Anda di halaman 1dari 12

Hermawan Septian Abadi. Kekuasaan Seksualitas Dalam ....

Halaman 167--178
Volume 2, No. 2, September 2017

KEKUASAAN SEKSUALITAS DALAM NOVEL: PERSPEKTIF ANALISIS WACANA KRITIS


MICHEL FOUCAULT

Hermawan Septian Abadi


Universitas Muhammadiyah Jember
hermawanseptian@unmuhjember.ac.id

ABSTRAK
Konsep kekuasaan seksualitas perspektif Michel Foucault memiliki unitas strategis.
Penelitian ini mengunakan pendekatan genealogi kekuasaan perspektif Michel
Foucault. Dalam hal ini untuk membedah hubungan dan efek yang muncul dari
relasi setiap wacana kekuasaan seksualitas dalam novel Kremil Karya Suparto Brata.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, peneliti menemukan 1) Relasi Kekuasaan
Seksualitas dengan Praktik Ekonomi, Rumah Tangga (Perkawinan), dan Tata
Lingkungan. 2) Relasi Kekuasaan Seksualitas dengan Histerisasi Tubuh Melalui
Praktik Medis. 3) Relasi Kekuasaan Seksualitas dengan Pedagogis Seksualitas Anak.
Kata Kunci: Analisis Wacana Kritis, genealogi, kekuasaan, seksualitas.

ABSTRACT
The concept of Michel Foucault power of sexuality perspective has strategic unities.
This research uses the genealogy approach of power perspective by Michel
Foucault. In this case to dissect relations and effects that arise from the relation of
each discourse of sexuality power in the novel of Cremil Karya Suparto Brata. Based
on the research that will be conducted, the researcher found 1) Relation of Power
of Sexuality with Economic Practice, Household (Marriage), and Environmental
System. 2) The Relationship of Power of Sexuality with Body Hysteration Through
Medical Practice. 3) The Relationship of Sexuality Powers with Pedagogical Child
Sexuality.
Keywords: Critical Discourse Analysis (CDA), genealogy, power, sexuality.

1. PENDAHULUAN disampaikan kepada masyarakat telah


Novel berjudul Kremil karya Suparto meninggalkan pengarangnya (the dead of
merupakan salah satu karya sastra yang the author). Dengan memberi
ada di masyarakat yang memiliki latar judul Kremil pengarang ingin memikat
belakang kehidupan sosial pada masa pembaca dengan sesuatu yang berbau
pemberontakan PKI Madiun dan seksual.
sesudahnya. Sebuah karya sastra dapat Kremil merupakan lokalisasi, tempat
diinterpretasikan sesuai dengan latar para wanita tuna susila dilokalisasi dalam
belakang dan kemampuannya dalam melakukan transaksi seksual dalam arti
menginterpretasikan sebuah karya. Pada genital atau setidaknya hubungan seksual
saat pembaca (masyarakat) dapat dengan lawan jenis. Dalam novel ini
menginterpretasikan karya sastra jauh terdapat seorang tokoh wanita yang
melebihi maksud pengarang ataupun tinggal di Kremil dalam rangka memenuhi
sama sekali tidak sesuai dengan maksud kebutuhannya atau kepuasannya, bukan
pengarang. Hal tersebut sangat wajar dalam hal kepuasan seksual melainkan
karena karya sastra yang telah kepuasan mencari pembunuh

167
e-ISSN 2503-0329 Volume 2, No. 2, September 2017 ISSN 2502-5864

keluarganya. Kejadian-kejadian di seputar karya-karya Foucault selalu dijelaskan


kehidupan tokoh wanita tadi adalah hal- dalam konteks hubungan-hubungan
hal yang selalu berhubungan dengan kekuasaan yang mencoba mengatur
seksualitas genital tetapi tidak membuat praktik seksual. Perbedaan mendasar
si wanita menjadi orang yang terjerumus antara seks dan seksualitas
dalam kehidupan seksual tersebut. dalam ranah pemikian Foucault adalah
Dengan demikian pemuasan nafsu bahwa seks lebih berarti praktik dan
mencari pembunuh keluarganya seksualitas merupakan strategi dan
disandingkan dengan pemuasan nafsu hubungan kuasa yang beroperasi untuk
seksual (senggama). Ranah seksualitas mengkondisikan seks. Seks bukan wujud
seperti itu merupakan area yang sangat real dan tunggal yang sesuai dengan
kompleks dalam relasi kekuasaan, hal itu berbagai definisi yang diberikan
selalu diatur dan diarahkan untuk kepadanya dalam wacana. Seks bukanlah
membentuk individu yang patuh. Ranah realitas awal dan seksualitas bukanlah
seksualitas tidak bisa dibatasi dan diatur hanya dampak sekunder, melainkan
dalam peraturan dan larangan sebab sebaliknya seks dibawahi secara historis
akan selalu ada dan terus berkembang. oleh seksualitas. Pernyataan ini
Novel Kremil karya Suparto Brata mengandung arti bahwa untuk dapat
banyak menggambarkan wacana kuasa memahami konsep seks dan seksualitas
seksualitas. Istilah seks dan seksualitas yang digagaskan Foucault, oleh karena itu
sering ditafsirkan sebagai sesuatu yang tidak boleh menempatkan seks di sisi
bersifat erotis sehingga dalam kacamata realitas dan seksualitas di sisi gagasan
normatif istilah ini dianggap tabu dan yang kabur. Sebab, seksualitas adalah
tidak lazim untuk diucapkan. Persepsi figur historis yang sangat real, dan
spekulatif ini muncul karena kurangnya seksualitas itu sendirilah yang
pemahaman mengenai seks dan menimbulkan pengertian seks sebagai
seksualitas secara mendalam. Seks dalam unsur spekulatif yang diperlukan bagi
Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti (a) cara kerja seksualitas.
jenis kelamin, (b) hal yang berhubungan Wacana seksualitas bukan
dengan alat kelamin. Sedangkan merupakan suatu realitas bawahan yang
seksualitas bermakna (a) ciri, sifat atau sulit ditangkap, melainkan jaringan luas di
peranan seks, (b) dorongan seks dan (c) permukaan tempat rangsangan badaniah,
kehidupan seks. intensifikasi kenikmatan, dan akibat logis
Dalam pengkajiannya, Foucault adanya strategi besar pengetahuan dan
membuat pembedaan yang jelas antara kekuasaan. Sebagai layaknya sebuah
seks dan seksualitas. Istilah seks diartikan wacana yang selalu berkembang dari
Foucault sebagai hubungan seksual, masa ke masa, di sekitar seks dan
perilaku seksual, hasrat dan bagaimana seksualitas dibangun perlengkapan atau
seseorang melampiaskan hasrat seksual. mesin untuk memproduksi kebenaran,
Sedangkan istilah seksualitas dalam artinya wacana kekuasaan berfungsi

168
e-ISSN 2503-0329 Volume 2, No. 2, September 2017 ISSN 2502-5864

untuk menampung atau yang berarti memaksimalkan kekuatan,


menyembunyikan kebenaran. Seks bukan efisiensi, ekonomi tubuh dalam hubungan
hanya masalah sensasi dan kenikmatan, konjugal perkawian atau heteroseksual
atau hukum dan larangan, tetapi di dalam (lawan jenis). 3) psikiatrisasi kesenangan,
seks dipertaruhkan masalah benar dan dalam hal lain merupakan strategi yang
salah. Mengetahui apakah seks itu benar bekerja mempatologikan semua bentuk
atau berbahaya membuka peluang penyimpangan dari prinsip-prinsip
dominasi dalam interaksi kekuasaan. seksualitas prokreatif yang normal
Sejauh mana seks bisa dianggap berharga dengan alasan karena praktik-praktik
atau menakutkan itu bisa bergeser seksual nonprokreatif ini abnormal dan
menjadi pertaruhan kebenaran di dalam menyimpang, 4) histerisasi tubuh
wilayah kekuasaan. perempuan yang merupakan strategi ini,
Dalam sistem kuasa inilah wacana tubuh perempuan dianalisis,
seksualitas terbentuk. Sebelum sistem ini diintegrasikan ke wilayah praktik medis
beroperasi, seks masih berdiri sendiri karena penyakit yang melekat padanya
yang hidup dalam diri subjek. Kemudian akan ditempatkan dalam komunikasi
ketika relasi-relasi kuasa bergerak melalui organik dengan tubuh sosial, 5) pedagogis
strategi wacana, di situlah wacana seksualitas anak, dalam strategi ini
tentang seks yang dimasukkan ke dalam praktik sesualitas anak yang berpotensi
matriks-matriks kuasa menjadi bahaya diatur sedemikian rupa karena
seksualitas. Proses ini disebut Foucault dikawatirkan dapat mendatangkan
sebagai the way in which sex is put into kerusakan fisik dan moral.
discourse. Dengan demikian seks dan Fenomena wacana kekuasaan
seksualitas bukanlah sesuatu yang saling seksualitas masih menjadi perbincangan
beroposisi. Karena kalau demikian maka menarik hingga saat ini, setidaknya hal
hubungan kekuasaan yang membentuk tersebut menandakan bahwa wacana
seksualitas hanya akan berbentuk hukum kuasa selalu ada di mana-mana. Oleh
dan larangan, segala hal yang bersifat karena peradaban manusia merupakan
negatif dan menegasikan seks. Foucault rekaman jejak-jejak kemanusiaan melalui
(dalam Kali, 2013: 92-95) memiliki lima wacana, maka wacana merupakan
unitas strategis yang digunakan untuk konstruksi yang mengabadikan sejarah
memproduksi wacana tentang seksualitas peradaban manusia itu sendiri. Wacana
yaitu; 1) diseminasi gagasan tentang dengan demikian menjadi puncak
keharusan manusia yang hanya punya penanda peradaban kemanusiaan yang
satu jenis kelamin atau seks yang jelas setiap fasenya dapat ditelusuri jejak-jejak
dalam hal ini ditegaskan dengan ilmu perjalanannya.
kedokteran, hukum dan pengadilan yang Di masa modern dan kontemporer
mendasarinya, 2) sosialisasi perilaku pembicaraan tentang isu-isu kuasa
prokreatif, dalam hal lain Foucault seksualitas tetap relevan bahkan secara
menyebutnya dengan scienta sexualis internasional kekuasaan merupakan isu

169
e-ISSN 2503-0329 Volume 2, No. 2, September 2017 ISSN 2502-5864

yang selalu terbaharui. Menurut Foucault ungkapan terhadap gejala sosial yang
(Best dan Douglas, 2003: 40) wacana menjadikan stimulasi terbentuknya teks
kekuasaan dapat tersebar melalui relasi- wacana. Wacana merupakan rekaman
relasi di berbagai bidang, kekuasaan dari suatu peristiwa yang diwujudkan
merupakan satu dimensi dari relasi di dalam sistem bahasa, maka teks wacana
mana ada relasi maka akan ada bisa didekati dengan kajian Analisis
kekuasaan. Kekuasaan itu ada di mana- Wacana Kritis. Objek yang berupa novel
mana dan muncul dari relasi-relasi antara berjudul Kremil karya Suparto Brata
pelbagai kekuatan yang dominan yang dalam penelitian ini yang berupa teks
terjadi secara mutlak dan tidak sastra dengan demikian dapat dianalisis
tergantung dari kesadaran manusia. kuasa seksualitas dan menyajikan
Foucault (2002: 120-126). juga tidak interpretasi dalam yang menonjolkan
menempatkan kekuasaan sebagai sebuah kehidupan di daerah pelacuran
kepemilikan yang berada di tangan menggunakan pendekatan genealogi
Negara atau penguasa secara monolitik, kajian Analisis Wacana Kritis perspektif
ia melihat kekuasaan sebagai suatu Michel Foucault sehingga isu tentang seks
hubungan, bukan hanya sekedar dan seksualitas diharapkan kembali
pemaksaan satu arah, terlebih dari atas berada pada posisi yang benar.
ke bawah. Kekuasaan juga sebuah
strategi yang di dalamnya terdapat 2. METODE PENELITIAN
sistem, aturan, susunan dan regulasi. Jenis penelitian ini adalah penelitian
Selaras yang diungkapkan oleh Bertens deskriptif kualitatif. Kajian yang
(2014: 310) yang menjelaskan bahwa digunakan dalam penelitian ini adalah
Foucault ingin menganalisis strategi kuasa pendekatan genealogi kekuasaan
secara faktual. Ia tidak menyajikan suatu perspektif Michel Foucault. Scheurich dan
metafisika tentang kuasa, tetapi suatu McKenzie (2012: 219) menjelaskan bahwa
mikrofisika. Artinya, masalahnya bukan Foucault dalam metodologi kajian
apakah itu kuasa, melainkan bagaimana arkeologi dan genealogi dapat ditafsirkan
berfungsinya kuasa pada suatu bidang secara luas sebagai metode kualitatif,
yang tertentu. Kekuasaan tidak datang karena selalu menggunakan teks sebagai
dari luar melainkan kekuasaan data.
menentukan susunan, aturan dan Pendekatan genealogi dalam
hubungan-hubungan dari dalam dan penelitian ini sebagai pisau bedah untuk
memungkinkan semuanya terjadi menganalisis hubungan dan efek yang
(Foucault, 2000: 144). muncul dari relasi setiap wacana
Wacana merupakan fenomena yang kekuasaan seksualitas serta bertujuan
ada dalam masyarakat sosial dan segala untuk mengembangkan pemahaman
bentuk peristiwa-peristiwa yang terjadi. yang mendalam tentang serangkaian
Wacana ini merupakan sekumpulan tanda konsep kompleks yang berjalin
yang memiliki intensitas makna sebagai berkelindan dengan struktur diskursif dan

170
e-ISSN 2503-0329 Volume 2, No. 2, September 2017 ISSN 2502-5864

relasi diskursif yang ada dalam novel teknik catat. Teknik analisis data dalam
Kremil karya Suparto Brata. AWK penelitian ini menggunakan teknik
perspektif Michel Foucault selain bersifat analisis deskriptif interpretatif. Untuk
interpretatif juga bersifat eksplanatif menjawab fokus penelitian perlu
yaitu menemukan penjelasan tentang dilakukan interpretasi atau pemaknaan
mengapa suatu kejadian itu terjadi, bukan data sesuai kelompok atau kategori yaitu
sekadar menjelaskan secara deskriptif struktur diskursif dan relasi diskursif.
namun secara mendalam untuk
memperoleh gambaran mengenai sebab 3. PEMBAHASAN
akibat melalui pendekatan genealogi. A. Relasi Kekuasaan Seksualitas dengan
Jorgensen dan Philips (2007: 116) Praktik Ekonomi, Rumah Tangga
menyebutkan bahwa AWK menyediakan (Perkawinan), dan Tata Lingkungan
teori dan metode yang bisa digunakan Dari analisis penulis menemukan
untuk melakukan kajian empiris tentang bahwa kekuasaan seksualitas berjalan
hubungan-hubungan antara wacana dan melalui praktik ekonomi, rumah tangga,
perkembangan sosial dan kultural dalam dan bahkan tata lingkungan. Hal ini
domain-domain sosial yang berbeda. merupakan arena yang sangat kompleks
Tujuan analisis wacana kritis adalah dalam relasi kekuasaan, pengetahuan,
menjelaskan dimensi linguistik dan kenikmatan dalam bentuk
kewacanaan fenomena sosial dan kultural seksualitas. Seksualitas diatur dan
dan proses perubahan dalam modernitas diarahkan untuk membentuk suatu
terkini. individu yang patuh. Seperti halnya
Penelitian ini sumber datanya adalah dengan kekuasaan seksualitas dalam
novel karya Suparto Brata yang berjudul praktik ekonomi yang bertujuan komersil
Kremil (2002) penerbit Pustaka Pelajar yang tercermin di awal cerita bahwa
Yogyakarta yang terdiri atas 782 halaman. tokoh Sueb membawa Suyati ke Surabaya
Sumber data tersebut dipilih peneliti dengan dalih akan mencarikan pekerjaan,
karena berisi tentang wacana kekuasaan namun Sueb bertujuan lain. Ia malah
seksualitas. Data dalam penelitian ini membawa Suyati ke daerah Kremil yaitu
berupa segmen-segmen atau penggalan- daerah pelacuran di pinggiran kota
penggalan teks cerita dalam novel Kremil Surabaya dengan alasan akan menginap
karya Suparto Brata berkaitan dengan di rumah tantenya. Namun Suyati
wacana kuasa seksualitas yang mengerti apa yang dilakukan oleh Sueb,
berelevansi sesuai dengan struktur karena Suyati mempunyai tujuan lain
diskursif kekuasaan dan relasi diskursif tanpa sepengetahuan Sueb. Suyati
kekuasaan. Sesuai dengan objek menyetujui tinggal di Kremil dalam
penelitan berupa pustaka, teknik rangka melampiaskan nafsunya mencari
pengumpulan data yang digunakan dalam pembunuh keluarganya yang ia sangka
penelitian ini adalah teknik dokumen sering berada di Kremil. Dia menyamar
yang terdiri dari teknik pustaka dan menjadi seorang gadis yang lugu dan

171
e-ISSN 2503-0329 Volume 2, No. 2, September 2017 ISSN 2502-5864

tidak memahami kehidupan kompleks telah bergeser menjadi “menciptakan


pelacuran seperti penggalan teks berikut kebutuhan melalui penciptaan citra”
ini: dalam hal ini kemolekan Suyati. Sama
Bu Tiny sudah membaca gelagat dengan cuplikan teks (1/I/1/4) bahwa sex
keuntungan di pihaknya, segera appeal menempati posisinya dalam
sikapnya jadi ramah. Meskipun kapitalisme wajah baru. Sebagaimana
dandanan Suyati begitu dusun, tetapi
telah dikemukakan sebelumnya bahwa
wajahnya yang bulat telur, serta buah
dadanya yang menonjol di balik baju dalam sistem kapitalisme semua hal telah
merahnya yang lusuh sudah ditempatkan sebagai tanda-tanda yang
mengisyaratkan bakal jadi sumber bisa dimodifikasi, maksudnya diubah
uang yang banyak menarik menjadi barang komoditas.
pelanggan. Masalah seksualitas selalu menjadi
(1/I/1/4) masalah yang menarik. Karena itu tidak
“Tapi jangan dulu dikaryakan lo
heran jika seksualitas kemudian memiliki
Tante. Saya masih...!” sela Sueb
“Ya, ya, aku mengerti. Tunggu, nilai komersial yang tinggi, yang akhirnya
kusiapkan bilik-bilik kalian. Suli. Ayo dieksploitasi oleh para produsen yang
kita bersihkan bilk Yu Ni.” dalam cerita ini adalah mucikari. Seperti
(2/I/1/5) dalam cuplikan cerita berikut ini:
Jenis penguasaan diri seperti ini “Nanti kalau hari mulai teduh,
Suyati gunakan sebagai prakondisi moral perempuan penghuni wisma itu
guna mengatur orang lain. Dalam hal ini sudah berdandan, ramai duduk di
Bu Tinny sebagai induk semang (mucikari) depan rumah, laki-laki asing seperti
di salah satu rumah bordil tertarik dengan kita lewat di sini tentu diajak mampir.
Mereka ramah. ‘Maaas, tanjung
kemolekan dan keluguan yang
perak kapale kobong. Maaas,
ditampilkan oleh Suyati. Harus diakui monggo pinarak kamare kothong!’
bahwa banyak fenomena seksual yang Nadanya merayu-rayu.”
dinilai bertentangan dengan etika atau (8/I/5/34)
norma sosial yang mempersoalkan Dalam hal ini, calon konsumen
eksploitasi stereotipe daya tarik diasumsikan sebagai laki-laki
seksualitas serta organ-organ tubuh (heteroseksual) karena kalimat “...laki-laki
manusia yang mempunyai sex appeal asing seperti kita lewat di sini tentu diajak
tinggi. Deborah Lupton mengatakan mampir.” Dalam konteks ini para
bahwa tubuh perempuan saat ini telah perempuan penghuni wisma untuk
menjadi alat yang sanyat penting dalam menarik pelanggannya ia akan berdandan
berbagai proses sosial dan ekonomi guna secantik mungkin dan duduk di depan
memberikan daya tarik pada berbagai rumah agar terlihat oleh calon pelanggan.
produk. Seperti dalam logika kapitalisme Perempuan dalam hal ini merupakan
adalah berpijak pada produksi kebutuhan sebagai komoditas yang dijual melalui
sebanyak mungkin dengan biaya produksi komoditas kemolekan tubuh sang
serendah mungkin, namun kini logika itu perempuan yang berdandan. Gaya

172
e-ISSN 2503-0329 Volume 2, No. 2, September 2017 ISSN 2502-5864

berdandan dan kemolekan tubuh sebagai praktik kuasa untuk melegemitasi


perempuan dapat menyampaiakan pesan kekuasaan seksualitas.
dan kesan bahwa tampilan mereka “Persoalannya para mucikari di sini
dengan menonjolkan keindahan bagian- melaksanakan pekerjaannya secara
bagian tubuhnya merupakan eksploitasi profesional. Lampu-lampu diesel, cat
tembok warna-warni, lagu-lagu
atas tubuhnya. Hal tersebut juga sama
diputar dari piringan hitam yang
dengan cuplikan (13/III/11/123) berikut selalu menggema lembut,
ini: perempuan yang bersolek, semua
Para penghuni kampung bersiap-siap kegiatan itu tujuan utamanya bukan
menyongsong gelapnya hari dengan menata tempat ini menjadi tempat
berhias diri cantik-cantik, karena tiap kediaman orang berbagai pekerjaan.
awal malam terselenggara pesta Mata pencaharian orang di sini
bermain cinta, mereka selalu ikut utamanya menampung pengunjung
berperan dalam pesta itu. Pada tiap laki-laki. Maka berlomba menarik
awal separuh malam kesempatan pengunjung. Berusaha membuat
bagi mereka menjaring rezeki. pengunjung senang dan kerasan
(13/III/11/123) mengunjungi wismanya.”
Kekuasaan seksualitas dalam (7/I/5/33)
cuplikan (13/III/11/123), mengisyaratkan Kekuasaan atas seksualitas timbul
sebagai penanda bahwa persoalan adanya pengetahuan tentang bagaimana
ekonomi dapat digunakan sebagai kontrol strategi untuk mempraktikkan kuasa itu
kuasa. Dalam cerita Kremil, setiap sendiri. Salah satunya adalah rancangan
menjelang malam para perempuan tata lingkungan yang mencerminkan
penghuni kampung tengah bersiap-siap kekuasaan seksualitas seperti cuplikan
berdandan secantik mungkin untuk (7/I/5/33). Dari teks tersebut dapat
menarik calon pelanggan. Hal tersebut dipelajari bahwa makna dan maksud
mereka gunakan untuk sebagai kontrol arsitektur lingkungan yang dibuat
kuasa tehadap seksualitasnya yang di sedemikian rupa karena memiliki tujuan
dasari oleh pengetahuan. agar pengunjung tertarik berdatangan.
Pengetahuan yang mendasari Lampu diesel, cat tembok warna-warni,
adanya kekuasaan, dan sebaliknya pula lagu-lagu diputar lembut, penampilan
kekuasaan juga akan mendasari perempuan yang bersolek itu merupakan
pengetahuan. Jadi kekuasaan dan strategi kekuasaan yang berjalan di dalam
pengetahuan itu tidak akan terlepas satu arenanya.
sama lain dan akan terus bersambung Tidak hanya itu, seksualitas dapat
saling membutuhkan. Sama halnya dikaitkan dengan perkawinan (rumah
dengan cuplikan teks (7/I/5/33) yang tangga) seperti halnya pada cuplikan teks
menjelaskan bahwa seksualitas itu (6/I/3/20). Perkawinan (rumah tangga)
berkaitan dengan arsitektur. Tidak hanya dapat dipahami dengan hubungan yang
menyangkut persoalan ekonomi, dalam saling mencintai antara dua makhluk yang
novel Kremil juga menyangkut arsitektur berlawanan jenis. Hal ini merupakan hal

173
e-ISSN 2503-0329 Volume 2, No. 2, September 2017 ISSN 2502-5864

yang sangat rasional. Lebih umum lagi, rumah hingga mengantarkannya ke


perhatian pada diri dan kesetiaan pada Kremil.
ikatan kehidupan perkawinan sangat bisa Lain halnya dengan cuplikan berikut
dihubungkan (Foucault dalam Ritzer, ini:
2010: 126). Seperti halnya pada cuplikan Menurut pengakuan Tumiyah, Pak
(6/I/3/20) berikut ini. Dokterandus ini jatuh hati setengah
“Saya dulu pun kepingi menjalin mati kepada Tumiyah. Tidak ada
kehidupan bahagia dengan seorang perempuan lain yang dicintainya dan
Arjuna idaman saya. Tetapi Ibuku digauli selain Tumiyah.
mempunyai pilihan laki-laki lain. Tumiyah tidak mau melayani laki-laki
Seorang calon Insinyur. Rasanya ada lain asalkan disewakan rumah
kemiripan dengan bu Yuyun terhadap sendiri. “Saya harus keluar dari
Mariyun. Aku tidak suka ditekan dan kubangan Kremil. Menyewa rumah
dipaksa begitu. Karena ibu terus sendiri, mengatur rumah tangga
memaksakan kehendaknya dan sendiri.”
memutuskan hubunganku dengan (10/I/8/83)
Arjunaku dengan cara memalukan. Perkawinan yang didasari dengan
Saya pun memberontak minggat dari kesetiaan dan rasa saling mencintai maka
rumah.” akan muncul hubungan timbal balik yang
(6/I/3/20) sangat akrab dan hubungan suami istri
Perkawinan lebih merupakan sebuah yang adil. Kenyataannya, perhatian yang
seni dan tidak menggambarkan sangat besar bagi diri sangat tergantung
kekuasaan dan penguasaan. Dalam seni pada peningkatan persetujuan orang lain
ini hubungan seksual memainkan peran (lawan jenis). Dalam cuplikan (10/I/8/83)
yang besar. Hal ini merupakan menceritakan bahwa tokoh Pak
peningkatan nilai yang disesuaikan Dokterandus mencintai Tumiyah salah
dengan hubungan seksual dalam satu penghuni kompleks Kremil.
perkawinan. Tidak dengan cuplikan di Meskipun kelakuannya sebagai penikmat
atas yang menerangkan bahwa sebuah seks bebas, ia tetap setia terhadap satu
perkawinan masih menggambarkan perempuan yaitu Tumiyah dan tidak ada
kekuasaan peran orang tua yang akhirnya perempuan lain yang digaulinya. Tokoh
menimbulkan resistensi. Resistensi itu Tumiyah pun juga menunjukkan sikap
berupa penolakan yang dilakukan oleh yang sama terhadap Pak Dokterandus,
tokoh Ningsih yang menolak akan Tumiyah sangat menyetujui hidup
dikawinkan dengan seorang laki-laki berumah tangga dengan Pak Dokterandus
pilihan ibunya. Namun Ningsih dengan syarat ia harus keluar dari
menolaknya karena ia merasa tidak komplek Kremil dan berumah sendiri dan
mencintai pria tersebut. Akhirnya menempuh hidup baru sebagai rumah
timbullah resistensi (penolakan) yang tangga. Hal ini menunjukkan bahwa kuasa
diwujudkan dengan pelariannya dari seksualitas terhadap diri dapat berjalan di
arenanya.

174
e-ISSN 2503-0329 Volume 2, No. 2, September 2017 ISSN 2502-5864

B. Relasi Kekuasaan Seksualitas dengan populasi ini secara konkret berisi


Histerisasi Tubuh Melalui Praktik kebutuhan untuk mengontrol
Medis perkawinan, kelahiran bayi dan hidup
Dari analisis yang dilakukan setiap individu dan pasangannya (Kali,
ditemukan hubungan (relasi) kekuasaan 2013: 77).
seksualitas mengenai histerisasi tubuh Dalam cuplikan (16/V/36/532)
melalui praktik medis. Hal ini ditunjukkan menggambarkan dua tokoh yaitu Ningsih
dengan sebuah strategi kekuasaan yang dan Kartimah yang berencana akan keluar
berjalan pada saat tubuh dianalisis dan dari duni pelacuran. Ningsih akan
diintegrasikan ke wilayah praktik medis dipinang oleh pria idamannya dan akan
yang akhirnya akan ditempatkan dalam menjalani kehidupan baru keluar dari
komunikasi organik dengan tubuh sosial. Kremil. Sedangkan Kartimah bermaksud
Dengan demikian tubuh dapat untuk mengikuti Ningsih dengan bekerja
dikonstitusikan sebagai sentral identitas. menjadi pembantu rumah tangganya.
Dalam konteks ini definisi tentang Ningsih menyetujui keinginan Kartimah
seksualitas diperluas, tidak hanya sekedar untuk bekerja di rumahnya namun
having sex melainkan juga meliputi dengan syarat meninggalkan semua
pengalaman yang berkaitan dengan kebiasaan buruk di Kremil dan harus
seksualitas lainnya. memeriksakan diri ke dokter. Ningsih
Ningsih terseyum lebar. Mau saja dia sangat memperhatikan kesehatan karena
menerima Kartimah di rumahnya. Ia telah masuk di lingkungan pelacuran
tahu, Kartimah pekertinya baik. “Bisa. sudah sangat lama, pemikirannya pasti
Bisa.” Ucapnya masih dengan pikir-
menuju ke kesehatan mereka dengan
pikir.
“Naaah!” Seru Kartimah kegirangan. memastikan apa yang dinyatakan oleh
“Ssst! Jangan keras-keras! Nanti yang dokter.
lain tahu! Ada syaratnya.” Hal ini pelaku medis (dokter) yang
“Apa syaratnya?” menjadi kontrol atas seksualitas diri
“Satu, engkau tidak boleh bermain mereka. Apa yang dinyatakan oleh dokter
cinta dengan laki-laki lain.” mereka akan menjadikan suatu
“Edan! Tentu saja aku tidak terima
kebenaran. Hal tersebut merupakan
tamu laki-laki lain seperti di sini!”
“Dua, harus periksa ke dokter yang upaya kekuasaan untuk mengontrol
kutunjuk dan kuantar sendiri. Aku sosialnya untuk menjadi diri yang lebih
ingin engkau sehat benar, dinyatakan baik.
oleh dokter yang kuinginkan.” C. Relasi Kekuasaan Seksualitas dengan
(16/V/36/532) Pedagogis Seksualitas Anak
Wacana seksualitas muncul dari Penulis dalam menganalisis
sebagaimana sebuah negara mengatur, menemukan relasi kekuasaan seksualitas
menjaga dan mengendalikan populasi dengan pedagogis seksualitas pada anak.
warga agar tetap sehat, produktif dan Dalam strategi ini, praktik seksualitas
stabil. Kebutuhan akan pengendalian anak yang memiliki potensi bahaya diatur

175
e-ISSN 2503-0329 Volume 2, No. 2, September 2017 ISSN 2502-5864

sedemikian rupa karena dikhawatirkan berjalan melalui kekuasaan seksualitas


dapat mendatangkan kerusakan fisik dan agar memandang proses kuasa (misal
moral, individu dan kolektik. Perilaku dalam hal ini metode hukumannya
menyimpang pada anak-anak dalam melarang bergaul dengan anak buahnya)
bentuk seksual yang nonprokreatif diberi yang berkembang ke ranah sosial akibat
status baru, bahaya dan berlawanan serangkaian kumpulan alasan atau
dengan kaidah (tabu). Seperti apa yang penyebab yang sepenuhnya sadar atau
digambarkan cuplikan teks berikut ini. rasional. Hal ini juga diperkuat dengan
“...saya juga kasihan sama Mariyun. pernyataan dalam cuplikan teks berikut.
Masih terlalu muda sudah “Tapi juga usaha pemula yang baik,
menemukan kehidupan yang busuk. Bu Yuyun ingin anaknya berkelakuan
Ia memerlukan bimbingan, bukan baik. Dari caranya Mariyun harus
pemanjaan. Apalagi mengingat menyebut Bu Yuyun ‘Ibu’ itu saja
kemauan Bu Yuyun beitu baik. Ia sudah kentara Bu Yuyun ingin
kepingin anaknya yang seorang itu keluarganya mencapai tataran
menjadi pegawai negeri yang masyarakat yang lebih tinggi...”
berpangkat tinggi. Ia kepingin (5/I/3/19)
Mariyun disekolahkan sampai punya Dalam cuplikan teks di atas tokoh Bu
gelar.” Yuyun menjalankan operasi kuasanya
(3/I/3/17)
dengan menyebut dirinya “ibu” terhadap
“...dia memuntahkan keinginannya
mendidik anak itu baik-baik. Karena anaknya. Lain hal dengan cuplikan teks di
itu, dia agak keras terhadap Mariyun. bawah ini yang menggambarkan bahwa
Dilarang bergaul dengan anak ranah seksualitas pada anak masih
buahnya, dengan maksud biar tidak dianggap tabu, sehingga terjadi
ketularan suka bermain cinta, meski pembungkaman pendidikan seks pada
hidupnya di pasar bursa cinta,” anak.
(4/I/3/17)
“Ayah memang baik sekali kepadaku.
Dalam teks menggambarkan tokoh
Asal tidak bicara yang satu itu. Ayah
Mariyun merupakan sesosok anak kecil tidak mau melanggar amanat ibu.
yang hidup di tengah-tengah lingkungan Tidak mau berbicara soal laki-laki
pelacuran, karena ia merupakan anak dari lain. Tidak mau diajak bicara soal
salah satu mucikari tokoh Bu Yuyun di jodoh, soal seks, soal kebebasan
kompleks Kremil. Namun di sisi lain Bu bergaul. Ayah itu kuno, guru kuno,
Yuyun menginginkan Mariyun jauh dari aku bicara tentang cium saja sudah
dianggap cabul. Padahal baliau yang
kehidupannya yang sekarang, menjadi
patut kuajak bicara terbuka, baik
PNS yang berderajad tinggi. Hal tersebut tentang pekembangan hubungan
juga dibuktikan dengan keinginannya keluarga, maupun perkembangan
mendidik anaknya sebaik mungkin jasmani dan rohaniku. Tidak patut hal
dengan melarang bergaul dengan anak itu kubicarakan dengan temanku
buahnya agar tidak suka bermain cinta. bukan?”
(11/I/8/93)
Hal ini sejalan dengan kontrol yang

176
e-ISSN 2503-0329 Volume 2, No. 2, September 2017 ISSN 2502-5864

Dalam cuplikan di atas Relasi kekuasaan seksualitas dengan


menggambarkan seorang ayah yang pedagogis seksualitas pada anak dalam
menganggap pembicaraan tentang strategi ini melalui praktik seksualitas
seksualitas merupakan hal yang tabu. Hal anak yang memiliki potensi bahaya diatur
ini mengakibatkan pola sikap terhadap sedemikian rupa karena dikhawatirkan
anak tidak tersalurkan di dalam keluarga, dapat mendatangkan kerusakan fisik dan
namun menjadi hal menyimpang. moral, individu dan kolektik. Perilaku
menyimpang pada anak-anak dalam
4. SIMPULAN bentuk seksual yang nonprokreatif diberi
Simpulan dari pembahasan ini adalah status baru yaitu bahaya dan berlawanan
bahwa kekuasaan seksualitas berjalan dengan kaidah (tabu). Hal ini sejalan
melalui praktik ekonomi, rumah tangga, dengan kontrol yang berjalan melalui
dan bahkan tata lingkungan. Hal ini kekuasaan seksualitas agar memandang
merupakan arena yang sangat kompleks proses kuasa yang berkembang ke ranah
dalam relasi kekuasaan, pengetahuan, sosial akibat serangkaian kumpulan
dan kenikmatan dalam bentuk alasan atau penyebab yang sepenuhnya
seksualitas. Seksualitas diatur dan sadar atau rasional.
diarahkan untuk membentuk suatu
individu yang patuh. Seperti halnya DAFTAR RUJUKAN
dengan kekuasaan seksualitas dalam Bertens, K. 2014. Sejarah Filsafat
praktik ekonomi yang bertujuan komersil. Kontemporer Prancis. Jakarta:
Hubungan (relasi) kekuasaan Gramedia Pustaka Utama.
seksualitas mengenai histerisasi tubuh Best, Steven dan Douglas Kellner. 2003.
melalui praktik medis dapat ditunjukkan Teori Postmodern: Interogasi Kritis,
dengan sebuah strategi kekuasaan yang terj. Indah Rohmani. Malang: Boyan
berjalan pada saat tubuh dianalisis dan Publishing.
diintegrasikan ke wilayah praktik medis Jorgensen, Marianne and Louise Philips.
yang akhirnya akan ditempatkan dalam 2007. Discourse Analysis as Theory
komunikasi organik dengan tubuh sosial. and Method. London: SAGE
Dengan demikian tubuh dapat Publication.
dikonstitusikan sebagai sentral identitas. Kali, Ampy. 2013. Diskursus Seksualitas
Dalam konteks ini definisi tentang Michel Foucault. Yogyakarta:
seksualitas diperluas, tidak hanya sekedar Ladalero.
seks melainkan juga meliputi pengalaman Scheurich, James Joseph dan Kathryn Bell
yang berkaitan dengan seksualitas lainnya McKenzie. 2011. The Sage Handbook
(kehamilan, KB). Wacana seksualitas of Qualitative Research 2, terj.
muncul dari sebagaimana sebuah negara Dariyatno. Yogyakarta: Pustaka
mengatur, menjaga dan mengendalikan Pelajar.
populasi warga agar tetap sehat,
produktif dan stabil.

177
e-ISSN 2503-0329 Volume 2, No. 2, September 2017 ISSN 2502-5864

Foucault, Michel. 2000. Seks dan huan, terj. Yudi Santosa. Yogyakarta:
Kekuasaan, terj. S. H. Rahayu. Bentang.
Jakarta: Gramedia. Ritzer, George. 2010. Teori Sosial
Foucault, Michel. 2002. Power/ Postmodern, terj. Muh. Taufik.
Knowledge: Wacana Kuasa/Pengeta- Yogyakarta: Kreasi Wacana.

178

Anda mungkin juga menyukai