Anda di halaman 1dari 3

Nama : Hikmayah Nuril Afkarina

NIM : 3401420108
Rombel : C

TUGAS REVIEW
Judul : Dislocating Masculinity Comparative Ethnographies
Penulis : 1. Andrea Cornwall
2.Nancy Lindisfarne
Penyunting : Victor J. Seidler
Terbit : 1994 Oleh Routledge
Halaman : 11-47 halaman
Capter 1 : Gender , power and anthropology
Hasil Review :
Pada awal bab ini membahas tentang maskulinitas dimana mengacu kepada teori gender
dan feminis . Kata maskulin menggambarkan atribut , tindakan serta produksi benda mati yang
berhubungan dengan kelamin laki-laki karena macam-macam kualitas esensial menuju
keunggulan atau kekuatan relatif. Maskulinitas pada laki-laki didefinisikan secara berlawanan
sebagai apa yang bukan feminim atau feminin. Hal tersebut bergantung pada perolehan
sosial.Selain itu , maskulinitas muncul sebagai esensi atau komoditas yang bisa dimiliki
ataupun hilang. Juga menggambarkan beberapa elemen ,domain,perilaku dan objek yang
berbeda.
Selanjutnya membahas mengenai maskulinitas dan pria macho. Kalimat macho adalah
berasal dari bahasa Lathin masculas dan istilah Spanyol macho yang keduanya menunjukkan
“jenis kelamin laki-laki”. Pola dasar laki-laki macho meliputi tubuh fisik yang dibentuk untuk
kesempurnaan , akan tetapi tidak ada hubungannya dengan atribut ‘maskulin’ konvensional
lainnya .
Selain itu juga membahas bagaimana maskulinitas bersaing. Dengan melihat hubungan
antara kelaki-lakian dan keperempuan , dengan ini kita juga dapat mempertimbangkan
bagaimana hubungan hierarkis antara laki-laki dan perempuan mengolah perbedaan-perbedaan
dalam kategori – kategori tersebut. Pada konteks dan kriteria yang membedakan manusia satu
sama lain merupakan bidang yang telah diabaikan dalam antropologi.
Pembahasan ini juga diabaikan dalam banyak literatur studi laki-laki , dimana diskriminasi
sederhana lebih lanjut menghasilkan kategori seperti ‘laki-laki gay’ dan ‘laki-laki kulit hitam’
yang menutupi hubungan ketidaksetaraan dan identitas yang lebih kompleks.
Bab 1 juga membahas maskulinitas dalam teori sosial dan penggunaan sehari-hari ,
kekuasaan telah diperlakukan sebagai abstraksi yang berada di dalam konsep , kepercayaan
dan ideologi.Kekuasaan diperlakukan sebagai aspek yang sukar dipahami dari semua transaksi
sosial yang sering bergantung pada banyaknya perlawanan.Pemahamannya yang luas tentang
kekuasaan memisahkannya dari hubungan dengan keunggulan sosial. Dari pemahaman tentang
relasi kekuasaan tergantung pada kontekstualisasi dari segi ekonomi politik maupun isu -isu
langsung .
Membahas mengenai antropologi lama tapi dalam studi baru. Malinowski mendefinisikan
antropologi sebagai studi yang membahas laki-laki yang memeluk perempuan.Antropologi
arus utama cenderung menganggap perempuan hanya dalam situasi di mana mereka benar –
benar dianut oleh laki-laki.Beberapa sumber bias laki-laku yang teridentifikasi adalag cara
antropologi laki-laki dan perempuan memasukkan ide-ide Eurosentris tentang dominasi laki-
laki ke dalam kerja lapangan mereka , dengan konsekuensi penekanan pada kepercayaan dan
aktivitas dalam komunitas yang teliti.Dari gagasan ini status perempuan, peran atau posisi yang
berhadapan dengan laki-laki untuk mendokumentasikan kehidupan yang sampai sekarang
belum terdeskripsikan.
Selanjutnya membahas mengenai maskulinitas termotivasi. Pembahasan ini berlawanan
dengan perjuangan dalam studi perempuan untuk membangun objektivitas pengalaman
perempuan yang berguna untuk memvalidasi legitimasi .Pembagian yang menjadikan studi
perbandingan antara ruang lingkup diferensial laki-laki dan perempuan untuk mengendalikan
sumber daya. Asosiasi sempit perempuan dengan rumah tangga dan laki-laki dengan ranah
publik segera dibuang oleh para antropologi .Dikarenakan dalam penyerdehanaannya yang
menyesatkan tentang sifat kekuasaan gender.
Bab 1 ini juga membahas mengenai gender tubuh . Dalam penggunaan seperti itu
mengistimewakan versi perbedaan gender yang diidealkan dan menyiratkan bahwa ‘laki-laki’
dan ‘perempuan’ adalah objek alami daripada kontruksi budaya.Bahkan lebih mendasar, hal
tersebut menimbulkan pertanyaan canggung tentang anggapan dikotomi ‘laki-laki’ dan
‘perempuan’. Lyotard berpendapat tentang Kondisi Postmodern , menjelaskan teori berskala
besar yang dimaksudkan untuk memberikan penjelasan umum mengenai hubungan sosial
sebagai ‘narasi agung legitimasi’ . Argumen Lyotard menyeruakan tantangan baru yang
diajukan dalam feminisme . Dengan demikian , teori ini berpaku pada gagasan budaya, kelas
,ras dan gender menjadi bermasalah karena masih bergantung pada esensi .
Selanjutnya membahas mengobati maskulinitas . Pendapat Stranthern , gender ialah kategori
terbuka yang didasari pada gagasan Wittgenstein tentang ‘kemiripan keluarga’. Diambil dari
citra seksual mewujudkan gagasan orang-orang yang konkret tentang sifat hubungan sosial' .
Meskipun tampaknya penggunaan citra seksual umum bagi manusia di mana pun, seperti yang
telah kita lihat, baik karakter citra tersebut maupun hubungannya dengan pengalaman sosial
tidak tetap atau universal. Dalam setting lokal mana pun, citra seksual hanyalah satu di antara
banyak set metafora identitas dan penggunaannya tidak dapat diprediksi secara apriori dan
selalu berubah dari sudut pandang mereka yang menggunakannya.
Gagasan tentang manusia 'dividual' memperlakukan manusia sebagai makhluk yang
dapat ditembus, berubah batas dan mengalami pergerakan konstan antara berbagai aspek
kehidupan sosial. Dengan melakukan itu, dia menunjuk pada gagasan kepribadian yang jauh
lebih halus daripada yang diizinkan oleh kebanyakan teori barat dan memberikan cara berpikir
tentang perbedaan yang tidak segera runtuh ke dalam dualisme. Namun, penekanan pada
individu yang terikat begitu kuat sehingga gambaran alternatif tentang kepribadian yang
disiratkan oleh lirik seperti itu biasanya diabaikan. Yang tidak dapat mempengaruhi prestasi
yang tampaknya ajaib.
Dengan menekankan pemahaman lokal tentang esensi gender dan bagian-bagian tertentu
dari orang-orang yang dapat mengubah dan diubah melalui interaksi, Strathern membahas
secara langsung pertanyaan tentang produksi representasi perbedaan gender . Hal ini membuka
penyelidikan tentang 'kekuasaan atau pengaruh masing-masing yang dimiliki oleh setiap jenis
kelamin' . Tiga contoh singkat dari etnografi kami mengilustrasikan kasuskasus yang secara
berguna dapat dijelaskan dalam istilah pelampiasan dan konstruksi timbal balik dari identitas
gender. Dalam kasus seperti itu, struktur saling ketergantungan cenderung bertentangan dengan
cita-cita hegemonik. Strathern menggunakan gagasan 'replikasi' untuk berbicara tentang
karakter kolektif hubungan antara orang-orang dari jenis kelamin yang sama. Dalam
pengalaman replikasi, dia menegaskan bahwa seks yang dikucilkan selalu ada sebagai
implikasi.
Jadi, jika kegiatan ditafsirkan secara lokal sebagai arena satu jenis kelamin, jenis kelamin
yang lain ada sebagai sebab. Kalau tidak, itu hadir dalam artefak atau bahkan di bagian tubuh
yang mewujudkan jenis kelamin lain , seperti dalam kasus travestis , atau yang hanya ada untuk
diubah oleh jenis kelamin lain, seperti kasus selaput dara perawan .
Pembahasan terakhir yaitu mengenai menemukan maskulinitas. Pada pemikiran
relativisme postmodern menunjukkan posisi untuk mengartikulasikan penilaian moral.

Anda mungkin juga menyukai