Anda di halaman 1dari 10

ISLAM DAN PRINSIP-PRINSIP DASAR KEILMUAN

Disusun oleh:

KELOMPOK 11

1. Sany Cahya A.

2. Lina Herlina

3. Jumsi

4. Lia Aprilia

5. Leni Nuraeni

6. Sarmila

7. Wisnu Risya T.

8. Indra Randyansah

JURUSAN PGSD UNIVERSITAS SETIA BUDHI RANGKAS BITUNG

2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam kita sampaikan pada
junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW yang telah memberikan syafa'at bagi kita
membimbing dari zaman kegelapan menuju jalan yang terang benderang. Makalah ini dibuat
dengan tujuan memenuhi tugas presentasi mata kuliah pendidikan agama islam. kami
menyampaikan ucapan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Agama
Islam ibu Dra. Hj. Yuyu Siruriyah, M.M.Pd berkat tugas yang diberikan ini, dapat menambah
wawasan kami selaku penulis yang berkaitan dengan materi yang diberikan. Sebagai penyusun,
kami menyadari masih terdapat kekurangan baik dari penyusunan hingga tata bahasa
penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena itu, dengan rendah hati kami menerima saran dan
kritikan dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Bayah,26 september 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................………………...................ii

DAFTAR ISI....................................................................................................……………..........iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang .........................................................……………………..................................1

B. Rumusan masalah...............……………………………………………………………….........2

BAB II PEMBAHASAN

A. Apa Yang Dimaksud Prinsip-prinsip dasar keilmuan.........……………………................…....3

B. Apa saja prinsip-prinsip dasar keilmuan.............................................……………………........4

C. Bagaimana keadaan prinsip-prinsip dasar keilmuan di indonesia.........…………………….....5

BAB III PENUTUP

KESIMPULAN ...........................................................................................………………............6

DAFTAR PUSTAKA.........................……………………………………………………….........7
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Islam adalah agama satu-satunya yang diridhoi oleh Allah Swt, didalam ajaran islam
mengandung banyak sekali prinsip-prinsip dasar keilmuan yang telah ditetapkan oleh allah.

B. Rumusan Masalah

A. Apa yang dimaksud prinsip-prinsip dasar keilmuan?

B. Apa saja prinsip-prinsip dasar keilmuan?

C. Bagaimana Keadaan prinsip-prinsip dasar keilmuan di indonesia?


BAB II

PEMBAHASAN

A. Apa Yang Dimaksud Prinsip-Prinsip Dasar Keilmuan


Kata prinsip sendiri secara etimologi adalah dasar, permulaan atau aturan pokok, menurut
Ahmad Jauhar Tauhid, prinsip adalah pandangan atau pendapat yang menjadi panduan perilaku
yang terbukti dan bertahan lama. Kata ilmu dalam bahasa Arab: ‫"(علم‬ilm") yang berarti
memahami, mengerti, atau mengetahui. Dalam kaitan penyerapan katanya, ilmu pengetahuan
dapat berarti memahami suatu pengetahuan, dan ilmu sosial dapat berarti mengetahui masalah-
masalah sosial, dan sebagainya.

B. Apa Saja Prinsip-Prinsip Dasar Keilmuan

Prinsip-prinsip Dasar keilmuan dalam Syariat Islam:

1. Menjaga Jiwa (Hifzhun Nafsi)

Kedudukan jiwa dalam agama mendapat perhatian yang sangat besar untuk dijaga dan
dipelihara kelangsungannya serta mencegah segala hal yang dapat mengancam atau
menghilangkan jiwa/nyawa seseorang. Bahkan untuk kepentingan ini, syariat membolehkan hal-
hal yang sebelumnya dilarang pada saat seseorang mengalami kondisi darurat; seperti orang yang
tersesat di hutan dan menderita kelaparan yang parah, namun ia tidak menjumpai makanan
apapun selain bangkai. Maka dibolehkan baginya memakan daging bangkai tersebut sekedar
menjaga nyawanya agar tidak melayang, sehingga tidak boleh berlebih-lebihan hingga kenyang.
Begitu juga saat seseorang merasakan sangat haus yang mencekik kerongkongannya, tapi tidak
didapati minuman apapun selain khamr (minuman keras). Sebagaimana dijelaskan dalam kaidah-
kaidah fiqhiyyah berikut:

ِ ‫ارلَ ظضُ وْ رَاِظ ُ ظ تِ وْ ظُ ال رَْو ظ‬


‫ُ وْ رَا ت‬

“Dharurat itu dapat memperbolehkan hal-hal yang (semula) dilarang.”

ِ‫رَا اظِت وْ رُ تللَ ظضُ وْ رَِت يظَرَ ظضَ ِتَرَر تَ ت‬

“Apa saja yang diperbolehkan karena darurat, maka harus dilaksanakan sekadarnya.”
Selain itu demi menjaga kelangsungan hidup manusia, maka agama melarang umat Islam untuk
bunuh diri atau membunuh orang lain tanpa haq, pengguguran kandungan (aborsi), serta
perbuatan lain yang mengancam jiwa seperti berkelahi, tawuran dan semacamnya.

Terkait dengan penularan virus corona yang mengancam jiwa manusia di seluruh dunia,
termasuk di tanah air, maka para ulama melarang penyelenggaraan shalat Jumat, shalat fardhu,
tarawih dan shalat ‘Id berjamaah di masjid atau musholla, dikarenakan berkumpulnya banyak
orang itu akan memudahkan penularan virus corona yang dapat mengancam keselamatan jiwa
banyak orang. Karena itulah penjagaan jiwa lebih didahulukan daripada pelaksanaan shalat
berjamaah di masjid atau mushala yang bisa digantikan pelaksanaannya di rumah masing-masing.
Dalam hal ini, sangat jelas tuntunannya dalam Q.S. al-Baqarah ayat 195, di mana Allah Ta’ala
melarang hamba-hamba-Nya untuk menjerumuskan diri mereka dalam kerusakan (tertular virus
corona). Begitu juga dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad dan Ibnu Majah, Rasulullah
saw melarang umatnya agar jangan sampai bertindak yang membahayakan diri sendiri dan orang
lain (laa dharara wa laa dhiraara), yakni jangan sampai seseorang tertular virus corona atau
menularkannya pada orang lain.

2. Menjaga Akal (Hifzhul Aqli)

Akal adalah nikmat terbesar setelah nikmat kehidupan (nyawa). Dengan akal itulah seseorang
dapat memisahkan antara8 yang haq dan bathil, dapat memilah dan memilih mana yang baik
(maslahat) dan bermanfaat serta mana yang merusak (mafsadat) dan merugikan (madharat).
Dengan akal, manusia bisa terbang melebihi kecepatan yang allah ciptakan yang kekuatannya
dan ukuran tubuhnya jauh lebih besar daripada manusia. Bahkan luar angkasa pun bisa ditembus
dan perut bumi bisa dieksploitasi kandungannya untuk kepentingan manusia secara luas. Akal ini
pula yang dapat mengantarkan manusia menemukan kebenaran, serta menjemput hidayah.

Karena itu eksistensi akal harus senantiasa dijaga dan dirawat kemaslahatannya. Untuk tujuan
inilah, maka syariat mewajibkan umat Islam untuk menuntut ilmu, menganjurkan untuk banyak
berpikir bagi kebaikan diri, keluarga, agama, bangsa dan negara. Selain itu melarang mereka dari
konsumsi narkoba, minum-minuman memabukkan (khamar),banyak main game dan
semacamnya, karena dapat merusak otak manusia.
3. Menjaga Agama (Hifzhud Diin)

Agama sebagai penuntun hidup manusia agar teratur, tertib, seimbang lahir dan batin, serta
mengarahkan manusia agar hidup bahagia, selamat dan mulia dunia dan akhiratnya. Karena
itulah Syariat menetapkan berbagai tuntunan untuk menjaga, merawat dan mempertahankan
eksistensi agama, seperti menegakkan sholat lima waktu sebagai tiangnya agama, berjihad
melawan penjajah yang dapat membahayakan kelangsungan agama, menyebarkan dakwah Islam
baik dengan lisan (dakwah bil lisan), tulisan (dakwah bil kitabah), maupun aksi-aksi sosial
(dakwah bil hal).

Selain itu juga syariat melarang berbuat syirik (musyrik), kufur (kafir), nifaq (munafiq), keluar
dari Islam (murtad), kawin dengan non Muslim, di mana semua itu dapat menggerogoti bahkan
bisa meruntuhkan ketahanan agama seorang Muslim/ah. Juga tidak boleh menghina Tuhan dan
agama lain, karena sama saja dengan menghina Tuhan dan agama Islam itu sendiri.

4). Menjaga Keturunan (Hifzhun Nasli)

Keturunan ibarat separuh jiwa keberlangsungan hidup manusia yang diberi anugerah berupa
naluri seksual. Dengan berketurunan, manusia akan dapat melanjutkan tugas kekhalifahannya
untuk memakmurkan bumi dengan berbagai hal yang bermanfaat bagi sesama sesuai dengan
tuntunan ilahiyah. Maka menjaga keturunan menjadi perhatian penting dalam Syariat Islam agar
tercipta harmonisasi kehidupan sosial mulai dari lingkungan rumah tangga, komunitas
masyarakat hingga tatanan bangsa yang mendukung ketahanan sebuah negara.

Untuk tujuan itu, maka Islam mengatur sistem pemeliharaan keturunan berupa disyariatkannya
pernikahan begitu pula Islam melarang perzinaan dan penyimpangan l lainnya yang dapat
merusak kemaslahatan keturunan.
5). Menjaga Harta (Hifzhul Maal)

Harta merupakan wasilah (perantara) tercapainya berbagai keinginan, hidup bahagia (meski
sifatnya relatif), juga bisa mendukung pelaksanaan ibadah. Dengan harta orang bisa membeli
pakaian untuk menutup aurat-yang notabene salah satu syarat sahnya sholat, digunakan untuk
bersedekah, berzakat, wakaf, hibah, berhaji, dan lain sebagainya. karena itulah harta harus
dilindungi eksistensinya karena bisa mendukung tegaknya atau suksesnya perjuangan agama.

Terkait manfaat harta yang sangat besar ini, maka syariat mewajibkan umat Islam untuk
mencarinya dengan cara yang halal, bahkan menggolongkan pencarian nafkah halal itu sebagai
bentuk jihad, yang bila mati saat mencari nafkahnya, maka matinya termasuk mati syahid.
Kemudian setelah harta/uang itu diperoleh, hendaklah di-tasharufkan (digunakan) untuk
memenuhi kepentingan pokok seperti sandang, pangan, papan, serta kebutuhan lain yang
statusnya halal. Juga tidak lupa untuk berbagi kepada sesama lewat sedekah, zakat, infaq,
sedekah, yang bermanfaat untuk melindungi harta dari kejahatan dan musibah sekaligus
melipatgandakannya. Selain itu tidak diperkenankan pula harta tersebut dipakai secara berlebih-
lebihan atau untuk sesuatu yang sia-sia seperti berfoya-foya, merusak barang sendiri dan
semacamnya.

Syariat Islam juga melindungi hak kepemilikan harta seseorang yang diperoleh dari jerih payah
keringatnya sendiri, dengan seperangkat peraturan yang melarang siapa saja untuk mengganggu
harta milik seseorang baik mukmin ataupun kafir. Karena itu Islam melarang tindakan-tindakan
kriminal seperti pencurian, perampokan, pembegalan, pemaksaan, perampasan/penjarahan,
penipuan, vandalisme (pengrusakan), atau perbuatan zalim lainnya yang merugikan orang lain.
Sementara itu meski syariat memperbolehkan pemilik harta mengembangkan hartanya sesuai
dengan ide dan keinginannya sendiri, namun tetap saja jangan sampai melanggar syariat,
sehingga ada larangan menjalankan transaksi yang mengandung riba’, gharar (tipuan), maysir
(spekulasi), menimbun barang kebutuhan umum (ihtikar), dan semacamnya.
C. Bagaimana Keadaan prinsip-prinsip dasar keilmuan di indonesia

Di Indonesia sendiri sudah ditetapkannya pendidikan yang berlandaskan pada agama Islam
misalnya sekolah umum yang didalamnya memuat pelajran PAI, di madrasah yang menjadikan
landasan pokok dalam pelajarannya, serta pesantren yang memang benar-benar mengajarkan
dengan berlandaskan kepada kitab umat Islam sebagai pedoman

BAB III

KESIMPULAN

Dapat disimpulkan dari apa yang dibahas pada makalah ini, sangat penting untuk kita umat
muslim meneladani dan mengikuti apa yang telah Allah atur kepada hamba-hambanya, karena
didalam itu bukan hanya peraturan biasa semata, tetapi ada , kasih sayang Allah kepada kita, agar
kita tidak terjerumus kedalam perbuatan yang dilarang oleh allah sehingga dapat menyebabkan
kita masuk kedalam neraka.
DAFTAR PUSTAKA

theses.uinsgd.ac.id/53141/1/1213010103-uas%20phi-fahmi%20haiqal

Anda mungkin juga menyukai