MAKALAH KELOMPOK 6
Disusun Oleh :
FAKULTAS USHULUDDIN
PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR
SEMESTER IV – KELAS 4D
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
1444 H. / 2023 M.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami sampaikan kepada Allah جل جاللهyang telah memberikan kepada kami
rahmat dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat
beserta Salam tidak lupa pula kita kirimkan kepada Nabiyyuna Muhammad صلى هللا عليه وسلمyang
mana beliau telah memperjuangkan agama ini sehingga kita dapat menikmatinya sekarang ini.
Terimakasih kami ucapkan kepada Ustadz Dr. H. Ali Akbar, MIS yang telah mempercayai kami
untuk menyelesaikan makalah ini. Selanjutnya demi kesempurnaan makalah kami ini, kami
mengharapkan kritik serta saran semua pihak. Mudah-mudahan makalah ini dapat menambah
wawasan kita semua dan para pembaca dapat memahaminya.
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Raghif Al-Ashfahani (w 502 h), Al-Mufradat fi Gharib Alquran, Tahkik oleh Muhammad Sayyid Kailany,
(Beirut Lubnan: Dar Al-Ma’rifah, tth), hlm. 159
2
Sahih Muslim, bab bayanu anna kulla Muskirin Haram” jilid tiga hlm.1587
3
Hartati Nurwijaya, dan Zullies Ikawati, Bahaya Alkohol, dan cara mencegah kecanduannya, (Jakarta: PT
Elex Media Komputindo) 2009, h. 64
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu Khamar?
2. Bagaimana pengharaman khamar secara bertahap?
3. Apa saja ayat yang membahass mengenai khamar ?
2
BAB II
PEMBAHASAN
4
Kadar M. Yusuf, Tafsir Ayat Ahkam: Tafsir Tematik Ayat-ayat Hukum (Jakarta: Amzah, 2011),
hlm,171.
5
Ali Imran Sinaga, Fikih Munakahat (Bandung: Citapustaka, 2011), hlm,105-106.
6
Eldin H. Zainal, Hukum Pidana Islam (Medan: CV.Perdana Mulya Sarana,2011),hlm,136-138.
7
Kadar M yusuf , (tafsir ayat ahkam),hlm.171.
3
dimasak sampai mendidih serta mengeluarkan buih, sehingga sari yang dihasilkan dari
buah itulah yang mengandung unsur memabukan. 8
Abu,Abdillah al-Mazini berpandangan bahwa setiap minuman yang memabukan
apapun jenisnya baik dari buah-buahan, sayuran, gandum atau beras dan bahan lainnya,
hukumnya adalah haram untuk diminum baik itu sedikit atau banyak, mentah atau
dimasak, walaupun jumlahnya hanya setetes.9
Ada perbedaan pendapat dari ulama Kufah yang menyatakan bahwa meminum khamar
dengan jumlah yang sangat sedikit tidak dianggap sebagai perbuatan yang diharamkan
karena tidak berdampak pada menjadikan seorang yang meminumnya menjadi mabuk atau
hilangnya akal atau pikiran. Mereka juga menganggap bahwa perasan anggur yang tidak
dimasak dan kemudian difermentasi dalam suatu bejanayang terbuat dari tanah liat yang
dibakar, tidak dianggap sebagai suatuperbuatan yang diharamkan, karena yang menjadi
haram adalah angguryang dimasak dan sengaja difermentasi. 10 Dalam hal ini ada
perbedaanantara pengertian khamar dan nabidz. Khamar hukumnya adalah
haram,sedangkan nabidz tidak haram. 11
Perbedaan pandangan tersebut berasal dari pemaknaan terhadaphadis Nabi yang
menyebut bahwa; kullu muskirin khamrun wa-kullukhamrin haram (setiap yang membuat
mabuk adalah khamar, dan setiapkhamar adalah haram). Ada juga riwayat lain yang
menyebut bahwa; maaskara khatsiruhu fa-qaliluhu haram (setiap yang dapat
memabukandalam kondisi banyak, maka dalam kondisi sedikt juga haram).12
Seseorang meminum khamr dengan alasan untuk pengobatan, para fuqaha berbeda
pendapat mengenai status hukumnya. Namun menurut pendapat yang rajih dalam mazhab
Maliki, Syafi‘i dan Hanbali, berobat dengan menggunakan khamr merupakan perbuatan
yang dilarang, dan peminumnya dapat dikenai hukuman had. Sayyid Sabiq mendefinisikan
kata khamr dalam kitabnya Fiqh Sunnah, bahwa khamr adalah cairan yang dihasilkan dari
peragian biji-bijian atau buahbuahan dan mengubah sari patinya menjadi alkohol dengan
menggunakan katalisator (enzim) yang mempunyai kemampuan untuk memisahkan unsur-
8
Ahsin w al hafiz, kamus ilmu al qura’n, (Jakarta,sinar grafika,2008), hlm.152.
9
Ibn Rusyd, Bidayah al-Mujtahid wa Nihayah al-Muqtashid (Beirut: Dar al Ma’rifah, t.th.), hlm,472-474.
10
Ali Imran Sinaga, Fikih Munakahat, hlm,107.
11
Ibn Rusyd, Bidayah al-Mujtahid, 2, hlm,470.
12
Ibid, hlm,2/475.
4
unsur tertentu melalui proses peragian. Minuman sejenis ini dinamakan dengan khamr
karena dia mengeruhkan dan menyelubungi akal, artinya menutupi dan merusak daya
tangkapnya. Hal ini adalah pengertian khamr menurut medis (kedokteran).
Definisi di atas memberikan pengertian bahwa minuman beralkohol dalam Islam
dikenal dengan kata khamr yang terbuat dari perasan buah-buahan maupun biji-bijian serta
dapat menutup akal. Berdasarkan ijma‘ yang dikatakan khamr adalah minuman
memabukkan yang dibuat dari perasan anggur. Hanya saja ulama berbeda pendapat
mengenai minuman yang memabukkan yang dihasilkan dari selain perasan buah anggur.
13
Rus’an, Lintas Sejarah Islam di Zaman Rasulullah (Semarang: Wicaksana,1981), hlm,31-32.
5
dengan cara pengharaman khamar secara bertahap, namun Islam mengajarkan tahapan
pengharaman yang bersifat bertahap (tadarruj).14 Banyak terdapat di dalam ayat al-Qur‟an
yang menunjukan eksistensi khamar. Tahap pertama daripelarangan khamar terdapat dalam
surat al-Nahl [16] ayat 67, tahap kedua ada dalam surat al-Baqarah [2] ayat 219, tahap
ketiga ada pada surat al-Nisa [4] ayat 43, dan tahap keempat ada pada surat al-Ma‟idah [6]
ayat 90-91. Penjelasan tentang keempat tahapan pelarangan minuman khamar adalah
sebagai berikut:15
Penafsiran Ayat :
14
Abad Badruzzaman, Dialektika Langit dan Bumi (Bandung: Mizan, 2018),157-159.
15
Kadar M. Yusuf, Tafsir Ayat Ahkam, hlm. 173-174.
6
(wa) berfungsi menggabungkan dua hal yang berbeda. Ini berarti antara (sakara) dan rezeki
yang baik terdapat perbedaan, dan kalau salah satu dikatakan baik maka tentu yang
dipisahkan oleh kata (wa) adalah sesuatu yang tidak baik. Ayat ini menegaskan bahwa
kurma dan anggur dapat menghasilkan dua hal yang berbeda, yaitu minuman yang
memabukkan dan rezeki yang baik. Jika demikian, minuman keras (memabukkan), baik
yang terbuat dari anggur maupun kurma, bukanlah rezeki yang baik. Ayat ini sebagai
isyarat pertama lagi sepintas tentang keburukan minuman keras yang kemudian
mengundang sebagian umat Islam untuk menjauhinya, walaupun dalam ayat ini belum
secara tegas diharamkan.16
َس ٰك ٰرى َحتى ت َ ْعلَ ُم ْوا َما تَقُ ْولُ ْون ُ ص ٰلوة َ َوا َ ْنت ُ ْم
َّ ٰياَيُّ َها الَّ ِذيْنَ ٰا َمنُ ْوا َْل ت َ ْق َربُوا ال
َ ع ٰلى
سفَ ٍر َ ضى ا َ ْو ٰ س ِب ْي ٍل َحتى ت َ ْغت َ ِسلُ ْوا َۗوا ِْن ُك ْنت ُ ْم َّم ْر
َ ي َ َو َْل ُجنُبًا ا َِّْل
ْ عا ِب ِر
س ۤا َء فَلَ ْم ت َِجد ُْوا َم ۤا ًء َفت َ َي َّم ُم ْوا ِ ا َ ْو َج ۤا َء ا َ َحد ِم ْن ُك ْم ِمنَ ْالغ َۤا ِٕى ِط ا َ ْو ٰل َم ْست ُ ُم
َ الن
غفُ ْو ًرا َ عفُ ًّواَ َام َس ُح ْوا ِب ُو ُج ْو ِه ُك ْم َوا َ ْي ِد ْي ُك ْم ۗ ا َِّن ّٰللاَ َكان َ ص ِع ْيدًا
ْ َط ِيبًا ف َ
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam
keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, (jangan pula hampiri
masjid) sedang kamu dalam keadaan junub terkecuali sekedar berlalu saja, hingga kamu
mandi. Dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau datang dari tempat buang air
atau kamu telah menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak mendapat air, maka
bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci), sapulah mukamu dan tanganmu.
Sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun.
Penafsiran Ayat :
16
Abu Abdillah Al-Qurthubi, Al-Jami‟ Li Ahkam Al-Qur‟an, vol. 3 (Beirut, Libanon: Dar Kutub Ilmiyyah,
1993), 85.
7
Allah SWT melarang orang beriman melakukan shalat dalam keadaan mabuk. Karena
ketika mabuk orang tidak akan mengetahui atau menyadari apa yang diucapkannya. Pada
ayat ini, Allah juga melarang orang yang sedang berjunub mendekati masjid, kecuali lewat
atau berlalu saja dari satu pintu ke pintu yang lain dan tidak diam di dalam kawasan
masjid.aturan ayat ini turun sebelum khamar diharamkan.
Larangan ini sangat efektif. Dari ayat ini para sahabat memahami bahwa melakukan
shalat dalam keadaan mabuk dilarang sehingga mereka pun tidak akan minum khamr
kecuali setelah selesai shalat Isya, manakala setelah selesai shalat Isya mereka mulai
minum khamr. Maksud ayat adalah wahai orang-orang beriman janganlah kalian
melakukan shalat dalam keadaan mabuk hingga kalian memahami apa yangkalian ucapkan
sewaktu shalat. Aturan ini merupakan aturan awal sebelum khamr diharamkan secara
tegas. Pengharaman khamr ditetapkan melalui beberapa tahap dan ayat ini merupakan
aturan tahap ketiga. Sebagian besar pakar tafsir mengatakan bahwa yang dimaksud dengan
kata shalat pada ayat ini adalah perbuatan shalat dalam arti yang sebenarnya, sehingga
maksudnya adalah jika kalian hendak melaksanakan shalat, janganlah kalian mabuk, dan
ketika melaksanakan shalat janganlah kalian dalam keadaan mabuk juga jangan dalam
keadaan junub hingga kalian mandi dulu kecuali ketika kalian sedang dalam perjalanan. 17
Penafsiran Ayat :
17
Wahbah az-Zuhaili Tafsir Al-munir: Aqidah, Syari’ah, Manhaj, (Jakarta: Gema Insani, 2018 ) hlm. 102-
103.
8
Allah SWT melarang orang-orang Mukmin mengonsumsi khamr dan melakukan
judi. Allah berfirman, wahai orang-orang yang beriman, sesungguhnya khamr dan semua
minuman yang memabukkan, judi dengan berbagai macamnya, berhala-berhala yang
hewan kurban disembelih di sekitarnya, mengundi nasib, baik berupa nasib yang baik
maupun yang buruk, adalah hal yang dimurkai dan dibenci Allah. Itu semua termasuk
perbuatan setan yakni tipuan dan hiasannya. Oleh karena itu, jauhilah keburukan ini agar
kalian menang dan bahagia dengan cara melakukan penyucian jiwa, menjaga tubuh kalian,
dan saling menyayangi di antara kalian. Ulama Hanafiyyah berpendapat bahwa pada saat
khamr diharamkan, orang-orang Arab menyebut khamr untuk minuman Yang dihasilkan
dari air anggur.
Oleh karena itu, mereka berpendapat bahwa khamr hanya berasal dari jenis ini saja.
Adapun minuman lain yang dapat memabukkan tidak dinamakan khamr sebab bahasa tidak
terbentuk melalui qiyas. Keharaman tersebut berlaku juga bagi semua yang memabukkan
karena sifatnya yang memabukkan, bukan karena semua yang memabukkan dinamakan
khamr. Ini adalah pendapat Ibnu Umar. fumhur berpendapat bahwa khamr adalah nama
untuk semua minuman yang merusak akal. Oleh karena itu, selain yang berasal dari air
anggur hukumnya juga haram berdasarkan nash Al-Qur'an di surat al-Ma'idah. Ini adalah
pendapatnya Umar bin Khaththab. Dia berkata, 'Ada lima jenis khamr yang diharamkan:
yang dari anggu[ kurma, madu, gandum kasa[ gandum." Khamr adalah semua yang
menutup akal dan ini adalah pendapat Ibnu Abbas juga. 18
Nabi Muhammad saw. bersabda dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad dan penulis
kitab sunan, kecuali an-Nasa'i, dari an-Nu'man bin Bisyr:
18
Tafsir al-munir hlm. 58-59.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pemataran materi diatas, maka kita dapat menarik sebuah femahaman, bahwa
khamr itu jelas-jelas keramannya dalam al-qur’an maupun hadis rasulullah saw. Dengan
memiliki alasan-alasan tertentu. Yaitu minuman khamr itu jauh lebih banyak kemudharatan
dari pada keuntungan, islam agama yang indah, maka kita harus jauh-jauh dari perbuatan-
perbuatan yang melanggar syariat agama.
3.2 Saran
Dari makalah yang telah kami susun ini, maka kami berharap semoga dapat
memberikan manfaat kepada para pembaca. Dan kami juga menyadari bahwa banyak
kekurangan serta jauh dari kata sempurna, maka kami berharap para pembaca untuk tidak
hanya berpatokan pada makalah kami ini saja. Oleh karena itu kami harapkan masukan dan
saran yang bersifat positif guna untuk membenarkan makalah yang lebih baik lagi.
10
DAFTAR PUSTAKA
Abdillah Abu Al-Qurthubi. Al-Jami‟ Li Ahkam Al-Qur‟an. vol. 3 (Beirut, Libanon: Dar Kutub Ilmiyyah,
1993)
Nurningsih Nita. “hak asasi manusia dalam hifz al-aql: tafsir tematik atas ayat-ayat larangan
khamar”. Skripsi. Jakarta:UinSyarif Hidayatullah,2020.
Rusyd Ibn. Bidayah al-Mujtahid wa Nihayah al-Muqtashid. (Beirut: Dar alMa‟rifah, t.th.)
Yusuf Kadar M. Tafsir Ayat Ahkam: Tafsir Tematik Ayat-ayat Hukum Jakarta: Amzah, 2011
Zuhaili, Wahbah. Tafsir Al-munir: Aqidah, Syari’ah, Manhaj. Jakarta: Gema Insani, 2018
11