Tujuan Pembelajaran:
Setelah mempelajari bagian ini, Anda diharapkan telah mampu menjelaskan konsep
1. Pengantar
Kajian tentang penegakan hak asasi manusia (HAM) dihadapkan pada realitas
kehidupan bersama dalam suatu negara yang memiliki kepentingan yang berbeda-
ataupun benturan yang berakibat pada pelanggaran hak asasi manusia. Secara negatif
hak asasi manusia sering dirumuskan sebagai hal yang tidak boleh orang lain lakukan
terhadap kehidupan. Prinsip “kehidupan tidak boleh dicampuri oleh pihak-pihak luar”
memberikan semacam jaminan adanya ”suatu ruang kebebasan di mana kita sendirilah
Banyak kendala dan hambatan yang harus dihadapi dan diatasi supaya dapat
menegakkan hak asasi manusia secara baik. Kendala dan hambatan tersebut
bersumber pada penguasa atau pada masyarakat itu sendiri. Mengapa ada kendala
atau hambatan? Hal itu disebabkan kepentingan atau keinginan setiap warga
masyarakat dan penguasa yang berbeda-beda. Upaya penegakan hak asasi manusia
Apakah kendala atau hambatan harus menghalangi manusia untuk menegakkan HAM
dalam kehidupan bernegara? Jika menghadapi hambatan atau kendali, apa sikap atau
para pejuang HAM saja? Sebagai warga negara, apa yang dapat kita sumbangkan dalam
Halaman | 1
LECTURE NOTES – 1702-KWN-06-01
Pada materi ini akan membahas tentang Hak Asasi Manusia (HAM). Sebagai catatan
awal dan pembuka bab, akan dibahas terlebih dahulu kenyataan manusia sebagai
ciptaan Tuhan. Topik ini menarik dan penting untuk dibahas karena semua hak dasar
yang dimiliki manusia merupakan hak-hak dasar pemberian Tuhan Yang Maha Esa.
Setelah itu, dibahas materi lain, seperti definisi, macam-macam HAM, upaya pemajuan,
tantangan bangsa Indonesia dalam menegakkan HAM, peran serta dalam upaya
penegakkan HAM di Indonesia, dan instrumen hukum dan peradilan internasional HAM.
merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling tinggi derajatnya. Sebagai ciptaan
Tuhan manusia dibekali dengan akal budi. Dengan akal budinya, manusia mampu
hidup sesamanya.
Manusia adalah makhluk yang paling berharga di hadapan sang Pencipta. Manusia
memiliki martabat, harga diri, serta hak-hak yang tidak boleh diganggu gugat atau
dirampas oleh siapapun, termasuk oleh negara. Itulah hak asasi manusia (HAM). Setiap
orang memiliki hak asasi yang harus dihormati, maka setiap orang juga harus
Ada empat unsur utama yang melekat dalam diri manusia dan tidak dapat dilepaskan
begitu saja. Keempat unsur tersebut adalah harkat, martabat, derajat kemanusiaan,
dan harga diri. Apa arti masing-masing unsur tersebut? Mari kita bahas satu per satu.
1. Harkat adalah nilai, harga, dan taraf yang membedakan makhluk yang satu dengan
makhluk yang lain. Harkat manusia ialah nilai manusia sebagai makhluk Tuhan yang
Halaman | 2
LECTURE NOTES – 1702-KWN-06-01
4. Harga diri adalah nilai diri dan nilai manusia sebagai makhluk Tuhan yang dibekali
sepantasnya membangun hubungan (pergaulan) dan kerja sama dengan manusia lain
hubungan dengan sesama, ia dituntut untuk bersikap terbuka, saling memberi dan
menerima, mau membuka diri terhadap orang lain, dan tidak menonjolkan egoisme
pribadi. Akan tetapi, kesadaran semacam ini ternyata belum sepenuhnya dipraktikkan
dalam kehidupan konkret. Dalam realitas hidup sehari-hari dan juga dalam sejarah
peradaban manusia, banyak dijumpai berbagai kasus pelanggaran HAM. Hal itu terjadi
karena adanya perampasan hak-hak oleh orang lain. Perampasan hak tersebut
dilakukan oleh orang perorangan, kelompok masyarakat, dan bahkan oleh negara.
HAM. Kesadaran ini muncul sebagai hasil pemahaman bahwa manusia mempunyai
dengan manusia lainnya. Sebagai makhluk ciptaan Tuhan, setiap manusia memiliki
harkat dan martabat yang sama. Oleh karena itu, dalam berinteraksi dengan sesama
kita harus memerhatikan hak-hak orang lain dan berani membelanya bila hak-hak
tersebut, manusia dianugerahi hak dasar yang disebut hak asasi. Hak-hak dasar
tersebut bersifat kodrati. Dengan hak asasi tersebut, manusia dapat mengembangkan
diri dan masyarakatnya. Hak-hak dasar inilah yang membuat manusia sebagai manusia
seutuhnya.
Halaman | 3
LECTURE NOTES – 1702-KWN-06-01
perlindungan HAM tersebut secara yuridis berfungsi sebagai dasar hukum dalam
a. Pancasila
Pancasila merupakan paham yang menjadi induk pengakuan terhadap HAM. Pancasila
merupakan kumpulan nilai-nilai luhur yang saling terkait satu sama lainnya. Kelima sila
Pancasila merupakan satu kesatuan yang bulat dan padu. Jika dilihat dari sifatnya,
Pancasila tersusun sedemikian rupa sehingga menjadi satu kesatuan yang bulat dan
utuh meskipun terdiri dari lima prinsip. Dengan demikian, dapat ditegaskan bahwa
antara sila yang satu dengan lainnya terjalin hubungan yang bersifat organis.
Sebagai dasar negara dan pandangan hidup, Pancasila mengandung lima nilai dasar
yang menunjukkan pengakuan akan nilai-nilai HAM. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa
melaksanakan ibadah sesuai dengan agama yang dianutnya. Sila kedua Pancasila,
Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, menegaskan bahwa masyarakat dan bangsa
menghormati orang lain, mengasihi orang lain, dan tidak bertindak sewenang-wenang
HAM sesuai dengan kepentingan bangsa dan negara serta mendahulukan persatuan
keadilan, tidak merugikan orang lain, menghargai orang lain, dan turut meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
Halaman | 4
LECTURE NOTES – 1702-KWN-06-01
Kewajiban melindungi dan menghormati HAM oleh negara dan pemerintah tecermin
dalam Undang-Undang Dasar 1945. Dalam UUD 1945, diatur tentang persamaan
kedudukan warga negara di depan hukum dan pemerintahan; hak atas pekerjaan dan
mengeluarkan pikiran secara lisan dan tulisan; kebebasan memeluk agama dan
UUD 1945 yang telah diamandemen memiliki banyak pasal yang mengatur tentang
HAM. Pasal-pasal yang mengatur tentang HAM tersebut termuat dalam Bab X A, Pasal
28A hingga Pasal 28J. Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib
menjamin pengakuan serta penghormatan hak dan kebebasan setiap orang. Selain itu,
pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu
mayarakat demokratis.
Selain dalam Bab X A, terdapat juga pasal-pasal HAM lainnya, seperti persamaan
kedudukan di dalam hukum dan pemerintahan, hak atas pekerjaan dan penghidupan
yang layak (Pasal 27); kebebasan berkumpul dan berserikat (Pasal 28); kebebasan
beragama (Pasal 29); dan hak mendapat pendidikan (Pasal 31). Semuanya itu
merupakan hak-hak dasar atau HAM yang perlu dihormati, dilindungi, dan dibela.
dalam hukum positif. Semakin banyak prinsip dasar HAM diterapkan ke dalam hukum
Halaman | 5
LECTURE NOTES – 1702-KWN-06-01
Ketetapan MPR No. XVII/MPR/1998 tentang HAM yang ditetapkan dalam sidang umum
MPR tahun 1998 merupakan langkah maju bagi bangsa Indonesia dalam menegakkan
dan melindungi HAM. Tap MPR No. XVII/MPR/1998 tersebut secara sistematika terdiri
atas dua bagian. Bagian pertama adalah pandangan dan sikap bangsa Indonesia
terhadap HAM dan bagian kedua berisi Piagam HAM. Selain itu, Ketetapan MPR No
XVII/MPR/1998 tentang HAM menyatakan bahwa “Tugas setiap Lembaga Tinggi Negara
menyebarluaskan pemahaman mengenai HAM, termasuk hak-hak wanita dan hak-hak anak
manusia merupakan sisi lain dari hak asasi manusia. Pelaksanaan hak asasi manusia
tidak dapat bersifat mutlak, sebab jika dilaksanakan secara mutlak akan melanggar hak
asasi orang lain. Hak asasi kita selalu berbatasan dengan hak asasi orang lain. Oleh
karena itu, pelaksanaan hak asasi manusia juga harus diikuti oleh kewajiban
HAM sebagaimana diatur dalam undang-undang ini, peraturan perundangan lain, dan
hukum internasional tentang HAM yang diterima oleh negara Republik Indonesia.” Selain
itu, Pasal 72 Undang-Undang No. 39 tahun 1999 menegaskan bahwa kewajiban dan
tanggung jawab tersebut meliputi langkah implementasi yang efektif dalam bidang
hukum, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, keamanan negara, dan bidang-
bidang lain.
Halaman | 6
LECTURE NOTES – 1702-KWN-06-01
manusia yang telah diperoleh dan dibawanya bersamaan dengan kelahiran atau
kehadirannya di dalam masyarakat.” Selain itu, Tilar (2001 dalam Rahman, 2009)
menyatakan hak asasi manusia adalah hak-hak yang melekat pada diri manusia dan
tanpa hak-hak itu manusia tidak dapat hidup layak sebagai manusia. Definisi hak asasi
manusia dapat dilihat melalui dua makna. Pertama, makna umum hak asasi manusia
adalah pemberian (gift) dari Tuhan Yang Maha Esa yang melekat pada diri manusia
yang bersifat kodrati dan fundamental. Dengan demikian, hakikat penghormatan dan
utuh melalui aksi keseimbangan, yaitu keseimbangan antara hak dan kewajiban.
Kedua, makna khusus HAM berlaku untuk semua orang tanpa memandang kelamin,
ras, agama, pandangan politik bangsa, jenis, atau asal-usul sosial. HAM tidak bisa
dilanggar, tidak seorang pun berhak untuk membatasi atau melanggar hak orang lain
walaupun suatu negara membuat hukum yang tidak melindungi atau melanggar HAM
(Mansour: 2003).
1. Hak asasi merupakan hak dasar setiap manusia tanpa ada perbedaan. Mengingat
hak dasar merupakan anugerah Tuhan, HAM dipahami sebaik hak yang melekat
pada diri manusia, bersifat kodrati, universal dan abadi, berkaitan dengan harkat
2. Setiap manusia diakui dan dihormati sebagai pribadi yang mempunyai hak asasi
yang sama tanpa membedakan jenis kelamin, warna kulit, suku atau kebangsaan,
agama, usia, pandangan politik, status sosial, dan bahasa serta status lainnya.
Halaman | 7
LECTURE NOTES – 1702-KWN-06-01
3. Bangsa Indonesia menyadari bahwa HAM bersifat historis dan dinamis yang
bernegara.
bersumber dari ajaran agama, nilai moral universal, dan nilai luhur budaya bangsa,
Meskipun HAM merupakan suatu prinsip universal, penerapannya di negara yang satu
akan berbeda dengan penerapan di negara lainnya. Hal ini disebabkan oleh kondisi,
yang mempunyai harkat dan martabat. Hak ini tidak boleh dilanggar oleh siapa pun dan
Para filsuf ternama seperti John Locke, Aristoteles, Montesquieu, dan J.J Rouseau
telah menyampaikan beberapa pandangannya tentang hak asasi manusia. Kita ambil
contoh pandangan John Locke dan Franklin Delano Roosevelt. John Locke (1632-1704),
filsuf Inggris, membagi hak asasi manusia sebagai right to life, right to liberty, and right to
prosperity. Selain itu, Franklin Delano Roosevelt, Presiden Amerika Serikat (1932—
1945), merumuskan “four essential freedoms” (empat kebebasan mendasar), yaitu (1)
beragama); (3) freedom from want (kebebasan dari kekurangan/kemiskinan); dan (4)
Halaman | 8
LECTURE NOTES – 1702-KWN-06-01
Hak asasi manusia, yang disebut hak dasar meliputi hak hidup, hak
manusia, hak-hak tersebut berkembang menjadi hak pribadi, ekonomi, politik, sosial
budaya, perlakuan yang sama dalam hukum dan prosedural atau tata cara peradilan,
2. Property rights (hak asasi ekonomi), misalnya memiliki sesuatu, membeli dan
3. Political rights (hak asasi politik), misalnya hak untuk ikut serta dalam pemerintahan,
hak memilih dan dipilih dalam pemilu, dan hak untuk mendirikan partai politik.
4. Rights of legal equality (hak untuk mendapat perlakuan yang sama dalam hukum dan
pemerintahan).
5. Social and cultural rights (hak sosial budaya), misalnya hak untuk memilih
kebudayaan.
6. Procedural rights (hak untuk mendapatkan perlakuan tata cara peradilan dan
hak asasi positif, dan hak asasi sosial. Keempat hak asasi ini meringkas seluruh hak
dasar yang dimiliki manusia. Bagaimana keempat kelompok HAM ini dipahami? Kita
Liberalisme adalah paham atau ajaran yang menegaskan bahwa kebebasan manusia
ada dan harus dilindungi dan diakui. Siapapun tidak bisa membatasi atau menghalang-
Halaman | 9
LECTURE NOTES – 1702-KWN-06-01
Kelompok hak asasi manusia yang dihubungkan dengan hak asasi liberal berupa
kehidupan manusia sebagai pribadi. Oleh karena itu, hak asasi liberal disebut sebagai
hak asasi negatif. Negatif di sini dalam arti larangan. Hak asasi negatif hendak
menegaskan adanya larangan terhadap pihak lain, baik individu, kelompok masyarakat,
maupun negara untuk merampas hak-hak manusia. Contoh hak asasi negatif adalah
hak atas hidup, keutuhan jasmani, kebebasan bergerak, kebebasan memilih jodoh,
memiliki pekerjaan dan tempat tinggal, hak atas kebebasan beragama, kebebasan
mengikuti suara hati sejauh tidak mengurangi kebebasan orang lain, kebebasan
berpikir, kebebasan untuk berkumpul dan berserikat, hak untuk tidak ditahan secara
Dikatakan sebagai kelompok hak asasi aktif karena menekankan keaktifan manusia
dalam kehidupan masyarakat. Mengakui hak asasi aktif berarti mengakui hak seseorang
pribadinya, misalnya masalah siapa yang akan diangkat sebagai pemimpin, bagaimana
pendapat, dan sebagainya. Hak asasi aktif hanya mungkin dipraktikkan dalam sebuah
Hal yang termasuk ke dalam kelompok hak asasi ini adalah hak individu untuk memilih
dan dipilih dalam jabatan publik, anggota legislatif, dan sebagainya, juga hak untuk
menyatakan pikiran, baik secara lisan maupun tulisan, hak atas kebebasan pers, hak
menegaskan bahwa individu dalam sebuah masyarakat berhak untuk ikut serta
Halaman | 10
LECTURE NOTES – 1702-KWN-06-01
Ada perbedaan mendasar antara hak asasi negatif dan hak asasi positif. Siapapun,
berbeda dari negara berkaitan dengan hak-hak asasi positif warganya. Negara perlu
positifnya. Bahkan campur tangan negara dituntut oleh individu sebagai sebuah
kewajiban yang harus dijalankan negara. Dalam arti itu, bila negara tidak berhasil
Contoh hak asasi positif ini terutama hak-hak atas perlindungan hukum. Jadi, negara
harus menjamin bahwa seseorang memiliki kedudukan yang sama di hadapan hukum
seperti warga negara lainnya. Seluruh proses hukum yang dilalui oleh seseorang
karena tindakan atau perbuatannya yang melanggar hukum harus berjalan sesuai
dengan ketentuan hukum yang berlaku. Selain itu, hak asasi positif juga termasuk hak
kewarganegaraan yang dimiliki seseorang. Dalam arti ini, hak asasi positif juga
kewarganegaraannya.
Hak-hak asasi sosial merupakan perluasan dari hak-hak asasi positif. Negara memiliki
kewajiban untuk mengatur dan menjamin tercapainya hak asasi sosial. Hak asasi sosial
Hak asasi sosial semacam ini sangat penting karena manusia memiliki ketidaksetaraan
secara alamiah. Dalam suatu negara tentu ada orang yang cacat, miskin, kurang
terampil, tidak terdidik, dan sebagainya. Negara wajib mengatur dan menjamin bahwa
Halaman | 11
LECTURE NOTES – 1702-KWN-06-01
perhatian dan jaminan sosial dari negara. Dalam soal pekerjaan, misalnya negara
berkewajiban untuk mengatur dan menjamin bahwa setiap buruh (pekerja) mendapat
upah secara layak, dijamin hak-haknya, dijamin asuransi kesehatan, keselamatan dan
hari tuanya, bebas membentuk dan menjadi anggota serikat buruh, dan sebagainya.
diperiksa di muka umum, dianggap tidak bersalah kecuali ada bukti yang sah.
5. Hak untuk memperoleh perlakuan yang sama dengan orang lain menurut
hukum.
15. Hak untuk turut serta dalam gerakan kebudayaan dalam masyarakat.
Halaman | 12
LECTURE NOTES – 1702-KWN-06-01
DAFTAR PUSTAKA
Budiardjo, Miriam. (1995). Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Paradigma.
Halaman | 13