hukum merupakan suatu gejala yang mandiri yang terlepas dari sturuktur maupun
fungsi masyarakat dalam mana hukum tadi hidup. gagasan tentang hukum alam
yang merupakan dasar dari konsefsi tentang hukum yang mandiri tersebut. St.
Thomas Aquinas menyatakan bahwa hukum alam merupakan bagian dari hakikat
berasumsi bahwa “ kalau prinsip-prinsip hukum yang dibentuk oleh manusia tidak
serasi dengan prinsip-prinsip hukum alam, maka hukum yang dibentuk manusia itu
tidak adil”.
Namun demikian pertengahan abat ke-19 gagasan hukum alam sudah mulai
paham positivisme yang menganggap bahwa hukum dan moral merupakan dua hal
hukum dalam kerangka faktor-faktor etnologis atau atas dasar acuan terhadap
sehingga banyak diantara ahli fikir yang tidak setuju akan spekulasi filosofis
hukum alam, dengan jalan menyajikan suatu konsefsi mengenai hukum dan
masyarakat yang secara radikal berbeda. katanya hukum merupakan hasil dari
pelbagai faktor dalam masyarakat. disamping itu dia juga mengatakan bahwa
hukum itu bersifat relatif ; secara abstrak tidak ada hukum yang baik dan
buruk, jadi tiap hukum harus dipelajari latar belakangnya. pemikiran ini
keinginan yang wajar dari rakyat. sebagaimana halnya dengan bahasa dan
sopan santun, maka hukum selalu berkembang ; hukum selalu tumbuh beserta
kekuatan moderenisasi dan bahwa tidak ada hukum yang berlaku secara
hukum
3. Herbert Spencer (1820 – 1903)
berpendapat bahwa dalam evolusi peradaban dan hukum, seleksi alamiah dan
4. ddddd
5. fffff
6. ggggg
PERSPEKTIF TEORITIS II
(Gagasan Para Sosiolog yang berpengaruh)
lembaga hukum dengan tertib sosial. Beberapa fikiran ahli sosiolog yang dimaksud
adalah :
Max merupakan seorang filosof, ekonom, sosiolog maupun ahli sejarah dan
kegiatan ekonomis.
mempertahankan kekuasaannya;
sistim produksi yang ada dan merupakan sturuktur yang didasarkan pada
B. Max Weber
historis akan tetapi juga ia juga merupakan tokoh ilmuwan yang berpengaruh
kekuatan negara. Dia membedakan hukum dari norma-norma lain seperti adat
tertentu.
Ehrlich adalah seorang yuris dan sosiolog dari Austria, Dia seringkali
kekuatan sosial tertentu; kahukum sendiri tidak akan mungkin efektif , oleh
terhadap hukum, dan bukan karena penerapannya secara resmi oleh Negara.
Bagi Ehrlich tertib sosial didasarkan pada fakta diterimanya hukum yang
didasrkan pada aturan dan norma sosial yang tercermin dalam sistim hukum.
D. Emile Durkheim (1858 – 1917)
kesamaan hubungan darah atau nasib, jadi jika terjadi gangguan bagi salah
terdapat ikatan yang tidak begitu erat dalam anggota solidaritas ini,
Bersifat heterogen.
Pada masyarakat seperti ini diberlakukan kaedah hukum yang Restitutif.
RESUME
PERSPEKTIF TEORITIS II
(Gagasan Para Sosiolog yang Berpengaruh)
Disusun Oleh :