Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH TAFSIR AYAT-AYAT HUKUM

TENTANG KHAMAR DALAM AL-QURA’N

MAKALAH KELOMPOK 6
Disusun Oleh :

1. Muhammad Hapis Harahap ( 12130210863 )


2. Novianri ( 12130210778 )
3. Silvia Ramadhani ( 12130220661 )

Dosen Pengampu: Dr.H.Ali Akbar, MIS

FAKULTAS USHULUDDIN
PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR
SEMESTER IV – KELAS 4D
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
1444 H. / 2023 M.
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami sampaikan kepada Allah ‫ جل جالله‬yang telah memberikan kepada kami
rahmat dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat
beserta Salam tidak lupa pula kita kirimkan kepada Nabiyyuna Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬yang
mana beliau telah memperjuangkan agama ini sehingga kita dapat menikmatinya sekarang ini.
Terimakasih kami ucapkan kepada Ustadz Dr. H. Ali Akbar, MIS yang telah mempercayai kami
untuk menyelesaikan makalah ini. Selanjutnya demi kesempurnaan makalah kami ini, kami
mengharapkan kritik serta saran semua pihak. Mudah-mudahan makalah ini dapat menambah
wawasan kita semua dan para pembaca dapat memahaminya.

Pekanbaru, 25 Maret 2023

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. ii


DAFTAR ISI ............................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................1
1.1 Latar Belakang ..............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .........................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan...........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................................3
2.1 Pengertian Khamar ........................................................................................................3
2.2 Pengharaman Khamar Secara Bertahap .........................................................................5
2.3 Ayat- ayat Mengenai Khamar dalam Al-Qur’an ............................................................6
BAB III PENUTUP .............................................................................................................. 10
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................. 10
3.2 Saran........................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Khamar sudah lazim dikenal dengan minuman keras, minuman beralkohol, atau
minuman yang memabukkan. Minuman ini sudah dikenal dan dikonsumsi sejak sebelum
Alquran diturunkan. Meskipun begitu, tidak ada satu agamapun yang memberikan
penjelasan kedudukan yang jelas tentang khamar pada saat itu. hingga ada yang
menggunakannya sebagai obat, sebagai sebuah minuman adat/kebiasaan, sebagai minuman
dalam sebuah pesta, juga dalam ritual penyembahan.
Untuk lebih mengenal kata khamar, maka kata ini harus dikembalikan kepada kata
aslinya. Kata khamar ini adalah kata yang berasal dari bahasa arab, al-khamru, yang
artinya satrusy syai’/penutup sesuatu, sesuatu yang bersifat menutup dan menghalangi.
Dalam Islam dikenal sebuah istilah khimar, yang berfungsi sebagai kain penutup bagian
kepala wanita. 1
Sedangkan secara istilah syariat khamar diartikan langsung oleh Rasulullah saw dan
juga sahabat seperti Umar bin Khattab, sebagai segala sesuatu yang menghalangi atau
menutupi akal atau istilah yang biasa dipakai dan dipahami adalah yang memabukkan.
Dalam riwayat Muslim, dari Abdullah bin Umar bahwa Rasulullah saw bersabda, “setiap
yang memabukkan itu khamar, dan setiap khamar itu haram, barang siapa yang
meminumnya di dunia dan dia belum bertaubat hingga mati dalam kebiasaan meminum
khamar, maka ia tidak akan meminumnya di akhirat”.2 Umar bin Khattab pernah
menyampaikan dalam sebuah khutbah, bahwa, “khamar adalah semua yang menutupi akal
dan pikiran. 3Kemudian dikarenakan setiap buah atau biji-bijian yang diolah untuk menjadi
khamar pasti menghasilkan alkohol, maka khamarjuga dikenal sebagai minuman
beralkohol.

1
Raghif Al-Ashfahani (w 502 h), Al-Mufradat fi Gharib Alquran, Tahkik oleh Muhammad Sayyid Kailany,
(Beirut Lubnan: Dar Al-Ma’rifah, tth), hlm. 159
2
Sahih Muslim, bab bayanu anna kulla Muskirin Haram” jilid tiga hlm.1587
3
Hartati Nurwijaya, dan Zullies Ikawati, Bahaya Alkohol, dan cara mencegah kecanduannya, (Jakarta: PT
Elex Media Komputindo) 2009, h. 64

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu Khamar?
2. Bagaimana pengharaman khamar secara bertahap?
3. Apa saja ayat yang membahass mengenai khamar ?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui apa itu khamar.
2. Untuk mengetahui Bagaimana pengharaman khamar secara bertahap.
3. Untuk mengetahui ayat yang membahass mengenai khamar.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Khamar


Khamar berasal dari kata khamara yakhmiru khamran yang semakna dengan kata
satara atau ghata yang berarti menutupi atau menyembunyikan. 4Dikatakan menutupi
karena meminum khamar dapat menyebabkan akal seseorang menjadi tertutup. Akal
seseorang menjadi tertutup maksudnya adalah pikiran seseorang tidak dapat berpikir secara
jernih dan tidak dapat menggunakan kemampuannya seperti sedia kala pada saat tidak
dalam keadaan mabuk. Orang yang meminum khamar akan menyebabkan akalnya tertutup
oleh khayalan-khayalan yang semu, antara yang benar dan yang salah, dan antara yang
realitas dan khayalan.5
Sedangkan pengertian khamar secara bahasa menurut al-Zujjaj adalah segala yang
menjadikan akal pikiran tertutup. Ia mencontohkan dalam sebuah perkataan yaitu yang
artinya “fulan masuk ke dalam kumpulan orang-orang banyak sehingga ia hilang di tengah-
tengahnya”. Menurut al-Shafi‟i, Malik bin Anas, Ahmad bin Hanbal dan para pengikutnya,
yang dimaksud dengan khamar adalah segala jenis minuman yang memabukan dan
hukumannya adalah haram walaupun hanya sedikit.6
Sedangkan khamar menurut pengertian ilmu kedokteran adalah cairan yang
dihasilkan dari proses peragian biji-bijia atau buah-buahan dan mengubah sari pati biji atau
buah tersebut menjadi al kohol dengan menggunakan bantuan enzim.
Fakhr al-Din al-Razi mengatakan dalam tafsirnya bahwa yang dinamakan khamar
adalah minuman yang memabukan dan dapat menyebabkan rusaknya akal. Sifat dasar dari
minuman khamar adalah dapat menutupi akal atau pikiran, baik orang yang meminumnya
mabuk ataupun tidak mabuk. 7 Didalam Kamus Ilmu Al-Qur’an disebutkan khamar
mempunyai arti menutupi, karena ia menutupi akal. Abu Hanifah memberikan pengertian
khamar adalah sebagai nama untuk jenis minuman yang dibuat dari perasan anggur setelah

4
Kadar M. Yusuf, Tafsir Ayat Ahkam: Tafsir Tematik Ayat-ayat Hukum (Jakarta: Amzah, 2011),
hlm,171.
5
Ali Imran Sinaga, Fikih Munakahat (Bandung: Citapustaka, 2011), hlm,105-106.
6
Eldin H. Zainal, Hukum Pidana Islam (Medan: CV.Perdana Mulya Sarana,2011),hlm,136-138.
7
Kadar M yusuf , (tafsir ayat ahkam),hlm.171.

3
dimasak sampai mendidih serta mengeluarkan buih, sehingga sari yang dihasilkan dari
buah itulah yang mengandung unsur memabukan. 8
Abu,Abdillah al-Mazini berpandangan bahwa setiap minuman yang memabukan
apapun jenisnya baik dari buah-buahan, sayuran, gandum atau beras dan bahan lainnya,
hukumnya adalah haram untuk diminum baik itu sedikit atau banyak, mentah atau
dimasak, walaupun jumlahnya hanya setetes.9
Ada perbedaan pendapat dari ulama Kufah yang menyatakan bahwa meminum khamar
dengan jumlah yang sangat sedikit tidak dianggap sebagai perbuatan yang diharamkan
karena tidak berdampak pada menjadikan seorang yang meminumnya menjadi mabuk atau
hilangnya akal atau pikiran. Mereka juga menganggap bahwa perasan anggur yang tidak
dimasak dan kemudian difermentasi dalam suatu bejanayang terbuat dari tanah liat yang
dibakar, tidak dianggap sebagai suatuperbuatan yang diharamkan, karena yang menjadi
haram adalah angguryang dimasak dan sengaja difermentasi. 10 Dalam hal ini ada
perbedaanantara pengertian khamar dan nabidz. Khamar hukumnya adalah
haram,sedangkan nabidz tidak haram. 11
Perbedaan pandangan tersebut berasal dari pemaknaan terhadaphadis Nabi yang
menyebut bahwa; kullu muskirin khamrun wa-kullukhamrin haram (setiap yang membuat
mabuk adalah khamar, dan setiapkhamar adalah haram). Ada juga riwayat lain yang
menyebut bahwa; maaskara khatsiruhu fa-qaliluhu haram (setiap yang dapat
memabukandalam kondisi banyak, maka dalam kondisi sedikt juga haram).12
Seseorang meminum khamr dengan alasan untuk pengobatan, para fuqaha berbeda
pendapat mengenai status hukumnya. Namun menurut pendapat yang rajih dalam mazhab
Maliki, Syafi‘i dan Hanbali, berobat dengan menggunakan khamr merupakan perbuatan
yang dilarang, dan peminumnya dapat dikenai hukuman had. Sayyid Sabiq mendefinisikan
kata khamr dalam kitabnya Fiqh Sunnah, bahwa khamr adalah cairan yang dihasilkan dari
peragian biji-bijian atau buahbuahan dan mengubah sari patinya menjadi alkohol dengan
menggunakan katalisator (enzim) yang mempunyai kemampuan untuk memisahkan unsur-

8
Ahsin w al hafiz, kamus ilmu al qura’n, (Jakarta,sinar grafika,2008), hlm.152.
9
Ibn Rusyd, Bidayah al-Mujtahid wa Nihayah al-Muqtashid (Beirut: Dar al Ma’rifah, t.th.), hlm,472-474.
10
Ali Imran Sinaga, Fikih Munakahat, hlm,107.
11
Ibn Rusyd, Bidayah al-Mujtahid, 2, hlm,470.
12
Ibid, hlm,2/475.

4
unsur tertentu melalui proses peragian. Minuman sejenis ini dinamakan dengan khamr
karena dia mengeruhkan dan menyelubungi akal, artinya menutupi dan merusak daya
tangkapnya. Hal ini adalah pengertian khamr menurut medis (kedokteran).
Definisi di atas memberikan pengertian bahwa minuman beralkohol dalam Islam
dikenal dengan kata khamr yang terbuat dari perasan buah-buahan maupun biji-bijian serta
dapat menutup akal. Berdasarkan ijma‘ yang dikatakan khamr adalah minuman
memabukkan yang dibuat dari perasan anggur. Hanya saja ulama berbeda pendapat
mengenai minuman yang memabukkan yang dihasilkan dari selain perasan buah anggur.

2.2 Pengharaman Khamar Secara Bertahap

Pada masa Jahiliyah, masyarakat Arab memiliki sumberpenghidupan dan pekerjaan


yang beragam. Ada di antara masyarakat Arabyang bekerja sebagai petani, menggembala
ternak, dan berniaga.Masyarakat Arab sering bepergian keluar kota bahkan keluar negeri
untukmenjalankan bisnis perdagangan dengan masyarakat luar. Selain itu,masyarakat Arab
juga gemar membuat puisi, prosa dan syair yang indah-indah yang sering diperlombakan
sebagai tanda kehormatan seseorang ditengah masyarakat. Hal ini menunjukan kemajuan
masyarakat Arab di satusisi. Namun di sisi lain, masyarakat Arab juga memiliki kebiasaan
sepertibermain perempuan, berjudi dan mengkonsumsi minuman keras.Kebiasaan buruk
ini terjadi hampir merata di setiap lapisan masyarakatdari yang muda sampai yang tua, dari
yang miskin sampai yang kaya raya.Semua jenis kemaksiatan dan kebiasaan buruk tersebut
mewarnaikehidupan masyarakat Arab pada masa itu.13
Meminum Khamar merupakan tradisi yang mengakar dalam kehidupan sehari-hari
masyarakat Arab pada masa jahiliyah. Minum khamar merupakan suatu rutinitas dalam
setiap keseharian. Tidak ada suatu hal yang tidak dikerjakan tanpa disertai dengan minum
khamar. Kebiasaan minum khamar merupakankebiasaan yang tidak bisa ditinggalkan
karena sudah menjadi kebiasaanyang tidak dapat ditinggalkan. Dengan demikian khamar
merupakansuatu hal yang paling disenangi oleh masyrakat Arab dan dijadikansebagai
minuman pokok seperti layaknya gandum atau roti.
Ketika Islam datang, salah satu misi utamanya adalahmenghilangkan kebiasaan
buruk masyarakat Arab seperti meminumkhamar. Langkah yang harus dilakukan bukan

13
Rus’an, Lintas Sejarah Islam di Zaman Rasulullah (Semarang: Wicaksana,1981), hlm,31-32.

5
dengan cara pengharaman khamar secara bertahap, namun Islam mengajarkan tahapan
pengharaman yang bersifat bertahap (tadarruj).14 Banyak terdapat di dalam ayat al-Qur‟an
yang menunjukan eksistensi khamar. Tahap pertama daripelarangan khamar terdapat dalam
surat al-Nahl [16] ayat 67, tahap kedua ada dalam surat al-Baqarah [2] ayat 219, tahap
ketiga ada pada surat al-Nisa [4] ayat 43, dan tahap keempat ada pada surat al-Ma‟idah [6]
ayat 90-91. Penjelasan tentang keempat tahapan pelarangan minuman khamar adalah
sebagai berikut:15

2.3 Ayat- ayat Mengenai Khamar dalam Al-Qur’an


A. Surat an-Nahl ayat 67

‫سنً ۗا ا َِّن فِ ْي‬ ِ ‫ت النَّ ِخ ْي ِل َو ْاْلَ ْعنَا‬


َ ُ‫ب تَت َّ ِخذُ ْونَ ِم ْنه‬
َ ‫س َك ًرا َّو ِر ْزقًا َح‬ ِ ‫َو ِم ْن ث َ َم ٰر‬
‫ٰذ ِل َك َ ْٰل َيةً ِل َق ْو ٍم يَّ ْع ِقلُ ْون‬
Artinya : Dan dari buah kurma dan anggur, kamu buat minuman yang memabukkan dan
rezki yang baik. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda
(kebesaran Allah) bagi orang yang memikirkan.

Penafsiran Ayat :

Al-Qurthubi menjelaskan bahwa ayat di atas menyebutkan buah-buahan yang dapat


dimakan, sekaligus dapat menghasilkan minuman. Hanya saja minuman tersebut dapat
beralih menjadi sesuatu yang buruk, karena memabukkan. Dari sisi lain, karena untuk
wujudnya minuman tersebut diperlukan upaya manusia maka ayat ini menegaskan upaya
manusia membuatnya.24 .
Kata (sakaran) terambil dari fi‘il (sakira-yaskuru) yakni menutup. Minuman keras
menutup akal sehingga yang meminumnya tidak dapat berfikir secara normal, lagi tidak
menyadari apa yang dia ucapkan dan lakukan. Maka (sakara) dipahami memabukkan. Ayat
di atas belum menetapkan keharaman minuman keras, tetapi telah mengisyaratkannya
melalui pemisahan dengan kata (wa) dan antara (sakara) dengan (rizqan hasanan). Kata

14
Abad Badruzzaman, Dialektika Langit dan Bumi (Bandung: Mizan, 2018),157-159.
15
Kadar M. Yusuf, Tafsir Ayat Ahkam, hlm. 173-174.

6
(wa) berfungsi menggabungkan dua hal yang berbeda. Ini berarti antara (sakara) dan rezeki
yang baik terdapat perbedaan, dan kalau salah satu dikatakan baik maka tentu yang
dipisahkan oleh kata (wa) adalah sesuatu yang tidak baik. Ayat ini menegaskan bahwa
kurma dan anggur dapat menghasilkan dua hal yang berbeda, yaitu minuman yang
memabukkan dan rezeki yang baik. Jika demikian, minuman keras (memabukkan), baik
yang terbuat dari anggur maupun kurma, bukanlah rezeki yang baik. Ayat ini sebagai
isyarat pertama lagi sepintas tentang keburukan minuman keras yang kemudian
mengundang sebagian umat Islam untuk menjauhinya, walaupun dalam ayat ini belum
secara tegas diharamkan.16

B. Surah An-Nisa’ ayat 43

َ‫س ٰك ٰرى َحتى ت َ ْعلَ ُم ْوا َما تَقُ ْولُ ْون‬ ُ ‫ص ٰلوة َ َوا َ ْنت ُ ْم‬
َّ ‫ٰياَيُّ َها الَّ ِذيْنَ ٰا َمنُ ْوا َْل ت َ ْق َربُوا ال‬
َ ‫ع ٰلى‬
‫سفَ ٍر‬ َ ‫ضى ا َ ْو‬ ٰ ‫س ِب ْي ٍل َحتى ت َ ْغت َ ِسلُ ْوا َۗوا ِْن ُك ْنت ُ ْم َّم ْر‬
َ ‫ي‬ َ ‫َو َْل ُجنُبًا ا َِّْل‬
ْ ‫عا ِب ِر‬
‫س ۤا َء فَلَ ْم ت َِجد ُْوا َم ۤا ًء َفت َ َي َّم ُم ْوا‬ ِ ‫ا َ ْو َج ۤا َء ا َ َحد ِم ْن ُك ْم ِمنَ ْالغ َۤا ِٕى ِط ا َ ْو ٰل َم ْست ُ ُم‬
َ ‫الن‬
‫غفُ ْو ًرا‬ َ ‫عفُ ًّوا‬َ َ‫ام َس ُح ْوا ِب ُو ُج ْو ِه ُك ْم َوا َ ْي ِد ْي ُك ْم ۗ ا َِّن ّٰللاَ َكان‬ َ ‫ص ِع ْيدًا‬
ْ َ‫ط ِيبًا ف‬ َ
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam
keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, (jangan pula hampiri
masjid) sedang kamu dalam keadaan junub terkecuali sekedar berlalu saja, hingga kamu
mandi. Dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau datang dari tempat buang air
atau kamu telah menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak mendapat air, maka
bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci), sapulah mukamu dan tanganmu.
Sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun.

Penafsiran Ayat :

16
Abu Abdillah Al-Qurthubi, Al-Jami‟ Li Ahkam Al-Qur‟an, vol. 3 (Beirut, Libanon: Dar Kutub Ilmiyyah,
1993), 85.

7
Allah SWT melarang orang beriman melakukan shalat dalam keadaan mabuk. Karena
ketika mabuk orang tidak akan mengetahui atau menyadari apa yang diucapkannya. Pada
ayat ini, Allah juga melarang orang yang sedang berjunub mendekati masjid, kecuali lewat
atau berlalu saja dari satu pintu ke pintu yang lain dan tidak diam di dalam kawasan
masjid.aturan ayat ini turun sebelum khamar diharamkan.
Larangan ini sangat efektif. Dari ayat ini para sahabat memahami bahwa melakukan
shalat dalam keadaan mabuk dilarang sehingga mereka pun tidak akan minum khamr
kecuali setelah selesai shalat Isya, manakala setelah selesai shalat Isya mereka mulai
minum khamr. Maksud ayat adalah wahai orang-orang beriman janganlah kalian
melakukan shalat dalam keadaan mabuk hingga kalian memahami apa yangkalian ucapkan
sewaktu shalat. Aturan ini merupakan aturan awal sebelum khamr diharamkan secara
tegas. Pengharaman khamr ditetapkan melalui beberapa tahap dan ayat ini merupakan
aturan tahap ketiga. Sebagian besar pakar tafsir mengatakan bahwa yang dimaksud dengan
kata shalat pada ayat ini adalah perbuatan shalat dalam arti yang sebenarnya, sehingga
maksudnya adalah jika kalian hendak melaksanakan shalat, janganlah kalian mabuk, dan
ketika melaksanakan shalat janganlah kalian dalam keadaan mabuk juga jangan dalam
keadaan junub hingga kalian mandi dulu kecuali ketika kalian sedang dalam perjalanan. 17

C. Surah al-Maidah Ayat 90

‫اب َو ْاْلَ ْز َْل ُم ِرجْ س ِم ْن‬


ُ ‫ص‬َ ‫ٰياَيُّ َها الَّ ِذيْنَ ٰا َمنُ ْوا اِنَّ َما ْالخ َْم ُر َو ْال َم ْيس ُِر َو ْاْلَ ْن‬
َ‫شي ْٰط ِن فَاجْ تَنِبُ ْوهُ لَ َعلَّ ُك ْم ت ُ ْف ِل ُح ْون‬
َّ ‫ع َم ِل ال‬
َ
Artinya :
Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban
untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan
syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.

Penafsiran Ayat :

17
Wahbah az-Zuhaili Tafsir Al-munir: Aqidah, Syari’ah, Manhaj, (Jakarta: Gema Insani, 2018 ) hlm. 102-
103.

8
Allah SWT melarang orang-orang Mukmin mengonsumsi khamr dan melakukan
judi. Allah berfirman, wahai orang-orang yang beriman, sesungguhnya khamr dan semua
minuman yang memabukkan, judi dengan berbagai macamnya, berhala-berhala yang
hewan kurban disembelih di sekitarnya, mengundi nasib, baik berupa nasib yang baik
maupun yang buruk, adalah hal yang dimurkai dan dibenci Allah. Itu semua termasuk
perbuatan setan yakni tipuan dan hiasannya. Oleh karena itu, jauhilah keburukan ini agar
kalian menang dan bahagia dengan cara melakukan penyucian jiwa, menjaga tubuh kalian,
dan saling menyayangi di antara kalian. Ulama Hanafiyyah berpendapat bahwa pada saat
khamr diharamkan, orang-orang Arab menyebut khamr untuk minuman Yang dihasilkan
dari air anggur.
Oleh karena itu, mereka berpendapat bahwa khamr hanya berasal dari jenis ini saja.
Adapun minuman lain yang dapat memabukkan tidak dinamakan khamr sebab bahasa tidak
terbentuk melalui qiyas. Keharaman tersebut berlaku juga bagi semua yang memabukkan
karena sifatnya yang memabukkan, bukan karena semua yang memabukkan dinamakan
khamr. Ini adalah pendapat Ibnu Umar. fumhur berpendapat bahwa khamr adalah nama
untuk semua minuman yang merusak akal. Oleh karena itu, selain yang berasal dari air
anggur hukumnya juga haram berdasarkan nash Al-Qur'an di surat al-Ma'idah. Ini adalah
pendapatnya Umar bin Khaththab. Dia berkata, 'Ada lima jenis khamr yang diharamkan:
yang dari anggu[ kurma, madu, gandum kasa[ gandum." Khamr adalah semua yang
menutup akal dan ini adalah pendapat Ibnu Abbas juga. 18
Nabi Muhammad saw. bersabda dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad dan penulis
kitab sunan, kecuali an-Nasa'i, dari an-Nu'man bin Bisyr:

‫ َو ِإ َّن‬،‫ب خ َْم ًرا‬ َّ َ‫ َو ِإن ِمن‬،‫ش ِعي ِْر خ َْم ًرا‬


ِ ‫الز ْي‬ َ ‫ِإ َّن ِمنَ ال َح ْن‬
َّ ‫ َو ِإ َّن ِمنَ ال‬،‫ط ِة خ َْم ًرا‬
َ َ‫ َوإِ َّن ِمنَ الع‬،‫ِمنَ الث َّ َم ِر خ َْم ًرا‬
‫س ِل خ َْم ًرا‬
Artinya:
Sesungguhnya dari gandum ada khamr, dari gandum kasar ada khamr, dari anggur kering
ada khamr, dari kurma ada khamr, dan dari madu ada khamr. (HR Imam Ahmad )

18
Tafsir al-munir hlm. 58-59.

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari pemataran materi diatas, maka kita dapat menarik sebuah femahaman, bahwa
khamr itu jelas-jelas keramannya dalam al-qur’an maupun hadis rasulullah saw. Dengan
memiliki alasan-alasan tertentu. Yaitu minuman khamr itu jauh lebih banyak kemudharatan
dari pada keuntungan, islam agama yang indah, maka kita harus jauh-jauh dari perbuatan-
perbuatan yang melanggar syariat agama.

3.2 Saran
Dari makalah yang telah kami susun ini, maka kami berharap semoga dapat
memberikan manfaat kepada para pembaca. Dan kami juga menyadari bahwa banyak
kekurangan serta jauh dari kata sempurna, maka kami berharap para pembaca untuk tidak
hanya berpatokan pada makalah kami ini saja. Oleh karena itu kami harapkan masukan dan
saran yang bersifat positif guna untuk membenarkan makalah yang lebih baik lagi.

10
DAFTAR PUSTAKA

Abdillah Abu Al-Qurthubi. Al-Jami‟ Li Ahkam Al-Qur‟an. vol. 3 (Beirut, Libanon: Dar Kutub Ilmiyyah,
1993)

Abad Badruzzaman. Dialektika Langit dan Bumi. Bandung: Mizan, 2018

Al hafiz Ahsin w. kamus ilmu al qura’n. (Jakarta,sinar grafika, 2008)

Nurningsih Nita. “hak asasi manusia dalam hifz al-aql: tafsir tematik atas ayat-ayat larangan
khamar”. Skripsi. Jakarta:UinSyarif Hidayatullah,2020.

Rus’an. Lintas Sejarah Islam di Zaman Rasulullah. (Semarang: Wicaksana,1981)

Rusyd Ibn. Bidayah al-Mujtahid wa Nihayah al-Muqtashid. (Beirut: Dar alMa‟rifah, t.th.)

Sinaga Ali Imran. Fikih Munakahat . Bandung: Citapustaka, 2011

Yusuf Kadar M. Tafsir Ayat Ahkam: Tafsir Tematik Ayat-ayat Hukum Jakarta: Amzah, 2011

Zainal Eldin H. Hukum Pidana Islam (Medan: CV.Perdana Mulya Sarana,2011)

Zuhaili, Wahbah. Tafsir Al-munir: Aqidah, Syari’ah, Manhaj. Jakarta: Gema Insani, 2018

11

Anda mungkin juga menyukai