Anda di halaman 1dari 3

Nama : Ragil Wahyuningsih

Nim : A.312.1119.011
Kelas : Senin-Kamis
Remidi: Hukum Dan Sistem Politik
Dosen : Dr.Kadi Sukarna, S.H.,M.Hum

1. Equality Before the Law (selanjutnya, untuk memudahkan penulisan disebut EBL) adalah konsep

yang sangat universal (berlaku dimana saja) dan tekstual bagi hukum. Secara universal EBL

sudah menjadi prinsip hukum dan kenegaraan yang mensyaratkan adanya hukum dan

diberlakukan bagi setiap orang. Sedangkan tekstual, EBL tertulis dalam dokumen hukum yang

induk aturan hukum yang menegaskan bahwa aturan hukum berlaku bagi semua orang ditempat

hukum tersebut berlaku. Sebaliknya, dari sisi hukum, bisa dilihat bahwa hukum tidak

membiarkan dirinya hanya untuk menguntungkan sejumlah pihak tanpa alasan yang sah dimuka

hukum. Jika ada pengecualian maka hal tersebut mengkhianati konsep hukum.

Lebih jauh, salah satu unsur penting dalam hukum adalah substansinya yang patut memuliakan

manusia, dalam bahasa Deklarasi Umum Hak Asasi Manusia (DUHAM) disebut sebagai

Kehormatan Manusia (Human Dignity). Pada rejim hukum HAM, EBL adalah tema yang historis

memiliki sejarah yang panjang. Berbagai peristiwa yang mengganggu nilai asasi manusia

diakibatkan oleh praktik buruk dan penggunaan hukum sekedar untuk melayani kemauan

penguasa. Hal ini kemudian menjadi dasar perlawanan berbagai korban, komunitas terdampak

yang menyuarakan hak asasi mereka. Konsolidasi pengakuan HAM, misalnya, bisa dilihat dari

kemunculan DUHAM pada 1948. Pada DUHAM tersurat kuat penolakan terhadap praktik

diskriminasi (pasal 2). lebih luas, pada DUHAM digunakan “setiap orang…” artinya tidak boleh

ada pengecualian hak terutama atas hak yang dibutuhkan bagi eksistensi manusia untuk hidup

lebih martabat, termasuk menolak diskriminasi hukum.


2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor

XVIII/MPR/1998 tentang Pencabutan Ketetapan Majelis Permusyawaratan

Rakyat Republik Indonesia Nomor II/MPR/1978 tentang Pedoman Penghayatan dan

Pengamalan Pancasila (Ekaprasetya Pancakarsa, Pancasila adalah ikatan sebuah Bangsa

untuk membentuk sebuah negara yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,

melalui mekanisme pembuatan keputusan secara demokratis berdasar kerakyatan yang

dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyarakatan, dengan tetap menjunjung

komitmen persatuan Indonesia, dengan berperilaku yang ber- kemanusian, adil dan

beradab, yang kesemuanya itu berdasar Ketuhanan yang Maha Esa. Pancasila menjadi

sakti bukan karena bendanya, tetapi pendukungnya, kita semua bangsa Indonesia, kita

bersama untuk konsisten memegang teguh kesepakatan itu. Yaitu menjadikan Pancasila

sebagai dasar sebuah bangsa, bangsa Indonesia. Seperti bunyi Pasal 1 Ketetapan  Majelis

Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor XVIII/MPR/1998, bahwa Pancasila

sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 adalah dasar

negara dari Negara Kesatuan Republik Indonesia harus dilaksanakan secara konsisten

dalam kehidupan bernegara.

3. Sebagai hukum dasar, UUD 1945 merupakan sumber hukum tertulis. ... UUD 1945 juga

berperan sebagai pengatur bagaimana kekuasaan negara disusun, dibagi, dan

dilaksanakan. Selain itu UUD 1945 juga berfungsi sebagai penentu hak dan kewajiban

negara, aparat negara, dan warga negara, Fungsi UUD 1945

Setiap sesuatu dibuat dengan memiliki sejumlah fungsi. Demikian juga halnya dengan

UUD 1945. Telah dijelaskan bahwa UUD 1945 adalah hukum dasar tertulis yang

mengikat pemerintah, lembaga-lembaga negara, lembaga masyarakat, dan juga mengikat


setiap warga negara Indonesia dimanapun mereka berada dan juga mengikat setiap

penduduk yang berada di wilayah Negara Republik Indonesia.

Sebagai hukum dasar, UUD 1945 berisi norma-norma dan aturan-aturan yang harus

ditaati dan dilaksanakan oleh semua komponen tersebut di atas. Undang-undang Dasar

bukanlah hukum biasa, melainkan hukum dasar, yaitu hukum dasar yang tertulis. Sebagai

hukum dasar, UUD 1945 merupakan sumber hukum tertulis. Dengan demikian setiap

produk hukum sepertiundang-undang, peraturan pemerintah, peraturan presiden, ataupun

bahkan setiap tindakan atau kebijakan pemerintah haruslah berlandaskan dan bersumber

pada peraturan yang lebih tinggi, yang pada akhirnya kesemuanya peraturan perundang-

undangan tersebut harus dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan UUD

1945, dan muaranya adalah Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum negara

(Pasal 2 UU No. 10 Tahun 2004).Dalam kedudukan yang demikian itu, UUD 1945 dalam

kerangka tata urutan perundangan atau hierarki peraturan perundangan di Indonesia

menempati kedudukan yang tertinggi. Dalam hubungan ini, UUD 1945 juga mempunyai

fungsi sebagai alat kontrol, dalam pengertian UUD 1945 mengontrol apakah norma

hukum yang lebih rendah sesuai atau tidak dengan norma hukum yang lebih tinggi. UUD

1945 juga berperan sebagai pengatur bagaimana kekuasaan negara disusun, dibagi, dan

dilaksanakan. Selain itu UUD 1945 juga berfungsi sebagai penentu hak dan kewajiban

negara, aparat negara, dan warga negara.

Anda mungkin juga menyukai