Anda di halaman 1dari 28

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Pengadilan negeri dibentuk oleh negeri kehakiman dengan persetujuan


mahkamah agung, panitera di angkat dan di berhentikan oleh mentri kehakiman
(mentri hokum dan perundang-undangan) dan panitera pengganti oleh kepala
pengadilan bersangkutan. Pada tiap-tiap pengadilan negeri di tempatkan suatu
kejaksaan negeri yang terdiri dari seorang atau lebih jaksa dan jaksa-jaksa muda.

Menurut C.S.T Kansil menguraikan bahwa, pengadilan negeri adalah suatu


pengadilan (yang umum) sehari-hari yang memeriksa dan memutuskan perkara
dalam tingkat pertama dari segala perkara pidana dan perdata sipil untuk semua
golongan penduduk ( warga Negara dan orang asing )

. Pengadilan Negeri Garut terletak di jln merdeka no.123, jayaraga kec.


Tarogong kidul kab. Garut. Pada awalnya gedung kantor pengadilan negeri garut
terletak dijalan jendral a yani no 65 garut. Dengan luas tanah 1705 m2. Namun
pada tahun 1983 berdasrkan DIP. No.54/XII/4/1983,tanggal 18 april 1983 dengan
menghabiskan biaya sebesar Rp.161.814.500 (seratus enam pulu satu juta delapan
ratus empat belas ribu lima ratus rupiah). Departemen kehakiman mengalihkan
kedudukan gedung pengadilan negeri garut kejalan merdeka No.123 Garut. Tanah
seluas 3500m2 dengan yang dipakai untuk gedung kantor seluas 624m2.

Kami mengikuti satu kali jalannya persidangan dengan kasus pelanggaran


Pasal 196 & 197 tentang Kesehatan. Terdakwa terbukti bersalah atas tindakan yang
ia perbuat yaitu menyimpan obat obatan serta mengedarkan obat-obatan, sementara
ia tidak memiliki izin edar atas obat-obatan yang ia edarkan.

Terdakwa melakukan hal tersebut karna permasalahan ekonomi yang


menghimpit kehidupan keluarganya, sehingga ia tidak memiliki pilihan lain, pada
akhirnya ia mengedarkan obat-obatan tanpa ada surat izin edar obat-obatan.

Pasal 196 menentukan setiap orang yang sengaja memproduksi atau


mengedarkan sediaan farmasi dan/atau kesehatan yang tidak memenuhi setandar
2

dan atau persyaratan keamanaan, khasiat atau kemanfaatan dan mutu sebagaimana
di maksud dalam pasal 98 ayat (2) dan ayat (3) dipidana dengan pidana penjara
paling lama 10 tahun dan denda paling banyak Rp.1.000.000.000.00 (satu miliar
rupiah).

Selanjutnya pasal 197 menentukan bahwa setiap orang yang dengan sengaja
memproduksi atau narkoba sediaan farmasi dan alat kesehatan dan tidak memiliki
izin edar sebagaimana dimaksud dalam pasal 106 ayat (1) dipidana dengan pidana
penjara paling lama 15 tahun. Dengan denda paling banyak Rp.1.500.000.000.00 (
satu miliar lima ratus juta rupiah)

B.Rumusan Masalah

1. Bagaimana peran Pengadilan Negeri ?


2. Bagaimana Prosedur jalannya persidangan di Pengadilan Negeri ?
3. Siapa saja yang berperan dalam sidang di Pengadilan Negeri ?
4. Apa yang dimaksud Penyalahgunaan obat ?
5. Apa saja faktor-faktor yang mendorong seseorang melakukan Penyalahgunaan obat
?
6. Bagaimana cara menghindari Penyalahgunaan obat ?

C.Metode

Metode observasi yang dilakukan oleh observer kali ini yaitu dengan
pengamatan secara langsung kegiatan persidangan. Dimana jenis observasi yang
digunakan yaitu Observasi systematic atau biasa juga disebut observasi terstruktur
yaitu observasi dimana terdapat kerangka yang memuat faktor-faktor dan ciri-ciri
khusus dari setiap faktor yang diamati. Dalam observasi sitematis isi dan luasnya
observasi lebih terbatas yang disesuaikan dengan tujuan observasi yang telah
dirumuskan pada awal penyusunan rencana observasi, respon dan peristiwa yang
diamati dicatat lebih teliti sesuai dengan apa yang telah disusun pada perencanaan
sebelumnya.
3

Observasi kali ini dilakukan sebanyak 6 orang dalam proses pengadilan.


Persidangan yang dipimpin oleh Hakim yaitu Dr. Hasanudin, SH.,MH. sebagai
Hakim Ketua dan Lidya Da Vida, SH.,MH. dan Andrey Sigit Yanuar, SH. sebagai
Hakim Anggota

D.Waktu Observasi

Waktu pelaksanaan observasi yaitu pada tanggal 28 November 2019


dimulai pukul 15;55 sampai 16;20 .
4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan tentang Pengadilan

Pengadilan negeri dibentuk oleh negeri kehakiman dengan persetujuan


mahkamah agung, panitera di angkat dan di berhentikan oleh mentri kehakiman
(mentri hokum dan perundang-undangan) dan panitera pengganti oleh kepala
pengadilan bersangkutan. Pada tiap-tiap pengadilan negeri di tempatkan suatu
kejaksaan negeri yang terdiri dari seorang atau lebih jaksa dan jaksa-jaksa muda.

Menurut C.S.T Kansil menguraikan bahwa, pengadilan negeri adalah suatu


pengadilan ( yang umum) sehari-hari yang memeriksa dan memutuskan perkara
dalam tingkat pertama dari segala perkara pidana dan perdata sipil untuk semua
golongan penduduk ( warga Negara dan orang asing )

 Ruang Lingkup Pengadilan Negeri

Peradilan dalam mengadili perkara dilakukan tiga orang hakim yang dibantu
seorang panitera. Dalam perkara-perkara summier (perkara ringan dengan hukuman
kurang dari satu tahun) diadili oleh seorang hakim (hakim tunggal). Daerah hukum
pengadilan negeri meliputi satu daerah Tingkat II. Di Pengadilan negeri ada seorang
Kepala, seorang Wakil Kepala dan beberapa orang Hakim dibantu oleh beberapa
orang panitera dan beberapa orang panitera pengganti.

Daerah kerja Kejaksaan Negeri sama dengan wilayah Pengadilan Negeri.


Kejaksaan adalah alat pemerintah yang bertindak sebagai Penuntut Umum dalam
suatu perkara pidana terhadap pelanggar hukum pidana. Peranan seorang Jaksa
tidak ada dalam perkara perdata. Kejaksaan juga ditugasi pengusutan pelanggaran
pidana yang telah terjadi dan tugas pelaksanaan keputusan hakim (eksekusi).

 Asas penuntutan dipengadilan

Asas oportunitas, yaitu kejaksaan tak berkewajiban untuk menuntut seseorang


walaupun telah diketahui benar-benar bahwa ia bersalah, demi kepentingan umum.
5

Asas legalitas, yaitu Jaksa diwajibkan menuntut setiap orang yang melakukan delik
(tindak pidana) tanpa memperhatikan akibat-akibat yang akan timbul, atau dengan
perkataan lain setiap perkara yang memiliki cukup bukti harus dituntut oleh Jaksa.

 Fungsi Pengadilan Negeri

Pengadilan negeri memiliki fungsi sebagai lembaga yang memeriksa sah atau
tidaknya suatu tindak pidana yang diajukan oleh tersangka , keluarga atau kuasa
hukum yang ikut serta dalam kasus tersebut dengan alasan alasan yang disampaikan
kepada ketua pengadilan . adapun tugas dan wewenangnya adalah untuk melakukan
pemeriksaan , memutuskan dan juga menyelesaikan suatu perkara pidana maupun
perdata yang masuk sesuai dengan kedudukannya sebagai pengadilan tingkat
pertama . selain itu, pengadilan negeri juga memiliki tugas untuk memberikan
keterangan,pertimbangan serta nasihat mengenai hukum yang diberlakukan sesuai
UU kepada instansi pemerintah yang ada di daerahnya apabila diminta .

 Tugas Tugas Staff Pengadilan


1) Ketua dan Wakil Ketua

Ketua mengatur pembagian tugas para Hakim, pembagian berkas perkara dan surat-
surat lain yang berhubungan dengan perkara yang diajukan kepada Majelis Hakim
untuk diselesaikan.

Mengadakan pengawasan dan pelaksanaan tugas dan tingkah laku Hakim,


Panitera/Sekretaris, Pejabat Struktural dan Fungsional, serta perangkat administrasi
peradilan di daerah hukumnya.

Menjaga agar penyelenggaraan peradilan terselenggara dengan wajar dan seksama.

2) Majelis Hakim

Melaksanakan tugas kekuasaan kehakiman di daerah hukumnya.

3) Panitera

Panitera bertugas menyelenggarakan administrasi perkara, dan mengatur


tugas para Panitera Muda, Panitera Pengganti, serta seluruh pelaksana di bagian
teknis Pengadilan Negeri Mungkid.
6

Panitera bertugas membantu Hakim dengan mengikuti dan mencatat jalannya


persidangan.

Panitera membuat daftar perkara-perkara perdata dan pidana yang diterima di


Kepaniteraan.

Panitera membuat salinan putusan menurut ketentuan undang-undang yang berlaku.

Panitera bertanggung jawab atas pengurusan berkas perkara, putusan, dokumen,


akta, buku daftar, biaya perkara, uang titipan pihak ketiga, surat-surat berharga,
barang bukti dan surat-surat lainnya yang disimpan di kepaniteraan.

Dalam perkara perdata, Panitera bertugas melaksanakan putusan Pengadilan.

4) Sekretaris

Mengkoordinir tugas-tugas Kepala Sub Bagian Umum, Kepegawaian dan


Keuangan.

Sekretaris sebagai pejabat pembuat komitmen/penanggung jawab kegiatan


bertugas:

Membuat dan menandatangani kontrak/SPK dan surat-surat lain yang berhubungan


dengan pengadaan barang/jasa atau membuat perikatan dengan pihak penyedia
barang/jasa yang mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja.

Menyiapkan dokumen pendukung yang lengkap dan benar serta membuat dan
menandatangani Surat Permintaan Pembayaran (SPP) yang dikirimkan ke Kuasa
Pengguna Anggaran kemudian diteruskan kepada Sub Bagian Keuangan.

Membuat evaluasi dan laporan pelaksanaan kegiatan secara berkala.

Sekretaris bertugas menyelenggarakan administrasi umum, mengatur tugas Wakil


Sekretaris, para Kepala Sub Bagian, serta seluruh pelaksana di bagian
Kesekretariatan Pengadilan Negeri Mungkid

Sekretaris selaku Kuasa Pengguna Anggaran bertanggung jawab atas penggunaan


anggaran
7

Sekretaris selaku Kuasa Pengguna Barang bertanggung jawab atas keberadaan dan
pemanfaatan barang milik negara ( BMN )

5) Panitera Muda Perdata

Membantu Hakim dengan mengikuti dan mencatat jalannya persidangan.

Melaksanakan administrasi perkara, mempersiapkan persidangan perkara,


menyimpan berkas perkara yang masih berjalan dan urusan lain yang berhubungan
dengan masalah perkara perdata.

Memberi nomor register pada setiap perkara yang diterima di Kepaniteraan Perdata.

Menyerahkan salinan putusan kepada para pihak yang berperkara bila diminta.

Menyiapkan berkas perkara yang dimohonkan banding, kasasi atau peninjauan


kembali.

Menyerahkan berkas perkara in aktif kepada Panitera Muda Hukum.

6) Panitera Muda Pidana

Membantu Hakim dengan mengikuti dan mencatat jalannya persidangan.

Melaksanakan administrasi perkara, mempersiapkan persidangan perkara,


menyimpan berkas perkara yang masih berjalan dan urusan lain yang berhubungan
dengan masalah perkara pidana.

Memberi nomor register pada setiap perkara yang diterima di Kepaniteraan Pidana.

Menyerahkan salinan putusan kepada Jaksa, Terdakwa atau kuasanya dan Lembaga
Pemasyarakatan apabila Terdakwa ditahan.

Menyiapkan berkas perkara yang dimohonkan banding, kasasi atau peninjauan


kembali.

Menyerahkan berkas perkara in aktif kepada Panitera Muda Hukum.

7) Panitera Muda Hukum

Membantu Hakim dengan mengikuti dan mencatat jalannya persidangan.


8

Mengumpulkan, mengolah dan mengkaji data, menyajikan statistik perkara,


menyusun laporan perkara, menyimpan arsip berkas perkara dan tugas lain yang
diberikan berdasarkan peraturan yang berlaku.

8) Panitera Pengganti

Membantu Hakim dengan mengikuti dan mencatat jalannya persidangan.

Membuat berita acara persidangan.

Membantu Hakim dalam:Melaporkan kepada Panitera Muda bersangkutan


berkenaan dengan penundaan hari sidang, perkara yang sudah putus berikut amar
putusannya.

Membuat penetapan hari sidang;

Membuat penetapan terdakwa tetap ditahan, dikeluarkan dari tahanan atau dirubah
jenis penahanannya;

Mengetik putusan.

Menyerahkan berkas perkara kepada Panitera Muda bersangkutan bila telah selesai
diminutasikan.

9) Jurusita/Jurusita Pengganti

Melaksanakan semua perintah yang diberikan oleh Ketua Pengadilan, Ketua


Sidang dan Panitera.

Melaksanakan pemanggilan atas perintah Ketua Pengadilan atau atas perintah


Hakim.

Menyampaikan pengumuman-pengumuman, teguran-teguran, protes-protes dan


pemberitahuan Putusan Pengadilan menurut cara-cara berdasarkan ketentuan
Undang-Undang.

Melakukan penyitaan atas perintah Ketua Pengadilan dan dengan teliti melihat
lokasi batas-batas tanah yang disita beserta surat-surat yang sah apabila menyita
tanah.
9

Membuat berita acara penyitaan yang salinan resminya diserahkan kepada pihak-
pihak yang berkepentingan, antara lain kepada BPN setempat bila terjadi penyitaan
sebidang tanah.

10) Sub Bagian Umum

Mencatat dan mendistribusikan surat-surat masuk dan surat-surat keluar.

Menyelenggarakan pengadaan barang persediaan untuk keperluan operasional


kantor.

Menyimpan dan memelihara surat-surat bukti kepemilikan Barang Milik Negara.

Menyelenggarakan administrasi Persediaan dan Barang Milik Negara serta


Membuat Laporan Barang Milik Negara Semester dan Tahunan.

Menyelenggarakan perawatan pelengkapan kantor dan gedung kantor sesuai


dengan rencana dan anggaran yang telah ditetapkan.

Mengkoordinir dan mengawasi keamanan kantor dengan bekerja sama baik dengan
pengamanan internal maupun dengan instansi terkait untuk kelancaran pelaksanaan
kegiatan operasional kantor.

Mengkoordinir dan mengawasi kebersihan halaman dan gedung kantor.

Menyelenggarakan administrasi perpustakaan.

11) Sub Bagian Kepegawaian

Menata dan memelihara file/berkas kepegawaian pegawai.

Menyusun dan membuat Daftar Urut Kepangkatan, Daftar Urut Senioritas dan
Bezetting.

Mengusulkan pengangkatan Pegawai Negeri Sipil, kenaikan pangkat,


pengangkatan dalam jabatan, mutasi, tanda kehormatan dan pensiun.

Mengusulkan penerbitan askes, karpeg, karis/karsu dan taspen.

Mempersiapkan bahan dan mencatat seluruh hasil untuk rapat Baperjakat.


10

Menyiapkan penyelenggaraan penyumpahan PNS dan penyumpahan/pelantikan


jabatan.

Membuat surat keputusan kenaikan gaji berkala dan surat pernyataan masih
menduduki jabatan.

Mengusulkan formasi CPNS.

12) Sub Bagian Keuangan

Menyusun Rencana Kegiatan dan Penarikan Dana pada tahun berjalan.

Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran untuk tahun anggaran berikutnya.

Menerima dan menguji SPP beserta kelengkapannya untuk kemudian menerbitkan


SPM.

Melaksanakan tugas perbendaharaan yang bersumber dari PNBP dan APBN


(DIPA).

Membuat laporan keuangan secara periodik (Bulanan, Triwulanan, Semesteran dan


Tahunan).

Menata dan memelihara dokumen penerimaan dan belanja negara.

B.Tinjauan Tentang Jenis Perkara Persidangan

Hukum Pidana bersifat Ultimum remedium (Upaya terakhir) Untuk


menyelesaikan suatu perkara. Karenanya, terdapat sanki yang memaksa yang
apabila peraturannya dilanggar, yang berdampak dijatuhinya pidana pada si pelaku.
Bagian dari keseluruhan hukum yang berlaku di suatu Negara yang mengadakan
dasar dasar dan mengatur ketentuan tentang perbuatan yang tidak boleh di lakukan
, dilarang yang disertai ancaman pidana bagi barang siapa yang melakukan

o Hukum pidana dibagi dalam tiga bagian yaitu:

1.Menentukan perbuatan-perbuatan mana yang tidak boleh dilakukan dan yang


dilarang, dengan disertai ancaman atau sanksi yang berupa pidana tertentu bagi
barang siapa yang melanggar larangan tersebut.
11

2.Menentukan kapan dan dalam hal-hal apa kepada mereka yang telah melanggar
larangan-larangan itu dapat dikenakan atau dijatuhi pidana sebagaimana yang telah
diancamkan.

3.Menentukan dengan cara bagaimana pengenaan pidana itu dapat dilaksanakan


apabila ada orang yang disangka telah melanggar larangan tersebut.

Sedangkan hukum perdata menyatakan bahwa hukum perdata dalam arti


luas meliputi semua hukum privat materil , yaitu segala hukum pokok yang
mengatur kepentingan-kepentingan perseorangan Soal pembagian hukum perdata,
lebih lanjut Subekti menyatakan antara lain bahwa:

o Hukum perdata dibagi dalam empat bagian yaitu

1. Hukum tentang diri seseorang, memuat peraturan-peraturan tentang manusia


sebagai subyek dalam hukum, peraturan-peraturan perihal kecakapan untuk
memiliki hak-hak dan kecakapan untuk bertindak sendiri melaksanakan hak-
haknya itu serta hal-hal yang mempengaruhi kecakapan-kecakapan itu.

2. Hukum Keluarga, mengatur perihal hubungan-hubungan hukum yang timbul


dari hubungan kekeluargaan, yaitu: perkawinan beserta hubungan dalam lapangan
hukum kekayaan antara suami dan isteri, hubungan antara orang tua dan anak,
perwalian dan curatele.

3. Hukum Kekayaan, mengatur perihal hubungan-hubungan hukum yang dapat


dinilai dengan uang. Jika kita mengatakan tentang kekayaan seseorang, yang
dimaksudkan ialah jumlah segala hak dan kewajiban orang itu, dinilai dengan uang.

4. Hukum Waris, mengatur hal ikhwal tentang benda atau kekayaan seorang jikalau
ia meninggal. Juga dapat dikatakan, hukum waris itu mengatur akibat-akibat
hubungan keluarga terhadap harta peninggalan seseorang.

C.Tinjauan Tentang Penyalahgunaan Obat

Penyalahgunaan dapat terjadi ketika seseorang tidak dapat mengontrol


penggunaan obat yang telah di resepkan atau menggunakan zat lain baik yang legal
maupun tidak sehingga mengganggu kemampuan dan fungsi tubuh.
12

Selain itu, penyalahgunaan obat dapat menyebabkan timbulnya masalah lain


di masyarakat, seperti tindakan kekerasan, mengemudi dalam keadaan mabuk,
stress, ataupun pelecehan anak. Selain itu, pengguna obat melalui suntikan juga
berisiko tertular dan menularkan penyakit HIV/AIDS serta hepatitis.

Kecanduan obat tidak hanya berkaitan dengan heroin, kokain, atau obat-
obatan terlarang lainnya tetapi dapat meliputi kecanduan alkohol, nikotin, obat
penghilang rasa sakit opioid, dan zat hukum lainnya. Kecanduan obat dapat terjadi
pada pria maupun wanita.

Perbedaan antara penyalahgunaan obat dan kecanduan obat adalah:

Penyalahgunaan obat terjadi ketika Anda menggunakan zat legal maupun


tidak dengan cara yang tidak seharusnya dilakukan. Bisa saja Anda
mengonsumsinya lebih dari dosis biasa atau menggunakan resep orang lain. Hal ini
dilakukan untuk merasa nyaman, mengurangi stress, ataupun untuk menghindari
kenyataan.

Kecanduan obat terjadi ketika Anda tidak bisa berhenti walau hal itu
membahayakan kesehatan Anda. Bahkan menyebabkan masalah lain, seperti
masalah keuangan, emosional, dan masalah lain terhadap diri Anda sendiri maupun
orang lain. Dorongan untuk terus menggunakan narkoba dapat terjadi setiap saat
bahkan ketika Anda ingin berhenti sekalipun.

 Beberapa penyebab terjadinya penyalahgunaan obat yang menimbulkan


kecanduan:
1. Faktor keluarga. Jika orang tua atau saudara kandung memiliki masalah
dengan alkohol atau obat-obatan terlarang, maka kemungkinan kecanduan
tersebut menjadi lebih besar.
2. Cacat mental. Jika seseorang mengalami depresi, sulit berkonsentrasi, dan
memiliki rasa khawatir terus-menerus, maka kemungkinan terjadinya
kecanduan menjadi lebih besar karena mereka menganggap obat dapat
membuat mereka merasa lebih baik.
13

3. Hubungan yang bermasalah. Jika seseorang memiliki masalah keluarga dan


tidak memiliki kedekatan dengan orang tua ataupun saudara, maka tingkat
kecanduan dapat menjadi lebih besar.
 Cara Menghindari Penyalahgunaan Obat

1. Pererat diri dengan keimanan dan ketaqwaan serta berbudi pekerti luhur

Aktif mengikuti kegiatan keagamaan baik di sekolah, di rumah maupun di


lingkungan masyarakat diharapkan dapat membentuk maupun di lingkungan
masyarakat diharapkan dapat membentuk pribadi yang beriman dan bertaqwa.
Pribadi yang beriman dan bertaqwa merupakan pribadi yang tangguh dan paling
aman dari bahaya narkoba. Awali dan akhiri setiap kegiatan yang bermanfaat
dengan berdoa baik ketika sendirian atau bersama-sama seperti sebelum dan
sesudah pelajaran dilaksanakan.

2. Membiasakan diri berpola hidup sehat


Membiasakan diri berpola hidup sehat dapat mendorong untuk mencegah
penyalahgunaan narkoba. Kegiatan/hidup sehari-hari yang teratur dari mulai
bangun pagi, mandi, ibadah/shalat, makan dengan menu sehat, pergi ke sekolah,
olahraga/beriman, belajar di rumah, tidur dengan teratur dan sebagainya akan
dapat menangkal gangguan penyalahgunaan narkoba. Jiwa yang sehat tercermin
pada kepribadian yang sehat.

3. Menolak bujukan
Tolaklah bujukan teman atau siapa pun juga yang menawarkan narkoba walaupun
sekedar coba-coba. Ingat akibat penyalahgunaan narkoba bagi kesehatan jasmani
dna rohani kita, masa depan sekolah kita, ekonomi keluarga, dan masa depan
bangsa kita.

4. Belajar dengan sungguh-sungguh


Berprestasi akan mempermudah langkah kita menuju cita-cita masa depan yang
gemilang. Jangan biarkan cita-cita yang kita harapkan lepas gara-gara narkoba.
Berusaha menjadi yang terbaik atau menjadi pilihan dan berprestasi di berbagai
kegiatan sekolah adalah sesuatu yang mungkin dan bisa terjadi kalau betul-betul
kita lakukan dengan sepenuh hati.
14

Untuk itu ketekunan, kesabaran, penuh disiplin dan bekerja keras dalam belajar
serta mencontoh teladan yang baik dari pengalaman teman, guru, orang tua, para
tokoh masayarakat dan tokoh-tokoh terkenal lainnya akan membantu kita menjadi
orang berprestasi. Kesungguhan mengejar cita-cita dan harapan masa depan akan
menutup jalan berkeinginan untuk berbuat yang tidak bermanfaat, seperti
terpengaruh ajakan penyalahgunaan narkoba dan lain-lain.

5. Mengisi waktu luang dengan kegiatan yang lebih bermanfaat


Turut aktif mengisi waktu luang dengan kegiatan yang lebih bermanfaat melalui
kelompok pengembangan minat bakat, kegiatan . Hal ini dapat membantu
menekan keinginan pada hal-hal yang tidak berguna seperti: tawuran,
penyalahgunaan narkoba dan sebagainya.

6. Hindari tindakan yang tidak bermanfaat

Mempertimbangkan terlebih dahulu untung dan ruginya bagi diri dan lingkungan
sebelum bertindak merupakan wujud kesadaran Anda dalam memperjuangkan
keberhasilan belajar. Hindari tindakan yang tidak bermanfaat seperti tawuran
antar peserta didik, corat-coret di sembarang tempat, mencegat kendaraan umum
dengan kekerasan dan sebagainya.
Jangan biarkan diri Anda hanyut oleh ajakan teman untuk ikut tawuran, pupuklah
diri dan jiwa kita dengan jiwa persaudaraan, jiwa ksatria, jiwa yang selalu ingin
menolong yang patut diberi pertolongan. Hilangkan sifat-sifat saling membenci,
saling hina menghina sesama kawan dan teman. Jadikanlah teman pelajar sebagai
saudara kita berjuang dalam belajar dan modal persatuan dan kesatuan demi masa
depan bangsa.
15

BAB III

LOKASI DAN OBJEK PENELITIAN

A.Lokasi

Penelitian ini dilaksanakan di Pengadilan Negeri Garut yang berada di


Jl.Merdeka No.123, Jayaraga, Kec.Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Lokasi ini sangat strategis Karena kondisi jalan yang cukup sepi dan dekat dengan
kantor kejaksaan, dekat dengan lapas, serta dengan kantor kepolisian Kabupaten
Garut .

B.Objek Penelitian

Objek penelitian yaitu jalannya persidangan yang di laksanakan di


Pengadilan Negeri Garut, adapun persidangan yang diteliti yaitu mengenai kasus
pelanggaran pasal 196 & 197 Tentang kesehatan, hal ini penting di ketahui bahwa
kita dapat mengetahui dampak dari penyalahgunaan obat.

Data yang didapat dari Pengadilan :

a. Prosedur Perkara Pidana di Pengadilan Negeri

1. Penunjukan hakim atau majelis hakim dilakukan oleh KPN setelah Panitera
mencatatnya di dalam buku register perkara seterus¬nya diserahkan kepada
Ketua Pengadilan Negeri untuk menetapkan Hakim/ Majelis yang
menyidangkan perkara tersebut
2. Ketua Pengadilan Negeri dapat mendelegasikan pembagian perkara kepada
Wakil Ketua terutama pada Pengadilan Negeri yang jumlah perkaranya
banyak
3. Pembagian perkara kepada Majelis/ Hakim secara merata dan terhadap
perkara yang menarik pehatian masyarakat, Ketua Majelisnya KPN sendiri
atau majelis khusus
4. Sebelum berkas diajukan ke muka persidangan, Ketua Majelis dan
anggotanya mempelajari terlebih dahulu berkas perkara
16

5. Sebelum perkara disidangkan, Majelis terlebih dahulu mempelajari berkas


perkara, untuk mengetahui apakah surat dakwaan telah memenuhi-syarat
formil dan materil
6. Syarat formil: nama, tempat lahir, umur atau tanggal lahir, tempat tinggal,
pekerjaan terdakwa, jenis kelamin, kebangsaan dan agama
7. Syarat-syarat materiil:
o Waktu dan tempat tindak pidana dilakukan (tempus delicti dan locus
delicti);
o Perbuatan yang didakwakan harus jelas di¬rumuskan unsur-
unsurnya;
o Hal-hal yang menyertai perbuatan-perbuatan pidana itu yang dapat
menimbulkan masalah yang memberatkan dan meringankan.
8. Mengenai butir a dan b merupakan syarat mutlak, apabila syarat-syarat
tersebut tidak terpenuhi dapat mengakibatkan batalnya surat dakwaan (pasal
143 ayat 3 KUHAP)
9. Dalam hal Pengadilan berpendapat bahwa perkara menjadi kewenangan
pengadilan lain maka berkas perkara dikembalikan dengan penetapan dan
dalam tempo 2 X 24 jam, dikirim kepada Jaksa Penuntut Umum dengan
perintah agar diajukan ke Pengadilan yang berwenang (pasal 148 KUHAP)
10. Jaksa Penuntut Umum selambat-lambatnya dalam waktu 7 (tujuh) hari dapat
mengajukan perlawanan terhadap penetapan tersebut dan dalam waktu 7
(tujuh) hari Pengadilan Negeri wajib mengirimkan perlawanan tersebut ke
Pengadilan Tinggi (pasal 149 ayat 1 butir d KUHAP)
11. Pemeriksaan dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip persidangan
diantaranya pemeriksaan terbuka untuk umum, hadirnya terdakwa dalam
persidangan dan pemeriksaan secara langsung dengan lisan
12. Terdakwa yang tidak hadir pada sidang karena surat panggilan belum siap,
persidangan ditunda pada hari dan tanggal berikutnya
13. Ketidakhadiran terdakwa pada sidang tanpa alasan yang sah, sikap yang
diambil:
o sidang ditunda pada hari dan tanggal berikutnya
o memerintahkan Penuntut Umum untuk memanggil terdakwa
17

o jika panggilan kedua, terdakwa tidak hadir lagi tanpa alasan yang
sah, memerintahkan Penuntut Umum memanggil terdakwa sekali
lagi
o jika terdakwa tidak hadir lagi, maka memerintahkan Penuntut
Umum untuk menghadirkan terdakwa pada sidang berikutnya secara
paksa
14. Keberatan diperiksa dan diputus sesuai dengan ketentuan KUHAP
15. Perkara yang terdakwanya ditahan dan diajukan permohonan penangguhan/
pengalihan penahanan, maka dalam hal dikabulkan atau tidaknya
permohonan tersebut harus atas musyawarah Majelis Hakim
16. Dalam hal permohonan penangguhan/ pengalihan penahanan dikabulkan,
penetapan ditandatangani oleh Ketua Majelis dan Hakim Anggota
17. Penahanan terhadap terdakwa dilakukan berdasar alasan sesuai Pasal 21
ayat (1) dan ayat (4) KUHAP, dalam waktu sesuai Pasal 26, Pasal 27, Pasal
28 dan Pasal 29 KUHAP
18. Penahanan dilakukan dengan mengeluarkan surat perintah penahanan yang
berbentuk penetapan
19. Penangguhan penahanan dilakukan sesuai Pasal 31 KUHAP
20. Dikeluarkannya terdakwa dari tahanan dilakukan sesuai Pasal 26 ayat (3)
dan Pasal 190 huruf b
21. Hakim yang berhalangan mengikuti sidang, maka KPN menunjuk Hakim
lain sebagai penggantinya
22. Kewajiban Panitera Pengganti yang mendampingi Majelis Hakim untuk
mencatat seluruh kejadian dalam persidangan
23. Berita Acara Persidangan mencatat segala kejadian disidang yang
berhubungan dengan pemeriksaan perkara, memuat hal penting tentang
keterangan saksi dan keterangan terdakwa, dan catatan khusus yang
dianggap sangat penting
24. Berita Acara Persidangan ditandatangani Ketua Majelis dan Panitera
Pengganti, sebelum sidang berikutnya dilaksanakan
25. Berita Acara Persidangan dibuat dengan rapih, tidak kotor, dan tidak
menggunakan tip-ex jika terdapat kesalahan tulisan
18

26. Ketua Majelis Hakim/ Hakim yang ditunjuk bertanggung jawab atas
ketepatan batas waktu minutasi
27. Segera setelah putusan diucapkan Majelis Hakim dan Panitera Pengganti
menandatangani putusan
28. Segera setelah putusan diucapkan pengadilan memberi¬kan petikan putusan
kepada terdakwa atau Penasihat Hukumnya dan Penuntut Umum.

b. Struktur Organisasi di Pengadilan Negeri Garut

c. Tata Tertib Sidang di Pengadilan Negeri Garut


I. SETELAH SEMUANYA MASUK RUANG SIDANG, MAKA
PROTOKOL MEMBACAKAN TATA TERTIB SIDANG, DENGAN
UCAPAN :
Sebelum sidang dimulai, maka kami akan membacakan tata tertib sidang
sebagai berikut :
1. Pada saat Majelis Hakim memasuki dan meninggalkan ruang sidang
semua yang hadir berdiri untuk menghormat ;
19

2. Selama sidang berlangsung, pengunjung sidang harus duduk dengan


sopan dan tertib ditempatnya masing-masing dan memelihara ketertiban
dalam ruang sidang ;
3. Pengunjung sidang dilarang makan, minum, merokok, membaca Koran
atau melakukan tindakan yang dapat mengganggu jalannya persidangan ;
4. Dalam ruang sidang siapapun wajib menunjukkan sikap hormat kepada
Pengadilan ;
5. Siapapun dilarang membawa senjata api, senjata tajam, bahan peledak
atau alat maupun benda yang dapat membahayakan keamanan sidang dan
siapa yang membawanya wajib menitipkan pada tempat yang disediakan
khusus untuk itu ;
6. Segala sesuatu yang diperintahkan oleh Ketua sidang untuk memelihara
tata tertib di persidangan wajib dilaksanakan dengan segera dan cermat ;
7 Tanpa surat perintah petugas keamanan Pengadilan karena tugas
jabatannya dapat mengadakan penggeledahan badan untuk menjamin
bahwa kehadiran seorang diruang sidang tidak membawa senjata, bahan
atau alat maupun benda yang dapat membahayakan keamanan sidang;
Pengambilan foto, rekaman suara atau rekaman TV harus meminta izin
terlebih dahulu kepada Hakim Ketua Sidang ;
Siapapun di sidang Pengadilan bersikap tidak sesuai dengan martabat
Pengadilan dan tidak mentaati tata tertib persidangan dan setelah Hakim
Ketua sidang memberi peringatan, masih tetap melanggar tata tertib
tersebut, maka atas perintah Hakim Ketua sidang yang bersangkutan
dikeluarkan dari ruang sidang dan apabila pelanggaran tata tertib dimaksud
bersifat suatu tindakan pidana, tidak mengurangi kemungkinan dilakukan
penuntutan terhadap pelakunya.
II. SETELAH TATA TERTIB SIDANG DIBACAKAN OLEH
PROTOKOL, MAKA PROTOKOL MEMBERITAHUKAN BAHWA
MAJELIS HAKIM AKAN MEMASUKI RUANG SIDANG DAN
MEMPERSILAHKAN SEMUA YANG HADIR SUPAYA BERDIRI,
SETELAH MAJELIS HAKIM DUDUK, HADIRIN
DIPERSILAHKAN DUDUK KEMBALI.
20

- Tugas Protokol sementara selesai menunggu sidang ditutup oleh Hakim


Ketua.
III. SETELAH SIDANG DITUTUP OLEH HAKIM KETUA SEGERA
PROTOKOL MENGUCAPKAN :
- Majelis Hakim akan meninggalkan ruang sidang, hadirin supaya berdiri ;
IV. SETELAH MAJELIS HAKIM MENINGGALKAN RUANG
SIDANG, SEGERA PROTOKOL MENGUMUMKAN DENGAN
UCAPAN :
- Tanda pengenal/izin masuk ruang sidang supaya dikembalikan kepada
petugas ;
- Demikianlah tugas Protokol setiap kali sidang dimulai dan ditutup.

d. Layout Ruangan Pengadilan Negeri Garut


 Lantai bawah
21

 Lantai atas

 Layout Ruang Sidang

PANITERA HAKIM HAKIM


ANGGOTA KETUA HAKIM
ANGGOTA
JAKSA

SAKSI

TERDAKWA
22

BAB IV
PEMBAHASAN
A. Tugas Orang-Orang Yang Terlibat Dalam Persidangan
 Hakim Ketua
- Memimmpin pelaksanaan tugas pengadilan negeri garut
- Membuat perencanaan untuk menetapkan sasaran dan
menjadwalkan rencana kegiatan persidangan setiap tahun dan
melakukan pengawasa
- Membagi tugas dan menentukan penanggung jawab secara jelas
dalam rangka mewujudkan keserasian dan kerja sama antar sesama
hakim
- Menggerakan dan mengarahkan pelaksanaanya di lingkungan
pengadilan negeri Garut
- Menyelenggarakan administrasi peradilan baik administrasi perkara
- Memperhatikan keluhan-keluhan dari masyarakat dan
menanggapinya bila dipandang perlu
- Mempelajari berkas kepala atau surat-surat lain yang berhubungan
dengan perkara dan membagikannya kepada majelis hakim untuk di
selesaikan
- Menetapkan perkara yang harus diadili berdasarkan number urut
kecuali untuk perkara tertentu
- Memimpin dan mengawasi kesempurnaan pelaksanaan penetapan
atau putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuasaan hukum
tetap.
 Hakim anggota
- Menerima dan meneliti berkas perkara yang akan disidangkan serta
memasukannya kedalam buku kalender persidangan
- Memimpin atau mengikuti siding sebagai ketua majelis atau anggota
- Selaku ketua majelis menetapkan hari sidang
- Menetapkan sita jaminan atas perkara yang ditangani
23

- Mengonsep putusan , penetapan dan memarapnya


- Bertanggung jawab atas pembuatan dan kebenaran berita secara
persidangan dan menandatanganinya bersama panitera sebelum
sidang berikutnya
 Panitera
- Membantu pimpinan membuat program kerja, baik program jangka
pendek maupun jangka panjang, terkait pelaksanaan dan
pengorganisasiannya.
- Mengatur pembagian tugas pejabat kepaniteraan.
- Panitera menyelenggarakan administrasi secara cermat mengenai
jalannya perkara.
- Bertanggung jawab atas pengurusan berkas perkara, putusan,
dokumen, akta, buku daftar, biaya perkara, uang titipan pihak ke
tiga, surat-surat bukti dan surat-surat lainnya yang disimpan di
kepaniteraan.
- Membuat akta, salinan putusan dan salinan penetapan.
- Menerima dan mengirimkan berkas perkara.
- Melakukan monitoring implementasi Sistem Informasi Administrasi
Pengadilan Negeri
- Melaksanakan eksekusi putusan perkara yang telah berkekuatan
hukum tetap dan atas perinta Ketua pengadilan.
- Membantu Hakim dengan mengikuti dan mencatat jalannya
persidangan, untuk menjalankan tugas ini Panitera dapat menunjuk
Panitera Pengganti.
 Saksi
Peran saksi yaitu sebagai orang yang memberikan keterangan di
muka sidang dengan memenuhi syarat-syarat tertentu tentang suatu
peristiwa atau keadaan yang dilihat, didengar, dan dialami sendiri
sebagaibukti terjadinya peristiwa tersebut.
24

B. Proses Jalannya Persidangan

Pada tanggal 21 November 2019 kelompok kami di beri tugas oleh Dosen
Mata Kuliah Pendidikan Pancasila untuk melakukan observasi ke Pengadilan
Negeri Garut , hari itu juga kami meminta surat pengantar perihal permohonan
izin mengikuti persidangan . Pada tanggal 26 November 2019 kami mengajukan
surat permohonan izin perihal mengikuti jalannya persidangan . pada tanggal 27
kami di beritahu bahwa kami diizinkan untuk mengikuti jalannya persidangan di
pengadilan negeri garut yang bertempat di jl. Merdeka No.123, jayaraga kec.
Tarogong kidul kab. Garut 44151.
Pada tanggal 28 kami mengikuti jalannya persidangan di ruang sidang
utama yaitu ruang sidang Garuda. Sebelum memasuki ruangan kelompok kami
mengkonfirmasi terlebih dahulu ke bagian pelayanan pukul 15.00, kelompok kami
memasuki ruangan sidang lalu kami duduk di bagian depan, setelah itu hakim
ketua dan dua hakim anggota memasuki ruang sidang dan jaksa. Sidang yang
kami ikuti merupakan sidang putusan yang sidang sebelumnya dilaksanakan pada
tanggal 2 Agustus 2019. Sebelum persidangan di jalankan kami di himbau untuk
tidak melakukan dokumentasi menggunakan kamera dan mengikuti jalannya
persidangan dengan tertib.
Persidangan di mulai pada pukul 15.55 s/d 16.15 WIB. Dipimpin oleh
hakim ketua bernama Dr.Hasanudin,SH.,MH. dan Lidya Da Vida, SH.,MH. dan
Andrey Sigit Yanuar, SH. sebagai Hakim Anggota dengan kasus penyalahgunaan
obat dengan nama terdakwa Fahmi Sidiq ia dihukum karena melanggar kasus 196
& 197 tentang kesehatan .
Hakim Ketua membuka Persidangan dengan membacaan dakwaan terhadap
terdakwa berdasarkan bukti bukti yang didapatkan dan pernyataan dari saksi. Pada
sidang sebelumnya terdaqwa tidak mengajukan banding terhadap dakwaan yang
diberikan karena mengaku berterus terang dan menyesali perbuatannya , dan
menghadirkan saksi yaitu : Yudi Astriadi, Andri Susanto dan Fahrizal. Sedangkan
bukti yang di temukan yaitu 1 buah tas selendang, 1 buah hp OPPO dan 1 buah
batre.
Terdakwa di hukum karena terbukti menyimpan obat alprazolam sebanyak
2mg , esilgan dan tramadol dan terbukti mengedarkan obat-obatan tanpa izin,
25

terdakwa dihukum karena tidak memiliki izin edar dan tanpa hak memiliki dan
menyimpan obat-obatan tersebut, tedakwa melanggar pasal 196 & 197 dan di
vonis selama 7 bulan penjara dengan denda uang sebanyak Rp: 2.500.000. Setelah
itu Hakim Ketua bertanya kepada Para Hakim Anggota dan Jaksa penuntut umum
mengenai Hukuman yang akan di berikan kepada terdakwa apakah cukup atau
bisa dikurangi , setelah para Hakim anggota dan Jaksa penuntut umum menjawab
cukup untuk hukuman yang diberikan kemudian hakim bertanya kepada terdakwa
mengenai hukumannya apakah terdakwa ingin melakukan pembelaan dan
mempertimbangkan kembali hukuman yang diberikan namun terdakwa tidak
melakukan pembelaan dan menerima hukuman dan denda yang di berikan karena
terdakwa sudah mengakui kesalahannya dan menerima segala sanksi yang telah di
tentukan oleh Hakim Ketua dan menyesali perbuatannya .
Setelah itu, Hakim Ketua mengetuk palu sebagai bukti persetujuan atas
hukuman yang di berikan lalu menutup persidangan dengan membacakan kembali
poin poin penting dari persidangan tersebut dan bekata kepada terdakwa agar
tidak mengulangi perbuatannya.
26

BAB V
PENUTUP

A.Kesimpulan

Pengadilan negeri dibentuk oleh negeri kehakiman dengan persetujuan


mahkamah agung, panitera di angkat dan di berhentikan oleh mentri kehakiman
(mentri hokum dan perundang-undangan) dan panitera pengganti oleh kepala
pengadilan bersangkutan. Pada tiap-tiap pengadilan negeri di tempatkan suatu
kejaksaan negeri yang terdiri dari seorang atau lebih jaksa dan jaksa-jaksa muda.

Terdakwa terbukti bersalah atas tindakan yang ia perbuat yaitu menyimpan


obat obatan serta mengedarkan obat-obatan, sementara ia tidak memiliki izin edar
atas obat-obatan yang ia edarkan.Terdakwa melakukan hal tersebut karna
permasalahan ekonomi yang menghimpit kehidupan keluarganya, sehingga ia tidak
memiliki pilihan lain, pada akhirnya ia mengedarkan obat-obatan tanpa ada surat
izin edar obat-obatan, Terdakwa melanggar pasal 196 dan 197 tentang Kesehatan.

B.Saran

Kami tentu menyadari bahwa Laporan Observasi Lapangan ini masih jauh
dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan
didalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk
Laporan Observasi Lapangan ini, supaya nantinya dapat menjadi Laporan Obsevasi
Lapanagn yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada
makalah ini kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.
27

LAMPIRAN

Disini kami merampirkan beberapa dokumentasi yang kami dapatkan saat


melaksanakan Obesrvasi Lapangan di Pengadilan Negeri Garut

Ini merupakan foto kami dengan Bapak Hakim Ketua dan Jaksa serta beberapa Staff
di Pengadilan Negeri setelah mengikuti jalannya persidangan
28

DAFTAR PUSTAKA

https://pn-garut.go.id/

https://seputarpengertian.blogspot.com/2016/05/pengertian-dan-ruang-lingkup-
pengadilan.html?m=1

http://news.rakyatku.com/read/62732/2017/08/26/kiat-kiat-menghindari-
penyalahgunaan-narkoba

https://www.google.com/amp/s/www.honestdocs.id/penyalahgunaan-obat.amp

https://pt-palembang.go.id/index.php/tentang-pengadilan/sistem-pengelolaan-
pengadilan/standar-operasional-prosedur-sop/169-prosedur-perkara-pidana

Anda mungkin juga menyukai