Makna Khamar Perspektif Al-Qur’an dan Sains (Telaah Tafsir Ilmi Kemenag RI)
Pada dasarnya semua minuman yang dikonsumsi oleh manusia adalah halal
namun dapat menjadi haram hukumnya disebabkan karena suatu kondisi
tertentu. Salah satunya adalah minuman keras atau khamr. Minuman ini dilarang
untuk dikonsumsi oleh Islam karena berkaitan dengan akal dan perbuatan
manusia, serta dapat menimbulkan masalah bagi yang peminumnya.
Mengkonsumsi khamr merupakan suatu hal yang diharamkan dalam agama Islam.
Syariat Islam telah mengharamkan khamr sejak empat belas abad yang lalu. Kata
khamar berasal dari kata khamara di mana kata tersebut mempunyai makna
secara harfiah yaitu berarti menutup. Kajian mengenai khamar dan narkotika
memang telah menjadi kajian yang umum sekali. Kata khamar sendiri, menurut
al-Rā ghīb al-Aṣfahā nī, secara bahasa berarti al-satru al-syai (penutup sesuatu).
Pecahan-pecahannya juga mengarahkan kearah makna yang serupa, salah satu
contohnya seperti al-khimā r yang dikenal sebagai sesuatu yang dipakai untuk
menutupi kepala wanita. Sifat menutupi sesuatu inilah yang dijadikan illat
keharaman dalam khamar, bahkan dijadikan bahan analogi (qiyas) terhadap
hukum narkoba.
Penulis akan mengambil Tafsir Ilmi Kemenag sebagai sumber utama karena
relevansinya sebagai karya otoritas pemangku jabatan, yang nantinya fatwa
merekalah yang akan membimbing masyarakat Indonesia menjadi bangsa yang
bermoral. Karena itu, analisis konsep khamar dalam Tafsir Kemenag sangat perlu
dilakukan.
Kegunaan
Dalam mengkaji makna Khamar perspektif Tafsir Ilmi Kemenag. Penelitian ini
dapat memberikan pengetahuan kepada setiap pembaca dalam memahami
perluasan makna lafadz Khamar di dalam al-Qur’ā n perspektif Tafsir Ilmi
Kemenag. Serta menjadi ruang penelitian lanjutan untuk para pengkaji al-Qur’ā n.
KAJIAN PUSTAKA
2. Skripsi dari Affandi Wijaya, yang berjudul “ Bahaya Khamar Dalam Perspektif
Al-quran Dan Kesehatan” menjelaskan, Setiap sesuatu yang memabukkan adalah
termasuk khamar, dan tidak menjadi soal tentang apa asalnya. Oleh karena itu
jenis minuman apapun sejauh memabukkan adalah khamar menurut pengertian
syariat, dan hukum-hukum yang berlaku terhadap khamar adalah juga berlaku
atas minuman-minuman tersebut, baik ia terbuat dari anggur, kurma, madu,
gandum dan biji-bijian lain maupun dari jenis-jenis lain.
Semuanya termasuk khamar dan haram hukumnya. Sebab haramnya ialah karena
keburukan-keburukannya, baik yang bersifat khusus maupun yang umum dan
juga karena membuat lalai dari mengingat Allah dan dari mengerjakan shalat
serta menimbulkan permusuhan dan kebencian antara sesama manusia.
1. Tafsir Ilmi
a. Menurut Fahd al-Rumi "tafsir ilmi" yaitu: Ijtihad seorang mufassir dalam
menemukan hubungan antara ayat-ayat kauniyah (kosmos) al-Quran dengan
penemuan ilmu-ilmu eksperimen yang bertujuan untuk mengungkapkan
kemukjizatan al-Quran sebagai sumber ilmu yang sesuai dan sejalan di setiap
waktu dan tempat.
b. Menurut Abd al-Rahmâ n al-'Ik "tafsir ilmi" yaitu : Tafsir al-Quran yang
berlandaskan uraian dan keterangan isyarat al-Quran yang menunjukkan
keagungan Allah swt. dalam mengatur ciptaan-Nya.
Dari beberapa perbedaan defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa tafsir ilmi
adalah upaya menafsirkan ayat-ayat al-Quran yang dikolerasikan dengan ilmu-
ilmu pengetahuan (ilmu eksperimen) guna mengungkapkan kemukjizatan al-
Quran.
2. Makna Khamar
Secara etimologi (bahasa), khamr berasal dari kata ―khamar‖ yang bermakna
satara, artinya menutupi. Sedang khammara berarti memberi ragi. Adapun al-
khamr diartikan arak, segala yang memabukkan. Adapun menurut tafsir al-Lubab
terdapat empat sebab mengapa disebut khamr.
Pertama karena menutupi akal, kedua dari kata khimar yang bermakna menutupi
wanita, ketiga dari ―al-khamaru‖ yang berarti sesuatu yang bisa dipakai
bersembunyi dari pohon dan tumbuhan atau dengan kata lain semak-semak, dan
yang keempat dari ―khamir‖ yang bermakna orang yang menyembunyikan
janjinya. Khamr juga dapat berarti menutupi, sehingga khamr diartikan sebagai
jenis minuman yang memabukkan dan menutupi kesehatan akal. Menurut Abu
Hanifah, yang dimaksud khamr adalah minuman dari perasan anggur yang
dimasak sampai mendidih serta mengeluarkan buih. Sari dari buih inilah yang
mengandung unsur memabukkan. Sedangkan menurut al-Syafi‘i juga jumhur
ulama selain Abu Hanifah, khamr adalah seluruh minuman yang mengandung
unsur yang memabukkan bukan hanya yang terbuat dari perasan anggur.
METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Bab kedua, berisi penjelasan makna khamar dalam Al-Qur’an dari sebagian ulama
dan pandangan sains terkait khamar
Bab ketiga, berisi penjelasan tafsir Ilmi Kemenag terhadap term khamar
Bab keempat, berisi analisis makna khamar dalam Al-Qur’an perspektif sebagian
ulama, sains, dan Tafsir Ilmi Kemenag
Nilda Miftahul Janna, aisma, dan Muhammad Arsyam, “Makanan Dan Minuman
Dalam Islam” (OSF Preprints, 14 Januari 2021),
https://doi.org/10.31219/osf.io/49us8.
Al-Rā ghīb al-Aṣfahā nī, Mufradā t Alfā ẓ al-Qur’ā n (Dimasyq: Dā r al-Qalam, 2009)
Udi Yuliarto, Al- Tafsîr Al-‘ Ilmî Antara Pengakuan Dan Penolakan, (Jurnal
Khatulistiwa – Journal Of Islamic Studies: Volume 1 Nomor 1 Maret 2011)
Ketentuan;
1. Waktu mengerjakan adalah 1 minggu.
2. Isi kolom yang berwarna putih sesuai dengan isi proposal anda
3. Maksimal pengumpulan UAS dilakukan pada tanggal 30 Juni Pukul 12.00
dikumpulkan oleh ketua kelas. Print out
4. Jika sudah terkumpul, Ketua kelas menghubungi saya.
5. Bagi yang tidak mengerjakan Soal UAS secara individu, maka NILAI tidak akan
KELUAR.