Anda di halaman 1dari 9

Lanjutan Kuliah PIH Selasa, 18 Sep.

18 (Bu Azizah)
Tujuan pokok hukum  menciptakan tatanan masyarakat
, n  Menciptakan ketertiban dan keseimbangan.
Teori: Etis, Utilitis, Campuran.
1. Teori Etis: Hukum semata-mata bertujuan memberi keadilan. Isi hukum ditentukan oleh
keyakinan etis tentang yang adil dan yang tidak adil.

Aristoteles membedakan 2 macam keadilan:


1. Justitia distributiva  Setiap orang mendapat apa yang menjadi hak dan
jatahnya masing-masing, proporsional, tidak sama pada setiap orang
tergantung pada kelahiran, kekuasaan, pendidikan, kemampuan, dll.
Ada yang mengatakan bahwa adil adalah setiap orang menerima jatahnya
sesuai proporsinya.
Contoh 1 : Lawfirm membuka rekrutmen dengan syarat minimal IPK 3,7. Maka
walaupun orang itu cantik/ganteng, tetap tidak boleh mendaftar jika IPK<3,7.
Hal ini artinya melihat kemampuan/pendidikan si pendaftar, baru dia mendapat
adilnya.
2. Justitia comutativa  Memberikan kepada semua orang sama banyak tanpa
memandang kedudukan, jasa, kelahiran, dll.
Contoh 1 : Ada penampungan korban banjir. Panitia memberi 1 dus mie untuk 1
keluarga. Tidak melihat apakah ia keluarga dokter, keluarga pemulung, tetap
sama-sama 1 dus.
Contoh 2 : Dalam persidangan, hakin tidak membeda-bedakan orang, karena
memperhatikan kesamaan di muka hukum.

2. Teori Utilitis (Eudaemonistis): Hukum ingin menjamin kebahagiaan terbesar bagi manusia
dalam jumlah yang sebanyak-banyaknya. Dalam teori ini, Tujuan hukum adalah manfaat
dalam menghasilkan kesenangan yang terbesar bagi jumlah orang yang terbanyak. (Jeremy
Bentang)
3. Teori Campuran: Dalam teori ini, tujuan hukum:
a. Mochtar Kusumaatmadja  Ketertiban, tercapainya keadilan yang berbeda-beda/
Isi dan ukurannya menurut masyarakat dan jamannya.
b. Purnadi Purbacaraka & Soerjono Soekanto  Kedamaian hidup antarpribadi
(Ketertiban ekstern antar pribadi dan ketenangan intern pribadi).
c. Apeldoorn  Mengatur pergaulan hidup manusia secara damai.
d. Subekti  Hukum mengabdi pada tujuan negara yaitu mendatangkan kemakmuran
dan kebahagiaan para rakyatnya. Dengan menyelenggarakan keadilan ketertiban.

Hukum berfungsi sebagai:


 Alat kontrol dan ketentraman masyarakat
 Sarana mewujudkan keadilan sosial lahir batin
 Alat penggerak pembangunan
 Alat kritik
 Sarana untuk menyelesaikan pertikaian.

Hukum tidak identik dengan keadilan. Perturan tidak selalu memberikan keadilan.
Misal. Motor dan mobil sama-sama bayar pajak. Mobil boleh naik tol sedangkan motor tidak.
Hal ini dilakukan demi ketertiban lalu lintas.

Hukum dan Kekuasaan.


Yang dapat melaksanakan sanksi terhadap pelanggaran hukum adlaah penguasa. Karena dalam
penegakan hukum bila ada pelanggaran itu adalah monopoli pemerintah.
Hukum ada karena dan Hukum bersumber pada kekuasaan yang sah yang menciptakan hukum.
Dalam sejarah, banyak hukum yang tidak bersumber pada kekuasaan yang sah. Misalnya revolusi dan
kudeta. Kedua hal ini menggunaan kekuatan kekuatan fisik sehingga melupakan hukum. Hukum dapat
bersumber pada kekuatan fisik, namun kekuatan fisik bukan merupakan hukum.
Hukum adalah kekuasaan, namun kekuasaan bukan hukum.
Dasar psikologi dari hukum: Hukum merupakan bagian integral dari kehidupan masyarakat, mengatur
dan menguasai manusia dalam kehidupan bersama. Hasrat manusia untuk hidup bersama telah menjadi
pembawaan hidupnya. 3 hasrat: individualistis, kolektivitis, mengatur.

Asas Hukum.
 (Bellefroid) Asas hukum umum adalah norma dasar yang dijabarkan dari hukum positif dan yang
oleh ilmu hukum tidak dianggap berasal dari aturan-aturan yang lebih umum.
 (Van Eikema Hommes) Asas hukum adalah dasar-dasar atau petunjuk arah dalam pembentukan
hukum positif.
 (The Liang Gie) Asas adalah suatu dalil umum yang dinyatakan dalam istilah umum tanpa
menyarankan cara-cara khusus mengenai pelaksanaannya, yang diterapkan pada serangkaian
perbuatan untuk menjadi petunjuk yang tepat bagi perbuatan itu.
 (P. Scholten) Asas hukum adalah kecenderungan2 yang disyaratkan oleh pandangan kesusilaan kita
pada hukum, merupakan sifat umum dengan segala keterbataasannya sebagai pembawaan yang
umum itu, tetapi yang tidak boleh tidak harus ada.

Fungsi Asas Hukum:


- Fungsi dalam hukum  mendasarkan eksistensinya pada rumusan oleh pembentuk UU dan
hakim (fungsi sifat mengesahkan), dan mempunyai pengaruh yang normatif dan mengikat para
pihak.
- Fungsi dalam ilmu hukum  hanya bersifat mengatur dan menjelaskan. Tujuannya memberi
ikhtisar, tidak normatif dan tidak termasuk hukum positif.

Pembedaan asas hukum umum dan khusus:


- Asas hukum umum: asas yang berhubungan dengan seluruh bidang hukum. Contoh: asas lex
posteriori derogat legi priori, asas resitutio in integrum, dll.
- Asas hukum khusus: asas yg berfungsi pada bidang yang lebih sempit, merupakan jabaran dari
asas hukum umum. misalnya bidang hukum perdata, pidana, dll. Contoh: asas pacta sunt
servanda, asas konsensualisme, asas praduga tak bersalah.

UTS:
1. Buku Perihal Kaidah Hukum
2. Buku Disiplin Hukum
3. Buku Sendi-sendi ilmu hukum

Kuliah PIH Jumat, 21 Sep. 18 (Ibu Fully)


Posisi ilmu hukum: dogmatik. Dogmatik itu tidak bisa diubah lagi.
Posisi ilmu hukum itu dogmatik karena hukum adalah ilmu yang reskriptis.
Definisi reskriptis: bersifat memberi petunjuk atau ketentuan atau “Yang seharusnya”. Hal di dlm ilmu
hukum disebut sbg das sollen. Das sollen kl mau berjalan dengan baik hrs sejalan dgn das sein. Das sein
itu kenyataan.
Contoh. Di suatu negara, ada hukum tidak boleh mencuri (Das sollen). Tapi ada nih 3 orang nyuri (Das
sein). 1 orang nyuri karna hobi, 1 orang nyuri karna terpaksa, 1 orang nyuri karna gabut. Di dalam hukum,
ketiga orang ini pasti divonis secara berbeda.
Kalo das sein sama sollen gak berkesinambungan, akhirnya yang terjadi adalah (ada di buku)
penyimpangan. Seharusnya setiap perbuatan (das sein) itu sesuai dengan apa yang diatur (das sein).
Tujuan hukum menurut Purnadi:
1. Ketertiban ekstern antarpribadi
2. Ketenangan intern pribadi
Sama2 tujuannya untuk keadilan dan kepastian hukum.
Tujuan hukum menuru Gustav Radbuch:
1. Keadilan : Untuk ketenangan diri
2. Kepastian : Untuk ketenangan diri
3. Kemanfaatan : Untuk ketenangan diri
Ketenangan diri maksudnya; Contoh. Kalo jalan di barel takut dicopet, tapi di Singapore ga takut dicopet.
Karena kita yakin di Singapore hukum itu sudah ditegakkan.
Kalo udah adil dan pasti, tapi kalo gaada kemanfaatannya buat masyarakat untuk apa?
Misal. UU anti pornografi pornoaksi. “Gaboleh buka daerah badan dari batas atas leher sampai dada.”
Dulu dibuat atas dasar uang 4M untuk mengancam Inul Daratista. Gaguna karena di seluruh Indonesia
gmungkin begini. Kemeja aja keliatan leher sama dada. Di papua juga pakaiannya minim, jawa kemben
dll. Misal. Perda di suatu wilayah nyuruh pake hijab saat jam kerja. Misal. Perda Manokwari cuma bolehin
orang yang berinjil. Majalah tempo berkata ada 274 perda bermasalah. Misal. Perda 2005 Tangerang
nomor 8, jam malam jam 7.
Kalo Perda mau di Juridicial Review itu ke MA. Kalo UU ke MK.
Ketiga tujuan hukum itu harus diperhatikan, baru kita bisa lihat konektivitas antara das sollen dan das
sein.

BELI KUHP (Beli 2, yang panjang buat uts ga dicoret2, sama yang Mulyatno buat belajar dicoret2) KUHPER
KUHD

Stufenbouw Theori (Hans Kelsen)

 Kaidah konstitusi (UUD)

Kaidah abstrak/umum
(Perundang2an. Misal UU no 12 th
2011)
Kaidah Individual/konkret

AZAZ
Interiori tidak boleh menentang posteriori
Lex specialis derogat legi generali adalah asas penafsiran hukumyang menyatakan bahwa
hukum yang bersifat khusus (lex specialis) mengesampingkan hukum yang bersifat umum (lex
generalis).Contohnya, dalam pasal 18 UUD 1945, gubernur, bupati, dan wali kota harus dipilih
secara demokratis. Aturan ini bersifat umum (lex generalis). Pasal yang sama juga menghormati
pemerintahan daerah yang bersifat khusus (lex specialis), sehingga keistimewaan daerah yang
gubernurnya tidak dipilih secara demokratis seperti Daerah Istimewa Yogyakarta tetap
dipertahankan.

Hubungan hukum dgn kekuasaan


Lahirnya hukum berasal dari penguasa yang sah. Jadi kalo ada hukum yang dibentuk oleh penguasa yang
tidak sah maka hukum itu tidak berlaku.
Misal. FPI swiping saat . Boleh kita marahin. Mereka gapunya hak.
Diskresi
Kekuasan itu tidak boleh dihambur2kan. Penguasa yang sah juga gaboleh begitu.
Kuliah PIH Selasa, 25 Sep. 18 (Ibu Fully)
Pohon Hukum

 Di akar pohon hukum terdapat Sejarah Hukum, Perbandingan Hukum, Filsafat Hukum, Sosiologi
Hukum, Antropologi Hukum, dan Psikologi Hukum.  Semua merupakan ilmu tentang kenyataan,
kecuali filsafat.
 Batang pohon hukum disebut sebagai dogmatik hukum. Berisikan mengenai ilmu tentang kaidah dan
pengertian.
 Dari batang ke cabang, terdapat disiplin pengarah untuk mengarahkan yaitu politik hukum.
Politik hukum menentukan suatu pilihan mengenai tujuan dan cara yang hendak dipakai untuk
mencapai tujuan hukum dalam masyarakat. (Satjipto Rahardjo).
(Ibu Fully) politik hukum bukan politik praktis. Politik hukum melatarbelakangi undang2 dan
hukum. Memiliki tujuan konkret misalnya untuk 5 tahun kedepan dengan kiblat program nasional.
“Kepentingan politik bukanah kepentingan hukum.” Contoh: Pada zaman Orba ada GBHN, PELITA,
REPELITA. Pada zaman sekarang Nawa Cita.
 Batang yang terbagi dua cabang besar itu adalah disiplin cabang (hukum positif), ada Hukum Privat
dan Hukum Publik. Dalam Hukum Privat ada Hukum Perdata dan Hukum Dagang. Dalam Hukum Publik
ada Hukum Pidana, Administrasi Negara, Tata Negara, Internasional. Masing-masing cabang ini
memiliki dua cabang lagi yaitu segi materiil (isi, dipelajari di buku) dan segi formil (cara, dilihat di
pelaksanaan peradilan).

Kaidah-Kaidah Hukum
1. Kaidah Agama : datang dari Tuhan lewat Kitab Suci
2. Kaidah Kesusilaan : Datang dari dalam diri dan masyarakat.
Mengeni apa yang dianggap baik atau tidak oleh manusia. Beda2 di setiap wilayah,
sehingga belum tentu juga haknya terpenuhi didalam kaidah kesusilaan. Contoh: Di US
kuliah boleh pake hotpants, manggil nama ortu pake nama, di Indo bisa2 dikenakan
sanksi.
3. Kaidah Sopan Santun : Datang dari masyarakat
4. Kaidah Hukum : Datang dari kekuasaan yang sah.
Kaidah hukum dianggap PENTING karena melindungi (bukan memenuhi) hak dan
kewajiban. “Hak adalah kepentingan, tetapi kepentingan belum tentu hak.” Contoh:
 Dosen berkewajiban nilai ujian mahasiswa. Mahasiswa berhak dinilai oleh dosen.  Hak.
 Tapi dosen memberi nilai A.  Kepentingan.
Penjelasan: Mahasiswa punya kepentignan dapet A tapi gak terlindungi, jadi bukan hak.
Hak adalah kepentingan yang terlindungi.

Isi dan Sifat Kaidah Hukum


Isi kaidah Hukum: Suruhan (Gebod), Larangan (Verbod), dan Kebolehan (Mogen) “boleh” “dapat” “asal”
“kecuali” n
Sifat kaidah hukum: Imperatif (mengikat atau memaksa), Fakultatif (mengatur atau menambah)

Kaidah Hukum Abstrak dan Konkret.


Abstrak:
Berada dibawah kaidah konstitusi yang menjadi sumber hukum dari lahirnya kaidah abstrak itu
sendiri. Dapat diliat dari azaz Lex Posteriori Derogat Legi Priori dimana peraturan khusus bisa
mengesampingkan peraturan umum, namun tidak boleh bertentangan.
Menurut Hans Kelsen, tingkat paling bawah dari tata kaedah terdiri dari kaedah-kaedah
individual yang dibentuk oleh badan-badan pelaksana hukum, khususnya pengadilan. Kaedah-kaedah
individual tersebut senantiasa tergantung dari undang-undang yang merupakan kaedah-kaedah umum
yang dibentuk oleh badan legislatif, dan hukum kebiasaan yang merupakan tingkatan lebih tinggi.
Undang-undang dan hukum kebiasaan tersebut tergantung pada konstitusi yang merupakan tingkat
tertinggi dari tata kaedah hukum yang dianggap sebagai suatu sistem kaedah-kaedah positif.
Penjelasan dari pendapat Kelsen: Kaidah hukum abstrak harus lahir dari badan legislatif bersama
eksekutif. Jika ada bentuk perundang2n yang tdk sesuai dengan UUD 45 sbg kaedah hukum tertinggi
harus dinyatakan tidak berlaku melalui suatu proses pengujian melalui MK. Pengujian materiil ini
dinamakan meteriele toetsingsrecht, sedangkan pengujian yg menyangkut tata cara pembuatannya
dinamakan formeele toesingsrecht. Hak uji materil ini disebut Judicial Review. Kalo formalnya diajukan
melalui amademen atau perbaikan.

Konkret:
Dihasilkan dari lembaga peradilan atau hakim, dan yang berwenang untuk membuat surat
keputusan misal mentri presiden rektor. Ditujukan hanya untuk individu tertentu sehingga tidak berlaku
secara umum. Yang boleh membuat kaidah konkret itu hanya hakim dan surat keputusan (SK). Contoh.
Dalam sebuah PT, dilakukan RUPS sebagai yang paling tinggi dan menghasilkan kebijakan2 perusahaan,
yang mengusahakan berjalannya kebijakan ini adalah direksi.

Perumusan Kaidah Hukum


1. Hipotetis atau bersyarat. Contoh: pasal 362 KUHP “ Barangsiapa mengambil milik orang lain yang
seluruhnya atau sebagian dengan maksud untuk dimiliki secara melawan hukum diancam karena
pencurian dengan pidana penjara plg lama 5 thn atau denda plg banayk 900rupiah.”
2. Kategoris. Mengkategorisasi yg menunjukkan hubungan kondisi dengan konsekuensi.
Contoh. Pasal 10 KUHP: Pidana terdiri dari
 Pidana pokok.
o Pidana mati : kontroversial
o Pidana penjara : Seharusnya inckracht atau final and binding
o Pidana kurungan : Selama ancaman hukuman dibawah 5 tahun untuk tindakan hukum
pelanggaran (bukan kejahatan).
o Pidana denda : Tidak hanya dilakukan orang namun juga badan hukum
 Pidana tambahan
o Pencabutan hak2 tertentu
o Perampasan barang
o Pengumuman putusan hakim
Penjelasan: Yang dimaksud dengan pidana pokok dan tambahan itu tidak dijelaskan lebih lanjut,
hanya digunakan sebagai kategori. (Ibu Fully) Pidana pokok adalah yang utama dan bisa berdiri
sendiri, pidana tambahan adalah sampingan yang membantu pidana utama dan tidak bisa berdiri
sendiri.
Di MA, final itu kalo udah ada keputusan, setelah peinjauan kembali kalo ada. Keputusan final ini udh
bisa dijadikan yurisprudensi. Yurisprudensi ini terjadi apabila hasil ini udah dipake sama hakim lain

Penyimpangan Terhadap Kaidah Hukum


Hukum sebagai sebuah kaidah dapat disimpangi karena;
1. Ada pengecualian atau dispensasi dengan ada dasar yang sah.
Yaitu pembenaran dalam sebuah tindak pidana.
Contoh.
 Noedtoestand. Adalah sebuah keadaan darurat. Misal: ada 1 pelampung ada 2 orang yg hrs
diselamatkan, yg selamat 1, dia tidak bisa dibilang membunuh orang satunya dan hakim
membenarkan tindakannya.
 Wetelijkvoorschrift. Adalah sebuah persyaratan hukum. Menjalankan perintah UU. Misal
seorang algojo atau regu tembak yang menembak mati terdakwa.
 Overmacht atau bebas kesalahan dan berat lawan. Misal. Kasir ditodong, yg nodong mati,
kasir gaboleh dihukum, atau orang ilang ingatan
2. Delik. Adalah penyimpangan TANPA memiliki dasar yang sah.
 Delik dalam Hukum Perdata itu PHM pasal 1365 KUHPer. OnePrestasi tdk terlaksananya isi
perjanjian
 Delik dalam Tata Usaha Negara konsekuensinya pencopotan jabatan, skorsing, pencabutan
ijin, dan sanksi administarsi lainnya.
 Delik dalam Hukum Pidana, konsekuensinya siskaan riil atau materiil, pasal 10 pidana pokok
dan siksaan idil atau moral yang di pidana tambahan.

Kuliah Jumat, 28 Sept 2018 Bang Edo

Regeling: Mengatur. Digunakan untuk menyebut hasil kegiatan peraturan yang menghasilkan peraturan.
“Peraturan”  Hukum Abstrak
Beschikking: Menetapkan. Digunakan untuk menyebut hasil kegiatan penetapan atau pengambilan
keputusan administratif. “Keputusan” “Ketetapan”  Hukum Konkret

Beschikking tidak sama dengan Hukum Konkret karena ada penetapan yang objeknya seseorang, ada juga
yang objeknya suatu kumpulan.

Tugas Kaidah Hukum:


- Ketenangan interpribadi
- Ketertiban antarpribadi. Misal; surat BPKB sebagai bentuk hukum berisikan nama pemilik motor
dan nomor produksi. Pada body motor juga ada nomor produksinya. Kecocokan data di BPKB
dengan di body motor menggambarkan hak milik. Hal ini menyebabkan ketertiban masyarakat
karena tdk bisa diklaim milik org lain.

Tujuan Kaidah Hukum:


- Kepastian
- Kesebandingan : Keadilan
- Kebermanfaatan

Tugas Hukum:
- Keadilan Proporsional :
- Keadilan Distributif :
Essensialia Kaidah Hukum: Pada kaidah hukum fakultatif, hal memaksa bukanlah essensalianya. Juga pada
kaidah hukum imperatif yang mengikat, hal memaksa tidak bisa menjadi essensialianya. Sifat memaksa
dari kaedah hukum tidak esensiil, namun sifat membatasi atau mematoki dari kaedah hukum adalah
esensiil.
Ada hukum atau peraturan yang sifatnya multitafsir atau pasal karet karena berbicara mengenai
kebermanfaatan, pengertian dari peraturan terseut diserahkan kepada masyarakat agar terjadi
kebermanfaatan bagi masing-masing masyarakat. Jika terjadi konflik, diputuskan oleh hakim.

Kuliah Selasa, 2 Okt 2018 (Bang Edo)

Pembuatan Hukum
4 Landasan: (hal 123 buku Mengenal Hukum)
1. Aspek Yuridis:
Bila dihubungkan dengan Stufenbouw Hans Kelsen, membicarakan bagaimana suatu peraturan
berlaku berdasarkan peraturan yang lebih tinggi. (azaz hukum: Lex posteriori de..., Lex interiori
de..., Lex specialis de...) Klo ada UU yang bertentangan dengan atasnya, UU tsb secara yuridis tdk
berlaku.
2. Aspek Sosiologis:
Membicarakan kepentingan yang sedang diatur, menghilangkan konflik yang ada. Penting karena
hukum harus dapat diterima oleh masyarakat.
3. Aspek Filosofis:
“Butir2 dalam pancasila”
Butir 1  setiap orang dijamin haknya dalam memilih dan melaksanakan ibadahnya masing2
Butir 2  Adil: misal dengan adanya pemerataan pendikan, Beradab itu untuk membuat manusia
jadi beradab.
Butir 3  Pasal 30 bela negara,
Butir 4  Badan Legislatif: lembaga perwakilan, demokrasi langsung. Eksekutif juga merupakan
wakil rakyat, ga cuma DPR doang.
Butir 5 
Landasan mengenai filosofis dan sosiologis harsud imasukan ke dalam dasar “menimbang”

Landasan waktu, , objek

Penyimpangan Hukum
Ada karena
Keberlakuan kaidah hukum, penyimpangan hukum,
SOAL UTS dari kuliah pertama sampai sekarang, ga keluar dari buku referensi.

Anda mungkin juga menyukai