Anda di halaman 1dari 8

PENINDASAN TERHADAP WANITA TUNA SUSILA

DALAM NOVEL RE: KARYA MAMAN SUHERMAN

Fian A’yuna ER
Masrurotul Mahmudah
Dr. Susilo Mansuruddin, M.Pd.
Universitas Islam Maulana Malik Ibrahim Malang

Penelitan ini bertujuan untuk menunjukkan representasi feminisme yang


terdapat dalam novel Re: yang dalam hal ini merepresentasikan bentuk penindasan
terhadap kaum tuna susila oleh seorang germo. Penelitian ini menggunakan
pendekatan kritis, metodologi kualitatif, dan metode penelitian dengan menggunakan
salah satu teori Michel Foucault yakni Kekuasaan dan Relasi. Teori tersebut memiliki
konsep tentang penindasan yang dilakukan oleh orang yang memiliki kekuasaan atau
power. Analisis ini dilakukan dengan memberi batasan hanya pada elemen-elemen
pokok dalam novel, meliputi tokoh, penokohan, konflik, alur, dan tujuan. Hasil dari
penelitian ini menunjukkan bentuk-bentuk representasi feminisme dalam Novel Re:
serta anggapan bahwa perempuan merupakan makhluk yang lemah, tidak berdaya,
dan cenderung dijadikan objek eksploitasi semata, bukanlah suatu kebenaran. Hal ini
tampak melalui nilai-nilai sosial dan cara hidup kaum perempuan yang diterapkan
oleh tokoh utama perempua dalam novel Re: yaitu Rere. Kesimpulan dari penelitian
ini adalah representasi dari penindasan yang dilakukan oleh orang yang memiliki
kekuasaan berhasil ditunjukkan melalui eleman-eleman pokok dalam novel.

Kata kunci: Kekuasaan dan Relasi, penindasan, Foucault

PENDAHULUAN

Hubungan antara karya sastra dan kondisi social adalah pembahasan


yang penting untuk didiskusikan. Khususnya pembahasan masalah
kondisi social yang bersangkutan dengan gender dan penindasan terhadap
beberapa orang yang memiliki kelainan gender. Secara konvensional,
manusia dibedakan menjadi dua jenis kelamin, laki-laki dan perempuan.
Perbedaan jenis kelamin tersebut juga dikaitkan dengan sifat-sifat tertentu
yang dibentuk dan disosialisasikan secara kultural. Hal ini dikenal dengan
istilah gender. Namun permasalahan seputar gender baru-baru ini sering
dibicarakan, yakni perihal orientasi seksual yang berbeda, dalam hal ini
adalah hubungan sesame jenis. Dalam norma social yang sudah ada,
manusia dilarang menyukai dan memiliki hubungan dengan sesama jenis.

78 | Membaca Nusantara
Dalam novel Re: karya Maman Suherman, digambarkan tokoh utama
bernama Re: yang menjadi pekerja seks komersial dibawah seorang germo
bernama Mami Lani. Germo tersebut adalah pemilik usaha seks komersial
yang mengharuskan para pekerjanya sebagai seorang lesbian.

Dalam novel Re: karya Maman Suherman tokohutama homoseksual


adalah Rere atau Re. Tokoh Re: berpenampilan femininemenjalani
kehidupan pelacuran yang kelam. Re: terpaksa menjadi lesbian
karena terlilit hutang oleh seorang germo yang dulu menolongnya
saat Re: sedang hamil sampai melahirkan. Dalam menjalani
kehidupan pelacuran, Re: mengenal beberapa istilah seks dan
narkoba.

Saptan dari (2013) menjelaskan bahwa ada dua hal yang menjadi
menarik terhadap kajian tubuh dan perempuan, yakni pertama bahwa
tubuh termasuk ke dalam ranah seksualitas dan perempuan, akan tetapi
kemudian mengalami paradoks dan ironi. Saat ini perempuan masih
belum sepenuhnya menerima hak yang seharusnya ia dapatkan, sehingga
terdapat pihak lain baik dalam bentuk individu, kelompok, norma, bahkan
aturan mengikat yang mempunyai kewenangan untuk memberikan makna,
mengikat dalam aturan, dan bahkan melakukan kontrol penuh atas tubuh
perempuan. Kedua, saat ini konstruksi ataupun pemaknaan perempuan
baik dalam ranah publik ataupun privat menjadikan perempuan pada
posisi subordinat sehingga menyebabkan kerentanan sosial baik secara
fisik, reproduksi (kesehatan), dan bahkan keberadaan atau eksistensi
perempuan itu sendiri.
Dalam wacana masyarakat umum, posisi perempuan dikonstruksikan
sebagai bentuk pasangan yang berlawanan (oposisi biner) dengan laki-
laki. Laki-laki dikonstruksikan dengan atas (up), kanan (right), tinggi
(high), kebudayaan (culture), kekuatan (power), dan kekuatan (strength).
Sedangkan perempuan dikonstruksikan sebaliknya, yakni bawah (down),
alam (nature), dan kelemahan (weakness) (Moore dalam Saptandari 2013,
65).
Foucault, dalam bukunya Sejarah Seksualitas (2000, 44), menganalisis
bahwa seksualitas menjadi pusat dominasi kekuasaan. Foucault
menunjukkan adanya hubungan seksualitas yang dianggap menyimpang
seperti homoseksualitas, biseksualitas, masokisme, dan sodomi, yang lahir
atas terbentuknya relasi kekuasaan dengan pengetahuan melalui pengakuan
dosa dalam kekristenan. Dalam relasi tersebut pendengar pengakuan dosa
tersebut ialah orang dari kalangan ilmuwan seperti psikiater, sehingga

Karya Sastra | 79
dalam posisi ini psikiater dianggap sebagai profesi yang menentukan
perilaku seks mana yang dianggap normal dan abnormal.
Foucault dalam Disciplines and Punishment (Suyono 2000, 196-
197) menjelaskan mengenai konsep ‘tubuh yang patuh’. Hal ini kemudian
sangat relevan jika dikaitkan dengan seksualitas. Sebagai tubuh yang patuh,
perempuan diformulasikan secara ketat melalui wacana keku asaan dalam
kebijakan kesehatan dan kebijakan kesehatan reproduksi (Saptandari 2013,
67).

METODE PENELITIAN

Karena subjek penelitian ini adalah novel yang berjudul Re :, maka


menggunakan metode kualitatif. Studi ini meneliti bagaimana Maman
Suherman sebagai penulis menyajikan penindasan lesbian yang digambarkan
dalam novel berdasarkan teori kekuasaan dan relasi oleh Foucault (1984).
Oleh karena itu, teknik yang digunakan adalah pembacaan kritis terhadap
novel dan notetaking. Selanjutnya, e-book, e-journal, atau situs internet lain
yang membahas relasi dan kekuasaan, subjektivitas daya dan penolakan
oleh Foucault digunakan untuk membantu memahami makna konseptual
dalam penelitian ini. Langkah yang diambil dalam mengumpulkan
data adalah (1) membaca novel; (2) mengidentifikasi frasa, klausa atau
kalimat yang terdiri dari konteks penindasan; (3) mengklasifikasikan data
berdasarkan topik. Selanjutnya, peneliti mengeksplorasi dan menafsirkan
narasi dengan memanfaatkan teori Foucault tentang kekuasaan dan relasi.

PEMBAHASAN

Dalam novel Re: dijelaskan tentang pelacuran lesbian yang mungkin


belum diketahui banyak orang. Rere adalah tokoh utama yang dipaksa
menjadi lesbian karena hutang. Perjalanan untuk melunasi utang itu
tinggal dengan air mata, balas dendam dan darah. Sampai akhirnya, Rere
bisa melunasi hutangnya tapi nyawa Rere dipertaruhkan.
Novel Re: Karya Maman Suherman menceritakan tentang kehidupan
pekerja seks lesbian. Rere atau biasa disebut Re: adalah karakter utama
dalam novel. Menurut Nurgiyantoro (2012: 177), tokoh utamanya adalah
tokoh yang paling banyak diceritakan, baik sebagai pelaku kejadian maupun
kejadian. Re: karakter juga bisa dikategorikan dalam angka bulat. Menurut
Nurgiyantoro (2012: 183), sosok bulat adalah karakter yang memiliki dan

80 | Membaca Nusantara
mengungkapkan berbagai kemungkinan sisi kehidupannya, kepribadian
dan identitasnya.
Dibawah ini akan membahas tentang kondisi sosial tokoh utama Re:
dan membahas masalah penindasan yang di alami oleh pekerja seksual di
bawah kuasa seorang germo.

Kondisi Sosial Karakter Utama

Dalam karya sastra ini membahas tentang lesbian atau lebih khusus
lagi adalah prostitusi lesbian. Ternyata di beberapa sudut pelacuran lesbian
Jakarta sudah ada, bahkan beberapa seniman atau desainer pun bisa
menjadi pelakunya.
Berbicara tentang prostitusi lesbian, dalam novel Re: sorotan utama
adalah karakter Re:. Oetomo (2003: 28) menganggap kategori homoseksual
yang dikonseptualisasikan oleh para ahli seperti yang timbul secara khusus
dari kecenderungan budaya barat. Dimana melihat kategori homoseksual
sebagai konstruksi sosial (dibentuk oleh masyarakat).

... Belakangan Re: tahu maksud sebenarnya dari ucapan Mami itu.
Pelacur khusus lesbian lebih mahal bayarannya dari pelacur biasa.
Pelacur lesbian bisa kerja 30 hari sebulan. Saat datang bulan pun
masih bisa melayani sesama perempuan. Kan tidak harus ML! «
Re: pun tak bisa lepas dari jeratan Mami. Ia dipindahkan dari rumah
Mami ke rumah kos an, bergabung dengan para pelacur lainnya. ...
(Suherman: 2014: 83)

Dari kutipan di atas, karya itu terlihat Re: sebagai pelacur lesbian yang
sengaja di bentuk oleh Mami Lani yang menjadi germo di daerah tersebut.
Seiring dengan Re: dengan beberapa pelacur lesbian lainnya menyebabkan
Re: mau tidak mau harus memulai adaptasi dengan lingkungan barunya.
Predikat lesbian terjebak dalam Re: karena dibentuk oleh masyarakat yang
melihatnya sebagai pelacur, pelacur lesbian. Ini bisa dikategorikan berasal
dari budaya barat yang memungkinkan hubungan serupa.

Selain itu, pengaruh lingkungan yang membuat Re: harus tetap


menjadi lesbian, karena Mami Lani sebagai penekan semua biaya
hidup pada saat dia memberi dan melahirkan. Seperti kutipannya
“... makan tiga kali sehari bermasalah Mami sebagai sewa catering».
Daftar Mami sangat rinci. Sabun, sampo, sikat gigi dan odol, pakaian

Karya Sastra | 81
dan baju dalam, juga biaya pemeriksaan dokter untuk kelahiran sang
bayi perkawinan sebagai utang. ...” (Suherman, 2014: 82).

Re: kemudian terpengaruh untuk tetap menjadi lesbian agar bisa bertahan.
Selain itu, tempat yang biasa Re: berkumpul dan bekerja adalah tempat
untuk berinteraksi secara sosial dan melakukan hubungan erotis, secara
otomatis seseorang dapat terpengaruh oleh orang menular dengan menjadi
bagian dari kelompok lesbian.
Dalam novel ini, Re: menjadi seorang lesbian karena dibentuk oleh
masyarakat. Re: menjadi lesbian karena harus membayar hutang kepada
Mami Lani yang adalah seorang germo yang mengawasi Re: dan teman
lainnya. Dari lingkungan itu, maka Re: menjadi terbiasa dan nyaman
sebagai lesbian. Meski jauh di dalam hatinya Re: sangat mencintai seorang
pria bernama Herman sampai akhir hayatnya. Seperti bagian dari surat
yang ditinggalkan Re: sebelum dia meninggal
dari
Kembali:
(perempuan yang pergi berkafan cintamu)
(Suherman, 2014: 153)

Penindasan yang dialami oleh Pekerja Seksual di Novel

Sebagai seorang yang berada dibawah kekuasaan seorang germo,


Re: mengalami beberapa kasus yang mencerminkan bentuk penindasan
yang dilakukan oleh Mami Lani sebagai seorang yang memiliki kekuasaan
atau power dalam bisnis gelapnya. Masalah terlilit hutang yang sengaja
dibuat oleh Mami Lani untuk memanfaatkan Re: dan teman-temannya
sebagai objek untuk menjalankan bisnisnya sangat terlihat dalam novel ini.
Penindasan yang dialami tokoh Re: akan dijelaskan dibawah ini:

Jauh di lubuk batin, mereka merasa tersiksa karena bekerja tak


ubahnya seorang ‘budak’. Mereka tidak boleh menolah melayani setiap
pelanggan yang datang. Siapapun dan bagaimanapun penampilan
mereka […]

Kutipan diatas menunjukkan penderitaan pekerja seks atas


penindasan yang mereka alami. Hal tersebut dikarenakan mereka
tidak memiliki keberanian untuk melawan seseorang yang memiliki
kekuatan atau kuasa (germo). Mereka hanya bisa mematuhi apa yang
telah diinstruksikan Mami Lani dalam keadaan apapun. Sejalan dengan

82 | Membaca Nusantara
apa Foucault menjelaskan bahwa mereka yang memiliki kekuasaan bisa
mengendalikan dan memerintah bawahan mereka.

Sikap dan perlakuan para tamu juga beragam. Ada yang bersikap
lembut, tapi tak jarang pula yang kasar. Sebagian pelacur yang
kutemui pernah trauma, bahkan punya luka fisik di tubuh akibat
perlakuan tamu mereka.

Data ini menunjukkan bahwa pekerja seks sering mengalami hal-


hal yang tidak mereka inginkan. Kekerasan dan penyiksaan terkadang tak
terelakkan. Mereka hanya bisa menyerah pada keadaan, asalkan dibayar,
tidak masalah. Namun, beberapa di antaranya juga mengalami trauma
akibat kekerasan seksual yang menimpa mereka saat melayani pelanggan.
Beberapa memang bahkan memang menginginkannya.

“Loh, Mami ijinin nggak? Utangnya sama Mami sudah lunas belum?”
“Mana berani Sinta pamit kalau belum lunas utangnya.”
“Tapi, kata Mami belum lunas…,”
“Lu percaya sama Mami?” Ketus Re:

Salah satu cara mucikari untuk tetap memperoleh penghasilan yang


banyak adalah dengan mengancam para pekerjanya. Mereka para mucikari
tidak akan mengizinkan pekerjanya untuk pergi sebelum melunasi hutang-
hutangnya. Namun, pada kenyataannya meskipun hutang tersebut sudah
lunas, para mucikari tersebut tidak akan melepaskan pekerjanya selama
dia masih laku dan masih banyak peminatnya. Para mucikari hanya
akan melepaskan ketika pekerjanya sudah tidak banyak peminatnya lagi.
Kutipan di atas dengan jelas menunjukkan kelicikan para mucikari yang
diceritakan oleh Re: setelah kejadian pembunuhan yang dialami oleh teman
sekamarnya yang sudah melunasi hutang namun tetap tidak diperbolehkan
untuk keluar dari jaringan tersebut. Hal itu dikarenakan Sinta (teman Re:)
masih layak untuk dijadikan pekerja seksual.

“Lha, apa buktinya dia dibunuh?”


“Dia anak emas Mami, paling banyak langganannya. Ya, pasti Mami
nggak rela kalua dia pergi. Mulutnya aja bilang ya, tapi mana ada sih
nenek sihir mau ngelepas orang yang berada di bawah kuasanya dan
sangat menguntungkannya?”

Sinta adalah orang yang penting bagi Mami Lani. Dia tidak
akan melepaskan Sinta begitu saja karena Sinta adalah salah satu aset

Karya Sastra | 83
berharga bagi Mami Lani. Sinta yang membelot dan tetap ingin berhenti
menjadi pekerja seksual akhirnya membuat Mami Lani marah besar
dan dia merencanakan pembunuhan terhadap Sinta. Percakapan di atas
menjelaskan bahwa tragedy kematian Sinta bukanlah sebuah kecelakaan
melainkan pembunuhan berencana.

KESIMPULAN

Tubuh kini tidak lagi hanya hadir dalam bentuk subyek, melainkan
menjadi obyek bagi rezim pengetahuan ataupun kekuasaan sekalipun.
Obyek sendiri dimaknai bahwa tubuh perempuan menjadi ranah
yang sangat eksploitatif. Dari perspektif wancana kekuasaan Foucault
misalnya, tubuh perempuan menjadi obyek para rezim penguasa untuk
mengendalikan laju pertumbuhan penduduk. Pengendalian tersebut tidak
dilakukan dengan represifitas negara akan tetapi melalui control atau
pengendalian dan normalisasi.
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa kehidupan lesbian di
bawah tekanan dan membahayakan nyawa mereka. Siapa pun yang berani
melanggar peraturan yang ditetapkan oleh seorang germo akan mendapat
pembalasan yang sangat kejam sehingga hidupnya akan berakhir tragis.
Ini karena mereka yang memiliki kekuatan akan menindas orang-orang
di bawah ini. Dalam novel ini, Mami Lani adalah orang yang memiliki
kekuatan dan kontrol terhadap pekerja seksnya dan melakukan sewenang-
wenang terhadap mereka.
Pekerja seks di novel ini fokus pada mereka yang menjadi lesbian dari
keinginan Mami Lani. Mereka menerima pekerjaan semacam ini karena
mereka akan mendapatkan gaji dua kali lebih banyak dari pekerja seks pada
umumnya. Uang dari prostitusi yang mereka gunakan untuk membayar
hutang kepada Mami Lani yang menanggung biaya hidup mereka.

DAFTAR PUSTAKA
Foucault, Michel. 2000. Sejarah Seksualitas: Seks dan Kekuasaan, terj.
Rahayu S. Hidayat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Nurgiyantoro, Burhan. 2012. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah
MadaUniversity Press
Oetomo, Dede. 2003. Memberi Suara pada yang Bisu. Cetakan ke-2.
Yogyakarta: Pustaka Marwa

84 | Membaca Nusantara
Saptandari, Pinky. 2013. “Beberapa Pemikiran tentang Perempuan dalam
Tubuh dan Eksistensi.” Biokultural 2 (No.1): 53-71.
Suherman, Maman. 2014. Re:.Jakarta: Penerbit POP
Suyono, Seno Joko. 2000. Tubuh Yang Rasis: Telaah Kritis Michel Foucault
atas Dasar-dasar Pembentukan Diri Kelas Menengah Eropa.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Karya Sastra | 85

Anda mungkin juga menyukai