Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

NIZHAM AL ISLAM
Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Tsaqafah Islamiyah

Dosen pengampu : H. Jamaludin Nibun, Lc., M.A

Disusun Oleh :

Siti Nur Ajizah

Umi Atiyah

Diah Kamila Farhani

Putri

KELAS PAGI 1

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM ASY-SYUKRIYYAH

JL. KH. Hasyim Asari No. 3, Poris Plawad Indah, Cipondoh, Kota
Tangerang, Banten, 15141
2020

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Puji dan syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala, karena atas rahmat
dan hidahnya-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Tsaqafah Islamiyah , Ustadz
H. Jamaludin Nibun, Lc., M.A dan pihak-pihak yang telah mendukung dalam
kelancaran pembuatan makalah ini.

Adapun maksud dan tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas kelompok mata kuliah Tsaqafah Islamiyah. Di dalam pembuatan makalah
ini kami menyadari masih terdapat banyak kekurangan dan kekeliruan. Untuk itu
kami mengharapakan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk
menyusun makalah lain di masa yang akan datang. Semoga makalah ini
bermanfaat tidak hanya bagi kami tetapi juga bagi pembaca.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Tangerang, 13 Oktober 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................. 1

1.3 Tujuan ............................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 2

2.1 Makna Nizham Al-Islam ................................................................................... 2

2.2 Karakteristik Nizham Al-Islam ......................................................................... 3

2.3 Antara Perundang –undangan Islam dan Perundang-undangan Manusia ......... 5

BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 6

3.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 6

3.2 Saran ................................................................................................................. 6

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 7

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Nizham Al-Islam merupakan kitab yang coba menggambarkan sistem
kehidupan islam (nizham al-islam) secara komprehensif sebuah sistem
khilafah. Namun sebagaimana Rasulullah SAW dahulu menegakan
pemerintahan islam berdasarkan aqidah islam, hijbut tahrir pun meneladani
Rasulullah SAW dengan menjadikan aqidah islam sebagai pondasi bagi sistem
kehidupan islam.

“Nizamul Islam” adalah kitab pertama yang diterima oleh seorang daris

“Hijbut Tahrir” secara pemikiran dalam halkoh murokkazah (kelompok


kajian yang terpusat). Dan dalam halkoh murrokazah ini seberapapun
tingginya tingkat keilmuan atau intelektualnya, tetap harus memulai dari topik
“thariqul iman” jalan menuju iman, topik ini merupakan pembahasan pertama
dari pembahasan-pembahasan erkait aqidah islam dimana Syekh Taqiyuddin
an-Nabhani ingin mengokohkan dan menguatkannya dalam pikiran dan jiwa
para anggota partainya yang tengah menjalankan misi memikul tanggung
jawab untuk membangkitkan umat islam dan membebaskannya dari
perbudakan kaum kafir penjajah, juga membebaskannya dari setiap pemikiran
keyakinan serta konsep yang busuk.

Dalam makalah ini akan dijelaskan tentang makna nizham al-islam,


karakteristiknya dan perundang-undangan islam dan perundang-undangan
manusia.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini mencakup antara lain:

1. Apa yang dimaksud dengan nizham al-islam?


2. Bagaimana dengan karakteristik nizham al-islam dan perundang-
undangnya?
1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui makna nizham al-islam dan karakteristiknya dan antara


perundang-undangan islam dan perundang-undangan manusia
2. Untuk menambah ilmu pengetahuan akan Islam dan menambah kecintaan
kita terhadap islam.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Makna Nizham Al-Islam

2.1.1 Definisi Nizham

Nizham adalah peraturan, tata tertib, sistem atau tatanan bisa diistilahkan
sebagai peraturan hidup. Jika digabungkan nizham al-islam maka artinya
adalah peraturan hidup yang membatasi dan mengatur sisi kehidupan
manusia. Makna nizham ditulis dan disusun oleh Syekh Taqiyuddin an-
Nabhani untuk tujuan membangkitkan kaum muslim dari kejatuhannya ke
lereng terjal dan dalam, yang ditimpakan kaum kafir penjajah terhadap
mereka, setelah negaranya diruntuhkan, persatuan dan kesatuannya dirobek-
robek, serta diserang dengan ide-ide yang merusak akal pikirannya, merusak
kemurnian akidahnya dan memperlemah akidahnya terhadap kitabullah (Al-
Qur,an) dan sunnah Nabi-Nya.

Sehingga mereka tidak memungkinkan lagi untuk menerapkan hukum –


hukum agamanya dengan cara yang diridhoi Allah SWT. Dan tidak hanya itu
saja, bahkan mereka menjarah kekayaannya, melarang pemanfaatan potensi
potensi negaranya, dan mengangkat para penguasa yang bersekongkol dengan
kaum kafir penjajah untuk melawannya. Akibatnya, kehidupan kaum muslim
diselimuti oleh seburuk-buruknya penganiayaan dan penyiksaan, mereka
dihinakan, daerah mereka ditumpahkan, dan mereka dibuatnya terus tunduk
pada musuh-musuhnya. Mereka dihalangi untuk tidak bangkit dan dicegah
dengan berbagai cara, baik yang halus maupun yang kasar, untuk tidak
mendirikan kembali negaranya.

Semua realita itu disadari betul oleh ulama al-azhar yang agung, Syekh
Taqiyuddin an-Nabhani-rahimahullah, semoga Allah merahmatinya dengan
ilmunya yang luas, pemikirannya yang tajam, dan kesadarannya yang besar
yang mencerahkan.

Beliau juga menyadari apa yang dibutukan umat, menyadari kebutuhan


umat yang mendesak untuk perubahan radikal. Untuk itu beliau mendirikan
hizbut tahrir dan menulis serangkaian kitab-kitab yang sangat berharga yang
dibutuhkan para pengemban islam saat mereka menjalankan aktivitas
dakwahnya. Mereka mengibarkan panji-panji perubahan revolusioner untuk
realita yang rusak ini. Mereka berjuang untuk membangkitkan kaum muslim
dengan mendirikan negara khilafah, yang akan menerapkan islam di dalam
negeri pada mereka yang menjadi warganegaranya, serta mengemban islam
keluar negri dengan dakwah dan jihad sebagai misi menyebar petunjuk dan
cahaya ke seluruh penjuru dunia.

2
Nizham bisa diartikan juga sebagai serangkaian peraturan yang membatasi
dan mengatur sisi kehidupan manusia, seperti sistem ibadah dan ahlak.

2.1.2 Karakteristik Nizham Al-Islam


Karakteristik berasal dari bahasa inggris “charachter” yang berarti watak
karakter dan sifat. Selanjutnya, kata ini menjadi “charachteristic” yang berarti
sifat yang khas, yang membedakan satu dengan yang lainnya dalam bahasa
indonesia karakter berarti sifat yaitu rupa atau keadaan yang tampak pada
suatu benda atau kata yang menyatakan keadaan sesuatu.
Islam sebagai sebuah bangunan atau sistem yang berbasis pada ajaran
utama Al-Qur,an dan Al-Sunah diyakini memiliki karakter yang dengannya
dapat diidentifikasi atau dikenal secara seksama yang selanjutnya dapat
dibedakan dengan agama yang lainnya. Jadi pengertian karakteristik
peraturan dalam islam atau ajaran islam adalah sifat, watak, dan keadaan yang
melekat pada ajaran islam tersebut yang sekaligus dapat dikenali dan
diraasakan manfaat dan dampaknya oleh mereka yang mengamalkan ajaran
tersebut.
1. Sempurna.
Syari'at Islam diturunkan dalam bentuk yang umum dari garis besar
permasalahan. Oleh karena itu hukum-hukumnya bersifat tetap, tidak
berubah-ubah lantaran berubahnya masa dari berlainannya tempat. Untuk
hukum-hukum yang lebih rinci, syari'at isi am hanya menetapkan kaedah dan
memberikan patokan umum. penjelasan dan rinciannya diserahkan pada
ijtihad pemuka masyarakat.9 Menurut M. Hasbi AshShiddieciy, salah satu
ciri hukum Islam adalah takamul yaitu, lengkap, sempurna dan bulat,
berkumpul padanya aneka pandangan hidup. Menurutnya hukum Islam
menghimpun segala sudut dan segi yang berbeda-beda di dalam suatu
kesatuan karenanya hukum Islam tidak menghendaki adanya pertentangan
antara Ushul dengan Furu', tetapi satu sama lain saling lengkap-melengkapi
kuat-menguatkan.
2. Elastis.
Hukum Islam juga bersifat elastis (lentur, Luwes), Ia meliputi Segala
bidang dan lapangan kehidupan manusia,. Hukum Islam memperhatikan
berbagai segi kehidupan baik bidang muamalah, ibadah, jinayah dan lain-lain.
Meski demiklan ia tidak memiliki dogma yang kaku, keras dan memaksa.
Hukum Islam hanya memberikan kaidahkaidah urn urn yang mesti dijalankan
oleh umat manusia. 11 Sebagai bukti bahwa hukum Islam bersifat elastis.
Dapat dilihat dalam salah satu contoh dalam kasus jual beli; bahwa ayat
hukum yang berhubungan dengan jual bell (Q.S. al-Bagarah (2): 275, 282,
Q.S. an-Nisa' (4): 29, dan Q.S. (62): 9). Dalam ayat-ayat tersebut diterangkan
hukum bolehnya jual beli, persyaratan keridhaan antara kedua belah pihak,
larangan riba, dan larangan jual beli waktu azan Jum'at. Kemudian Rasul

3
menjelaskan beberapa aspek jual beli yang lazim berlaku pada masa beliau.
Selebihnya, tradisi atau adat masyarakat tertentu dapat, dijadikan sebagai
bahan penetapan hukum jual beli.
3. Universal dan Dinamis.
Ajaran Islam bersifat universal. Ia meliputi seluruh alam tanpa batas,
tidak dibatasi pada daerah tertentu seperti ruang lingkup ajaran Nabi
sebelumnya. Berlaku bagi orang Arab dan orang `Ajam (non Arab).
Universalitas hukum Islam ini sesuai dengan pemilik hukum itu sendiri yang
kekuasaan tidak terbatas. Di samping itu, hukum Islam mempunyai sifat yang
dinamis (cocok untuk setiap zaman). Hukum Islam memberikan kepada
kemanusiaan sejumlah hukum yang positif yang dapat dipergunakan untuk
segenap masa dan tempat. Dalam gerakannya hukum Islam menvertai
perkembangan manusia, mempunyai kaidah asasiyah, yaitu ijtihad. Ijtihadlah
yang akan menjawab segala tantangan masa, dapat memenuhi harapan zaman
dengan tetap memelihara kepribadian. dari nilai-nilai asasinya. Dalam
kaitannya dengan keuniversalan tersebut dapat dipahami lewat konstitusi
negara mushm pertama. Madinah, menyetujui dan melindung kepercayaan
non-muslim dan kebebasan mereka untuk mendakwahkan. Konstitusi ini
merupakan kesepakatan antara Muslim dan Yahudi, serta orang-orang Arab
yang bergabung di dalamnya. Non-Muslim dibebaskan dari keharusan
membela negara dengan membayar Jizyah, yang. berarti hak hidup dan hak
milik mereka dijamin. Istilah Zimmi, berarti orang non-Muslim yang
dilindungi Allah dan Rasul. Kepada orang-orang non-Muslim itu diberikan
hak Otonomi yudisial tertentu. Warga Negara dan kalangan ahli kitab
dipersilahkan menyelenggarakan keadilan sesuai dengan apa_yang Allah
wahyukan.
4. Sistematis.
Arti dari pc.myataan bahwa hukum Islam itu bersifat sistematis adalah
bahwa hukum Islam nu mencerminkan sejumlah doktrin yang bertalian secara
logis, sating berhubungan satu dengan lainnya.14 Perintah shalat dalam al-
Qur'an senantiasa diiringi dengan perintah zakat. Dan berulang-ulang Allah
berfirman "makan dan minumlah kamu tetapi jangan benlebihan". Dalam hal
ini dipahami bahwa hukum Islam melarang seseorang hanya mermuamalah
dengan Allah dan melupakan dunia. Manusia diperintahkan mencari rezeki,
tetapi hukum Islam melarang sifat imperial dan kolonial kctika mencari
rezeki tersebut.
5. Hukum Islam bersifat Ta'aquli dan Ta'abbudi.
Sebagaimana dipahami bahwa syari'at Islam mencakup bidang
mu'amalah dan bidang ibadah. Dalam bidang ibadah terkandung nilai-nilai
ta'abbudil ghairu ma' qulah al ma'na (Irasional), artinya manusia tidak boleh
beribadah kecuali dengan apa yang telah disyari'atkan dalam bidang ini, tidak
ada pintu ijtihad bagi umat manusia. Sedangkan bidang muamalah, di

4
dalamnya terkadang nilai-nilai ta'aquli/ma’aqulah al-ma’na (rasional).
Artinya, umat Islam dituntut untuk berijtihad guna membumikan ketentuan-
ketentuan syari’at tersebut.
2.1.3 Antara Perundang-undangan Islam dan Perundang-undangan
Manusia
A. Sumber Perundang-undangan Islam
Adapun perundang-undangan islam sumber utamanya adalah Al-
Qur,an dan As-Sunnah, dibawah ini termasuk sumber perundang-undangaan
islam:
1. Al-Qur,an
2. Hadits
3. Ijma
4. Qiyas
B. Sumber Perundang-undangan Manusia
1. Akal

Akal membantu manusia untuk mengintepretasikan sesuatu, termasuk


mengintepretasikan perbuatan yang mengandung eksitensi keadilan yang
disebut hukum.

2. Adat

Adat bisa menjadi sumber hukum manusia karena adat merupakan


suatu sikap yang disepakati bersama, namun sifatnya terbatas dan dibatasi.

3. Budaya

Budaya merupakan hal yang lebih luas daripada adat, budaya


merupakan hasil intepretasi dari kesepakatan adat yang diakui secara umum.
Perpaduan dari adat dan budaya tersebut dinamakan hukum normatif.

4. Keadilan Sosial

Keadaan sosial bisa menjadi sumber hukum manusia, karena


terkadang adat dan budaya yang telah disepakati bisa bertentangan dengan
keadaan sosial. Misalnya, adat budaya yang mengharuskan pernikahan
mewah yang tidak dapat dijangkau oleh orang kecil, maka dibuatlah hukum
baru yang dimana menentang hukum adat dan budaya tadi. Nama lainnya
adalah hukum sosiatif.

5
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Islam adalah agama kaffah (sempurna), yang memiliki aturan dan


kepedulian kepada manusia, baik di dunia maupun di akhirat. Islam sebagai
agama wahyu yang memberi bimbingan kepada manusia mengenai aspek
hidup dan kehidupannya.

Nizham Al-Islam merupakan kitab yang coba menggambarkan sistem


kehidupan islam (nizham al-islam) secara komprehensif sebuah sistem
khilafah. Namun sebagaimana Rasulullah SAW dahulu menegakan
pemerintahan islam berdasarkan aqidah islam, hijbut tahrir pun meneladani
Rasulullah SAW dengan menjadikan aqidah islam sebagai pondasi bagi sistem
kehidupan islam.

Jadi dalam sebuah kehidupan kita memiliki peraturan-peraturan yang


sesuai dengan ajaran agama kita.

3.2 Saran

Semoga dengan adanya makalah ini dapat memperluas pengetahuan bagi


para pembaca. Tidak hanya sebagai bahan bacaan, namun juga sebagai dorongan
untuk mempelajari peraturan dalam Islam lebih dalam. Penyusun menyadari
bahwa makalah ini tidak sempurna, dan memiliki kekurangan, oleh karena itu
kami mengharapkan kritik dan masukan yang membangun.

6
DAFTAR PUSTAKA

https://tsaqofah.id/bulugul-maram-min-kitab-nizamil-islam-i-pengantar-kitab-
nizham-al-islam

https://jurnal-universitasnegrijakarta

https://idr.uin-antasari.ac.id

https:jurnal.iain.manado.ac.id

Anda mungkin juga menyukai