Anda di halaman 1dari 10

Mengenal gender

dan ketidakadilan

Uswatun Hasanah
– Apakah Seks dan Gender sama?
– Kita sering terkecoh terhadap
dua istilah tersebut
SEKS GENDER

Alami Konstruksi sosial budaya

Biologis Buatan manusia

Laki-laki/perempuan maskulinitas/feminitas

Sifatnya tetap hingga akhir hayat individu Bisa berubah berdasarkan zaman, waktu, budaya, dan
pola keluarga

Tidak dapat dipertukarkan Bisa dipertukarkan

Nilai-nilai kenikmatan, kedamaian, saling Tercipta norma-norma pantas dan tidak pantas
menguntungkan
Dukungan Sosial atau Lembaga apa
yang melanggengkan steriotip gender

Media  televisi, film, buku, media cetak,video games, internet, dll


Authoritiy figure  Orang tua, guru, mentor, pejabat, tokoh agama, dll.
Peers  teman
– Dalam Islam laki-laki dan perempuan berbeda tapi
setara
– Persamaannya sama-sama manusia, hamba Allah dan
menjadi khalifah Allah
– Perbedaan laki-laki dan perempuan menghasilkan
perbedaan fungsi dari sisi biologis, fisiologis dan
psikologis.
– Perbedaan fungsi menghasilkan ketidakadilan
5 hal yang harus diperhatikan dalam
membahas gender
– Gender adalah fenomena biasa, dalam hal ini laki-laki pakai topi perempuan pakai jilbab
– Gender merupakan sebuah persoalan yang mana perempuan mengenakan jilbab tidak boleh
menjadi pemimpin dari pada perempuan yang mengenakan topi. Itu adalah sebuah persoalan
– Gender adalah sebuah perspektif yang mana kita melihat di sosial media dalam pelaksanaan
kegiatan pembicara semua isinya semua narasumbernya adalah laki-laki terlihat lebih seksis dan
tidak ada perempuannya. Padahal tokoh perempuan banyak. Pada saat itu kita sedang
menggunakan gender sebagai sebuah perspektif.
– Gender sebagai sebuah alat analisis. menggunakan gender sebagai pisau analisis dalam mengalisis
sebuah fenomena atau peristiwa sosial yang ada.
– Gender sebagai sebuah kesetaraan.
4 tugas manusia

– Produksi: yang hanya bisa dilakukan laki-laki melalui sel sperma


– Reproduksi : melahirkan, menyusui
– Domestik: mengurus urusan rumah tangga
– Publik: mencari nafkah
Pada umumnya terlebih di zaman feodal banyak keluarga yang menerapkan Laki-laki atau
suami bertugas di ranah produksi dan publik sedangkan perempuan mengurus reproduksi
dan domestik. Zaman sekarang perempuan tidak hanya reproduksi tapi juga melakukan
kegiatan publik begitu jg laki-laki
Psikoanalisis feminis : dialam bawah sadar manusia laki-laki lebih tinggi derajatnya dari
pada perempuan.
Ketidakadilan yang ada disekitar kita
terkait peran gender
– Marginalisasi
Dalam berbagai sektor contoh sektor ekonomi. Banyak kasus gaji tenaga kerja perempuan dibedakan dengan laki-laki,
hak-hak perempuan untuk izin, cuti karena urusan reproduksi tidak terealisasikan.
– Subordinasi
Menempatkan perempuan/laki pada posisi yang tidak penting, menganggap perempuan irrasional, emosional, dan tidak
bisa memimpin. Laki-laki rasional, tidak boleh menangis.
– Stereotipe
Pelabelan negatif pada kelompok jenis kelamin tertentu. Perempuan bersolek memancing laki-laki sehingga ada
kekerasan trjadi.
– Berbagai bentuk kekerasan baik fisik maupun psikologis
– Pembagian kerja secara seksual .
Anggapan perempuan hanya mengurus tugas domestik dan menempatkan perempuan diranah tersebut lebih lama dan
lebih banyak. Adanya beban ganda pada perempuan yang bekerja
Kesetaraan melalui organisasi
responsif gender
– Kesetaraan gender: laki-laki dan perempuan memiliki hak yang sama dalam
mengaktualisasikan dirinya, namun sesuai dengan kodratnya masing-masing.
– Pendidikan akan kesetaraan bertujuan untuk mewujudkan sinergitas antara laki-
laki dan perempuan, mampu merumuskan permasalahan secara sistematis.
– Edukasi ini mengantisipasi kemungkinan terjadinya pergeseran peran perempuan
dan laki-laki dalam konteks yang adil berdasarkan hak asasi manusia.
– Muhammadiyah sebagai salah satu ormas Islam di Indonesia telah memberikan
contoh mengenai organisasi yang responsif gender hadirnya Aisyiyah, NA, tak
lepas juga IPM, IMM, HW, TS
Refleksi

– Memahami kodrat kita secara seksual akan mengantarkan kita untuk


memahami seperti apa peran gender kita yang sesuai dengan kondisi dan
tentunya tak lepas dari tuntunan Quran dan Sunnah.
– Islam hadir sebagai cahaya untuk menerangi kegelapan, mengingat di zaman
jahiliyah dulu perempuan diperlakukan sangat tidak pantas maka dari itu Islam
adalah agama yang sangat ramah terhadap perempuan.
– Rasulullah telah banyak memberi contoh dalam kehidupan sehari-harinya
mengenai perilakunya dalam memuliakan perempuan dan semua mahluk hidup

Anda mungkin juga menyukai