Anda di halaman 1dari 17

TUGAS PAPER KELOMPOK.

v
1. Setiap kelompok terdiri dari 4 orang;
2. Judul paper tidak boleh sama diantara kelompok;
3. Paper disusun dengan sistimatika:
1) Pendahuluan,
2) Permasalahan,
3) Pembahasan,
4) Penutup,
4. Buku referensi/daftar pustaka.
5. Tebal paper minimal 10 halaman,
6. Diketik 2 spasi dengan kertas ukuran A 4,
7. Harus menggunakan foot note,
8. Dipresentasikan pada kuliah yang akan datang,
9. Pertemuan yang akan datang adalah pertemuan yang terahir
karena pertemuan yang selanjutnya adalah presentasi tiap
kelompok.
10. Judul harus berhubungan dg globalisasi dan hukum,
11. Sumber boleh mengambil kasus riil dari internet dengan
mencantumkan sumbernya.
MATERI PENTING:
1. Tentang Manusia dan Masyarakat
2. Bentuk Masyarakat
3. Masyarakat Dalam Kelompok-kelompok Sosial
4. Lapisan-lapisan Sosial, Kekuasaan dan Hukum
5. Perbedaan Antara Kekuasaan Dengan Wewenang
6. Hubungan antara Kekuasaan dengan Hukum
7. Kaidah Sosial & Jenis-jenisnya
8. Perbedaan Kaidah Hukum & Kaidah Sosial Lainnya
9. Kesopanan-Agama-Kesusilaan
10. Hubungan Kaidah Hukum dengan Kaidah Sosial
Lainnya
11. Hukum & Kesusilaan/Moral
12. Lembaga KemasyarakatanHubungan Antara Hukum
Dengan Lembaga Kemasyarakatan
2
AJARAN-AJARAN YANG MEMPENGARUHI
SOSIOLOGI HUKUM
I. Hukum Kodrat [Natural Law, Naturrecht, Droit Natural ]
II. Mashab Sejarah [Histories School] oleh Von Savigny
pada tahun 1791-1861 ]
III. Mazhab Imperatif (John Austin)
IV. Ajaran Hukum Murni (das Reine
Rechtslehre,logische stufeubau theorie, oleh Hans
Kelsen)
V. Utilitarianism
VI. Sosiological Jurisprudence
VII. Mazhab Fungsional (oleh Rosque Pound)
VIII. Realisme Hukum 3
MATERI KAJIAN PAPER TUGAS KELOMPOK
1. Metode Pendekatan Sosiologi Hukum;
2. Mazhab-Mazhab dan Pemikiran yang Berpengaruh Terhadap
Lahirnya Pemikiran Sosiologi Hukum
Bahasan : 1. Mazhab Formalistis 2. Mazhab Sejarah dan Kebudayaan
3. Mazhab Utilitarianism 4. Mazhab Sosciological Jurisprudence 5.
Pemikiran Emile Durkheim 6. Pemikiran Max Weber
3. Konsepsi Hukum, Macam Perspektif Hukum, Sosiologi dan Hukum
Positivisme Hukum..
4. Negara Modern, Faktor-faktor Kekuatan Sosial, Karakteristik Hukum
Modern, Hukum dan Habitatnya, Sosiologi dari Hukum Modern
5. Perubahan Masyarakat, Hukum Alam dan Sosiologi Hukum, Aliran
Sejarah dan Sosiologi Hukum.
6. Pengaruh Filsafat Hukum, Sosiologi Hukum Klasik dan Modern.
4
7. Kaidah- kaidah sosial dan hukum, Lembaga- lembaga
kemasyarakatan, Kelompok- kelompok sosial dan hukum,
8. Lapisan- lapisan sosial, kekuasaan dan hukum.
9. Keterbatasan dan Polemik mengenai Positivisme Hukum.
10. Hukum sebagai Kerangka Kehidupan Sosial (Living Law).
11. Hukum sebagai Alat Pengubah Masyarakat & Hukum
sebagai Alat Mekanisme Integrasi Sosial (Law as a tool of Social
Integrative Mechanism)
12. Sosialisasi Hukum, Pencegahan Pelanggaran Hukum,
Legitimasi Hukum, Teori Efektivitas Hukum, Pengertian
Penegakan Hukum, Faktor-faktor yang Berpengaruh dalam
Penegakan Hukum.
13. Hukum progresif dan pluralisme

5
PEMBAGIAN KELOMPOK
UNTUK TUGAS SOSIOLOGI HUKUM
kelompok Anggota Materi

II

III

IV

VI

VII

VIII

6
ARTI SOSIOLOGI HUKUM
Ilmu pengetahuan tentang interaksi manusia
yg berkaitan dg hukum dalam kehidupan
bermasyarakat.

PEMAHAMANNYA :
Interaksi Manusia mengandung tiga unsur, yaitu :
Tindakan (act), sesuatu (thing), dan makna
(meaning).
Hukum yang dimaksud bukan saja hukum dlm arti
tertulis tetapi juga yg tidak tertulis, baik menyangkut
falsafah, intelektualitas, maupun jiwa yg melatar
belakangi penerapan hukum.
7
Penerapan sosiologi hukum terkait dengan

NILAI NORMA
UKURAN TTG SEJUMLAH PERI-
MENTALITA (AKTIVITAS JIWA, LAKU YG DITERIMA & DISEPAKATI
CARA BERFIKIR, BERPERASAAN) SECARA UMUM OLEH MASYARAKAT
YG TERBENTUK DR PERILAKU (VOLKWAYS, MORES, CUSTOMS,
MANUSIA MENJADI SEMLAH LAWS).
ANGGAPAN

BENTUK-BENTUK INTERELASI INDIVIDU DLM MASYARAKAT:

KERJASAMA (COOPERATION), PENYESUAIAN (ACCOMODATION),


PERSAINGAN (COMPETATION), PERTENTANGAN (CONFLICT),
PENGUASAAN (DOMINATION).
8
PENDEKATAN SOSIOLOGI HUKUM
(Malinowski)
KOMPONEN QUID JURIS QUID FACTI

Fokus Peraturan-Peraturan Struktur Sosial


Proses Logika Akal budi
Orientasi Kepentingan Moral
Perspektif Seragam Bervariasi
Kegunaan Praktis Alamiah
Tujuan Pengendalian Keseimbangan

PENGEMBANGAN HK TDK TERLEPAS DR ASPEK NORMATIF DAN SOSIOLOGIS.


DALAM KENYATAAN KEDUA MODEL TSB SALING TERKAIT, SALING
MELENGKAPI, DAN SALING KONTRADIKSI DLM APLIKASI
9
MAKNA TABEL :
Hukum memiliki jangkuan luas dlm kehidupan. Pakar/
praktisi hukum cenderung berorientasi ke “quit juris”
(kebenaran normatif).
Masyarakat – potensi harmoni – konflik. Pakar
sosiologi cenderung berorientasi ke “quid facti”
(kebenaran empiris).
Kebenaran : ditentukan oleh kekuasaan atau disahkan
oleh sistem politik.
Kebenaran sosiologi hukum: kesesuaian antara fakta
empiris dg teori yg dijadikan ukuran untuk melihat
kebenaran.

10
1. Atho Mudzhar tentang fatwa Majelis Ulama Indonesia. Dalam kajian tersebut, Atho
mengungkap dimensi sosiologis dan politis yang mengiringi lahirnya fatwa-fatwa
tersebut. Ia juga mengungkap bagaimana suatu produk hukum, meskipun tidak selalu
dalam bentuk formalnya, dapat dikaji dalam perspektif sosiologi.
2. Hal serupa dilakukan oleh David S. Powers. Ia melakukan kajian tentang aspek
sosiologis (sosiologi teks) atau, lebih tepatnya, hermeneutika al-Qur’an tentang ayat-ayat
kewarisan. Berpijak dari data sejarah yang menunjukkan adanya pengabaian terhadap
aturan hukum kewarisan Islam melalui fatwa-fatwa yang dikeluarkan oleh ulama di
Spanyol dan Afrika Utara pada abad pertengahan, ia menyatakan.
3. Di sini terlihat urgensi pemikiran yang ditawarkan Hazairin agar hukum kewarisan
Islam tersebut beradaptasi dengan kondisi riel yang ada dalam struktur kultur masyarakat
Indonesia sehingga tidak terjadi kesenjangan antara hukum dan masyarakat.

11
4. Menurut Asasriwarni, apapun bentuk dan karakter serta
kecenderungan ke arah mana yurisprudensi itu dapat dipahami, hal itu
hendaknya dimaknai sebagai bentuk adanya proses dan upaya
memikirkan kembali (rethinking) hukum Islam di masyarakat.
5. Penelitian Amir termasuk ke dalam kategori penelitian hukum normatif.
Ia menemukan suatu teori hukum yang disebut sebagai teori akomodatif-
induktif, yaitu perlunya hakim mengakomodasi berbagai aspek historis,
sosiologis, dan antropologis dalam memutus perkara yang dihadapinya.
6. Ignas Kleden, dengan mengutip pernyataan Habermas, yang
menyatakan; ”Jika sesuatu yang berlaku secara normatif dijadikan
sebagai objek yang empiris, sebagai objek, ia kehilangan sifatnya sebagai
norma. Selanjutnya, ia akan diperlakukan sebagai sebuah realitas, dan
bukan sebagai nilai”. 12
7. Makna dan persoalan historisitas dan normativitas dalam studi-studi
sosial keagamaan telah banyak disinggung di kalangan intelektual
Muslim seperti Fazlur Rahman, Mukti Ali, Amin Abdullah, dan Akhmad
Minhaji. Secara umum mereka lebih cenderung untuk menyatukan dan
mengintegrasikan kedua dimensi di atas.
8. Pola kajian ini berangkat dari paradigma hukum yang menyatakan
bahwa hukum merupakan bagian dari gejala sosial. Menurut George
Ritzer paradigma dalam sosiologi terdiri atas: (1) paradigma fakta sosial
yang menyatakan bahwa struktur yang terdalam masyarakat
mempengaruhi individu; (2) paradigma definisi sosial yang menyatakan
bahwa pemikiran individu dalam masyarakat mempengaruhi struktur
yang ada dalam masyarakat. Dalam hal ini sekalipun struktur juga
berpengaruh terhadap pemikiran individu, akan tetapi yang berperanan
tetap individu dan pemikirannya; (3) paradigma perilaku sosial yang
menyatakan bahwa perilaku keajegan dari individu yang terjadi di
masyarakat merupakan suatu pokok permasalahan. Dalam hal ini
interaksi antar individu dengan lingkungannya akan membawa akibat
perubahan perilaku individu yang bersangkutan.

13
9. Dalam ranah hukum berlaku pandangan yang dikenal dengan aliran historis
(pertama kali dicetuskan oleh Carl Von Savigny) yang meyakini bahwa hukum itu
tidak dibuat oleh manusia, tetapi tumbuh dan berkembang secara alamiah dan
historis bersama-sama dengan masyarakat yang bersangkutan.
10. Pandangan ini sejalan dengan paradigma perilaku sosialnya Ritzer. Paradigma
historis ini, pada gilirannya memunculkan pemikiran hukum yang lebih menekankan
peran serta dimensi sosial. Peran serta sosial dalam pemikiran hukum ini dipelopori
oleh murid Von Savigny, yaitu Eugen Ehrlich. Menurut Eugen Ehrlich, gejala sosial
adalah die soziale idee, ”ide-ide sosial yang bersifat positivistik”. Artinya, masyarakat
merupakan ide-ide umum yang dapat digunakan untuk menandakan semua
hubungan sosial. Oleh karena itu hukum dalam kenyataan harus dipahami sebagai
sesuatu yang memiliki validitas polisentris yang mencakup norma-norma sosial
apapun yang teramati yang diciptakan dan dipertahankan dalam sebuah komonitas
apapun di tengah-tengah masyarakat. Bahkan, bagi Eugen, visi hukum adalah kontrol
sosial. Dengan demikian, antara hukum dan realitas sosial tidak dapat dipisahkan.
Itulah paradigma hukum dalam perspektif sosiologis.

14
11. Dalam konteks pemaknaan sosiologis yurisprudensi di atas, gagasan-gagasan
sosiologi hukum yang relevan, tentu saja, terdapat pada konsep bahwa substansi
yurisprudensi adalah hukum dalam tindakan. Pada saat yang sama, praktik realitas
hukum merupakan konstruksi sosial sehingga pada dasarnya, dinamika
yurisprudensi adalah juga murni konstruksi sosial.
12. Pendekatan sosiologis adalah pendekatan yang memusatkan perhatiannya pada
kehidupan kelompok dan tingkah laku sosial beserta produk kehidupannya. Dalam
pendekatan sosiologis, yang ditekankan adalah pola evolusionisme (mencari pola
perubahan dan perkembangan yang muncul dalam masyarakat yang berbeda),
interaksionisme (interaksi antar individu dan kelompok), dan fungsionalisme
(masyarakat adalah jaringan kerjasama kelompok yang saling membutuhkan satu
sama lain dalam sebuah sistem yang harmonis). Pendekatan sosiologis ini digunakan
dalam rangka menggali dasar-dasar yang digunakan oleh hakim dalam memutuskan
perkara yang didasarkan pertimbangan realitas sosial masyarakat yang menjadi
wilayah hukumya.

15
DINAMIKA HUKUM KEWARISAN ISLAM TERKAIT
HAK AHLI WARIS PEREMPUAN DLAM PERSPEKTIF SOSIOLOGI

1. Hak Ahli Waris Anak Perempuan Tunggal


bersama Paman atau Bibi
2. Hak Ahli Waris Anak Perempuan bersama Anak
Laki-laki
3. Hak Ahli Waris Janda Terkait Harta Bersama dan
Hak Kewarisan

16
DINAMIKA HUKUM KEWARISAN ISLAM
TERKAIT HAK AHLI WARIS BUKAN ZAWI
AL-FURUD DALAM PERSPEKTIF
SOSIOLOGI

1. HAk Ahli Waris Beda Agama


2. Hak Ahli Waris Pengganti atau Mawali
3. Hak Ahli Waris Anak Angkat
4. Hibah dan Hibah Wasiat Kepada Ahli Waris

17

Anda mungkin juga menyukai