Anda di halaman 1dari 8

HUKUM SEBAGAI AGEN PENGENDALI SOSIAL DALAM

MASYARAKAT DITINJAU DARI SEGI SOSIOLOGI HUKUM

Wiwik Utami1
Fakultas Hukum, Universitas Wisnuwardhana Malang

Abstrak:
Hukum sebagai agen pengendali sosial berperan aktif sebagai sesuatu yang mampu menetapkan
tingkah laku manusia yang menyimpang terhadp aturan-aturan hukum. Sehingga hukum dapat
memberikan sanksi bagi para pelanggarnya. Manusia sendiri sebagai subjek hukum dalam
pergaulan masyarkat juga tidak lepas dari kodrat alami manusia yang tertu juga mamopu berbuat
suatu kesalahan baik yang pada akhirnya merugikan diri sendiri ataupun orang lain. Oleh
karenanya Hukum sebagai agen pengendali soasial yang dipadang darui teori sosiologi hukum
memiliki peranan penting dalam kehidupan masyarakat. Demi mencapai keadilan, kepastian
hukum, ketertiban hidup masyarakat maka hukum harus ditegakkan. Konsep penegakan hukum ini
tidak terlepas dari tujuan hukum yang ingin membentuk suatu tatanan masyarakat yang adik dan
makmur.

Kata Kunci: Hukum, Pengendali Sosial, Sosiologi Hukum

Abstract:
Law as an agent of social control plays an active role as something that is able to determine
human behavior that deviates from the rule of law. So the law can provide sanctions for offenders.
Humans themselves as legal subjects in social relations are also inseparable from the natural
nature of human beings who are also capable of making a good mistake that ultimately harms
themselves or others. Therefore, the Law as a social controlling agent detached from the sociology
theory of law has an important role in people's lives. In order to achieve justice, legal certainty,
order of life, the law must be upheld. The concept of law enforcement is inseparable from the
purpose of the law which wants to form a society that is sister and prosperous.

Key Word: Law, Social Control, Legal Sociology

1
Alamat koresponden: wiwik_utamimh@gmail.com
98 MAKSIGAMA :Volume 12 Nomor 2 periode November 2019 Hal. 97-104

A. Pendahuluan rutnya didalam masyarakat terdapat


dua macal solidaritas yaitu yang
Masyarakat adalah suatu kesatu bersifat mekanis (mechanical Solida
an dari individu yang memiliki rity) dan yang bersifat organis
jalinan kehidupan sosial dari (organis solidarity). Solidaritas meka
berbagai macam hubungan antar nik terdapat pada masyarakat yang
individu yang menjadi anggontanya. sedrhana dan homogen, dimana
Dalam pelak sanaan jalinan sosial ikatan dari warganya didasarkan hu
tersebut maka antar anggota masya bungan-hubungan pribadi serta tuju
rakat satu dengan lainya memiiki an yang sama Solidaritas masya-rakat
suatu kebiasaan dan tata tertim atau yang organis terdapat pda masya
hukum guna mengatur tatanan rakat yang heterogen, dimana terda
masyarakat. Hukum disini bertujuan pat pembagian kerja yang kompleks3.
untuk menciptakan hubu ngan yang Dengan meningkatnya deferen-
tertib dan teratur antar anggota siasi di dalam masyarakat, reaksi
masyarakat. kolektif terhadap pelanggaran-pelang
Hukum memiliki dasar perintah garan kaidah hukum menjadi berku
dan sangsi yang tegas dan mengikat rang, sehingga hukum yang bersifat
bagi para pelaku hukum. Oleh karena represif berubah menjadi hukum
itu hukum dalam masyarakat harus yang bersifat restitutif. Didalam
ditaati dan mengingat eratnya ikatan hukum yang restitutif, tekanan dile
hukum dan masyarakat sebagai takkan pada orang yang menjadi
realitas sosial, maka artikel ini akan korban atau yang dirugikan, yaitu
mengulas bagaimana perspektif sosio sesuatu harus dikembalikan pada
logi hukum dalam kerangka hukum keadaan sebelum kaidah-kaidah ter
sebagai kontrol sosial dan supremasi sebut dilanggar4.
penegakan hukum dalam masyarakat. Apa yang telah dikemukakan
oleh durheim tersebut dibantah oleh
B. Pembahasan Richard Schwartz dan James C.Mil
1. Teori Tentang Hukum ler yang meneliti 51 masyarakat.
Setiap orang dalam pergaulan mereka meneliti beberapa karakteris
hidup dengan masyarakat harus tik sistem hukum yang telah berkem
memperhatikan dan melaksanakan bang termasuk adanya counsel (yaitu
(menaati peraturan Hukum, agar badan yang menyelesaikan perseng
tercipta kehidupan yang tertib dan ketaan, yang terdiri dari orang-orang
tentram2. yang tidak memiliki hubungan keke
Sedangkan teori hukum yang rabatan dengan pihak yang berseng
menghubungkan antara hukum de keta), mediation (yaitu intervensi
ngan perubahan sosial dikemuka kan dari pihak ketiga yang tidak memiliki
oleh Emile Durkheim yang pada hubungan darah dengan para pihak),
pokoknya menyatakan, bahwa hu dan polisi yang merupakan angkatan
kum merupakan refleksi dari solida bersenjata yang dipergunakan untuk
ritas sosial dalam masyarakat. Menu
3
Soerjono Soekanto, 2004, Pokok-pokok
Sosiologi Hukum,Jakarta: PT. RajaGrafindo
2
Herman Bakir, Kastil Teori Hukum, Persada.
4
Jakarta: PT. Intan Sejati. Ibid.
Hukum Sebagai Agen Pengendali Sosial Dalam Masyarakat Ditinjau Dari Segi
Sosiologi Hukum, Wiwik Utami 99

melaksanakan hukum. Hasil peneliti rakat yang belum menganal pemba


an tersebut adalah dari 51 masya gian kerja6.
rakat yang merupakan masyarakat Namun demikian, walaupun
sedrhana sampai masyarakat kom teori Durkheim tidak seluruhnya
pleks, 11 masyarakat yang mempu benar secara empiris, hal ini bukan
nyai karakteristik diatas; 20 masya berarti teorinya samasekali tidak ber
rakat memiliki mediotion; 11 masya guna. Sebaliknya ada hal-hal tertentu
rakat memiliki mediotion dan polisi; yang berguna untuk mnelaah sitem-
7 memiliki tiga karakteristik tersebut; sitem hukum dewasa ini apa yang
dan 2 menyimpang yang ada hanya dikemukakanya tentang hukum yang
polisi5. bersifat represif berguna untu mema
Masyarakat-masyarakat dimana hami pentingnya hukum. Baik pada
tidak dijumpai mediation adalah ma masyarakat sederhana maupun kom
syarakat yang paling sederhana yang plek hukuman tetap merupakan
bahkan belum mengenal uang. Seba reflesi dari reaksi yang sentimentil
liknya dua pertiga masyarakat yang atau kemarahan. Apa yang telah
mengenal mediation telah mem dinyatakan oleh Durkheim tentang
pergunakan uang dlam sistem eko hukum bersifat restitutif pada masya
nominya. Masyarakat tersebut telah rakat-masyarakat modern agak nya
mengenal konsep gantirugi yang penting untuk mengoreksi pendapat
merupakan prekondisi dari emdia yang menyatakan, bahwa semua
tion. Karena ada 20 masyarakat sistem hukum bertujuan untuk menja
mediation yang tidak mengenal poli tuhkan hukuman bagi suatu pemba
si, jelaslah kedua karakteristik terse lasan7. Dalam bidang hukum dagang
but tidak selalu berkembang bersa misalnya, kelihatan bahwa sanksi-
ma-sama. Masyarakat yang menge sanki yang nonrepresif lebih ditekan
nal polisi pada dasarnya memiliki kan daripada sanksi-sanksi yang
sistem ekonomi yang maju dan represif.
mempunyai derajat spesialisasi terten
tu; kebanya kan telah memiliki 2. Hukum Dalam Negara Hukum
pendeta-pendeta, guru, dan pejabat- Hukum positif dibangun di
pejabat pemerintahan. Penemuan- atas keadilan, kebermanfaatan dan
penemuan Schwartz dan Miller ter kepastian guna menciptakan disiplim
sebut diatas ternyata bertentangan masyarakat yang taat pada aturan.
dengan teori Durkheim tentang per Melalui kesepakatan dan kesepaham
kembangan dari hukum bersifat repre an bersama mengenai penetapan
sif ke hukum restitusif. Sebab polisi sistem pemerintahan Indonesia yang
(yang merupakan badan yang bersifat mendasarkan pada hukum bukan
represif) dikemukakan pada masyara pada kekuasaan. Konsensus ini telah
kat yang mempunyai derajat pemba ditetapkan dalam sumber hukum
gian kerja tertentu. sebaliknya, media tertinggi di Indonesia, yakni Pan-
tion yang bersifat restitutif (apabila casila. sistem ideal yang ter bangun
dihubungkan dengan konsep ganti dari hal itu yakni tentang sistem
rugi) dapat dijumpai pada masya
6
Ibid.
5 7
Ibid. Ibid.
100 MAKSIGAMA :Volume 12 Nomor 2 periode November 2019 Hal. 97-104

pemerintahan Indonesia di jelaskan Aristoteles. Menurut aristoteles,


bahwa Negara Indonesia berdasarkan suatu negara yang baik ialah negara
atas hukum (rechts staat) bukan yang diperintah dengan konstitusi
berdasarkan atas kekuasaan bela- dan berkedaulatan hukum9. Sehingga
ka (machtsstaat), dalam hal ini dapat dilihat bahwa yang memerintah
terlihat bahwa kata “hukum” di dalam suatu negara bukanlah manu
jadikan lawan kata “kekuasaan”. sia melaikan pemikiran yang adil,
Tetapi apabila kekuasaan adalah dan kesusilaan yang menentukan
serba penekanan, intimidasi, tirani, baik buruknya suatu hukum.
kekerasan dan pemaksaan maka se Selain itu, Soediman Kartohadi
cara filosofis dapat saja hukum di prodjo mengemukakan bahwa istilah
manfaatkan oleh pihak tertentu yang negara hukum adalah suatu istilah
menguntungkan dirinya tetapi me yang masih agak muda umurnya
rugikan orang lain. Maka dari itu dibandingkan dengan istilah-istilah
kesesuaian antara ranah ide dan terkenal lainya seperti demokrasi dan
ranah praktiknya harus berjalan kedulatan10. Selain itu negara hukum
harmonis dan berkesinambungan. menjamin adanya tertib hukum
Ada dua aliran yang membi- dalam masyarakat yang berrarti
carakan masalah konsep hukum, memberikan perlindungan hukum
aliran pertama hukum dilihat sebagai pada masyarakat11. Andri berdner12
suatu nilai metaphysis yang menyatakan, meskipun ada perbeda
mendekati nilai susila. Aliran ini an diantara definisi-definisi negara
adalah aliran yang di dalam rumusan hukum, namun pandangan atas
Hukum Romawi Kuno dinyatakan keinginan atau keperluan untuk
dengan ucapan yang terkenal yang memiliki “instrumen” dalam rangka
berbunyi “ius est ars boni et aequi mempro-mosikan dua fungsi kembar,
(hukum itu adalah seni tentang yang suatu negara hukum, yaitu; 1)
baik dan yang adil)”. Tetapi yang melindungi warga dari kekuasaan
berhadapan dengan aliran filsafat negara, dan 2) melindungi warga dari
tersebut ialah aliran yang menga warga lain.
takan bahwa hukum adalah sama
dengan kekuasaan belaka, dalam 3. Konsep Pemikiran Sosiologi
pandangan ini kekuasaan adalah Hukum
hukum, dan hukum sama dengan Sejak manusia lahir di muka
kekuasaan8. bumi, manusia telah bergaul, berko
Dalam Buku Nomoi, Plato munikasi dengan manusia yang
memberikan perhatian dan arti yang
lebih tinggi pada hukum. Menurut 9
Triyanto, 2013, Negara Hukum dan
nya, penyelenggaraan pemerintahan HAM, Yogyakarta: Penerbit Ombak.
10
yang baik ialah yang diatur oleh I Dewa Gede Atmadja, Sukowiyono,
hukum. Cita plato tersebut akhirnya dkk, 2015, Teori Konstitusi dan Konsep
dilanjutkan oleh muridnya bernama Negara Hukum, Malang: Setara Press.
11
A. Mukti Fadjar, 2004, Tipe Negara
Hukum, Malang: Bayumedia.
12
8
Andrian Bedner, 2011, dalam I Dewa
Koesnoe, 1994, Mengamati Konsep Gede Atmadja, Sukowiyono, dkk, 2015,
Hukum di Dalam Masyarakat Kita, Varia Teori Konstitusi dan Konsep Negara
Peradilan, No. 105, Juni 1994. Hukum, Malang: Setara Press.
Hukum Sebagai Agen Pengendali Sosial Dalam Masyarakat Ditinjau Dari Segi
Sosiologi Hukum, Wiwik Utami 101

lainya yang berada di dalam sebuah analisis terhadap efektifitas hukum


wadah yang bernama masyarakat. dalam masyarakat, baik sebagai
Pada awalnya komunikasi paling sarana pengendalian sosial, sarana
sederhana adalah komunikasi dengan untuk mengubah masyarakat dan
orang tuanya dan semakin meningkat sarana untuk mengatur interaksi
umurnya, semakin luas pula daya sosial agar mencapai keadanaan-
cakap pergaulanya. Sementara itu keadaan sosial tertentu, 3) sosiologi
semakin meningkat usia manusia hukum memberikan kemungkinan-
maka meningkat pula pengetahuan kemungkinan serta kemampuan un
nya, bahwa dalam buhunganya tuk mengadakan evaluasi terhadap
dengan manusia lain dari masyarakat efektivitas hukum di dalam masya
ebas, namun dia tidak boleh berbuat rakat13.
semaunya. Hal ini sebenarnya telah Kegunaan umum tersebut kemu
dialami sejak kecil walaupun dalam dian dapat secara terperinci dapat
arti sangat terbatas. Dari ayah, ibu, dijabarkan sebagai berikut; 1) Pada
dan saudara-saudaranya dia belajar tataran organisasi dalam masyarakat;
tentang tindakan-tindakan apa yang a) sosiologi hukum dapat meng
boleh dilakkukan dan tindakan- ungkapkan ideologi dan falsafah
tindakan apa yang dilarang. Dengan yang memperngaruh perencanaan,
demikian seseorang denga tidak poembentukan, dan penegakan hu
sadar dan dalam batas-batas tertentu kum, b) dapat diidentifikasikan
dapat mengetahui apa yang sebe unsur-unsur kebudyaaan manakah
narnya menjadi objek atau ruang yang mempengaruhi isi atau subtasi
lingkup dari sosiologi dan ilmu hu hukum, c) Lembaga-lembaga mana
kum yang merupakan induk dari kah yang sangat berpengaruh di
sosiologi hukum. dalam pembentukan hukum dan
Sosiologi hukum merupakan penegakanya. 2) pada taraf golongan
suatu cabang ilmu pengetahuan yang dalam masyarakat; a) pengungkapan
anatara lain meneliti mengapa manu dari golongan-golongan manakah
sia patuh pada hukum dan mengapa yang sangat menentukan dalam pem
dia gagal untuk mentaati hukum bentukandan penerapan hukum, b)
tersebut serta faktor-faktor sosial lain golonga-golongan manakah didalam
yang mempengaruhinya. Sosiologi masyarakat yang beruntuk dan
hukum merupakan suatu ilmu penge sebaliknya dirugikan dengan adanya
tahuan yang secara teoritis analitis hukum-hukum tertentu, c) kesadaran
dan empiris menyoroti pengaruh hukum daripada golongan-golongan
gejala sosial lain terhadap hukum, tertentu dalam masyarakat. 3) pada
dan sebaliknya. Kegunaan dari taraf idividual, a) identifikasi terha
sosiologi hukum yaitu; 1) sosiologi dap unsur-unsur hukum yang dapat
hukum berguna untuk memberikan mengubah perikelakukan warga
kemampuan-kemam puan bagi masyarakat, b) kekuatan, kemampu
pemahaman terhadap hukum di an, dan kesungguhan hati dari para
dalam konteks sosial, 2) penguasaan penegak hukum dalam melaksanakan
konsep-konsep sosiologi hukum fungsinya, c) kepatuhan dari warga
dapat memberikan kemam puan-
kemampuan untuk mengadakan 13
Soerjono Soekanto, 2004, Op. Cit.
102 MAKSIGAMA :Volume 12 Nomor 2 periode November 2019 Hal. 97-104

masyarakat terhadap hukum, baik itu timbullah berbagai larangan,


yang berwujud kaidah-kaidah yang sanksi, tuntutan, dan pemberian ganti
menyangkut kewajiban-kewajiban rugi.
hak, maupun perlaku yang teratur14.
Hukum sebagai agen pengendali
sosial memberikan arti bahwa hukum
4. Tinjauan Hukum Sebagai Agen merupakan suatu yang mampu
Pengendali Sosial mengatur tingkah laku manusia.
Tingkah laku ini dapat diartikan
Suatu konsep Konrol Sosial atau sebagai suatu yang menyimpang dari
pengendali sosial diperlukan untuk hukum agar menjadi baik. Sebagai
menguatkan peradaban manusia kare akibatnya, hukum dapat memberikan
na mampu mengendalika perilaku hukuman atau sanksi bagi yang
antisosial yang tidak bertentangan melanggar hukum (si pelanggar).
dengan kaidah-kaidah ketertiban Oleh akren aitu pula hukum dapat
sosial. Hukum, sebagai mekanisme mengeluarkan atau memberikan sank
pengendali sosial merupakan sungsi si bagi para poelanggarnya.hal ini
utama dari negara dan kerja melalui berarti pula bahwa hukum memiliki
kekuatan yang dilaksanakan secara peranan guna mengarahkan masyara
sistematis dan taratur oleh agen yang kat untuk berbuat/berperilaku secara
ditunjuk untuk melaksanakan fungsi benar menurut peraturan sehingga
tersebut. Namun tidak hanya sebatas mampu mewujudkan keten traman
itu, ternyata hukum saja tidak cukup, bersama15.
hukum sebagai pengendali sosial Fungsi hukum sebagai pengen
juga membutuhkan dukungan dari dali sosial dapat berjalan dengan baik
istitusi yang disebut keluarga, pen apabila terdapat faktor-faktor yang
didikan, moral dan agama. Hukum mendukungnya. Pelak-sanaan fungsi
adalah sistem ajaran dengan unsur ini sangat berkaitan erat dengan
ideal dan empiris, yang mengga materi hukum yang jelas dan baik.
bungkan teori hukum kodrat dan Selain itu, pihak pelaksanaan ter
positivistik. hadap hukum ini juga sangat
Memandang hukum sebagai berpengaruh besar dna menentukan
agen pengendali sosial, maka hukum pula terhadap terwujudnya penega
dapat dilihat sebagai suatu alah kan hukum (eksistensi hukum). Disis
pengendali sosial, meskipun alat lain lain orang yang melaksanakan hu
juga masih diakui misalnya pranata kum juga memiliki peranan yang
sosial lainya (keyakainan, kesusiala sama petingnya16.
an). Pengendali atau kontrol sosial Dalam kehidupan bermasya-
disini sebagai aspek normatif kehidu rakat, hukum memiliki pernanan
pan sosial. Hal ini terkait pula yang sangat penting dalam rangka
dengan bagaimana masuai berting menjaga ketertiban dan ketentraman.
kah laku yang kadang kala juga
menyimpang kemudian akan menim 15
Satjipto Rahardjo, 1981, Hukum dan
bulkan akibat-akibat tertentuk yang perubahan Sosial, Bandung: Alumni.
seringkali merugikan. Oleh karena 16
Ali Aspandi, 2002, Menggugat Sistem
Hukum peradilan Indonesia yang penuh
14
Ibid. Ketidak Pastian, Surabaya: LeKSHI.
Hukum Sebagai Agen Pengendali Sosial Dalam Masyarakat Ditinjau Dari Segi
Sosiologi Hukum, Wiwik Utami 103

Hal ini disebabkan karena hukum batasan yang perlu diperhatikan, dan
mengatur agar kepentingan masing- dimengerti maka hukum disini mem
masing individu tidak bersinggungan punyai harapan-harapan positif da
dengan kepentingan umum, dan lam mengubah masyarakat serta
mengatur tentang hak dan kewajiban mendukung pembangunan.
masyarakat atau para pihak dalam
suatu hubungan hukum dan lain
sebagainya17. Hukum memiliki suatu D. Daftar Pustaka
fungsi untuk penegakan hukum yang
sangat mungkin kemudian penega Buku
kan hukum ini mamou terwujud. Ali, Daud Muhammad daud, 2011,
Disini hukum memiliki kefungsian Hukum Islam Pengantar Ilmu
pula sebagai sarana untuk mener Hukum dan Tata Hukum Silam
tibkan masyarakat dan mengatur di Indonesia, Jakarta: raja
pergaulan hidup masyarakat, serta Grafindo Persada.
sarana untuk menyelesaikan sengketa Aspandi, Ali, 2002, Menggugat
atau pertikaian dalam masyarakat18. Sistem Hukum peradilan
Indonesia yang penuh Ketidak
Pastian, Surabaya: LeKSHI.
C. Penutup Atmadja, Gede, I Dewa,
Hukum sebagai pengendali sosial Sukowiyono, dkk, 2015, Teori
berperan aktif untuk mementukan Konstitusi dan Konsep Negara
tingkah laku manusia. Tingkah laku Hukum, Malang: Setara Press.
yang dianggap menyimpang terhadap Bakir, Herman, 2005, Kastil Teori
aturan hukum. Sehingga hukum Hukum, Jakarta: PT. Intan
dapat memberikan sanksi terhadap Sejati.
para pelanggar hukum. Agar fungsi Bedner, Andrian, 2011, dalam I
hukum mampu berjalan dengan baik, Dewa Gede Atmadja, Sukowi
perlu adalanya sosialisasi terhadap yono, dkk, 2015, Teori Kons
hukum dan harus ada penegakan titusi dan Konsep Negara Hu
hukum yang berlangsung seadil kum, Malang: Setara Press.
adilnya. Fadjar, Mukti, A, 2004, Tipe Negara
Hukum, Malang: Bayumedia.
Hal ini untuk menghidari sebagian Koesnoe, 1994, Mengamati Konsep
masyarakat yang masih sering main Hukum di Dalam Masyarakat
hakim sendiri dalam menyelesiakan Kita, Varia Peradilan, No. 105,
kasus-kasus yang dihadapinya. Juni 1994.
Sebagai langkah awal untuk menerap
kanya maka dalam ilmu sosiologi Rahardjo, Satjipto, 1981, Hukum dan
hukum, hukum memiliki batasan- perubahan Sosial, Bandung:
Alumni.
17
Muhammad daud Ali, 2011, Hukum Soekanto, Soerjono, 2002, Faktor-
Islam Pengantar Ilmu Hukum dan Tata faktor yang Mempengaruhi
Hukum Silam di Indonesia, Jakarta: raja penegakan Hukum, Jakarta:
Grafindo Persada. PT. Raja Grafindo Persada.
18
Soerjono Soekanto, 2002, Faktor-
faktor yang Mempengaruhi penegakan
Hukum, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
104 MAKSIGAMA :Volume 12 Nomor 2 periode November 2019 Hal. 97-104

Soekanto, Soerjono, 2004, Pokok-


pokok Sosiologi Hukum, Jaka
rta: PT. RajaGrafindo Persada.
Triyanto, 2013, Negara Hukum dan
HAM, Yogyakarta: Penerbit
Ombak.

Anda mungkin juga menyukai