Anda di halaman 1dari 31

Kuliah 9

1
HAM dalam Perspektif Kriminologi
Setiap manusia dilahirkan merdeka dan mempunyai hak
dan martabat yang sama, (kalimat pertama dari Universal
Declaration of Human Rights, 1948)
Semua hak asasi manusia adalah bersifat universal, tak
terbagi dan saling tergantung dan terhubung, (Konferensi
Dunia untuk Hak Asasi Manusia, Wina 1993)

2
Setiap orang berhak atas semua hak dan kebebasan yang
dinyatakan dalam Deklarasi ini, dengan tanpa pembedaan
apa pun seperti ras, warna kulit, jenis kelamin, agama/religi,
pendapat politik atau pendapat lain, asal usul kebangsaan
atau sosial, harta milik, status kelahiran atau status lainnya”
(pasal 2 DUHAM).

Prinsip non diskriminasi adalah konsep sentral dalam hukum


hak asasi manusia. Prinsip ini dapat ditemukan dalam
instrumen umum hak-hak asasi manusia.

3
Kovenan Hak Sipil dan Politik :
 Semua orang berkedudukan sama di hadapan hukum dan berhak
atas perlindungan hukum yang sama tanpa diskriminasi apapun.
 Dalam hal ini hukum harus melarang diskriminasi apapun, dan
menjamin perlindungan yang sama dan efektif bagi semua orang
terhadap diskriminasi atas dasar apapun seperti ras, warna, jenis
kelamin, bahasa, agama, politik atau pendapat lain, asal-usul
kebangsaan atau sosial, kekayaan, kelahiran atau status lain”.

4
 UU No. 39 tahun 1998 tentang Hak Asasi Manusia pasal 3
(3) bahwa “setiap orang berhak atas perlindungan hak
asasi manusia dan kebebasan dasar manusia, tanpa
diskriminasi”.
 Konstitusi negara melalui amandemen ke-2 UUD 1945
tahun 2000, pasal 28.I (2) bahwa “setiap orang berhak
bebas atas perlakuan yang bersifat diskriminatif atas
dasar apa pun dan berhak mendapatkan perlindungan
terhadap perlakuan yang bersifat diskriminatif itu”.

5
Diratifikasi pemerintah Indonesia melalui UU No. 7 tahun 1984,
pasal 1 menyatakan : diskriminasi terhadap perempuan berarti
setiap pembedaan, pengucilan atau pembatasan yang dibuat atas
dasar jenis kelamin, yang mempunyai pengaruh atau tujuan untuk
mengurangi atau menghapuskan pengakuan, penikmatan atau
penggunaan hak-hak asasi manusia dan kebebasan-kebebasan pokok
di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, sipil atau apapun
lainnya”.

6
 Rekomendasi Umum No. 19 tentang Kekerasan terhadap
Perempuan th 1992 tentang Penghapusan Segala Bentuk
Diskriminasi terhadap Perempuan, paragraf 6 menyatakan bahwa
definisi diskriminasi pada pasal 1 CEDAW, termasuk juga
kekerasan berbasis gender, yaitu kekerasan yang langsung
ditujukan terhadap seorang perempuan, karena ia adalah
perempuan atau hal-hal yang memberi akibat pada perempuan
secara tidak proporsional.
 Termasuk tindakan-tindakan yang mengakibatkan kerugian atau
penderitaan fisik, mental dan seksual atau ancaman-ancaman
seperti itu, paksaan dan perampasan kebebasan lainnya.
Kekerasan berbasis gender bisa melanggar ketentuan tertentu dari
CEDAW, walaupun ketentuan itu tidak secara spesifik menyatakan
adanya kekerasan.
7
Setiap orang berhak atas kebebasan berpikir, hati nurani
dan beragama. Hak ini harus mencakup kebebasan untuk
menganut suatu agama atau kepercayaan apapun
pillihannya, dan kebebasan, baik secara individu ataupun
kepercayaanya dalam beribadah, pengamalan dan
pengajaran.

8
 The Yogyakarta Principles merupakan kumpulan prinsip hukum
internasional untuk perlindungan orang-orang dengan orientasi seksual
dan gender yang berbeda dari yang mainstream.
 Manusia dari semua orientasi seksual dan identitas gender berhak
sepenuh-penuhnya atas nikmat karunia semua hak asasi manusia
(prinsip 1)
 Setiap orang berhak menikmati seluruh hak asasi manusia tanpa
diskriminasi berdasarkan orientasi seksual atau identitas gendernya
(prinsip 2)

9
 Orientasi seksual dan identitas gender bersifat menyatu
dengan martabat dan kemanusiaan setiap orang serta tak
boleh menjadi dasar bagi adanya diskriminasi ataupun
kekerasan.
 Orientasi seksual dipahami sebagai sesuatu yang mengarah
kepada kapasitas setiap orang akan ketertarikan emosi, rasa
sayang dan seksual (dan hubungan intim serta hubungan seks)
terhadap individu yang berbeda gender atau sejenis atau lebih
dari satu gender.

10
Identitas gender dipahami sebagai sesuatu yang mengarah
kepada pengalaman pribadi dan internal yang sangat
mendalam, yang dirasakan oleh setiap orang tentang
gendernya, yang dapat saja atau tidak berhubungan dengan
jenis kelamin yang ditetapkan saat kelahiran, termasuk
perasaan pribadi terhadap tubuh (yang mungkin melibatkan, -
jika dipilih dengan bebas- , perubahan penampakan fisik atau
fungsi secara medis atau cara lain), serta ekspresi lain gender
termasuk cara berpakaian, cara bertutur-kata dan lagak-lagu

11
 Diskriminasi berdasarkan orientasi seksual dan identitas
gender meliputi segala bentuk pembedaan, pengucilan,
pelarangan ataupun pilihan berdasarkan orientasi seksual atau
identitas gender di hadapan hukum atau perlindungan hukum
yang setara, atau pengakuan, penikmatan atau pemeliharaan
-berdasarkan kesetaraan- seluruh hak asasi manusia dan
kemerdekaan fundamental.
 Diskriminasi berdasarkan orientasi seksual atau identitas
gender barangkali, dan pada umumnya, disertai dengan
diskriminasi terhadap wilayah lain termasuk gender, usia,
religi, disability, kesehatan dan status ekonomi.

12
 Individu seringkali takut dengan sesuatu yang tidak dia kenal.
Pertahanan terbaik dari ketidaktahuan adalah pengetahuan.
 Prasangka bisa datang dalam berbagai bentuk, termasuk bias
atas ras, etnis, jenis kelamin, dlsb, bersifat universal atau local
tertentu.
 Individu yang berprasangka percaya orang atau kelompok yang
mereka prasangkai itu nyata, benar, tanpa memperhatikan
kebenaran sesungguhnya.
 Prasangka merupakan perilaku yang merugikan ketika seseorang
/ kelompok memiliki reaksi emosional terhadap individu atau
kelompok lain berdasarkan pandangan yang terbentuk
sebelumnya tentang individu atau kelompok tsb.
13
 Merupakan aplikasi individu sendiri, keyakinan dan harapan
kepada orang lain, kelompok lain, tanpa terlebih dahulu
memperoleh pengetahuan factual tentang individu atau
kelompok tsb.
 Biasanya diciptakan setelah beberapa kejadian serupa.

(Diskriminasi adalah penolakan hak yang sama berdasarkan


prasangka dan stereotip. Diskriminasi berbeda dengan
prasangka dan stereotip, karena diskriminasi bukan
kepercayaan melainkan penerapan keyakinan)

14
 Setiap pembedaan, pengucilan atau pembatasan yang dibuat
atas dasar jenis kelamin, gender, usia, keyakinan, agama,
orientasi/ preferensi seksual, bahasa, warna kulit,
perkawinan, kepemilikan dan status lainnya, yang mempunyai
pengaruh atau tujuan untuk mengurangi atau menghapus
pengakuan, penikmatan atau penggunaan hak-hak asasi
manusia dan kebebasan-kebebasan pokok di bidang politik,
ekonomi, sosial, budaya, sipil atau apapun.

15
 Diskriminasi didefinisikan sebagai sebuah bentuk
pengecualian atau pembatasan berekspresi, menyingkirkan
atau menghindarkan seseorang dari akses terhadap sesuatu
atau akses pelayanan. Diskriminasi ini merupakan aspek
yang dihasilkan dari sebuah stigma (Monjok, Smesny, &
Essien, 2009).
 Diskriminasi merupakan alasan utama mengapa stigma
adalah sebuah masalah. Banyak studi yang mendefinisikan
stigma sebagai sesuatu yang menghasilkan diskriminasi.
Dengan kata lain, diskriminasi merupakan titik akhir atau
hasil akhir dari sebuah stigma (Deacon & Stepney, 2007).
16
Sebagian
 Diskriminasi beranggapan bahwa diskriminasi pada dasarnya telah ada dalam
dapat dilakukan oleh negara maupun aktor non-negara

pikiran setiap orang (within the minds of people). Akan tetapi, selama pikiran
“diskriminatif” tersebut tidak termanifestasikan dalam tindakan dan tidak
merugikan/menyakiti orang lain, maka hal tersebut masih dianggap sebagai
suatu kewajaran

Definisi Diskriminasi Negara

- Tindakan pembedaan (distinction),


pengucilan (exclusion), pembatasan
(restriction), prasangka, dan penolakan
Aktor
penolakan pemenuhan terhadap Diskriminasi
kesetaraan martabat manusia.

- Diskriminasi dapat didasari oleh ras,


gender, agama, orientasi seksual, Non-Negara

penyakit, dll.

©2016
17
Jenis Diskriminasi

1 2
Diskriminasi Langsung Diskriminasi Tidak Langsung
(Direct Discrimination) (Indirect Discrimination)

Perilaku memiliki intensi untuk melakukan Pelaku tidak memiliki intensi untuk melakukan
diskriminasi terhadap individu/kelompok tertentu diskriminasi secara langsung namun
memperlakukan kelompok/individu berdasarkan
pertimbangan non-objektif tertentu yang sejalan
dengan kepentingannya

ICERD (International Convention on the Elimination of All Forms of Racial


Discrimination) merupakan rujukan legal yang menjelaskan perilaku
diskriminasi secara komprehensif

©2016
18
Level Diskriminasi
Diskriminasi dapat terjadi dari mulai level personal hingga level institusional

Institutional
Level
• Laws and Traditional
Cultural Practices
Level
• Values and
Interpersonal norms of
Level social conduct

• Behavior toward
Personal others
Level
• One’s
attituds,
values, beliefs

©2016
19
 Sebagian besar berasal dari keyakinan bahwa setiap orang dilahirkan
“lurus (straight)’ dan keyakinan ini bersumber dari agama samawi.
 Bentuk diskriminasi di antaranya adalah deviansisasi dan
kriminalisasi.
 Deviansisasi dan kriminalisasi terhadap homoseksual hanya
menyebabkan kerugian kepada korban dan akhirnya merugikan
masyarakat secara umum
 Kriminalisasi meningkatkan prasangka masyarakat, membenarkan
stigmatisasi dan melegalkan kekerasan.
20
 Stigma berasal dari bahasa Yunani yang pada dasarnya menunjuk
tato yang menempel pada kulit para pelaku kriminal, budak atau
pengkhianat yang digunakan untuk mengidentifikasi mereka
sebagai orang-orang ternoda atau orang-orang yang secara moral
kotor. Orang-orang ini akan dijauhi, khususnya ketika ia berada di
tempat-tempat umum
 Stigma berakar dari adanya perbedaan pada individu maupun
kelompok. Perasaan sakit dan emosi yang dialami oleh orang yang
terstigma berkaitan dengan ketakutan, jijik, dan penolakan akan
perbedaan tersebut, baik perbedaan dalam aspek personalitas,
tampilan fisik, penyakit dan disabilitas, usia, gender atau
seksualitas.
21
Stigma adalah karakter dari seseorang yang dianggap berlawanan dengan norma
yang berada di dalam masyarakat. Label yang berkaitan dengan orang yang
mendapatkan karakteristik yang tidak diinginkan yang berupa stereotype. Atau,
tanda atau atribut yang menghubungkan orang pada karakteristik atau stereotype
yang tidak diinginkan.
Definisi ini mengimplikasikan bahwa satu kelompok melihat kelompok lain sebagai
abnormal.
Muncul konsep : “mereka” vs “kita”
Mereka : didefinisikan sebagai menyimpang, buruk, tidak diinginkan, outsiders,
kriminal, rakyat rendahan dan sebagainya
Kita : baik, layak, masyarakat terhormat
Penyimpangan bukanlah kualitas dari tindakan atau perilaku itu sendiri, namun
merupakan interaksi antara orang yang memiliki tindakan dengan orang yang
merespon hal tersebut

22
 Stigma merupakan sebuah proses sosial atau berkaitan dengan
pengalaman personal yang dikarakteristikkan dengan eksklusi,
penolakan, penyalahan, atau devaluasi yang merupakan hasil dari
pengalaman atau antisipasi dari judgment sosial yang cenderung
merugikan individu maupun kelompok yang diidentifikasi sebagai
masalah tertentu.
 Stigma digambarkan sebagai sebuah proses dinamis yang berkaitan
dengan kompetisi kekuasaan dan mengikat ke dalam keberadaan
mekanisme sosial dari eksklusi dan dominasi.
 Stigma sebagai proses sosial yang melibatkan pengidentifikasian
dan penggunaan secara berbeda antara kelompok dari orang-orang
untuk menciptakan dan membenarkan hirarki dan dominasi sosial
Ketika seseorang memiliki keinginan untuk membuat pihak lain atau
kelompok lain tersingkir, stigma merupakan sumber yang
memungkinkan hal tersebut terjadi
23
 Eksklusi sosial tidak hanya dari aspek material dan spasial yang
merupakan sesuatu yang sangat nyata, akan tetapi ada pula eksklusi
status yang merupakan sebuah ancaman nyata yang hadir di masyarakat
 Secara sederhana, didefinisikan sebagai proses di mana individu atau
kelompok secara keseluruhan ataupun secara parsial terbatasi
partisipasi penuhnya di dalam masyarakat di mana ia hidup
 Eksklusi sosial mengacu pada berbagai dimensi yang berkaitan dengan
kelompok marginal yang mengurangi kesempatan mereka dalam
kehidupan sosial maupun politik
 Dimensi ini sebagai diskriminasi dalam relasi kepada hak, marginalisasi
dalam relasi pada produksi ekonomi, dan bencana besar yang merusak
keharmonisan dalam masyarakat

24
Kuliah Minggu 10
25
HAM Dalam Perspektif Kriminologi
2022
 Setiap orang yang menghadapi hambatan atau keterbatasan dalam
menikmati standar kehidupan yang layak bagi kemanusiaan dan
berlaku umum bagi suatu masyarakat yang beradab (bermartabat-
berperikemanusiaan)
 Vulnerable groups berimplikasi kepada perlindungan khusus dari
negara

26
 Anak-Anak,
 Perempuan,
 Lansia,
 Disable /difabel,
 Miskin,
 Kelompok minoritas (seksual/gender, etnis, keyakinan/agama, adat dlsb)
 Penduduk asli
 Pengungsi (termasuk pengungsi internal: mengungsi di negera sendiri)
 Pekerja migran

27
 Graham C. Lincoln, kelompok minoritas adalah kelompok yang dianggap oleh elit-
elit penguasa sebagai berbeda dan /inferior atas karakteristik tertentu san sebagai
konsekuensinya diperlakukan negative
 Yap Thiam Hien, minoritas tidak ditentukan jumlah tetapi perlakuan yang
menentukan status minoritas. Jumlah yang besar bias mempunyai status minoritas.
 Minoritas adalah kelompok yang paling tidak memenuhi 3 gambaran berikut ;
1. Anggotanya sangat tidak diuntungkan sebagai akibat tindakan diskriminasi
2. Angggotanya memiliki solidaritas kelompok dan memandang dirinya sebagai “yang
lain”
3. Biasanya secara fisik dan social terisolasi dari komunitas yang lebih besar

28
 Hak afirmatif itu sendiri merupakan sebuah bentuk prinsip
kesetaraan yang ada dalam deklarasi universal mengenai hak dasar
manusia.
 Suatu tindakan afirmatif atau juga yang disebut sebagai diskriminasi
positif merupakan sebuah tindakan yang diizinkan negara untuk
memperlakukan secara lebih terhadap suatu kelompok.
 Perlakuan khusus tersebut bukanlah sebagai bentuk pengabaian
terhadap kelompok lainnya, hanya saja tindakan tersebut dilakukan
dengan ukuran tertentu untuk memastikan pencapaian kesetaraan
dan keadilan.

29
Setiap manusia dilahirkan merdeka dan mempunyai hak dan martabat
yang sama (kalimat pertama dari Universal Declaration of Human
Rights, 1948)
Semua hak asasi manusia adalah bersifat universal, tak terbagi dan
saling tergantung dan terhubung (Konferensi Dunia untuk Hak Asasi
Manusia, Wina 1993)
Namun faktanya, sejumlah orang atau kelompok, karena karakteristik
yang melekat atau identitasnya, mengalami perlakuan tertentu secara
sosial, budaya dan structural yang mengakibatkan mereka tertinggal
atau mengalami ketidakadilan. Yang mana bila negara tidak
memberikan perlakuan khusus, maka negara sama saja
melanggengkan situasi tidak adil yang dialami kelompok / individu ini.
30
 Hak untuk bebas dan mendapatkan perlindungan dari
perlakuan diskriminatif atas dasar apapun
 Hak untuk mendapat kemudahan dan perlakuan khusus
untuk memperoleh kesempatan dan manfaat yang sama
guna mencapai persamaan dan keadilan (hak afirmatif).
 Hak afirmatif adalah bagian dari atau terintegrasi di
dalam hak ekonomi, sosial, budaya
 Tindakan afirmatif disebut sebagai diskriminasi positif

31

Anda mungkin juga menyukai