Keberadaan Shalat, Puasa, Zakat dalam Islam serta Pengaruhnya terhadap Kepribadian
Manusia
PRODI MANAJEMEN 4
Disusun Oleh :
KELOMPOK 2
Dosen Pembimbing :
Depi Dasmal,M.Ag
Alhamdulillah Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
karunia Nya sehingga kami diberikan waktu dan kesempatan untuk menyelesaikan makalah
Pendidikan Agama Islam yang berjudul “Keberadaan Shalat, Puasa, Zakat dalam Islam serta
Pengaruhnya terhadap Kepribadian Manusia”.
Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam program
studi Manajemen 4 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Putra Indonesia Yasyasan Pergurauan
Tinggi Komputer. Kami menulis makalah ini untuk membantu mahasiswa supaya lebih memahami
mata kuliah khususnya mengenai keberadaaan sholat, puasa dan zakat dalam islam serta pengaruhnya
dalam kepribadian manusia.
Terima kasih kami ucapkan kepada semua pihak termasuk teman-teman yang telah
berpartisipasi dalam mencari bahan-bahan untuk menyusun tugas ini sehingga memungkinkan
terselesaikan makalah ini, meskipun banyak terdapat kekurangan.
Akhir kata, kami berharap mudah-mudahan makalah ini dapat memberikan sumbangan pikiran
dan bermanfaat khususnya bagi kami dan umumnya bagi pembaca. Kami menyadari bahwa makalah
ini masih jauh dari sempurna, mengingat keterbatasan kemampuan dan pengetahuan kami. Oleh karena
itu dengan terbuka dan senang hati kami menerima kritik dan saran dari semua pihak.
KATAPENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB I
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................1
C. Tujuan.............................................................................................................................1
BAB II
1. Keberadaan Sholat dalam Islam......................................................................................2
2. Pengaruh Sholat dalam Kepribadian Manusia.................................................................3
3. Keberadaan Puasa dalam Islam.......................................................................................9
4. Pengaruh Puasa dalam Kepribadian Manusia................................................................11
5. Keberadaan Zakat dalam Islam......................................................................................13
6. Pengaruh Zakat dalam Kepribadian Manusia ...............................................................14
BAB III
A. Kesimpulan..........................................................................................................15
B. Saran..............................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam ajaran Islam terdapat beberapa pokok ibadah yang menjadi landasan fundamental agama.
Beberapa pokok ibadah mendasar itu disebut dengan rukun Islam yang meliputi 5 pokok perkara, yaitu
syahadat, sholat, zakat, puasa dam naik haji. Kelima hal tersebut merupakaan ciri ibadah seorang
muslim yang membedakan dengan umat beragama lainnya. Pelaksanaan pokok-pokok ibadah yang
terkandung dalam Rukun Islam tersebut merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan seorang
muslim. Tapi disini kami cuma akan membahas tentang “Keberadaan Shalat, Puasa dan Zakat serta
Pengahruhnya terhadap Kepribadian Manusia.”
Sholat adalah ibadah ritual yang dijalankan sebagai sarana penghubung antara manusia dengan
Allah SWT. Zakat adalah ibadah yang memiliki dimensi sosial kemasyarakatan sebagai perwujudan
ketaatan seorang muslim kepada Allah. Puasa adalah ibadah yang memperkuat kepribadian. Ketiga
pokok ajaran yang terkandung dalam Rukun Islam tersebut harus dilaksanakan oleh setiap muslim.
Ketaatan seorang muslim dalam melaksanakan rukun Islam akan menggambarkan kadar cinta mereka
terhadap Allah SWT. Sehingga mempelajari pokok-pokok ajaran tersebut merupakan awal dari upaya
muslim dalam meningkatkan kualitas ibadah sehari-hari.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Shalat secara bahasa bermakna doa. Pemaknaan semacam ini dapat kita simak pada ayat Q.S. At-
taubah (9:103):
َ َعلِي ٌم َس ِمي ٌع َوهَّللا ُ لَهُ ْم َس َك ٌن
َ صاَل تَكَ إِ َّن َعلَ ْي ِه ْم َو
ص ِّل
“dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka.
Dan allah maha mendengar lagi maha mengetahui.”
Adapun secara istilah, syekh muhammad bin qasim al-gharabili (w. 918h) dalam kitab fathul
qarib (surabaya: harisma, 2005), hal. 11 menyebutkan:
وشرعا- الرافعي قال كما:ٌبالتكبير ُمفتَت َحةٌ وأفعال أقوال، ٌمخصوص ٍة ب َشرائطَ بالتسليم مختتمة
“dan secara (istilah) syara’–sebagaimana yang dikatakan oleh imam ar-rofi’i, (shalat ialah) rangkaian
ucapan dan perbuatan yang diawali dengan takbir, diakhiri dengan salam, beserta syarat-syarat yang
telah ditentukan”.
Dari dua pemaknaan tersebut kita bisa menemukan titik temu yakni di dalam shalat yang kita kenal,
memang terdapat banyak sekali terkandung doa. Ada banyak sekali hikmah yang terkandung di dalam
shalat, diantaranya seperti yang dirangkum oleh mustafa al-khin dan musthafa al-bugha, dalam al-fiqh
al-manhaji ‘ala madzhabi imam al-syafi’i (surabaya: al-fithrah, 2000), juz i, hal. 98:
1. Dalam shalat, ada sujud; sebuah posisi di mana kita merendahkan diri hingga mencium tanah.
Ini merupakan pengingat bagi kita akan kerendahan kita di hadapan allah sang pencipta, karena
sesungguhnya di hadapan allah, kita hanyalah hamba yang mutlak sepenuhnya milik allah.
2. Menyadarkan kita bahwa pada hakikatnya tiada yang mampu memberikan pertolongan pada
kita selain allah.
3. Shalat dilakukan sehari semalam sebanyak 5 kali. Ini berarti ada 5 kali dalam sehari semalam
kita bisa bertobat, kembali kepada allah, karena memang pada dasarnya dalam sehari semalam,
tidaklah mungkin kita terluput dari dosa, baik disengaja ataupun tidak.
4. Memperkuat akidah dan keimanan kita pada allah swt, karena sesungguhnya sehari-hari
godaan kenikmatan duniawi dan godaan setan senantiasa mengganggu akidah kita hingga kita
lupa akan keberadaan sang khaliq yang maha mengawasi. Dengan melakukan ibadah shalat,
kita kembali mempertebal keyakinan dan keimanan kita, sebagaimana tumbuhan kering yang
segar kembali sesudah diguyur hujan. Demikian pemaparan tentang makna dan hikmah shalat
5. yang kami sarikan dari berbagai sumber, semoga dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
PENGARUH SHOLAT DALAM KEPRIBADIAN MANUSIA
Syariat islam yang mencakup akidah (keyakinan), ibadah dan mu’amalah, diturunkan oleh allah
azza wa jalla dengan ilmu-nya yang maha tinggi dan hikmah-nya yang maha sempurna, untuk
kebaikan dan kemaslahatan hidup manusia. Karena termasuk fungsi utama petunjuk allah azza wa jalla
dalam al-qur’ân dan sunnah rasulullah shallallahu alaihi wa sallam adalah untuk membersihkan hati
dan mensucikan jiwa manusia dari semua kotoran dan penyakit yang menghalanginya dari semua
kebaikan dalam hidupnya.
Allah azza wa jalla berfirman:
“Sungguh allah telah memberi karunia (yang besar) kepada orang-orang yang beriman, ketika allah
mengutus kepada mereka seorang rasul dari kalangan mereka sendiri, yang membacakan kepada
mereka ayat-ayat allah, mensucikan (hati/jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka al-kitab (al
qur`ân) dan al-hikmah (sunnah). Dan sesungguhnya sebelum (kedatangan rasul) itu, mereka benar-
benar dalam kesesatan yang nyata”. [ali ‘imrân/3:164]
Makna firman-nya “mensucikan (hati/jiwa) mereka” adalah membersihkan mereka dari keburukan
akhlak, kotoran jiwa dan perbuatan-perbuatan jahiliyyah, serta mengeluarkan mereka dari kegelapan-
kegelapan menuju cahaya (hidayah allah azza wa jalla ).
Maka kebersihan hati seorang muslim merupakan syarat untuk mencapai kebaikan bagi dirinya secara
keseluruhan, karena kebaikan seluruh anggota badannya tergantung dari baik/bersihnya hatinya.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
ت إِ َذا ُمضْ َغةً ْال َج َس ِد فِي َوإِ َّن أَل
ْ صلَ َح َ َت َوإِ َذا ُكلُّهُ ْال َج َس ُد
َ صلَ َح ْ ْالقَ ْلبُ َو ِه َي أَالَ ُكلُّهُ ْال َج َس ُد فَ َس َد فَ َسد
“Ketahuilah, bahwa dalam tubuh manusia terdapat segumpal (daging), yang kalau segumpal daging itu
baik maka akan baik seluruh (anggota) tubuhnya, dan jika segumpal daging itu buruk maka akan buruk
seluruh (anggota) tubuhnya), ketahuilah bahwa segumpal daging itu adalah hati (manusia).”
“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari rabb-mu dan penyembuh bagi
penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang
beriman.”
Katakanlah:”dengan karunia allah dan rahmat-nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Karunia
dan rahmat-nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan” [yûnus/10:57-58][6]
Inilah makna ucapan sahabat yang mulia, `abdullah bin abbâs radhiyallahu anhu yaitu: “sesungguhnya
amal kebaikan ibadah itu memiliki pengaruh baik berupa cahaya di hati, kecerahan pada wajah,
kekuatan pada tubuh, tambahan pada rezki dan kecintaan di hati manusia. Sebaliknya perbuatan buruk
(maksiat) itu sungguh memiliki pengaruh buruk berupa kegelapan di hati, kesuraman pada wajah,
kelemahan pada tubuh, kekurangan pada rezki dan kebencian di hati manusia.”
“Tetapi allah menjadikan kamu sekalian (wahai para sahabat) cinta kepada keimanan dan menjadikan
iman itu indah dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan dan perbuatan
maksiat. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus.” [al-hujurât/49:7]
3. Keteguhan iman dan ketegaran dalam berpegang teguh dengan agama.
Allah azza wa jalla berfirman:
ُ ت بِ ْالقَوْ ِل آ َمنُوا االَّ ِذينَ هَّلل ُ يُثَب
ِّت ِ ِضلُّ ۖاآْل ِخ َر ِة َوفِي ال ُّد ْنيَا ْال َحيَا ِة فِي الثَّاب
ِ ُيَ َشا ُء َما هَّللا ُ َويَ ْف َع ُل ۚ الظَّالِ ِمينَ هَّللا ُ َوي
“Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ‘ucapan yang teguh’ dalam kehidupan
di dunia dan di akhirat, dan allah menyesatkan orang-orang yang zhalim dan memperbuat apa yang dia
kehendaki.” [ibrâhîm/14:27]. Ketika menafsirkan ayat ini imam qatâdah rahimahullah berkata:
“adapun dalam kehidupan dunia, allah azza wa jalla meneguhkan iman mereka dengan perbuatan baik
(ibadah) dan amal shalih. Fungsi ibadah dalam meneguhkan keimanan sangat jelas sekali, karena
seorang muslim yang merasakan kemanisan dan kenikmatan iman dengan ketekunannya beribadah dan
mendekatkan diri kepada allah azza wa jalla , maka setelah itu dengan taufik dari allah azza wa jalla,
dia tidak akan mau meninggalkan keimanannya meskipun dia harus menghadapi berbagai cobaan dan
penderitaan dalam mempertahankannya, bahkan semua cobaan tersebut menjadi ringan baginya.
Gambaran inilah yang terjadi pada para sahabat rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dalam
keteguhan mereka sewaktu mempertahankan keimanannya untuk menghadapi permusuhan dan
penindasan orang-orang kafir quraisy, di masa awal rasulullah shallallahu alaihi wa sallam
mendakwahkan islam. Sebagaimana disebutkan dalam percakapan antara abu sufyân dan raja romawi
hiraqlius, yang dibenarkan oleh rasulullah shallallahu alaihi wa sallam . Di antara pertanyaan yang
diajukan oleh hiraql kepada abu sufyân waktu itu: “apakah ada di antara pengikut (sahabat) nabi itu
(muhammad shallallahu alaihi wa sallam ) yang murtad (meninggalkan) agamanya karena dia
membenci agama tersebut setelah dia memeluknya?” Maka abu sufyân menjawab: “tidak ada”.
Kemudian hiraql berkata: “memang demikian (keadaan) iman ketika kemanisan iman itu telah masuk
dan menyatu ke dalam hati manusia
A. Kesimpulan
Beberapa poin yang kami sebutkan di atas jelas menggambarkan bagaimana manfaat dan pengaruh
positif ibadah dan amal shaleh yang dikerjakan oleh seorang muslim bagi dirinya. Masih banyak poin
lain yang tentu tidak mungkin disebutkan semuanya.
B. Saran
Semoga makalah ini menjadi motivasi bagi kita untuk semakin giat dan bersungguh-sungguh dalam
mengamalkan ibadah dan ketaatan kepada allah azza wa jalla , serta berusaha untuk membenahi amal
ibadah yang sudah kita lakukan selama ini agar benar-benar sesuai dengan petunjuk dan syariat allah
azza wa jalla .
DAFTAR PUSTAKA
1. http://eprints.walisongo.ac.id/6419/2/BAB%20I.pdf
2. https://www.academia.edu/29125931/MAKALAH_AGAMA_TENTANG_PUASA
3. http://eprints.ums.ac.id/29096/2/BAB_1.pdf