukum,(Jakarta:


Lembaga Bantuan Hukum Jakarta, 2007) hlm. 67.
Melihat catatan kasus yang ditangani sepanjang tahun 2016 ini, LBH menyimpulkan
profesionalitas polisi sejauh ini tidak pada tempatnya. Nampak ada keberpihakan
aparat kepolisian terhadap negara untuk 'menertibkan' warga yang menolak proyek
infrastruktur pemerintah tersebut.15

BAB III. PENUTUP

A. Kesimpulan

Penegakan hak asasi manusia (HAM) di Negara Indonesia sebegaia negara hukum
mutlak diperlukan. Manusia sebaga subjek hukum dan yang sekaligus dapat menjadi
objek hukum sejak lahirnya, telah mempunyai harkat dan martabat sebagai makhluk
tertinggi. kedua hal ini yang juga disebut sebagai hak dasar atau hak asasi manusia
adalah sesuatu hal yang sering menjadi perhatian karena dalam perkembangannya
sering menjadi masalah yang sangat besar dan sangat rumit karena menyangkut
terhadap aspek kehidupan yang paling dasar dan menyangkut peri kehidupan serta
kelangsungan hidup manusia.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bantuan hukum yang dilakukan oleh lembaga
bantuan hukum sangat berperan penting dan menjadi salah satu lembaga perlindungan
ham di Indonesia, mulai dari sisi peraturan perundang-undangan yang saling
berkesinambungan hingga dalam tataran pelaksanaan oleh lembaga-lembaga bantuan
hukum yang ada. hal ini berkaitan dengan hak untuk mendapatkan peradilan yang
adil, adalah hak bagi setiap warga negara. untuk dapat menuju terwujudnya suatu
peradilan yang adil, maka seseorang yang terkena pelanggaran hak asasi manusia
(HAM) berhak untuk mendapatkan bantuan hukum, yang bertujuan untuk melindungi
seseorang dari tindakan kesewanang-wenangan.

Dengan adanya lembaga bantuan hukum sebagai lembaga perlindungan hak asasi
manusia (HAM) di Indonesia maka suatu proses pencarian keadilan akan berjalan
dengan seimbang dan kemudian dapat menciptakan mekanisme hak untuk
memperoleh keadilan (acces to justice) bagi setiap warga negara.

15 https://tirto.id/lbh-pencari-keadilan-di-yogya-sebanyak-2143-pengadu-b9Wq, Akses 17 November 2018


DAFTAR PUSTAKA

Buku

Zurnetti, A. (2003). Modul Bantuan Hukum. Padang: Fakultas Hukum Universitas


Andalas.

Sukananda, Satria., & Et.al. (2018). Sosiologi Hukum Kontemporer Analisis Kritis
Terhadap Penegakan Hukum di Indonesia. Yogyakarta: Litera.

Zen, A. P., & Daniel Hutagalung. (2006). Panduan Bantuan Hukum di Indonesia.
Jakarta: YLBHI dan PSHK.

Winarta, F. H. (2000). Bantuan Hukum: Suatu Hak Asasi Manusia Buka Belas
Kasihan. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Sunggono, B., & Aries Harianto. (1994). Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia.
Bandung: Mandar Maju.

Wignjosoebroto, S. (2007). Kebutuhan Warga Masyarkat Miskin Untuk Memperoleh


Bantuan Hukum. Jakarta: Lembaga Bantuan Hukum Jakarta.

Lubis, Todung. M. (1986). Bantuan Hukum dan Kemiskinan Struktural. Jakarta:


LP3ES\.

Jurnal

Mustika Prabaningrum Kusumawati, Peranan dan Kedudukan Lembaga Bantuan


Hukum Sebagai Acces To Justice Bagi Orang Miskin,
http://dx.doi.org/10.21776/ub.arenahukum.2016.00902.3, Akses tanggal 14 November
2018,
Sukendar , Hak Asasi Manusia Dalam Kebijakan Luar Negeri Indonesia, http://e-
jurnal.lppmunsera.org/index.php/Sawala/article/download/235/2 97 Akses tanggal 19
November 2018, hlm 72

Setiaji, Mukhamad Luthfan, Ibrahim, Aminulah, “Kajian Hak Asasi Manusia dalam
Negara the Rule of Law : Antara Hukum Progresif dan Hukum Positif”, Lex Scientia
Law Review. Volume 1 No. 1, (November 2017)

Internet

https://tirto.id/lbh-pencari-keadilan-di-yogya-sebanyak-2143-pengadu- b9Wq,
Akses 17 November 2018

Anda mungkin juga menyukai