Anda di halaman 1dari 3

Nama: Nora Zaharani Yasmin

NIM: 2007010229
Kelas: 3F
Kelompok Tugas: Kelompok 6
Mata Kuliah: UAS Psikologi Klinis

KASUS
1. Seorang anak laki-laki, umur 10 tahun, pelajar kelas 5 SD, agama Islam, suku Jawa, dibawa
orang tuanya untuk konsultasi karena tidak mau sekolah, sejak 3 bulan yang lalu dengan alasan
takut dinakali teman-temannya yang dikenal sebagai gank anak nakal. Pasien sering diejek,
diambil barang-barangnya (pensil, penggaris, penghapus, dll) serta dipukul sejak 10 bulan yang
lalu. Namun pasien tidak berani mengadukan pada guru ataupun orang tuanya karena diancam.

Ketika ada penayangan film smack down, pasien makin sering disakiti, dipukul, dikatakan
banci, anak mami, pendek dan ejekan-ejekan lainnya. Bersamaan dengan itu guru walikelas
yang hubungannya sangat dekat dengan pasien, cuti dan digantikan guru lain. Pasien menjadi
takut masuk sekolah dengan berbagai alasan, pasien mengeluh sakit perut, pusing sehingga
diperiksakan ke Puskesm minta diantar atau ditunggui bahkan sering minta pulang saat tiba di
sekolah dan jika tidak dituruti maka pasien akan menyakiti dirinya sendiri dengan membentur-
benturkan kepalanya ke tembok, mencakar-cakar tubuhnya sampai berdarah.

Pasien yang biasanya ceria menjadi pendiam, tidak mau lagi bercanda, jarang tersenyum,
pemarah, penakut, tidak berani keluar rumah kecuali bersama orang tua atau saudaranya, jika
ada tamu. Keinginannya harus dituruti, jika tidak pasien marah-marah, membanting barang-
barang yang ada di dekatnya. Pasien gelisah, sulit tidur, sering terbangun, mimpi-mimpi buruk.
Guru menyarankan kepada orang tua pasien untuk berkonsultasi ke poli jiwa.

Status Psikiatri saat pertama kali konsultasi : keadaan umum : tampak seorang anak laki-laki,
kecil, murung, kesadaran compos mentis. Selama wawancara, pasien lebih banyak diam dan
menunduk, kurang kooperatif, kadang tidak mau menjawab pertanyaan yang diberikan oleh
pemeriksa, tampak seperti ketakutan, mood disforik, afek appropriate, pembicaraan kurang
spontan, suara pelan, halusinasi (-), bentuk pikir : realistis, isi pikir ketakutan berlebihan
terhadap perilaku teman-temannya yang nakal, progresi pikir relevan/tidak ada kelainan.

Pasien adalah anak yang pandai, berprestasi namun manja dan sangat tergantung pada ibunya.
Setelah mendapat terapi, berupa farmakoterapi antidepresan SSRI: Fluoxetin 1x20 mg dan
kognitif behavior terapi (CBT) serta terapi keluarga, pasien mulai menunjukkan perbaikan
gejala. Pasien berkurang ketakutannya, sudah mau sekolah namun belum penuh, mau
mengikuti kegiatan ekstrakulikuler drumband walaupun hanya sebentar. Pasien mengaku
sudah tidak begitu takut pada teman-teman nakalnya, namun sekarang pasien merasa malu dan
kesulitan mengejar ketertinggalan pelajarannya.

Pasien mulai tenang, tidak mudah marah , tidur nyenyak, mau menemui dan bermain lagi
bersama teman-temannya. Ketika klas 3, pasien pernah mengalami hal yang sama, berupa tidak
mau sekolah selama 3 bulan karena ketakutan terhadap kata-kata p. Guru yang mengatakan
bahwa di sekolah ini ada makhluk halus yang menjadi penunggu. Ia akan marah jika murid-
murid nakal. Jika ada yang nakal maka, alat kelaminnya akan membesar. Pasien belum pernah
mengalami gangguan jiwa lainnya.
PERTANYAAN:
a. Sebutkan dan jelaskan berdasarkan data kasus tersebut di atas faktor-faktor yang
menyebabkan gangguan jiwa yang dialami klien! (20)
Jawab:
Berdasarkan data kasus tersebut, faktor yang menyebabkan gangguan jiwa pada klien
yaitu karena faktor eksternal yaitu teman-temannya, yang seringkali melakukan pembully-an
pada klien. Klien diperlakukan tidak baik oleh geng yang ada di kelasnya. Perlakuan tersebut
seperti diejek, dikatai banci, dipukul, dan juga barang-barangnya diambil. Kemudian,
penyebab/faktor lain yaitu berasal dari dalam diri klien. Di mana, klien saat diperlakukan
tidak baik, ia justru diam saja dan tidak mengatakan apapun tentang kejadian tersebut kepada
orang tua ataupun guru. Hal itu menyebabkan ia menjadi depresi dan selalu bergantung
kepada orang lain karena takut dinakali lagi. Ia mau keluar rumah hanya jika ditemani oleh
orang tuanya.
b. Berdasarkan uraian kasus tersebut di atas dan hasil pemeriksaan yang diperoleh, apakah
bentuk gangguan jiwa yang dialami oleh klien? Sebutkan gejala-gejalanya! (20)
Jawab:
Berdasarkan uraian kasus tersebut, klien menderita gangguan depresi berulang.
Gangguan ini merupakan depresi yang terjadi berulang-ulang, dari episode depresi ringan,
episode depresi sedang, episode depresi berat. Episode masing-masing rata-rata lamanya
sekitar enam bulan, akan tetapi frekuensinya lebih jarang dibandingkan dengan riwayat
bipolar. Gejala utama depresi yaitu:
1. Afek depresif
2. Kehilangan minat dan kegembiraan (dibuktikan dengan keadaan klien yang tadinya
ceria menjadi tidak ceria, jarang tersenyum, dan pemarah)
3. Berkurang energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah (rasa lelah yang
nyata sesudah kerja sedikit saja) dan aktivitas menurun. (dibuktikan dengan klien yang
tidak banyak beraktivitas dikarenakan takut dengan perlakuan yang diberikan teman-
temannya.)
4. Konsentrasi dan perhatian kurang
5. Harga diri dan kepercayaan diri berkurang
6. Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis
7. Perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri (dibuktikan dengan perbuatan klien
apabila tidak dituruti permintaannya, yaitu seperti membenturkan kepala, atau
mencakar-cakar tubuhnya sampai berdarah)
8. Gangguan tidur
9. Nafsu makan berkurang
c. Metode asesmen apa yang digunakan dan sebutkan hasil dari asesmen! (20)
Jawab:
Metode asesmen yang digunakan untuk mengetahui permasalahan klien yaitu dengan
menggunakan tes psikologi dan pemeriksaan kondisi mental. Hasil dari pemeriksaan tersebut
yaitu klien menderita gangguan depresi. Dibuktikan dengan kondisi klien yang mengalami
kesedihan, tidak ceria, malas beraktivitas, takut dengan dunia luar, tidak mau makan dan sulit
tidur, sering menyakiti diri sendiri, dan mudah marah apabila keinginannya tidak diwujudkan.
Selain itu, klien juga memiliki kepribadian bergantung pada orang lain. yang juga menjadi
penyebab ia sulit terbuka dengan lingkungan dan orang lain. yang menyebabkan ia tidak ingin
keluar rumah, kecuali ditemani oleh anggota keluarga atau guru.
d. Intervensi apa saja yang dilakukan pada klien tersebut! (20)
Jawab:
Intervensi yang bisa dilakukan untuk mengatasi gangguan tersebut yaitu dengan
menggunakan Cognitive Behavioral Therapy (CBT) dengan dilakukannya terapi tersebut,
diharapkan perilaku, kognitif, dan fisik klien bisa diubah.
Selain itu, bisa juga dilakukan family therapy. Menurut Kartini Kartono dan Dali Gulo
dalam kamus Psikologi, family therapy (terapi keluarga) adalah suatu bentuk terapi kelompok
dimana masalah pokoknya adalah hubungan antara pasien dengan anggota-anggota
keluarganya. Oleh sebab itu seluruh anggota keluarga dilibatkan dalam usaha
penyembuhannya. Terapi ini secara khusus memfokuskan pada masalahmasalah yang
berhubungan dengan situasi keluarga dan penyelenggaraanya melibatkan anggota keluarga.
Diharapkan dengan adanya terapi keluarga, bisa memberikan pengendalian yang positif
kepada klien.
e. Buatlah judul penelitian berdasarkan kasus tersebut diatas! (20)
Jawab:
Studi Kasus dan Tentang Depresi Pada Anak Usia Sekolah Dasar dengan Intervensi Berupa
Pemberian CBT dan Family Therapy
Referensi :
Nyoman W. (-). Gambaran Umum Depresi. SMF Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas
Udayana.
Warih A, dkk.(2007). Kasus Depresi Berulang pada Anak Usia Sekolah dengan Penolakan
Bersekolah. Jurusan Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta. Vol. 7 No. 2:121-125.
http://digilib.uinsby.ac.id/11958/5/Bab%202.pdf

Anda mungkin juga menyukai