Anda di halaman 1dari 8

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN AJI MUHAMMAD IDRIS


SAMARINDA
FAKULTAS SYARIAH
Jalan H. A. M. Rifadin, Loa Janan Ilir, Samarinda 75131
Telepon (0541) 7270222 Faksimili (0541) 7268933
Website : http://www.fasya.iain-samarinda.ac.id E-mail : fasyaiainsmd@gmail.com

SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER GENAP


TAHUN AKADEMIK 2022/2023

MATA KULIAH : SOSIOLOGI HUKUM


DOSEN : FARDY ISKANDAR, SH, MH
FAKULTAS/PRODI : SYARIAH/HUKUM KELUARGA
SEMESTER :V
HARI/TANGGAL : SENIN/17 OKTOBER 2022
WAKTU : 13.00-14.40 WITA (BATAS KUMPUL 17-20 OKTOBER 2022)
LOKAL : ONLINE
SIFAT UJIAN : OPEN BOOK

NAMA : DEA AMELIA KARINA


NIM : 2021508047
KELAS : HK 2 SMT 5

Petunjuk Ujian :
1. SEBELUM DAN SESUDAH UAS MEMBACA BASMALAH DAN HAMDALAH
2. SOAL UTS DIBACA DENGAN BAIK
3. JAWABAN UTS DIKUMPUL DI WHATSAPP DOSEN

SOAL:

1. Jelaskan Pengertian Sosiologi Hukum, karakteristik dan kedudukannya di antara ilmu sosial

dan ilmu hukum?

2. Jelaskan Mazhab- mazhab Sosiologi Hukum?

3. Jelaskan Pemikiran- pemikiran para ilmuwan Sosiologi Hukum?

4. Jelaskan Unsur-unsur dalam struktur sosial (kaidah sosial)?

5. Jelaskan Lembaga- lembaga sosial dalam Sosiologi Hukum?

6. Jelaskan Pelapisan Sosial?

Jawab :

1. Pengertian sosiologi hukum dari beberapa pendapat para ahli, yaitu:


 Soerjono Soekanto
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN AJI MUHAMMAD IDRIS
SAMARINDA
FAKULTAS SYARIAH
Jalan H. A. M. Rifadin, Loa Janan Ilir, Samarinda 75131
Telepon (0541) 7270222 Faksimili (0541) 7268933
Website : http://www.fasya.iain-samarinda.ac.id E-mail : fasyaiainsmd@gmail.com

Sosiologi hukum adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang secara analitis dan
empiris menganalisis atau mempelajari hubungan timbal balik antara hukum
dengan gejala-gejala sosial lainnya.
 Satjipto Rahardjo
Sosiologi hukum (sociology of law) adalah pengerahuan hukum terhadap pola
perilaku masyarakat dalam konteks sosialnya.

Karakteristik sosiologi hukum berusaha untuk menjelaskan, mengapa praktek yang


demikian itu terjadi, sebab-sebanya, faktor-faktor apa yang mempengaruhinya, latar
belakangnya dan sebagainya.

Karakteristik dari studi hukum secara sosiologis:


 Memberikan penjelasan mengenai praktek-praktek hukum baik oleh para
penegak hukum begitu juga masyarakat. Jika praktek-praktek tersebut dibedakan
ke dalam pembuatan peraturan perundang-undangan, penerapan dan pengadilan
berarti, sosiologi hukum juga mempelajari, bagaimana praktek pelaksanaan yang
terjadi pada tiap-tiap kegiatan hukum tersebut.
 Senantiasa menguji kebenaran empiris dari suatu peraturan atau pernyataan
hukum, apabila hal itu dirumuskan dalam suatu pernyataan.
 Berbeda dengan ilmu hukum, sosiologi hukum tidak melakukan penilaian
terhadap hukum. Perilaku yang mematuhi hukum dan yang menyimpang dari
hukum sama sama merupakan objek pengamatan yang setara.

Kedudukan Sosiologi hukum dengan Ilmu Sosial yaitu, sosiologi mengkaji tentang
masyarakat, yang di dalamnya merupakan sekumpulan individu-individu manusia.
Sosiologi juga mempelajari manusia, terutama mengenai perilaku-perilaku manusia.
2. 1. Formalitas
Melihat hukum dari luar, dari segi formal yang dibuat oleh pemerintah.
Contoh: Ketika menikah ada UU Perkawinan yang mengatur.
2.Mazhab sejarah dan kebudayaan.
Melihat hukum dari luar dari segi sejarah dan kebudayaan. Contoh: Ketika
menikah ada aturan dan HAM
3.Aliran Utilitarianisme
Melihat hukum dari luar dari segi manfaat. Contoh : pencatatan Perkawinan,
waris, peraturan lalu lintas.
4.Aliran Sociological Jurisprudence
Melihat hukum dari luar dari segi hukum yang hidup didalam masyarakat.
Contoh: wakaf, menikah, zakat,dll dimana dulu belum ada aturannya setelah
itu baru dibuat.
5.Aliran Realisme Hukum
Melihat hukum dari luar uu yang sifatnya kontekstualdari hakim yang bisa
mengubah keputusan dari kenyataan. Contoh: tanpa uu.
6.Positivisme
Melihat hukum dari luar dari segi kepastian hukum. Contoh: peraturan lalu
lintas. Orang yang benar akan benar, yang salah tetap ssalah

3. Tokoh Erop Barat


1. Karl Marx (1818-1883)
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN AJI MUHAMMAD IDRIS
SAMARINDA
FAKULTAS SYARIAH
Jalan H. A. M. Rifadin, Loa Janan Ilir, Samarinda 75131
Telepon (0541) 7270222 Faksimili (0541) 7268933
Website : http://www.fasya.iain-samarinda.ac.id E-mail : fasyaiainsmd@gmail.com

Pokok pemikiran Marx dalam sosiologi hukum adalah sebagai berikut:


a. Hukum adalah alat yang menyebabkan timbulnya konflik dan
perpecahan. Hukum tidak berfungsi untuk melindungi. Hukum hanya
melindungi kelompok-kelompok yang dominan.
b. Hukum bukan merupakan alat integrasi tetapi merupakan pendukung
ketidaksamaan dan ketidakseimbangan yang dapat membentuk
perpecahan kelas.
c. Hukum dan kekuasaan merupakan sarana dari kaum kapitalis yang
berkuasa di bidang ekonomi, untuk melanggengkan kekuasaan
d. Hukum bukanlah model idealis dari moral masyarakat atau
setidaktidaknya masyarakat bukanlah manisfestasi normatif dari apa
yang telah dihukumkan
2. Henri S Maine (1882-1888)
Pemikiran Maine dalam bidang sosiologi hukum adalah sebagai berikut :
1. Masyarakat bukanlah masyarakat yang serba laten melainkan yang
bersifat Contigent. Dari sinilah ia dicetuskan sebagai bapak teori
Evolusi klasik. Teori ini mengatakan bahwa masyarakat yang
progresif adalah masyarakat yang bergerak dari status ke kontrak.
2. Dalam mayarakat terdapat askripsi-askripsi tertentu, yang
sesungguhnya merupakan penganugerahan atribut dan kapasitas
kepada warga masyarakat yang bersangkutan, dengan posisi masing-
masing didalam tatanan status yang telah diradisikan dalam
masyarakat.
3. Kenyataan dalam masyarakat akan berubah tatkala msayarakat
melakukan transisi ke situasi-situasi baru, yang berhubungan dengan
membeasrnya agregasi dalam kehiduan. Juga kian meningkatnya
interdepedensi antara segmen-segmen sosial dalam kehidupan
ekonomi
3.Emile Durkheim (1858-1917)
Durkheim mengajukan tipologi yang membedakansecara dikotomis dua tipe
solidaritas yaitu mekanis dan organis. Masyarakat berkembang dari tipe
mekanis ke tipe organis. Adapun rinciannya sebagai berikut :
a. Hukum dan Solidaritas Mekanis
Dikatakan oleh Dukheim, ketika masyarakat masih berada pada
tahap diferensiasi segmental, masyarakat tampak sebagai
himpunan sekian banyak satuan pilihan, yang masing-masing
berformat kecil dan anatara satu dengan yang lain seragam. Dalam
solidaritas ini, seorang warga masyarakat secara langsung terikat
kepada masyarakat.Hal ini dapat terjadi dengan indikasi cita-
citabersama dari masyarakat yang bersangkutan secara kolektif
lebih kuat serta lebih insentif daripada cita-cita masing-masing
warga secara individual.
b. Hukum dan Solidaritas Organis
Hukum yang menidak mencerminkan masyarakat yang bersifat
kolektif, sedangkan hukum yang mengganti merupakan cerminan
masyarakat yang telah terdiferensiasi dan terspesialisasi ke dalam
fungsi-fungsi.Keadaan ini menciptakan perbedaan-perbedaan
dalam pengalaman dan pandangan. Tipe inilah yang dinamakan
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN AJI MUHAMMAD IDRIS
SAMARINDA
FAKULTAS SYARIAH
Jalan H. A. M. Rifadin, Loa Janan Ilir, Samarinda 75131
Telepon (0541) 7270222 Faksimili (0541) 7268933
Website : http://www.fasya.iain-samarinda.ac.id E-mail : fasyaiainsmd@gmail.com

oleh Durkheim dengan tipe solidaritas organis.Dalam masyarakat


yang berkembang secara modern, heterogen dan penuh dengan
diferensiasi, solidaritas organik dapat mengatasi solidaritas
mekanis. Hukum represif tak lagi berfungsi secara dominan.
Hukum represif akan digantikan oleh hukum restitutif, yang lebih
menekankan arti pentingnya restitusi atau pemulihan serta
kompensasi untuk menjaga kelestarian masyarakat.
4.Max Weber (1864-1920)
Weber memandang hukum sebagai suatu kumpulan norma-norma atau
aturan-aturan yang dikelompokkan dan dikombinasikan dengan consensus,
menggunakan alat kekerasan sebagai daya paksaan. Ia menganggap bahwa
hukum adalah kespakatan yang valid dalam suatu kelompok tertentu. Weber
disebut sebagai bapak sosilogi hukum modern, yang menggarap hukum
secara komprehensif dengan metode sosiologis.Usaha Weber untuk
menyingkap ciri yang menonjol dari masyarakat barat, membawanya kepada
rasionalitas sebagai kuncinya. Tipologinya yang disusun melalui sumbu
formal-subtantif dan sumbu Irasional-Rasional, yaitu sebagai berikut :
a. Menyangkut perbedaan bagaimana suatu sistem hukum itu disusun,
sehingga merupakan suatu sistem yang mampu menentukan sendiri
peraturan dan prosedur yang dipakai untuk mengambil suatu
keputusan.
b. Subtantif, bersifat eksternal dan merujuk kepada ukuran di luarnya,
terutama kepada niali-nilai agama, etika serta politik.
c. Weber berpendapat, hukum memiliki rasionalitasnya yang subtantif
ketika subtansi hukum itu memang terdiri dari aturan-aturan umum In
Abstracto, yang siap didedukasikan guna menangani kasus konkrit.

Tokoh Amerika Serikat


1. Oliver Wendell Holmes (1841-1935)
Holmes yang dikenal dengan revolusi sosiologi dalam ilmu hukum di
Amerika Serikat.Holmes menolak dengan tegas mazhab analitis
maupun mazhab historis.Pikiran utama Holmes dalam sosiologi
hukum ini adalah bahwa setiap hakim bertanggungjawab
memformulasi hukum lewat keputusan-keputusannya. Hakim harus
selalu sadar dan yakin bahwa hukum itu adalah bukan suatu hal yang
Omnipressnt in the sky, melainkan sesuatu yang senantiasa hadir
dalam situasi-situasi konkrit To meet the social need. Ia menuliskan
the life of law is not logic : it has been experience, bahwa kehidupan
hukum tidak pernah berdasarkan logika, melainkan merupakan
pengalaman yang isinya harus dilukiskan oleh sosiologi hukum.
Menurut Holmes, hukum bukan saja dilihat dari definisi yurisprudensi
tetapi ramalan-ramalan yang akan diputuskan oleh pegadilan.
Pendekatan yang digunakan oleh Holmes adalah pragmatis. Hakim
harus benar-benar memperhatikan pembuatan keputusan hukum dan
bagi Holmes hukum merupakan hal yang aktual bagi hukum.
2. Benjamin Nathan Cardozo (1870-1938)
Ia adalah seorang hakim yang bertolak dari perenungan tentang
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN AJI MUHAMMAD IDRIS
SAMARINDA
FAKULTAS SYARIAH
Jalan H. A. M. Rifadin, Loa Janan Ilir, Samarinda 75131
Telepon (0541) 7270222 Faksimili (0541) 7268933
Website : http://www.fasya.iain-samarinda.ac.id E-mail : fasyaiainsmd@gmail.com

perlunya memperbaharuai teknik hkum yang aktual. Menurutnya,


dalam setiap praktik peradilan terdapat suatu ketidakpastian yang
semakin besar yang diakibatkan oleh keputusan pengadilan. Adalah
suatu manifestasi yang tidak dapat dicegah dari kenyataan bahwa
proses peradilan bukanlah penemuan hukum, melainkan penciptaan
hukum. Ide pemikiran hukum Cardozo ini dapat ditemukan dalam
bukunya, The nature of judicial Process.
Pemikiran Cardozo adalah sebagai berikut:
a. Hakim memiliki kebebasan untuk memutuskan suatu perkara tetapi
batasannya tidak boleh bertentangan dengan kepentingan hukum.
b. Berbagai kehidupan sosial seperti logika, rakyat, sejarah dan
standar moralitas yang disepakati bersama-sama dalam kehidupan,
merupakan instrument kearah terciptanya hukum.
c. Hukum harus tetap sejalan dengan kebutuhan-kebutuhan sosial.
3. Roscoe Pound (1870-1964)
Pandangan Roscoe Pound adalah hukum diselenggarakan untuk
memaksimalkan pemuasan kebutuhan dan kepentingan interest. Ia
lebih cenderung melihat kepentingan (bukan etika dan moral) dalam
kehidupan hukum. Ia mengatakan bahwa hukum ini diperlukan
karena adanya berbagai kepentingan dalam setiap bidang kehidupan.
Adapun pokok pikiran Pound adalah sebagai berikut:
a. Ia lebih menelaah akibat-akibat sosial yang actual dari adanya
lembagalembaga hukum dan doktrin-doktrin hukum (lebih pada
fungsi hukum daripada isi abstraknya).
b. Mengajukan studi sosiologis untuk mempersiapkan perundang-
undangan dan menganggap hukum sebagai suatu lembaga sosial
yang dapat diperbaiki oleh usaha-usaha yang bijaksana dalam
menemukan cara-cara terbaik untuk melanjutka dan membimbing
usaha-usaha yang seperti itu.
c. Untuk menciptakan efektivitas cara dalam membuat peraturan
perundang-undangan dan member tekanan kepada hukum untuk
mencapai tujuan-tujuan sosial (tidak ditekankan kepada sanksi).
Pound lebih memandang hukum sebagai proses rekayasa sosial.

4. Unsur-unsur sosial yang pokok berupa kaidah-kaidah sosial, lembaga lembaga


kemasyarakatan, kelompok-kelompok sosial dan lapisan-lapisan sosial. Konsep
lembaga kemasyarakatan dapat diartikan sebagai himpunan kaidah dari segala
tingkatan yang berkisar pada suatu kebutuhan pokok manusia di dalam hidup
bermasyarakat. Adanya konsep ini digunakan karena sebagai suatu lembaga
kemasyarakatan bertujuan serta bertugas untuk memenuhi kebutuhan pokok manusia
dalam mewujudkan ketertiban. Oleh sebab itu, konsep kelompok sosial diartikan
sebagai kesatuan-kesatuan atau kelompok manusia yang hidup bersama dari adanya
jalinan hubungan di antara mereka.

Adapun beberapa unsur struktur sosial diantaranya :

1. Menurut Charles P. Loomis selaku ahli sosiologi dari Amerika,


mengutarakan bahwa setidaknya ada sepuluh unsur penting dalam
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN AJI MUHAMMAD IDRIS
SAMARINDA
FAKULTAS SYARIAH
Jalan H. A. M. Rifadin, Loa Janan Ilir, Samarinda 75131
Telepon (0541) 7270222 Faksimili (0541) 7268933
Website : http://www.fasya.iain-samarinda.ac.id E-mail : fasyaiainsmd@gmail.com

struktur sosial yang terbagi menjadi beberapa macam, sebagai berikut


:

 Di dalam sebuah struktur sosial penting adanya keyakinan


maupun pengetahuan bagi seluruh anggota yang termasuk di
dalamnya. Hal tersebut dapat berfungsi sebagai alat untuk
menganalisis akan suatu masalah untuk mengambil tindakan dari
anggota struktur sosial tersebut.
 Dalam sebuah struktur sosial penting adanya rasa kepedulian atau
solidaritas antar anggota kelompok, hal ini bertujuan guna
menyingkirakan pikiran negatif satu sama lain dalam struktur
sosial tersebut. Terdapat tujuan yang sama dan seiras sehingga
dapat menggapai cita-cita bersama yang ingin dicapai dalam
sebuah kelompok.

 Dalam sebuah struktur sosial memiliki nilai maupun aturan atau


norma sosial yang dapat dijadikan sebuah acuan dan pedoman
bagi seluruh anggota untuk bersikap dan atau bertingkah laku
yang ada di dalam kelompok tersebut.

 Diperlukan adanya sebuah kedudukan maupun peran yang


diberikan kepada seseorang untuk membantu mengarahkan serta
mengawasi pola tindakan maupun perilaku anggota yang ada di
dalam kelompok tersebut.

 Sebuah sistem berupa sanksi yang dapat digunakan ketika seorang


anggota kelompok melanggar norma atau aturan yang telah dibuat
sehingga keadilan dan kedamaian dalam kelompok masyarakat
tersebut tetap terjaga.

 Dibutuhkan di dalam struktur sosial adanya sebuah sistem


ketegangan, sistem konflik, dan juga sistem penyimpangan yang
disertai dengan adanya perbedaan setiap anggota kelompok baik
dalam kemampuan maupun persepsi akan memecahkan suatu
masalah.

 Memberikan sarana maupun alat perlengkapan sistem sosial yang


dapat digunakan dalam struktur sosial. Sarana maupun alat
perlengkapan tersebut dapat berbentuk lembaga maupun pranata
sosial.

 Didalam struktur sosial, diperlukan seorang pemimpin dan


jajaranya yang mampu memegang kekuasaan, dimana sebagai
kepala dari sebuah kelompok mampu mengarahkan dan
memerintah anggota di dalam kelompoknya sehingga tujuan yang
ingin dicapai akan lebih terarah dan termonitor.
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN AJI MUHAMMAD IDRIS
SAMARINDA
FAKULTAS SYARIAH
Jalan H. A. M. Rifadin, Loa Janan Ilir, Samarinda 75131
Telepon (0541) 7270222 Faksimili (0541) 7268933
Website : http://www.fasya.iain-samarinda.ac.id E-mail : fasyaiainsmd@gmail.com

 Membuat dan menentukan tingkatan yang ditentukan berdasarkan


peran maupun status yang dimainkan setiap anggota
kelompoknya, sehingga terlihat dengan jelas siapa yang memiliki
tanggung jawab dan wewenang dalam kelompok tersebut.

2. Menurut James H. Henslin, beberapa unsur-unsur pembentuk struktur


sosial adalah :

a. Kelompok Sosial : terdiri dari kesatuan yang berasal dari


sejumlah masyarakat. Pada setiap kelompok sosial dapat
memiliki pandamgan yang berbeda guna mempertahankan
kesatuan dari kelompok tersebut dengan sikap dan perilaku
yang telah disepakati bersama apabila masing-masing dari
setiap anggota kelompok ini menjalankan tugas dan perannya
masing-masing.

b. Lembaga Sosial : sekumpulan atau satuan norma dan aturan


yang digunakan untuk menjaga pola perilaku dalam kehidupan
bermasyarakat.

c. Norma Sosial : pedoman atau dasar yang digunakan dalam


bersikap.

5. Adapun fungsi dari lembaga sosial antara lain:


a. Memberikan pedoman pada anggota-anggota masyarakat bagimana mereka harus
bertingkah laku atau bersikap dalam menghadapi masalah- masalah dalam
masyarakat yang bersangkutan.
b. Menjaga keutuhan dari masyarakat yang bersangkutan dari perpecahan atau
disintegrasi masyarakat.
c. Memberikan pegangan kepada masyakat untuk mengadakan sistem pengendalian
social (sosial control) artinya sistem pengawasan dari masyarakat terhadap tingkah
laku anggota-anggotanya.
Adapun jenis-jenis lembaga sosial antara lain :
1. Keluarga
2. Politik
3. Hukum
4. Pendidikan
5. Ekonomi
6. Pemberdayaan
7. Kesehatan
8. Keragaman
Syarat lembaga sosial
1. Adanya aturan
2. Adanya tujuan

6. Stratifikasi Sosial
a. Jenis Strata Sosial
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN AJI MUHAMMAD IDRIS
SAMARINDA
FAKULTAS SYARIAH
Jalan H. A. M. Rifadin, Loa Janan Ilir, Samarinda 75131
Telepon (0541) 7270222 Faksimili (0541) 7268933
Website : http://www.fasya.iain-samarinda.ac.id E-mail : fasyaiainsmd@gmail.com

i. Jenis kasta, yaitu berdasarkan keturunan.


ii. Jenis kelas, berdasarkan kekayaan, pendidikan dan pekerjaan
iii. Jenis Mesistokrat, berdasarkan usaha sendiri seperti tokoh masyarakat yang
selalu ada dan hadir dalam suatu kegiatan ditengah masyarakat.
b. Fungsi Strata Sosial
i. Pemberian hak istimewa
ii. Perbedaan kelas atau tingkat. Contoh ibu dan anak
iii. Perubahan strata sosial. Contoh perpindahan kosma, pekerjaan
c. Status Sosial
i. Ascribed status, Status dari keturunan seperti raja, kirain dll
ii. Achieved status, bisa daru kekayaan dan pekerjaan, seperti pendidikan,
polisi, dokter dll.
iii. Assigned Status, dari Pemberian status sosial tingg8 keorang yang memiliki
jasa.

Anda mungkin juga menyukai