Anda di halaman 1dari 7

ARTIKEL KELOMPOK 4

2022E

Ainun Niam Mahardhika (167)


Meilani Puspa Ningrum (016)
Gilang Ardi Pradana (126)
Mathias Carensius D.P (165)

Peran Penegakan Hukum dalam Mempertahankan HAM

ABSTRAK
Hak Asasi Manusia (HAM) adalah prinsip universal yang melindungi hak-hak dasar individu.
Penegakan hukum memainkan peran penting dalam melindungi dan memastikan pemenuhan
HAM. Artikel ini membahas peran kunci penegakan hukum dalam melindungi HAM dan
lembaga-lembaga yang memiliki peran khusus dalam mengadili pelanggar HAM. Kami
merinci bagaimana penegakan hukum dapat memberikan perlindungan terhadap HAM
melalui pengawasan dan akuntabilitas terhadap aparat penegak hukum. Selain itu, artikel ini
mengidentifikasi beberapa lembaga penting, seperti pengadilan internasional dan nasional,
yang bertanggung jawab dalam mengadili pelanggar HAM. Kami mengeksplorasi konsep
perlindungan HAM dalam konteks sistem peradilan global dan bagaimana lembaga-lembaga
tersebut berperan dalam menegakkan hukum dan keadilan. Sebuah pemahaman yang kuat
tentang peran penegakan hukum terhadap HAM dan lembaga yang berperan dalam
pengadilan pelanggar HAM adalah kunci untuk memastikan pemenuhan HAM di tingkat
nasional dan internasional.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hak Asasi Manusia (HAM) merupakan prinsip dasar yang dianut oleh masyarakat
internasional sebagai fondasi harkat dan martabat manusia yang tidak dapat dipisahkan.
Pemahaman akan pentingnya hak asasi manusia telah menjadi dasar pembentukan undang-
undang, kebijakan dan sistem peradilan di seluruh dunia. Indonesia sebagai negara yang
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
telah menegaskan komitmennya untuk menghormati, melindungi, dan memajukan hak asasi
manusia sebagai prinsip dasar dalam segala aspek kehidupan. Sejak mencapai kemerdekaan
pada tahun 1945, Indonesia telah berkomitmen untuk memastikan bahwa hak asasi manusia
adalah landasan utama bagi pengembangan dan penerapan supremasi hukum di negara ini.
Melalui Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945), negara
ini menjunjung tinggi prinsip-prinsip hak asasi manusia yang tertuang dalam pasal-pasalnya
untuk menjamin perlindungan hak-hak individu. Selain UUD 1945, Indonesia juga memiliki
sejumlah peraturan dan undang-undang yang secara khusus mengatur HAM. Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (UU HAM) menjadi
rujukan utama yang menguraikan prinsip-prinsip HAM yang harus dijunjung tinggi di
Indonesia.

Meskipun Indonesia telah melakukan kemajuan yang signifikan dalam penegakan


HAM, tantangan-tantangan tetap ada. Dalam konteks global yang terus berubah, masalah
seperti kekerasan polisi, korupsi, perlindungan hak-hak minoritas, dan upaya untuk
menghadapi pelanggaran HAM berat, tetap menjadi fokus perhatian. Oleh karena itu,
pemahaman yang mendalam tentang bagaimana sistem hukum Indonesia menghadapi isu-isu
HAM adalah penting, serta peran serta semua pemangku kepentingan dalam memperkuat
penegakan HAM di negara ini.

Artikel ini akan membahas peran penting penegakan hukum sebagai penjaga dan
pelindung HAM di Indonesia. Kami akan menyelami bagaimana sistem hukum di negara ini,
termasuk lembaga-lembaga penegak hukumnya, berperan dalam menghormati, melindungi,
dan memastikan pemenuhan hak-hak asasi manusia warga negara. Dalam konteks yang
semakin kompleks ini, penegakan hukum memainkan peran sentral dalam mendorong
perkembangan masyarakat yang inklusif dan adil, yang mampu memberikan jaminan bahwa
hak asasi manusia semua warga negara terlindungi dengan baik.

Rumusan Masalah
1. Bagaimana peran penegakan hukum terhadap HAM?
2. Lembaga manakah yang mengadili pelanggar HAM?

Tujuan
1. Untuk dapat mengeksplorasi peran penegakan hukum dalam konteks Hak Asasi
Manusia di Indonesia.
2. Untuk mengetahui lembaga manakah yang mengadili para pelanggar Hak Asasi
Manusia.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Peran Penegakan Hukum Terhadap HAM

Penegakan hukum adalah suatu proses atau tindakan yang dilakukan oleh pihak
berwenang, seperti lembaga penegak hukum, untuk menjalankan hukum dan peraturan yang
berlaku dalam masyarakat. Tujuan utama dari penegakan hukum adalah untuk memastikan
bahwa hukum ditegakkan dengan adil dan konsisten, serta untuk melindungi hak dan
kepentingan warga negara, memelihara ketertiban sosial, dan menjaga keadilan dalam
masyarakat. Proses penegakan hukum mencakup berbagai kegiatan, seperti penyelidikan,
penuntutan, pengadilan, dan pelaksanaan putusan pengadilan. Lebih lanjut, penegakan hukum
melibatkan berbagai lembaga, seperti kepolisian, kejaksaan, pengadilan, dan lembaga-
lembaga penegak hukum lainnya, yang bertugas untuk menjalankan hukum dan
memberlakukan sanksi atau hukuman terhadap individu atau entitas yang melanggar hukum.
Richard L. Abel, seorang ahli sosiologi hukum, memahami penegakan hukum sebagai
sistem yang mengejar keadilan, yang melibatkan peran institusi, seperti pengadilan dan
penegak hukum, dalam menentukan dan menjalankan aturan hukum. Menurut John Adams,
salah satu Founding Fathers dan Presiden kedua Amerika Serikat istilah ‘the rule of law and
not of man’ dimaksudkan untuk menegaskan bahwa pada hakikatnya pemerintahan suatu
negara hukum modern itu dilakukan oleh hukum, bukan oleh orang. Istilah sebaliknya adalah
‘the rule by law’ yang dimaksudkan sebagai pemerintahan oleh orang yang menggunakan
hukum sekedar sebagai alat kekuasaan belaka. Istilah ini mungkin bukan diciptakan langsung
oleh Adams, namun ia memainkan peran penting dalam mempromosikan konsep ini dan
menekankan pentingnya prinsip pemerintahan berdasarkan hukum.

Penting untuk mencatat bahwa penegakan hukum harus dilakukan secara adil, tanpa
diskriminasi, dan berdasarkan prinsip-prinsip hukum. Ini berarti bahwa setiap individu
memiliki hak untuk diproses secara adil dalam sistem peradilan, dan hak-hak dasar seperti
hak untuk tidak disiksa, hak atas perwakilan hukum, dan hak untuk mendapatkan pembelaan
yang efektif harus dihormati selama proses penegakan hukum. Penegakan hukum adalah
mekanisme utama yang digunakan oleh pemerintah untuk melindungi hak asasi manusia.
Penegakan hukum harus bertindak sesuai dengan hukum dan menjaga agar hak asasi manusia
individu tidak dilanggar, misalnya melalui tindakan penyiksaan, penangkapan sewenang-
wenang, atau perlakuan tidak manusiawi.

Penegakan hukum memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga dan
melindungi Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia. Peran ini mencakup berbagai aspek,
mulai dari penerapan hukum yang sesuai dengan HAM, perlindungan individu dari
pelanggaran HAM, hingga pengawasan dan akuntabilitas dalam sistem hukum. Sebagai
negara hukum Indonesia selalu mengedepankan kesejahteraan rakyatnya yang mana inti dari
negara Indonesia sebagai negara hukum dapat diidentifikasikan dengan tunduknya rakyat dan
penguasa dengan hukum yang ada dan berlaku. Negara Indonesia sebagai negara hukum
memiliki ciri yang sangat kuat diantaranya, Pancasila menjiwai setiap peraturan hukum dan
pelaksanaannya, asas kekeluargaan merupakan titik tolak negara hukum Indonesia, peradilan
yang bebas dan tidak dipengaruhi kekuatan, partisipasi warga masyarakat secara luas, dan
pengakuan serta perlindungan terhadap hak asasi manusia. Hak asasi manusia adalah hak
yang dimiliki oleh manusia sebagai makhluk ciptaan tuhan.

Menurut Undang-undang Nomor39 Tahun 1999 hak asasi manusia adalah


seperangkat hak yang melekat pada hakikat yang melekat pada hakikat dan keberadaan
manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa dan yang merupakan anugerah-Nya
yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara, pemerintah,hukum, dan
setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia. Seperti yang
dijelaskan dalam Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 hak asasi manusia adalah hak yang
melekat pada diri manusia sejak mereka lahir dan harus dihormati oleh setiap orang tidak
terkecuali yang berkuasa. Berdasarkan hukumlah hak asasi manusia dapat memberikan
kekuatan moral untuk melindungi dan juga menjamin martabat manusia, bukan atas dasar
keadaan, kecenderungan politikt ertentu, ataupun kehendak.

Selain di Pancasila dan Undang-Undang, Hak Asasi Manusia (HAM) dijamin dalam
Batang Tubuh UUD 1945 pasal 28,28a-j. Misalnya pada Pasal 28 A: Setiap orang berhak
untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya. Pasal 28 D Ayat
1 :Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang
adil sertaperlakuan yang sama dihadapan hukum. Pasal 28 I ayat 1: Hak untuk hidup, hak
untuk tidak disiksa, Hak kemerdekaan pikiran dan hak Nurani, hak beragama, hak untuk tidak
diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi dihadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut
atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi
dalam keadaan apapun.

Sarana penyelesaian yang digunakan dalam penyelesaian kasus Hak Asasi Manusia
diIndonesia tentunya dengan mengedepankan norma-norma kaidah hukum yang berlaku
dalammenyelesaikan permasalahan- permasalahanhukum. UU No. 39 Tahun 1999 tentang
Hak AsasiM anusia yaitu perdamaian kedua belah pihak, penyelesaian perkara melalui cara
konsultasi negosiasi, mediasi, konsiliasi, dan penilaian ahli. Penyelesaian perkara terhadap
pelanggaran Hak Asasi Manusia di wilayah Indonesia tentunya harus mempertimbangkan
kaidah-kaidah yang ada didalam masyarakat Indonesia.

Maka dari itu Penegakan terhadap Hak Asasi Manusia diIndonesia tidak dapat di
tegakkan selama pola pemikirannya hanya bersandar pada nilai-nilai Hak Asasi Manusia
suatu negara. Sebab penegakan terhadap nilai-nilai Hak Asasi Manusia dalam setiap wilayah
negara akan berbeda-beda karena dipengaruhi oleh kultur budaya, sosial dan religious suatu
bangsa, jika Indonesia ingin penegakan HakAsasi Manusia berdiri di negara ini serta haru
ssesuai dengan nilai kaidah yang ada di dalam jiwa bangsa Indonesia, selama itu belum
dipahami nilai penegakan Hak Asasi Manusia hanya sebagai plaform belaka.

2.2 Lembaga Yang Mengadili Pelanggar HAM

Negara Republik Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum. Segala
sesuatu yang berkenaan dengan pelaksanaan sendi-sendi kehidupan bernegara di negara ini
harus tidak bertentangan dengan nilai-nilai, norma-norma dan kaidah-kaidah yang ada dalam
kegiatan-kegiatan bernegara, Indonesia yang menyatakan dalam pedoman dasar konstitusi
bahwa Indonesia adalah negara hukum, berarti tiada kebijakan ataupun wewenang dan
amanah tanpa berdasarkan hukum. Lembaga pengadilan yang ada di negara Indonesia
merupakan bagian dari fungsi yudikatif yang telah diamanahkan oleh konstitusi. Keberadaan
pengadilan yaitu sebagai wadah untuk menegakkan hukum yang ada di negara ini. Lembaga
pengadilan adalah suatu lembaga yang mempunyai peran untuk mengadili dan menegakkan
kaidah-kaidah hukum yang berlaku di wilayah negara hukum nasional dan fungsi dari pada
lembaga pengadilan sebagai wilayah guna mendapatkan simpul keadilan yang tiada
sewenang-wenang. Dalam lingkungan pradilan di Indonesia, mengenai masalah-masalah Hak
Asasi Manusia dewasa ini, sedang bagitu semarak diwacanakan bukan hanya saja dalam
wahana seminar, diskusi, semiloka bahkan di dalam praktisi pengembala hukum itu sedang
menjadi topik yang sering dibicarakan dan diperdebatkan. Hak Asasi Manusia sekarang di
dunia telah menjadi suatu isu global meskipun perkembangan Hak Asasi Manusia telah lama.

Indonesia seperti negara lain yang memiliki kepekaan dan tanggung jawab terhadap
pelaksanaan nilai-nilai kemanusiaan yang ada didalam pancasila tentu tidak dapat diam
dengan seribu bahasa berkenaan dengan pelaksanaan Hak Asasi Manusia di wilayah
Indonesia. Indonesia sebagai negara yang memiliki kultur nilai-nilai yang begitu
menghormati dan menghargai arti dasar manusia yang telah di buktikan oleh historis
Indonesia yang panjang, bahwa Indonesia suatu wilayah yang menjunjung tinggi nilai-nilai
kemanusiaan dengan ke khasan yang beraneka ragam budayanya tetapi dengan sesuai nilai-
nilai budaya nusantara telah melaksanakan dalam kehidupan sehari-harinya dalam
bermasyarakat berbangsa dan bernegara dengan bermartabat tanpa harus menghilangkan
nilai-nilai budaya Nusantara yang telah menempatkan posisi manusia di dalambingkai yang
harmonis dan kesetaraan yang sesuai dengan masyarakat Indonesia.

Negara Indonesia, pengadilan mengenaimasalahberkaitan dengan pelanggaran,


pelecehan,dan kejahatan Hak Asasi Manusia telah ada dan diatur namun hukum yang
mengatur tentangpelanggaran ataupun kejahatan Hak Asasi Manusiamasih bersifat umum
yaitu terdapat dalam KitabUndang- Undang Hukum Pidana (KUHP) Indonesia. Namun
dalam pelaksanaannya peraturan hukum yang mengatur tentang itu belum mampu
mengakomodir segala permasalahan-permasalahan Hak Asasi Manusia yang kian hari kian
berkembang dengan seiring era globalisasi dan peradaban manusia di dunia ini. Undang-
UndangDasar 1945 yang telah diamandemen perihal tentang pengadilan yaitu termasuk
dalam kekuasaan kehakiman yang mana kekuasaan itu merdeka terlepas dari pengaruh
kekuasaan pemerintah, harus ada jaminan Undang-undang tentang kedudukan para hakim.

Lembaga yang dapat mengadili pelanggaran Hak Asasi Manusia di Indonesia ada
empat lingkungan peradilan sesuai dengan Undang-Undang yaitu :
1) Pengadilan Umum.
2) Pengadilan Militer.
3) Pengadilan Agama.
4) Pengadilan Niaga.

Lembaga Penegak HAM Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, Hak Asasi
Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada manusia sebagai makhluk Tuhan YME
dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh
negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan
martabat manusia(Afifah & Suryaningsih, 2021). Oleh sebab itu, untuk menjaga agar setiap
orang menghormati orang lain, maka perlu adanya penegakan dan pendidikan HAM.
Penegakan HAM dilakukan terhadap setiap pelanggaran HAM sejalan dengan penegakan
hukum yang ada di Indonesia (Romdoni et al., 2022), hal ini diharapkan dapat menciptakan
kondisi sadar hukum sehingga HAM bagi setiap orang dapat di junjung tinggi (Setiaji &
Ibrahim, 2018).

Pelanggaran HAM adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang termasuk
aparat negara baik sengaja ataupun tidak disengaja, atau kelalaian yang secara melawan
hukum mengurangi, menghalangi, membatasi, atau mencabut hak asasi manusia seseorang
atau kelompok orang yang dijamin oleh undang-undang.Untuk mengatasi masalah penegakan
HAM, maka dalam Bab VII Pasal 75 UU tentang HAM, negara membentuk Komisi Hak
Asasi Manusia atau KOMNAS HAM, dan Bab IX Pasal 104 tentang Pengadilan HAM, serta
peran serta masyarakat seperti dikemukakan dalam Bab XIII pasal 100-103. Kedua, hak
untuk hidup, hak untuk tidak dipaksa, hak kebebasan pribadi, pikiran dan hati nurani, hak
beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi dan persamaan
untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut dapat di kecualikan dalam hal
pelanggaran berat terhadap hak asasi manusia yang digolongkan ke dalam kejahatan terhadap
kemanusiaan.dalam Pasal 7 dinyatakan, bahwa setiap orang berhak untuk menggunakan
semua upaya hukum nasional dan forum internasional atas semua pelanggaran hak asasi
manusia yang di jamin oleh hukum Indonesia oleh negara Republik Indonesia menyangkut
Hak Asasi Manusia menjadi hukum nasional.di dalam Pasal 104 diatur tentang pengadilan
Hak Asasi Manusia sebagai berikut :
Untuk mengadili pelanggaran Hak Asasi Manusia yang berat di bentuk pengadilan
dalam ayat (1) di bentuk dengan Undang-Undang dalam jangka waktu paling lama 4 tahun
sebelum terbentuk pengadilan Hak Asasi Manusia sebagai mana dimaksudkan dalam ayat (2)
di adili oleh pengadilan yang berwenang

1. KOMNAS HAM
Komnas HAM adalah lembaga yang mandiri yang kedudukannya setingkat dengan
lembaga negara lainnya yang berfungsi melaksanakan pengkajian, penelitian, penyuluhan,
pemantauan, dan mediasi hak asasi manusia. Tujuan Komnas HAM antara lain:

a. Mengembangkan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan hak asasi manusia


sesuai
dengan Pancasila, UUD 1945, dan Piagam PBB serta Deklarasi Universal Hak
Asasi Manusia
b. Meningkatkan perlindungan dan penegakan hak asasi manusia guna
berkembangnya pribadi manusia Indonesia seutuhnya dan kemampuannya
berpartisipasi dalam berbagai bidang kehidupan wewenang Komnas HAM
c. c.Wewenang dalam bidang pengkajian penelitian

2. Pengadilan HAM
Dalam rangka penegakan HAM, maka Komnas HAM melakukan pemanggilan
saksi, dan pihak kejaksaan yang melakukan penuntutan di pengadilan HAM.
Menurut Pasal 104 UU HAM, untuk mengadili pelanggaran hak asasi manusia
yang berat dibentuk pengadilan HAM di lingkungan peradilan umum, yaitu
pengadilan negeri dan pengadilan tinggi. Proses pengadilan berjalan sesuai fungsi
badan peradilan.

3. Partisipasi Masyarakat
Partisipasi masyarakat dalam penegakan HAM diatur dalam Pasal 100-103
UU tentang HAM. Partisipasi masyarakat dapat berbentuk sebagai berikut:
a. Setiap orang, kelompok, organisasi politik, organisasi masyarakat,
lembaga swadaya masyarakat (LSM), atau lembaga kemasyarakatan
lainnya, berhak berpartisispasi dalam perlindungan, penegakan, dan
pemajuan hak asasi manusia.
b. Masyarakat juga berhak menyampaikan laporan atas terjadinya
pelanggaran hak asasi manusia kepada Komnas HAM atau lembaga lain
yang berwenang dalam rangka perlindungan, penegakan, dan pemajuan
hak asasi manusia.
c. Masyarakat berhak mengajukan usulan mengenai perumusan dan
kebijakan yang berkaitan dengan hak asasi manusia kepada Komnas HAM
atau lembaga lain.
d. Masyarakat dapat bekerja sama dengan Komnas HAM melakukan
penelitian, pendidikan, dan penyebarluasan informasi mengenai hak asasi
manusia.

BAB III
KESIMPULAN
Penegakan Hukum terhadap Hak Asasi Manusia (HAM) dan lembaga-lembaga yang
bertugas mengadili pelanggar HAM memegang peran penting dalam menjaga keseimbangan
antara keadilan dan perlindungan HAM. Melalui pengawasan dan akuntabilitas terhadap
aparat penegak hukum, kita dapat menjaga agar penegakan hukum berfungsi sebagai penjaga
utama terhadap pelanggaran hak-hak dasar individu. Proses pengadilan yang adil adalah inti
dari penegakan hukum yang baik, di mana setiap individu memiliki hak untuk
mempertahankan diri dan menghadapkan bukti yang mendukungnya. Selain itu, lembaga-
lembaga seperti pengadilan internasional dan nasional memainkan peran penting dalam
mengadili pelanggar HAM.

Dalam konteks global, upaya terus-menerus untuk memastikan pemenuhan HAM


memerlukan kerja sama yang erat antara negara-negara dan lembaga-lembaga internasional.
Perlindungan HAM bukanlah tugas yang mudah, namun melalui penegakan hukum yang
kuat, akuntabilitas yang ketat, dan upaya bersama untuk menegakkan hukum dan keadilan,
kita dapat menjaga HAM sebagai prinsip yang tak tergoyahkan. Dengan pemahaman yang
kuat tentang peran penegakan hukum dalam melindungi HAM dan lembaga-lembaga yang
bertugas mengadili pelanggar HAM, kita dapat membangun masyarakat yang lebih adil dan
berlandaskan prinsip HAM di seluruh dunia.

Daftar Pustaka

Supriyanto, B. H. (2016). Penegakan Hukum Mengenai Hak Asasi Manusia (HAM) Menurut Hukum
Positif di Indonesia. Jurnal Al-Azhar Indonesia Seri Pranata Sosial, 2(3), 151-168.
Arifin, R., & Lestari, L. E. (2019). Penegakan dan Perlindungan Hak Asasi manusia di Indonesia dalam
konteks implementasi sila kemanusiaan yang adil dan beradab. Jurnal Komunikasi Hukum
(JKH), 5(2), 12-25.
Maylani, U., Gulo, D. V., & Azidan, F. L. (2022). Penegakan Hukum Mengenai Hak Asasi Manusia Di
Indonesia. 1 (1), 12–18.
Asshiddiqie, J. (2016). Penegakan Hukum. Penegakan Hukum, 3.
Sobarnapraja, A. (2020). Penegakan Hukum Pelanggaran Hak Asasi Manusia di Indonesia. Jurnal Ilmu
Kepolisian, 14(1), 13.

Anda mungkin juga menyukai