Anda di halaman 1dari 3

PESONA SEKSUALITAS PEREMPUAN JAWA :

KAJIAN SEKSOLOGI PADA NASKAH JAWA KUNO

Tyas Asih Ismiati, S.Pd, MAN 2 Kota Kediri,Jl. Letjend Suprapto No. 58 Kediri.
Email: Tyasasih177@gmail.com, Handphone: 0822-3476-1414

A. PENDAHULUAN
Perempuan selalu menjadi topik aspek inti manusia yang terdiri dari kelamin,
pembicaraan yang menarik untuk identitas dan gender, erotisisme, orientasi
diperbincangkan. Hal ini terjadi karena peran seksual, kenikmatan, kemesraan, dan
perempuan di dalam masyarakat selalu reproduksi (Kali, 2013:57). Seksualitas
dikaitkan dengan nilai-nilai budaya di mana merupakan sebuah misteri dan bagian yang
perempuan tersebut melangsungkan kompleks dari diri kita, hal ini merupakan
kehidupan sosial. Perempuan Jawa dalam sesuatu yang sangat pribadi dan berkonotasi
sudut pandang patriarkhi tidak ubahnya pada implikasi sosial yang luas. Namun, ini
dianggap sebagai benda. Perempuan menjadi harus dilihat secara positif dan bukan
”sesuatu” yang dapat diatur dan dipola sebaliknya. Berbicara tentang seks harus
sedemikian rupa oleh lelaki. Dalam hal ini, konsisten dengan pemahaman yang matang
muncullah pandangan tentang Katuranggan. tentang peran seks dalam kehidupan
Dalam konsep ini, perempuan diposisikan masyarakat. Pemahaman tentang filosofi
sebagai pelengkap kebutuhan laki-laki pendidikan seks harus ditanamkan secara
menurut fitrah fisik (materi). Semakin baik utuh dan menyeluruh, agar mampu
tubuh, semakin baik wanita akan dihargai. menentukan persepsi yang bijak tentangnya.
Dalam konsep ”kebendaan” inilah berbagai Sesuai dengan kearifan Jawa pada umumnya,
kegiatan yang bersifat penomorduaan
Menunjukkan diri selalu tampil
terhadap perempuan. Pada tahap berikutnya,
tenang, halus dan terkendali maka tampak
penomorduaan terhadap perempuan ini
jelas bahwa manusia Jawa sesungguhnya
menemukan kulminasinya dalam berbagai
lebih menonjolkan dimensi feminin yang
bentuk kekerasan. Lebih fokus lagi, pada
dimiliki. Filosofi hidup seperti pengendalian
kekerasan seksual.
diri, Nrima, kesabaran, Rila dan Sumarah
Segala sesuatu yang berhubungan
merupakan dimensi nilai-nilai feminin,
dengan ilmu persenggamaan merupakan
contoh lain adalah konsep menang tanpa
bagian dari ilmu pengetahuan dalam
ngasorake dalam strategi diplomasi Jawa.
diskursus seksualitas. Seksualitas merupakan
Melihat lebih dalam konsep tersebut Sĕrat Nitimani, Sĕrat Darmogandhul, Sĕrat
sebenarnya sarat dengan nilai-nilai feminin. Gatholoco. Setiap teks memiliki sudut
Dalam konsep ini, diplomasi dilakukan pandang yang berbeda dalam pemaparan
dengan cara yang sangat halus, tidak terlihat, seksologi. Sĕrat Darmogandhul dan Sĕrat
dan penuh simbolis. Salah satu nilai kunci Gatholoco menggunakan seks sebagai
dari dimensi feminin ini adalah kepasifan dan analogi dari proses manunggaling kawula
ketenangan, tidak menunjukkan gejolak, gusti. Serat Centhini dan Nitimani, isinya
pemberontakan demi terciptanya harmoni. memuat ajaran hidup termasuk ajaran
Konsep mengenai perempuan sejati selalu untuk perempuan Jawa yang ditulis atas
dihubungkan dengan bentuk tubuh dan gagasan dan andil para pujangga laki-laki.
kodrat alami perempuan yang kemudian Tuntunan dan petunjuk ini dalam setiap
disosialisasikan secara turun-temurun, dalam aspek kehidupan manusia tidak terlepas dari
budaya Jawa, ajaran tentang bagaimana petunjuk dan nilai-nilai agama, tidak
menjadi perempuan yang baik terangkum terkecuali dalam masalah hubungan intim
dalam piwulang. antara suami dan istri. Pedoman dan petunjuk
ini dalam segala aspek kehidupan manusia
Naskah berupa karya sastra kuno
tidak dapat dipisahkan dari petunjuk dan
merupakan menyimpan berbagai segi
nilai-nilai agama. tidak terkecuali dalam
kehidupan di masa lampau (Haryati, 1973:6).
masalah hubungan intim antara suami dan
Naskah merupakan daya tarik wisata yang
istri. Nasihat dan bimbingan yang akan
menarik bagi para wisatawan akademik.
membantu kita menjadi lebih sadar dan
Naskah dibaca oleh pemerhati dan peneliti
sekaligus menyadari bahwa seks itu lebih
untuk dikaji dan dikupas tentang kandungan
dari sekedar dimaksudkan untuk memberikan
isinya (Marsono, 2013:8). Di samping itu
kepuasan dan kesenangan seksual, tetapi juga
naskah juga merupakan warisan nenek
merupakan ekspresi Kebahagiaan yang
moyang yang diwariskan kepada generasi
hakiki dalam keluarga (Simpati, 2012:130).
penerusnya. Salah satu lini kehidupan yang
Setelah mencermati naskah-naskah tersebut
dianggap sebagai sesuatu yang penting dalam
akhirnya dipilihlah Serat Nitimani dan serat
budaya Jawa adalah tentang pendidikan seks.
Centhini sebagai objek penelitian. Pemilihan
Tema tentang seksologi banyak digunakan
naskah dengan alasan bahwa di antara
sebagai tema besar dalam penulisan suatu
naskah-naskah yang menguraikan tentang
karya sastra. Ada beberapa karya sastra yang
pendidikan seks, Serat Nitimani dan centini
bahkan secara khusus mengupas tentang
dianggap lebih unggul karena naskah tersebut
ajaran seksologi, seperti Sĕrat Centhini,
menjelaskan tentang aji asmaragama serta terkandung dalam ajarannya juga dapat
norma-norma yang dapat dijadikan landasan menjadi petunjuk ataupun petuah untuk
untuk membentuk perilaku perempuan Jawa dipahami dan dijadikan pegangan dalam
sebagai perempuan yang utama dan luhur. hidup, terutama bagi yang sudah
berumahtangga. Adapun bagi para generasi
Setiap tuntutan sebuah hak
muda dapat dijadikan sebagai bekal di masa
mengandung adanya tanggung jawab imbal
yang akan datang dengan pemahaman yang
balik, seorang laki-laki mempunyai hak
positif dan penuh kesadaran. Kajian yang
untuk beristri, namun ia dituntut bertanggung
dilakukan disesuaikan dengan aspek dalam
jawab penuh pada wanita yang kemudian
kehidupan masyarakat saat ini, disamping itu
menjadi istrinya. Demikian pula dengan
juga mengupayakan untuk mendeskripsikan
Wanita, sesungguhnya Wanita berhak
petuah-petuah yang penting dan perlu
menuntut kepada suaminya perihal
dikemukakan agar masyarakat memperoleh
kebutuhan utamanya (seksual) dalam batas-
gambaran yang jelas dari petuah-petuah yang
batas yang dapat dipenuhi suaminya. Tentu
tersirat dalam naskah Serat Nitimani dan
bukan disebut Wanita yang baik jika
Centhini. Penelitian ini diharapkan dapat
meminta hak-haknya secara berlebihan diatas
memberikan manfaat berupa tersedianya
kemampuan suaminya yang sesungguhnya.
hasil kajian tentang pesona seksualitas
Tuntutan tersebut bisa pula menjadi
perempuan jawa serta kajian seksologi
penyebab rumah tangganya goncang
berdasar apa yang diungkapkan dalam Serat
mengingat setiap tuntutan hak mengandung
Nitimani dan Centhini. Selanjutnya hasil
konsekuensi tanggung jawab yang
kajian tersebut diharapkan dapat memberi
mengikutinya.
inspirasi mengenai pemilihan perempuan
Sehubungan dengan hal itu,
idaman yang akan bertahta dalam
permasalahan yang diangkat dalam
rumahtangga selaku ratu, sehingga kepuasan
penelitian ini adalah bagaimana perempuan
lahir batin dapat terpenuhi.
idaman dalam sudut pandang jawa serta
bagaimana ajaran seksologi yang terdapat
pada serat Centhini dan Nitimani dalam
mengajarkan keseimbangan hidup untuk
mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Di
samping itu tujuan dari penelitian ini untuk
mengungkapkan nilai-nilai didaktik,
khususnya tentang pendidikan seksual yang

Anda mungkin juga menyukai