Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

DAMPAK NEGATIF MINUM KHAMR (MINUMAN


KERAS) DAN HUKUMNYA MENURUT ISLAM

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Masailul Fiqiyyah

Dosen Pengampu: Dr. Makmun, M.HI

DISUSUN OLEH: KELOMPOK 4

Falah Sri Rizky Al Hilmi : 2021508020

Laila Karomatul Ilmi : 2021508040

Masna Eka Wahyuni : 2021508031

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA

FAKULTAS SYARIAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN AJI MUHAMMAD


IDRIS SAMARINDA

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Dampak Negatif Minum Khamr (Minuman Keras) dan Hukumnya
Menurut Islam”.

Kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
banyak membantu kami dalam penyusunan makalah ini, terkhusus kepada:

1. Kepada bapak Dr. Makmun, M.HI selaku dosen pengampu mata kuliah
Masailul Fiqiyyah

2. Kepada teman-teman yang telah membantu dan bekerja sama dalam pembuatan
makalah ini

Kami sangat menyadari bahwa makalah ini memiliki banyak kekurangan


dalam penulisan isi, bentuk makalah, sehingga jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan untuk
kesempurnaan dari kekurangan yang ada, sehingga makalah ini bisa bermanfaat
bagi yang pembacanya.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih banyak kepada semua pihak yang
telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.
Semoga Allah SWT senantiasa memberi ridho atas segala yang kita usahakan.
Aamiin. Sekian dan terima kasih.

Samarinda, 27 Maret 2023

Penyusun

Kelompok 4

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................................... ii


DAFTAR ISI ...................................................................................................................................... iii
BAB I ................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ............................................................................................................................... 4
A. Latar Belakang ............................................................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................................ 4
C. Tujuan .......................................................................................................................................... 5
BAB II .................................................................................................................................................. 6
PEMBAHASAN .................................................................................................................................. 6
A. Pandangan Umum Tentang Khamr ............................................. Error! Bookmark not defined.
B. Hukum Meminum Khamr ........................................................... Error! Bookmark not defined.
C. Dampak Meminum Khamr .......................................................... Error! Bookmark not defined.
BAB III ................................................................................................................................................ 6
PENUTUP ......................................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................ 17

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam adalah agama yang memuliakan akal dan memposisikanya
pada tempat yang terhormat. Oleh karena itu Islam meletakkan akal pada
tempat yang layak, tidak meninggikannya hingga menjadi sesuatu yang
dipertuhankan, juga tidak direndahkan atau dihinakan hingga
penyandangnya tidak ubahnya seperti hewan. Meski demikian, bukan
berarti akal diberi kebebasan tanpa batas dalam memahami agama. Islam
memiliki aturan untuk menempatkan akal sebagaimana mestinya.
Bagaimanapun, akal yang sehat akan selalu cocok dengan syariat Allah
subhanahu wa ta‟ala, dalam permasalahan apapun, akal adalah nikmat
besar yang Allah subhanahu wa ta‟ala titipkan dalam jasmani manusia.
Nikmat yang bisa disebut hadiah ini menunjukkan akan kekuasaan Allah
subhanahu wa ta‟ala yang sangat menakjubkan.1 Salah satu cara islam
dengan menjaga dan memelihara akal adalah menjauhi makanan dan
minuman yang dilarang oleh Syariat. Al-Harali seorang Ulama besar
(Wafat 1232 M) berpendapat bahwa jenis makanan dan minuman dapat
mempengaruhi jiwa dan sifatsifat mental pemakanya, Ulama ini
menganalisa dan menyimpulkan bahwa kata rijs yang disebutkna dalam
Al-Quran sebagai alasan untuk mengharamkan makanan tertentu seperti
keharaman minuman keras, bangkai, darah, dan daging babi.

Khamr adalah cairan yang dihasilkan dari peragian biji-bijian atau


buah-buahan dan mengubah saripatinya menjadi alkohol dengan
menggunakan katalisator (enzim) yang mempunyai kemampuan untuk
memisahkan unsur-unsur tertentu yang berubah melalui proses tertentu.2
Karena dari berbagai penelitian kedokteran di era-era sekarang, khamr

1
Muhammad bin Musa Alu Nashr, al-„Aql wa Manzilatuhu fil Islam, jakarta: PT
Grafindo persada,hlm.5
2
M. Ali Hasan, Masail Fiqhiyyah al-Hadisah (jakarta: PT Grafindo persada. 1997),hlm
149.

4
(dengan segala jenisnya) dapat merusak sistem kerja beberapa organ tubuh
yang juga bisa menyebabkan kefatalan, dia mengeruhkan dan
menyelubungi akal, artinya menutupi dan merusak daya tangkapnya.3
Kedudukan orang yang meminum khamr akan turun kepada derajat
binatang, akalnya mulai padam cahaya, rasa malunya hilang dan kepekaan
terhadap lingkungan musnah. Bahkan minum khamr dapat mendorong
orang melakukan berbagai kejahatan seperti merampok, membunuh
berzina dan sebagainya. Oleh karena itu khamr disebut sebagai Ummul
Khobaist (induk kejahatan).

Oleh sebab itu Dengan nas yang pasti dan jelas, maka Islam
dengan tegas dan gigih dalam memberantas dan mengatasi masalah khamr
serta menjauhkan umat Islam dari pengaruh-pengaruh kham, karena ketika
seseorang meminum khamr maka akan mabuk, ketika sudah mabuk maka
akan mengigau, setelah mengigau maka banyak kebohongan yang keluar
dari mulutnya.4Oleh karena itu seorang muslim tidak diperkenankan untuk
meminum walaupun sedikit, Tidak juga diperkenankan menjual, membeli,
menghadiahkan ataupun membuatnya. 5

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pandangan Umum Tentang Meminum Khamr?
2. Apa Hukum dari Meminum Khamr?
3. Apa saja Dampak dari Meminum Khamr?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana Pandangan Umum Tentang Meminum
Khamr.
2. Untuk mengetahui apa Hukum dari Meminum Khamr.
3. Untuk mengetahui dan memahami Dampak dari Meminum Khamr.

3
M. Ali Hasan, Masail Fiqhiyyah al-Hadisah (jakarta: PT Grafindo persada. 1997),hlm
149.
4
Jalaluddin muhammad bin ahmad almahali, almhali juz 4, darul fikri, hlm. 204-205
5
M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Quran, hlm. 147

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pandangan Umum tentang Khamr

Salah satu persoalan dalam hukum Islam yang selalu hangat adalah
masalah khamr, khamr merupakan cairan yang dihasilkan dari peragian
buahbuahan dan mengubah saripatinya menjadi alkohol dengan
menggunakan enzim yang mempunyai kemampuan unuk memisahkan
unsur-unsur tertentu yang berubah malalui proses tertentu. Saripatinya
itulah yang mengandung unsur memabukkan. Keharaman khamr
merupakan ketentuan yang qat'iy. Minuman sejenis ini dinamakan dengan
khamr karena merusak daya tangkap akal, namun di kalangan ulama'
terdapat perbedaan pendapat tentang minuman nabiz (selain dari bahan
anggur).

Khamar diartikan dalam bahasa Arab sebagai khamar (‫) خمر‬.


Berasal dari akar kata khamara, yaitu menutupi (Idris, 1997). Islam
menganggap bahwa khamar merupakan sesuatu yang najis (Bahreisyi,
1981). Adapun dalam Islam khamar adalah setiap sesuatu baik berupa
makanan dan minuman yang memiliki dampak memabukkan jika
dikonsumsi, yang berbahan dasar apa pun. Benda ini akan memabukkan
seseorang jika dikonsumsi dalam takaran normal. Maka benda itu
dipastikan adalah khamar dan dihukum haram dalam Islam (Shihab,
2002).
Khamar adalah sebuah minuman perasan. Dan yang paling
terkenal adalah perasan dari buah anggur yang sudah keras. Batasan ini
disepakati oleh seluruh ulama, namun mereka berbeda pendapat tentang
perasan yang lain, apakah juga disebut khamar secara hakikat ataukah
secara majas. Pengarang al-Hidayah dari golongan Hanafiyah berpendapat
bahwa khamar adalah perasan anggur yang telah berbuih dan
memabukkan. Al-Asfahany berkata bahwa khamar menurut pendapat

6
sebagian ulama adalah setiap yang memabukkan. Sebagian yang lain
berpendapat perasan anggur dan kurma. Dan ada juga yang berpendapat,
perasan yang belum dimasak.6 Meskipun khamr dipandang pasti
keharaman atas hukumanya, namun dikalangan Ulama‟ perbedaan
pendapat tentang minuman Nabiz yaitu minuman keras yang dibuat
bukan/selain dari perasan anggur.7 Khamr Menurut imam Syafii adalah
segala jenis minuman yang memabukan tanpa membedakan dari bahan apa
minuman tersebut dibuat. Selanjutnya ditegaskan juga segala jenis
minuman yang memabukan bila diminum banyak akan menjadi haram
begitu juga bila diminum dengan ukuran sedikit, sementara imam Abu
Hanifah hanya menyepakati keharaman khamr yang terbuat dari anggur
sedangkan minuman selain itu (perasan anggur) atau Nabiz hanya
terkandung pada kadar yang tidak memabukan maka tidak
8
diharamkan. Meskipun kedua ini menyepakati keharaman khamr secara
pasti, Abu Hanifah memberikan istilah lain dalam penyebutan minuman
memabukan yang terbuat dari perasan selain anggur dengan istilah
minuman nabiz.9
Generasi muda sudah sejak dahulu mengenal minuman keras,
bahkan seperti mendarah daging. Bagi sebagian anak muda tertentu
minuman keras atau miras adalah bagian hidupnya dan sudah menjadi
kebiasaan untuk menggunakan. Tetapi masyarakat belum sepenuhnya
mengetahui tentang dampaknya yang lebih besar, masyarakat mengetahui
bahwa minuman keras itu secara hukum islam haram hukumnya untuk
mengkomsumsi. Hal ini ditemukan bahwa sebagaian generasi muda belum
memiliki pemahaman yang mendalam terkait dengan dampak minuman
keras teradap Kesehatan maupun perilaku seseorang. Berdasarkan hasil

6
Irfan Alfiansyah, Muhamad Yoga Firdaus, Engkos Kosasih, Efek Konsumsi Khamar
dalam Perspektif Hadis, Gunung Djati Conference Series, Volume 8 (2022)
7
Ibnu Rusydi, Bidayah Al-Mujtahid Wa Nihayah Al Muqtasid(Beirut : Dar al Fikr ,
t.t.),II hlm. 345
8
Ibid, hlm. 345
9
Abdu al-Rahman al-Jaziri, Kitab al-Fiqh ala al-mazahib alarbba‟ah( Beirut: Dar Ihya‟
al-Turas bal-/Arabi,t.t.) V, hlm. 15

7
penelitian bahwa orang suka mengkomsumsi minuman keras itu memiliki
perilaku yang sangat tertutup dan mereka juga sering melalukan kekacuan
dalam lingkungan masyarakat.
Secara teoritik kita telah mengetahui bahwa minuman keras adalah
minuman yang mengandung alkohol yang bila dikonsumsi secara
berlebihan dan terus-menerus dapat merugikan dan membahayakan
jasmani, rohani maupun bagi kepentingan kejiwaan sehingga akibat lebih
lanjut akan mempengaruhi kehidupan keluarga dan hubungan dengan
masyarakat sekitar. Hampir di semua tempat, baik secara agama maupun
hukum, penyalahgunaan minuman keras sangat dilarang. Hal tersebut
karena dampak negatif yang ditimbulkan oleh alkohol itu sendiri baik dari
sagi kesehatan, sosial, keamanan sangat merugikan kita semua. Kondisi ini
walaupun telah dilarang, namun tindak penyalahgunaan minuman keras
tetap saja meningkat setiap saat.
B. Hukum Meminum Khamr
Menyangkut haramnya khamr ada dua ayat yang akan coba
dikemukakan dalam tulisan ini yakni surat al-Māidah (5): 90:

“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum)


khamr, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan
panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-
perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan”.

Kemudian ayat yang kedua, al-Māidah (5): 91:

8
“Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan
permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamr
dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan
sembahyang; maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu)”.

Surat al-Māidah/5: 90 tidak menyatakan bahwa yang disebut


khamr adalah air perasan anggur atau apel, namun hanya disebutkan
khamr secara umum yang berarti bahwa yang dikatakan khamr adalah
segala kategori apa saja yang menutup akal. Yang lebih mengejutkan para
ulama tafsir bahwa ayat ini turun di Negeri yang tidak memperoduksi air
anggur, hal ini disebabkan mereka menduga bahwa yang memabukkan itu
hanya air perasaan angur. Apa yang dijelaskan oleh Imam Sya‟rawi ini
menegaskan bahwa sesuatu yang membukkan itu bukan hanya minuman
keras namun dapat saja dalam bentuk yang lain. Jadi inti larangan
pengharaman bukan pada bentuk atau merek tapi pada kategori yang
memabukkan.

Ayat ini juga mengisyaratkan adanya kesamaan peminum arak


dengan perbuatan setan, dan perbuatan setan identik dengan hal-hal yang
mengarah pada keburukan, kegelapan, dan sisi-sisi distruktif manusia.
Semua bentuk kejahatan ini bisa dipicu dari khamr dan judi karena bisa
membius nalar yang sehat dan jernih. Khamr dan judi sangat dekat dengan
dunia kejahatan dan kekerasan, maka menurut Al-Qur‟an khamr dan judi
potensial memicu permusuhan dan kebencian antara sesama manusia.
Khamr dan judi juga bisa memalingkan seseorang dari mengingat Allah
SWT dan mengerjakan shalat.

Adapun maksud kalimat “menghalangi kamu dari mengingat


Allah” di samping dapat berarti melupakan zikir dengan hati dan lidah,
juga dapat berarti melupakan zikir atau peringatan yang disampaikan oleh
Rasulullah SAW. berupa Al-Qur‟an dan sunah, atau melupakan zikir dari
sisi rubūbiyyah (pemeliharaan) kepada manusia, dan ini mengantar kepada

9
melupakan sisi „ubūdiyah (ibadah) kepada-Nya dan terutama adalah
melaksanakan shalat. Melupakan sisi rubūbiyyah (pemeliharaan) Allah
dapat mengantar seseorang hidup tanpa arah dan tanpa pegangan.

Dari sisi bahasa keharaman khamr ayat ini sangat jelas dari seperti
ungkapan pertama ayat ini yang menggunakan kata kepastian “innamā”
atau sesungguhnya, hingga Rasulullah SAW. pun menyamakan peminum
khamr dengan penyembah patung. Demikian pula dengan dinyatakannya
bahwa khamr dan judi adalah najis, perbuatan setan sebagaimana diketahui
bahwa setan tidak pernah mendatangkan kebaikan, kemudian dilanjutkan
dengan perintah untuk dijahui, menimbulkan permusuhan dan melalaikan
dari mengingat Allah SWT dan waktu shalat. Kemudian ayat ini diakhiri
dengan peringatan untuk menyudahinya atau tetap melakukannya seperti
belum ada peringatan akan keburukannya. Maka dapat dikatakan periode
ini adalah periode kematangan psikologis peminun khamr hingga
penyataan Al-Qur‟an pun jelas dengan mengharamkan minuman khamr
secara keseluruan.10

Terdapat pula pendapat kalangan Malikiyah, Syafiiyah, serta


pengikut mazhab Ahmad bin Hanbal cukup tegas bahwa minuman yang
berpotensi memabukkan, sedikit atau banyak, ia tetap diharamkan.
Demikian sebagaimana dinyatakan Imam Ibnu Qudamah dalam Al-
Mughni. Peminum khamar dan juga nabidz ini juga beroleh deraan had
cambuk. Dalil yang digunakan antara lain:

Artinya: Diriwayatkan dari Ibnu Umar bahwa Rasulullah bersabda, “Setiap


yang muskir (memabukkan) adalah khamar, dan setiap yang muskir adalah
haram.” (HR. Muslim)

10
Hamidullah Mahmud, Hukum Khamr Dalam Perspektif Islam, Maddika : Journal of
Islamic Family Law Vol. 01, No. 01,Juli-2020

10
Selain itu ada juga hadits yang diriwayatkan Jabir bin Abdullah
dalam Sunan Abu Dawud, Sunan at-Tirmidzi, serta muhaddits lainnya,
bahwa Nabi bersabda:

Artinya: “Sesuatu (minuman) yang banyaknya dapat memabukkan, maka


sedikitnya pun haram.” (HR. Abu Dawud, At-Tirmidzi)

Melalui dua hadits di atas jumhur ulama berpendapat bahwa


minuman yang memabukkan itu haram, apapun jenisnya, berapapun
kadarnya, serta apakah meminumnya sampai mabuk atau tidak.

C. Dampak Meminum Khamr


Penyebab penyalahgunaan Khamr atau minuman keras adalah:

a. Faktor predisposisi atau internal individu yang


bersangkutan yaitu depresi, kecemasan, ketakutan dan
ketidakberdayaan.
b. Faktor kontribusi atau eksternal, yaitu kondisi keluarga
yang kuran baik, hubungan interpersonal yang terganggu,
pola asuh yang salah dan kurangnya komunikasi.
c. Faktor pencetus, yaitu teman sebaya peminum, tersedianya
minuman keras atau alkohol secara mudah dan murah.

Selain ini factor yang paling sering terjadi dalam lingkungan


masyarakat adalah, terjadi perkelahian antara pengguna minum minuman
keras oleh masyarakat, ketentraman dan kenyamanan masyarakat sangat
terganggu, dan rumah tangga dalam keluarga tidak harmonis akibat dari
mereka tidak menyadari dan tidak mengetahui subtansi dan hakekat dari
menggunakan minuman keras. Dampak dari penyalahgunaan alkohol
antara lain merusak hubungan remaja dengan keluarga, menurunkan
kemampuan belajar remaja, menurunkan produktifitas kerja secara drastis,

11
dan ketidakmampuan untuk membedakan antara yang baik dan yang
buruk. Selain itu penyalahgunaan alkohol mengakibatkan perilaku menjadi
anti sosial dan gangguan baik fisik, maupun mental. Penyalahgunaan
minuman keras akan membawa dampak perubahan perilaku yang tidak
baik buat kesehatan fisik dan psikis seseorang. Ada beberapa akibat atau
dampak yang menjadi dasar dari perubahan perilaku penyalahgunaan
minuman keras adalah sebagai berikut :

1. Kepribadian rusak
2. Tingkah laku suka berbohong
3. Pola pikir keliru
4. Sering melakukan pelanggaran
5. Fisik (gemeteran, siang tidur malam begadang)
6. Tidak ada keharmonisan dalam keluarga
7. Meningkatnya tingkat kejahatan dilingkungan masyarakat

Tanda-tanda yang ditimbulkan akibat penggunaan minuman keras


umumnya akan menyebabkan timbulnya keberanian mengarah pada
perilaku kasar, pemarah, mudah tersinggung dan bertindak brutal. Dampak
lain dari mengkonsumsi minuman keras adalah pada kehidupan sosial
seperti ketidak mampuan bersosialisasi dengan bukan pemakai, sering
bersengketa dengan orang lain, ketidakmampuan fungsi sosial (bekerja
atau bersekolah), pekerjaan berantakan, drop out sekolah dan nilai rapot
jelek.11

Adapun upaya untuk menanggulangi kejahatan akibat pengaruh


minuman keras adalah:

1. Upaya preventif (pencegahan), yaitu melalui instansi


pemerintah, tokoh masyarakat, dan pemuka agama. Upaya
ini dilakukan dengan mengadakan penyuluhan, pembinaan

11
Safri Miradj, Dampak Minuman Keras Terhadap Perilaku Generasi Muda, Al-wardah:
Jurnal Kajian Perempuan, Gender dan Agama Volume: 14. Nomor : 1 . Edisi Juni 2020

12
khusus pada generasi muda, membentuk sistem keamanan
lingkungan di bawah koordinasi kepolisian setempat,
melakukan razia, serta menghimbau kepada masyarakat
agar secepatnya melaporkan dan memberikan informasi
kepada aparat apabila ada hal-hal yang mencurigakan.
2. Upaya represif (penanggulangan) yang dilakukan pihak
kepolisian dengan melakukan penangkapan hingga diadili,
lalu dilakukan pembinaan di Lembaga Pemasyarakatan.

Adapun dampak penyakit dari konsumsi khamr diantaranya yaitu :

1. Kelenjar pencernaan dan endokrin.


2. Kerusakan inflamasi.
3. Kadar gula.
4. Sistem saraf pusat.
5. Sistem pencernaan.
6. Sistem imun.
7. Ginjal.

Dampak negatif dan berbahaya dari konsumsi minuman keras


beralkohol adalah rentan alami komplikasi penyakit yang berakibat fatal
seperti kerusakan tulang, kanker, hingga serangan jantung. 12 Sisi lain yang
dapat dilihat akibat dari khamar atau minuman keras dan sejenisnya yang
dibicarakan dalam al-quran (Al-Baqarah, 2:219), penyebutan istilah “ada
unsur manfaatnya” hanya sekedar cara atau metode menghilangkan
kebiasaan minum minuman keras yang sudah mendarah daging, sehingga
jika tidak diberi kalimat “ada unsur manfaatnya” akan terjadi benturan
benturan social. Padahal kalau ditelusuri apa wujud manfaatnya hampir
dikatakan tidak ada. Begitu pula praktek yang terjadi di masyarakat bahwa
perbuatan minum minuman keras atau dalam istilah alquran disebut
khamar tidak ada berita yang menceritakan unsur manfaatnya, kecuali

12
Muhammad Abduh Tuasikal, Miras Biang Kerusakan, (Yogyakarta: Rumaysho,
2021)

13
penggunaan yang sifatnya darurat seperti untuk obat-obatan dan untuk
kepentingan sejenisnya. Berbeda dengan apa yang ada didalam hukum
islam maka Nampak jelas disana tentang larangan seseorang minum
minuman keras /khamar yang dapat berakibat mabuk walaupun tidak
dibarengi dengan perbuatan yang lain, bahkan dalam hadits disebutkan
secara tegas hukuman orang yang mabuk karena minum minuman keras
dijatuhi hukuman 40 kali dera da nada yang bependapat 80 kali dera. Dari
segi kemanusiaan islam memandang perbuatan minum minuamn keras
atau yang sejenisnya adalah sebagai perbuatan yang hina, seemntara dalam
hukum positif tidak mengkaitkan perbuatan minum minuman keras dengan
unsur moral.

14
BAB III

PENUTUP
Kesimpulan

khamr merupakan cairan yang dihasilkan dari peragian buahbuahan


dan mengubah saripatinya menjadi alkohol dengan menggunakan enzim
yang mempunyai kemampuan unuk memisahkan unsur-unsur tertentu
yang berubah malalui proses tertentu. Saripatinya itulah yang mengandung
unsur memabukkan. Keharaman khamr merupakan ketentuan yang qat'iy.
Minuman sejenis ini dinamakan dengan khamr karena merusak daya
tangkap akal, namun di kalangan ulama' terdapat perbedaan pendapat
tentang minuman nabiz (selain dari bahan anggur).

Khamr Menurut imam Syafii adalah segala jenis minuman yang


memabukan tanpa membedakan dari bahan apa minuman tersebut dibuat.
Selanjutnya ditegaskan juga segala jenis minuman yang memabukan bila
diminum banyak akan menjadi haram begitu juga bila diminum dengan
ukuran sedikit, sementara imam Abu Hanifah hanya menyepakati
keharaman khamr yang terbuat dari anggur sedangkan minuman selain itu
(perasan anggur) atau Nabiz hanya terkandung pada kadar yang tidak
memabukan maka tidak diharamkan.

Salah satu cara islam dengan menjaga dan memelihara akal adalah
menjauhi makanan dan minuman yang dilarang oleh Syariat. Al-Harali
seorang Ulama besar (Wafat 1232 M) berpendapat bahwa jenis makanan
dan minuman dapat mempengaruhi jiwa dan sifat-sifat mental pemakanya,
dengan menjauhin dan tidak meminum khamr adalah bentuk dari menjaga
dan memelihara jiwa dan akal.

Hukum dari meminum khamr dalam islam sudah jelas haram dalil
tersebut terdapat dalam Al-Quran maupu Al-Hadist dan juga nas lainnya.
Di dalam hukum islam sudah nampak jelas disana tentang larangan
seseorang minum minuman keras /khamar yang dapat berakibat mabuk

15
walaupun tidak dibarengi dengan perbuatan yang lain, bahkan dalam
hadits disebutkan secara tegas hukuman orang yang mabuk karena minum
minuman keras dijatuhi hukuman 40 kali dera da nada yang bependapat 80
kali dera.

16
DAFTAR PUSTAKA

M. Ali Hasan, 1997, Masail Fiqhiyyah al-Hadisah, Jakarta: PT Grafindo


persada.
Irfan Alfiansyah, Muhamad Yoga Firdaus, Engkos Kosasih, Efek
Konsumsi Khamar dalam Perspektif Hadis, Gunung Djati Conference Series,
Volume 8, 2022.
Jalaluddin muhammad bin ahmad almahali, almhali juz 4, darul fikri.
Muhammad bin Musa Alu Nashr, 1997, al-„Aql wa Manzilatuhu fil Islam,
jakarta: PT Grafindo persada.
Ibnu Rusydi, Bidayah Al-Mujtahid Wa Nihayah Al Muqtasid, Beirut : Dar
al Fikr , t.t.,II.
Abdu al-Rahman al-Jaziri, Kitab al-Fiqh ala al-mazahib alarbba‟ah,
Beirut: Dar Ihya‟ al-Turas bal-/Arabi,t.t.
Hamidullah Mahmud, Hukum Khamr Dalam Perspektif Islam, Maddika :
Journal of Islamic Family Law Vol. 01, No. 01,Juli-2020.
Safri Miradj, Dampak Minuman Keras Terhadap Perilaku Generasi
Muda, Al-wardah: Jurnal Kajian Perempuan, Gender dan Agama Volume: 14.
Nomor : 1 . Edisi Juni 2020.
Muhammad Abduh Tuasikal, Miras Biang Kerusakan, (Yogyakarta:
Rumaysho, 2021)

17

Anda mungkin juga menyukai