Anda di halaman 1dari 7

UAS METODOLOGI PENELITIAN TAFSIR

FARID HASAN, M.HUM

NAMA, PRODI, NIM

M Alifil Ma’luf , Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, 53020180020

JUDUL PROPOSAL / JUDUL SEMENTARA

Makna Khamar Perspektif Al-Qur’an dan Sains (Telaah Tafsir Ilmi Kemenag RI)

LATAR BELAKANG MASALAH

Islam mengajarkan kepada umat manusia khususnya umat muslim untuk


memakan dan meminum makanan yang halal lagi baik untuk kesehatan. Yaitu
sesuai dengan petunjuk Allah SWT. yang terdapat dalam Al-Quran dan penjelasan
Nabi Muhammad SAW. dalam hadis. Maka dari itu, dalam hukum Islam seorang
muslim tidak diperkenankan memakan makanan dan minum secara bebas,
namun harus selektif yakni makan dan minum yang halal lagi baik. Hukum Islam
yang bersumber dari Al-Qur’an dan hadis mempunyai tujuan yakni untuk
kemaslahatan bagi umat manusia. Maka terealisirnya kemaslahatan umat
manusia salah satunya bertumpu pada terpeliharanya akal seseorang agar tidak
menjadi sumber kejahatan, dan menjadi beban masyarakat.

Pada dasarnya semua minuman yang dikonsumsi oleh manusia adalah halal
namun dapat menjadi haram hukumnya disebabkan karena suatu kondisi
tertentu. Salah satunya adalah minuman keras atau khamr. Minuman ini dilarang
untuk dikonsumsi oleh Islam karena berkaitan dengan akal dan perbuatan
manusia, serta dapat menimbulkan masalah bagi yang peminumnya.

Mengkonsumsi khamr merupakan suatu hal yang diharamkan dalam agama Islam.
Syariat Islam telah mengharamkan khamr sejak empat belas abad yang lalu. Kata
khamar berasal dari kata khamara di mana kata tersebut mempunyai makna
secara harfiah yaitu berarti menutup. Kajian mengenai khamar dan narkotika
memang telah menjadi kajian yang umum sekali. Kata khamar sendiri, menurut
al-Rā ghīb al-Aṣfahā nī, secara bahasa berarti al-satru al-syai (penutup sesuatu).
Pecahan-pecahannya juga mengarahkan kearah makna yang serupa, salah satu
contohnya seperti al-khimā r yang dikenal sebagai sesuatu yang dipakai untuk
menutupi kepala wanita. Sifat menutupi sesuatu inilah yang dijadikan illat
keharaman dalam khamar, bahkan dijadikan bahan analogi (qiyas) terhadap
hukum narkoba.

Khamr terbukti memiliki banyak dampak negatif. Bukan hanya membahayakan


bagi kesehatan, namun juga bagi kelangsungan hidup manusia serta pola perilaku
diri akibat dampak negatif yang ditimbulkan dari minuman haram ini. Di
Indonesia, para generasi penerus bangsa dihantui oleh berbagai jenis obat-obatan
dan minuman yang memabukkan yang tentu dapat merusak masa depan para
generasi penerus bangsa.

Namun, permasalahan yang terjadi saat ini adalah bagaimana mengklasifikasikan


makanan atau minuman apa saja yang termasuk kedalam golongan khamr, sebab
kecanggihan teknologi di era ini memunculkan berbagai varian makanan dan
minuman yang jika tidak disaring hal ini akan sangat berdampak pada
merosotnya moral bangsa. Hal inilah yang harusnya di teliti lebih jauh, karena itu
penelitian akan makna khamr ini dalam perspektif sains belum lah banyak,
karena itu penulis akan lebih fokus ke konsep khamar menurut perspektif Al-
Qur’an dan sains, menggunakan pendekatan sains guna memudahkan kita untuk
membedakan yng tergolong khamar dan yang bukan.

Penulis akan mengambil Tafsir Ilmi Kemenag sebagai sumber utama karena
relevansinya sebagai karya otoritas pemangku jabatan, yang nantinya fatwa
merekalah yang akan membimbing masyarakat Indonesia menjadi bangsa yang
bermoral. Karena itu, analisis konsep khamar dalam Tafsir Kemenag sangat perlu
dilakukan.

BATASAN DAN RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana makna khamr perspektif Al-Qur’an dan sains

2. Bagaimana penafsiran makna khamr dalam Tafsir Ilmi Kemenag

TUJUAN DAN KEGUNAAN PENELITIAN


Tujuan

1. Guna memahami makna khamr perspektif Al-Qur’an dan sains

2. Guna memahami penafsiran makna khamr dalam Tafsir Ilmi Kemenag

Kegunaan

Dalam mengkaji makna Khamar perspektif Tafsir Ilmi Kemenag. Penelitian ini
dapat memberikan pengetahuan kepada setiap pembaca dalam memahami
perluasan makna lafadz Khamar di dalam al-Qur’ā n perspektif Tafsir Ilmi
Kemenag. Serta menjadi ruang penelitian lanjutan untuk para pengkaji al-Qur’ā n.

KAJIAN PUSTAKA

1. Skripsi dari Muhammad Fadel Eldrid, yang berjudul “ Khamar Sebagai


Kenikmatan Surgawi Dalam QS. Muhammad [47]: 15 (Studi Komparatif
Penafsiran Fakhr Al-din Al-rᾱ zī Dan Sayyid Quṭb)”, menjelaskan tentang khamr
dalam tafsir Mafā tīḥ al-Ghaib karya Fakhr al-Din al-Rā zī yaitu minuman yang
berbeda dengan khamar (minuman) yang ada di dunia. Sebab dalam ayat tersebut
kata lażżatin lisy-syā ribīn menunjukkan makna kata khamar yang sesungguhnya
di dalam surga. Sedangkan alasan mengapa khamar diharamkan saat di dunia
yaitu karena khamar di dunia dapat menghilangkan kesadaran, merusak akal
sehat, serta menimbulkan banyak permasalahan. Sedangkan pada khamar di
surga, semua hal-hal negatif tersebut tidaklah ada. Di dalam surga, tidaklah
terdapat zat yang dapat merusak akal dan menghilangkan kesadaran manusia.

2. Skripsi dari Affandi Wijaya, yang berjudul “ Bahaya Khamar Dalam Perspektif
Al-quran Dan Kesehatan” menjelaskan, Setiap sesuatu yang memabukkan adalah
termasuk khamar, dan tidak menjadi soal tentang apa asalnya. Oleh karena itu
jenis minuman apapun sejauh memabukkan adalah khamar menurut pengertian
syariat, dan hukum-hukum yang berlaku terhadap khamar adalah juga berlaku
atas minuman-minuman tersebut, baik ia terbuat dari anggur, kurma, madu,
gandum dan biji-bijian lain maupun dari jenis-jenis lain.
Semuanya termasuk khamar dan haram hukumnya. Sebab haramnya ialah karena
keburukan-keburukannya, baik yang bersifat khusus maupun yang umum dan
juga karena membuat lalai dari mengingat Allah dan dari mengerjakan shalat
serta menimbulkan permusuhan dan kebencian antara sesama manusia.

KERANGKA TEORETIK ATAU KONSEPTUAL

1. Tafsir Ilmi

a. Menurut Fahd al-Rumi "tafsir ilmi" yaitu: Ijtihad seorang mufassir dalam
menemukan hubungan antara ayat-ayat kauniyah (kosmos) al-Quran dengan
penemuan ilmu-ilmu eksperimen yang bertujuan untuk mengungkapkan
kemukjizatan al-Quran sebagai sumber ilmu yang sesuai dan sejalan di setiap
waktu dan tempat.

b. Menurut Abd al-Rahmâ n al-'Ik "tafsir ilmi" yaitu : Tafsir al-Quran yang
berlandaskan uraian dan keterangan isyarat al-Quran yang menunjukkan
keagungan Allah swt. dalam mengatur ciptaan-Nya.

c. Menurut Muhammad Husein al-Dzahabi "tafsir ilmi" yaitu : Tafsir yang


dilakukan untuk menentukan istilah-istilah keilmuan dalam ayat-ayat al-Quran
dan berijtihad guna memunculkan beberapa ilmu dan pandangan filsafat dari
ayat-ayat tersebut.

Dari beberapa perbedaan defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa tafsir ilmi
adalah upaya menafsirkan ayat-ayat al-Quran yang dikolerasikan dengan ilmu-
ilmu pengetahuan (ilmu eksperimen) guna mengungkapkan kemukjizatan al-
Quran.

2. Makna Khamar

Secara etimologi (bahasa), khamr berasal dari kata ―khamar‖ yang bermakna
satara, artinya menutupi. Sedang khammara berarti memberi ragi. Adapun al-
khamr diartikan arak, segala yang memabukkan. Adapun menurut tafsir al-Lubab
terdapat empat sebab mengapa disebut khamr.

Pertama karena menutupi akal, kedua dari kata khimar yang bermakna menutupi
wanita, ketiga dari ―al-khamaru‖ yang berarti sesuatu yang bisa dipakai
bersembunyi dari pohon dan tumbuhan atau dengan kata lain semak-semak, dan
yang keempat dari ―khamir‖ yang bermakna orang yang menyembunyikan
janjinya. Khamr juga dapat berarti menutupi, sehingga khamr diartikan sebagai
jenis minuman yang memabukkan dan menutupi kesehatan akal. Menurut Abu
Hanifah, yang dimaksud khamr adalah minuman dari perasan anggur yang
dimasak sampai mendidih serta mengeluarkan buih. Sari dari buih inilah yang
mengandung unsur memabukkan. Sedangkan menurut al-Syafi‘i juga jumhur
ulama selain Abu Hanifah, khamr adalah seluruh minuman yang mengandung
unsur yang memabukkan bukan hanya yang terbuat dari perasan anggur.

METODE PENELITIAN

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yaitu penelitian yang mencoba


memahami fenomena dalam seting dan konteks naturalnya di mana peneliti tidak
berusaha untuk memanipulasi fenomena yang diamati atau bisa juga dikatakan
bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang temuan-temuannya tidak
diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya. Dalam
penelitian ini penulis menggunakan metode analisis-deskriptif untuk
memaparkan gambaran umum tentang tafsir ilmi Kemenag RI.

2. Metode Pengumpulan Data

Dalam metode pengumpulan data, penulis menggunakan studi kepustakaan


(library research), yaitu penelitian yang didasarkan pada metode pengumpulan
data pustaka, membaca, dan mencatat serta mengolah bahan penelitian. Studi ini
digunakan untuk mencari beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan
penelitian yang akan dilakukan oleh penulis.

Setelah data terkumpul, penulis mengklasifikasikannya ke dalam dua sumber,


yaitu sumber primer dan sekunder. Pertama, sumber primer dalam penelitian ini
adalah buku Tafsir Ilmi Kemenag RI yang berkaitan dengan khamar. Kedua,
sumber sekunder dalam penelitian ini terdiri dari buku-buku dan tulisan ilmiah
lainnya yang berupa skripsi, tesis, disertasi, dan artikel jurnal yang relevan
dengan penelitian ini.
SISTEMATIKA PENULISAN ATAU PEMBAHASAN

Bab pertama, berisi pendahuluan

Bab kedua, berisi penjelasan makna khamar dalam Al-Qur’an dari sebagian ulama
dan pandangan sains terkait khamar

Bab ketiga, berisi penjelasan tafsir Ilmi Kemenag terhadap term khamar

Bab keempat, berisi analisis makna khamar dalam Al-Qur’an perspektif sebagian
ulama, sains, dan Tafsir Ilmi Kemenag

Bab kelima, berisi kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA SEMENTARA

Arif Jamaluddin Malik, “Sejarah Sosial Hukuman Peminum Khamr,” Al-Daulah:


Jurnal Hukum Dan Perundangan Islam 3, no. 1 (1 April 2013)
https://doi.org/10.15642/ad.2013.3.1.42-56.

Nilda Miftahul Janna, aisma, dan Muhammad Arsyam, “Makanan Dan Minuman
Dalam Islam” (OSF Preprints, 14 Januari 2021),
https://doi.org/10.31219/osf.io/49us8.

Hamidullah mahmud, “Hukum Khamr dalam Perspektif Islam | Mahmud |


MADDIKA: Journal of Islamic Family Law,” 2020,
http://ejournal.iainpalopo.ac.id/index.php/maddika/article/view/1559.

M. Quraish Shihab, Membumikan al-Qur’ā n Jilid 2 (Tangerang: Lentera Hati, 2010)

Al-Rā ghīb al-Aṣfahā nī, Mufradā t Alfā ẓ al-Qur’ā n (Dimasyq: Dā r al-Qalam, 2009)

Udi Yuliarto, Al- Tafsîr Al-‘ Ilmî Antara Pengakuan Dan Penolakan, (Jurnal
Khatulistiwa – Journal Of Islamic Studies: Volume 1 Nomor 1 Maret 2011)

Ahmad Warson Munawir, Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawwir Kamus Arab-


Indonesia (Surabaya: Pustaka Progresif, 1997)

Tafsir Al-Lubab Dalam CD ROM Al-Maktabah as-Syamilah (Pustaka Ridwan,


2008).

Dahlan, Ensiklopedia Hukum Islam, 5:1180

Maraghi Mustafa, Tafsir Al-Maraghi, Terjemah, vol. 4 (Semarang: Toha Putra,


1993)

Ketentuan;
1. Waktu mengerjakan adalah 1 minggu.
2. Isi kolom yang berwarna putih sesuai dengan isi proposal anda
3. Maksimal pengumpulan UAS dilakukan pada tanggal 30 Juni Pukul 12.00
dikumpulkan oleh ketua kelas. Print out
4. Jika sudah terkumpul, Ketua kelas menghubungi saya.
5. Bagi yang tidak mengerjakan Soal UAS secara individu, maka NILAI tidak akan
KELUAR.

SEKIAN DAN TERIMA KASIH


SELAMAT MENGERJAKAN

Anda mungkin juga menyukai