Anda di halaman 1dari 2

Nama : Kurniawan

Nim : 231017400075
Kelas/Semester/Reg : 01S2HM001 / 1 / B
Mata Kuliah : Teori dan Sejarah Perkembangan Hukum
Dosen : Dr. Yoyon M Darusman.,S.H.,M.M

Tugas :
“AZAS UNIVERSALITAS” dalam ajaran hukum alam. Silahkan anda jelaskan apa yang
dimaksud dengan azas tersebut, dan bagaimana hubungan dengan keberlakuan hukum
dalam negara.
Pembahasan :
Azas hukum yang bersifat universal yang berlaku kapan saja dan di mana saja, tidak terpengaruh
waktu dan tempat. Dengan uraian azas-azas sebagai berikut : 1
1. Azas Individualisme (Personality).
Setiap manusia bersifat individualis, melekat pada setiap manusia dan bukan merupakan hal
yang jelek (yang jelek : egoistis). Setiap manusia ingin hidup bebas, ingin egonya diakui.
Individualisme merupakan sebagian cita-cita manusia, ingin hidup sendiri, tidak ingin orang lain
mencampurinya. Azas individualisme ini sedah ada sejak Code Civil sampai sekarang, hanya
kadarnya yang berubah. Di negara sosialis sekalipun terdapat azas individualisme, hanya
kadarnya berbeda dengan negara liberal.
2. Azas Persekutuan (Collectivity)
Manusia ingin hidup berkelompok, bermasyarakat dan kerja sama. Ini bertentangan dengan azas
Individualisme. Keduanya berkaitan erat walaupun saling bertentangan (antinomi). Contoh :
manusia versifat individualistis, namun ingin hidup berkelompok. Dalam bidang hukum pidana
juga terdapat azas-azas ini. Contohnya : di negara Anglo saxon. Bush vs State of New York.
3. Azas Kesamaan (Equality). Setiap orang minta diperlakukan sama dalam pengertian bukan
penyamarataan. Kesamaan terdapat dalam azas : “audi et alteram partem” (kedua belah pihak
didengar bersama-sama) atau “suum cuique tribuere” atau “to each his own” atau “equality
before the law”.
4. Azas Kewibawaan (Dignity). Dalam masyarakat diharapkan adanya seseorang yang menonjol
dari manusia lain dalam arti mempunyai kelebihan dari anggota masyarakat lainnya, sehingga
dapat memimpin. Sebab apabila tidak ada pimpinan, maka akan terjadi kekacauan dan manusia
1
1 Yoyon M Darusman dan Bambang Wiyono, Teori dan Sejarah Perkembangan Hukum, Unpam Press,
Cet. 1, Tangerang Selatan, 2019, hal. 156-157.
tidak menginginkan ini (masyarakat teratur, maka warga sejahtera). Stabilitas (kepastian hukum,
tatanan masyarakat itu seimbang) merupakan idaman masyarakat yang dituangkan dalam azas
restitutio in integrum – pengembalian kepada keadaan semula. (tatana yang tertib).
5. Azas Penilaian Baik dan Buruk (Ethics). Setiap orang pada dirinya masing-masing
mempunyai kemampuan, kecenderungan untuk menilai sesuatu baik dan buruk. Kecenderungan
ini melekat pada ke-4 azas umumyang telah disebutkan terdahulu, sehingga dengan demikian ada
perbedaan mengenai kadar dalam 4 azas tersebut di atas. W. Friedman dan Dias menyebutkan
bahwa hukum alam itu adalah :2
a. Ideal-ideal yang menurut perkembangan hukum dan pelaksanaannya.
b. Dasar dalam hukum yang bersifat moral, yang menjaga jangan sampai terjadi suatu pemisahan
secara total antara antara yang ada sekarang dan yang seharusnya.
c. Metode untuk menemukan hukum yang sempurna.
d. Isi dari hukum yang sempurna yang dapat didiskusikan melalui akal.
e. Kondisi yang harus ada bagi kehadiran hukum dalam masyarakat.

2
Ibid.

Anda mungkin juga menyukai